Anda di halaman 1dari 21

Jum’at, 30 Januari 2015

ABORTUS

RISNA ARIANI
Abortus
 Abortus adalah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan.
 Batasan: kehamilan <20 minggu / berat janin

<500 gram.
Abortus

Provokatus

Spontan
Medisinalis Kriminalis
Epidemiologi
 Insidensi abortus spontan adalah 15-20%.
 Risiko keguguran meningkat pada ibu dengan

riwayat keguguran sebelumya, mencapai 40%


setelah tiga kali keguguran .
Patofisiologi
 Lebih dari separuhnya disebabkan oleh
anomali kromosom.
 Keguguran dini disertai perdarahan kedalam

desidua basalis dan nekrosis jaringan sekitar,


sehingga ovum terlepas dan merangsang
kontraksi uterus yang menyebabkan ekspulsi
Faktor Predisposisi
Janin (fetal) Ibu (maternal) Ayah (paternal)

kelainan •infeksi kelainan sperma


genetik •kelainan hormonal: hipotiroidisme,
(kromosom) diabetesmelitus, insufisiensi progesteron
•malnutrisi
•penggunaan obat-obatan, merokok,
konsumsi alkohol
•faktor immunologis
•defek anatomis: uterus didelfis,
inkompetensia serviks (penipisan dan
pembukaan serviks sebelum waktu
inpartu, umumnya pada trimester kedua)
dan sinekhiae uteri karena sindrom
Asherman
Tanda & Gejala Abortus
 Perdarahan pervaginam dari bercak hingga
berjumlah banyak
 Perut nyeri dan kaku
 Pengeluaran sebagian produk konsepsi
 Serviks dapat tertutup maupun terbuka
 Ukuran uterus lebih kecil dari yang

seharusnya
Macam-Macam Abortus
1. Abortus Iminens
Abortus tingkat
permulaan dan
merupakan ancaman
terjadinya abortus,
ditandai: perdarahan
pervaginam, ostium
uteri masih tertutup
dan hasil konsepsi
masih baik dalam
kandungan.
2. Abortus Insipiens
Abortus yang sedang
mengancam,
ditandai: serviks
telah mendatar dan
ostium uteri telah
membuka, hasil
konsepsi masih
dalam kavum uteri,
perdarahan, mulas.
3. Abortus
Inkompletus
Sebagian hasil
konsepsi telah
keluar dari kavum
uteri dan masih ada
yang tertinggal.
 Abortus Kompletus
Seluruh hasil konsepsi
telah keluar dari kavum
uteri pada kehamilan
kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang
dari 500 gram. Semua
hasil konsepsi telah
dikeluarkan, osteum uteri
telah menutup, uterus
sudah mengecil sehingga
perdarahan sedikit.
 Missed Abortion
Abortus yang
ditandai dengan
embrio atau fetus
telah meninggal
dalam kandungan
sebelum kehamilan
20 minggu dan hasil
konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam
kandungan.
6. Abortus Habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut-turut. Penyebab paling sering:
inkompetensia serviks.
7. Abortus Infeksiosus, Abortus Septik

Abortus Infeksiosus : Abortus yang disertai


infeksi pada alat genitalia .
Abortus Septik : abortus yang disertai
penyebaran infeksi pada peredaran darah
tubuh atau peritoneum (septikemia atau
peritonitis).
8. Kehamilan Anembrionik (Blihgted Ovum)
Kehamilan patologi dimana mudigah tidak
terbentuk sejak awal walaupun kantong
gestasi tetap terbentuk. Disamping mudigah,
kantong kuning telur juga tidak ikut
terbentuk. Kelainan ini baru terdeteksi
setelah berkembangnya USG. Bila tidak ada
tindakan kehamilan berkembang terus. UK
14-16 minggu  abortus spontan.
Tata Laksana Umum
 Nilai keadaan umum ibu (vitalsign)
 Evaluasi tanda- tanda syok (akral dingin,

pucat, takikardi, tekanan sistolik<90mmHg).


 Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal

syok.
 Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap

pikirkan kemungkinan tersebut saat


penolong melakukan evaluasi mengenai
kondisi ibu karena kondisi nya dapat
memburuk dengan cepat.
 Semua ibu yang mengalami abortus perlu
mendapat dukungan emosional dan
konseling kontrasepsi pasca keguguran.
 Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis

abortus.
Tatalaksana Khusus
 Abortus Iminens: tirah baring sampai
perdarahan berhenti, penderita boleh
dipulangkan setelah tidak terjadi perdarahan
(tidak boleh coitus krg lbh 2 minggu).
 Abortus Insipiens: evakuasi/pengeluaran hasil

konsepsi disusul dengan kuretase bila


perdarahan banyak.
 Abortus Kompletus: tidak memerlukan tindaka

khusus ataupun pengobatan, biasanya hanya


diberi roboransia atau hematenik bila keadaan
pasien memerlukan.
 Abortus Inkompletus: bila terjadi perdarahan
yang hebat  segera keluarkan sisa hasil
konsepsi secara manual, selanjutnya tindakan
kuretase.
 Missed Abortion:
< 12 minggu tindakan evakuasi dapat dilakukan
secara langsung dengan melakukan dilatasi dan
kuretase bila serviks uterus memungkinkan.
> 12 minggu atau < 20 minggu dengan
keadaan serviks uterus yg msh kaku induksi
 Abortus Infeksiosus, Abortus septik:
Perbaikan keseimbangan cairan tubuh dan
perlunya pemberian antibiotika yg adekuat,
kuretase.
 Kehamilan Anembrionik: terminasi kehamilan

dengan dilatasi dan kuretase secara elektif.

Anda mungkin juga menyukai