Anda di halaman 1dari 31

TUMOR

OROFARING
Dr. dr. Nani Iriani Djufri, Sp.T.H.T.K.L(K), FICS
ANATOMI
Oropharing meluas
melalui garis imajiner
pada bidang horizontal
melalui palatum durum
sampai tulang hyoid
Dibagi menjadi :
Dinding lateral
(tonsillar reg.)
Dinding posterior
Dasar lidah
Palatum molle
Dinding faringeal terbentuk dari beberapa lapisan
Dinding lateral: pillar tonsil anterior and posterior, fossa
tonsillar, tonsil palatina dan sebagian kecil dari dinding faring
lateral
Innervasi :
Sebagian besar  CN IX & CN X  sensory & motor
innervation.
CN XII  menginervasi persarafan motorik ke dasar lidah
CN V2,V3  motorik dan sensorik palatum molle
Oropharynx diperdarahi oleh pembuluh darah yang
kebanyakan berasal dari cabang arteri karotis eksternal.
Orofaring dikelilingi oleh tiga sisi ruang fasia yang potensial.

1. Ruang Retrofaring
Terletak di antara fasia buccofaringeal
faring dan lapisan alar dari fasia
prevertebral.
Memanjang dari dasar tengkorak ke
mediastinum superior.
2. Ruang Parapharyngeal
Superior: tengkorak, raphe
pterygomandibular anterior, fasia
prevertebral posterior dan faring medial.
Kompartemen Prestyloid: lemak, lobus
dalam parotid, cabang N.V tensor veli
palatini.
Kompartemen Poststyloid: arteri
karotis, vena jugularis, C.N IX to XII
symphatetic chain & lymph nodes.
FISIOLOGI
Orofaring penting untuk menghasilkan suara normal,
respirasi dan penelanan
Fungsi-fungsi ini sangat terkoordinasi dan
memerlukan inpus sensorik dan motorik
Operasi ekstirpasi dari orofaring dapat menyebabkan
produksi berbicara yang buruk, disfagia dan aspirasi
Hal tersebut dapat dihindari dengan pemilihan pasien
untuk operasi, rekonstruksi yang tepat, dan
rehabilitasi kuat
ETIOLOGI
 Virus
 EBV (Ebstein Barr Virus)
 Merokok
 Alkohol
 Oral higine yang buruk
 Defisiensi Nutrisi dan vitamin
 Imunodefisiensi
 Genetik
GEJALA KLINIS
 Stadium awal  asimtomatik
 Gejala biasanya terlihat jelas jika kanker sudah
dalam stadium lanjut.
 Gejala klinis:
- nyeri tenggorok yang tidak sembuh- sembuh
- otalgia akibat referred pain
- disfagia dan disartia
- limfadenopati
- penurunan berat badan
- trismus
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
- riwayat perjalanan penyakit, riwayat
penyakit keluarga dan status sosial
- odinofagia dan disfagia
- otalgia, disartria, hemoptisis
- limfadenopati
- penurunan berat badan
- trismus
2. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi: permukaan tidak rata, kemerahan,
kadang disertai perdarahan.
- Palpasi: konsistensi lunak atau padat, besar
tumor, perlekatan dengan struktur sekitarnya.
Palpasi leher  apakah ada pembesaran
kelenjar getah bening
- Pemeriksaan fiberoptik dapat dilakukan untuk
mengevaluasi perluasan tumor, terutama pada
pasien dengan trismus.
3. Pemeriksan Penunjang
- Foto thorax PA dan Lateral
- CT dan MRI
- USG Abdomen
- Panoramik: untuk melihat status gigi pasien,
adakah infiltrasi ke mandibula
- biopsi
TUMOR LIDAH
TUMOR TONSIL
TUMOR PALATUM
STADIUM
 Penentuan stadium karsinoma orofaring
berdasarkan UICC/AJCC edisi ke 7 tahun
2010
Tx adanya tumor primer belum dapat N1 ipsilateral tunggal, < 3 cm
ditentukan
N2a ipsilateral tunggal, 3- 6 cm
T0 tidak ada tumor primer di orofaring
N2b ipsilateral multiple < 6 cm
T1 tumor < 2 cm
N2c Bilateral, kontralateral, <6 cm
T2 tumor >2 cm to 4 cm
T3 tumor > 4 cm atau tumor meluas ke N3 > 6 cm
bagian lingual dari epiglotis

T4a tumor menginvasi larynx, muskulus


ekstrinsik dari lidah, medial
pterygoid, palatum durum, mandibula Mx : metastasis jauh tidak
dapat ditentukan
T4b tumor menginvasi m. pterigoid M0 : tidak ada metastasis
lateral, fossa pterygoid, nasopharing M1 : terdapat metastasis
lateral, dasar tengkorak, a. karotis jauh
STADIUM ANATOMI
Stadium 0 TisN0Mo
Stadium I T1N0M0
Stadium II T2N0M0
Stadium III T3N0M0
T1N1M0
T2N1M0
T3N1M0
Stadium IVa T4aN0M0
T4aN1M0
T1N2M0
T2N1M0
T2N2M0
T3N2M0
T4aN2M0
Stadium IVb T4b any N M0 any T
N3 M0
Stadium IVc any T any N M1
PENATALAKSANAAN

Operasi • indikasi: lesi tumor radio atau kemoresisten

• indikasi: pasien menolak untuk dilakukan operasi


Radioterapi dan terdapat resiko tinggi dilakukan operasi. Dosis
60-70 Gy melalui sinar pada lesi primer dan leher
selama 6-7 minggu.

• Indikasi:
• - malignansi sistemik
• - tumor yang tidak operabel
Kemoterapi • - metastasis jauh
• - tumor agresif secara histopatologi
• - mengeleminasi mikrometastasis jauh dan memperkuat
radioterapi.
Penatalaksanaan kanker orofaring
menurut National Cancer Institute:

Stadium I: radioterapi, operasi

Stadium II: radioterapi, operasi

Stadium III: kombinasi operasi dan radioterapi atau


kombinasi kemo dan radioterapi

Stadium IV: kanker yang dapat direseksi dilakukan


kombinasi operasi dan radioterapi postoperasi dan
kemoterapi. Kanker yang tidak dapat direseksi dilakukan
radioterapi atau kemoterapi
Karsinoma orofaring dapat dilakukan
melalui 3 operasi, yaitu transoral,
transfaringeal dan transmandibular.
Transoral
Approaches
Oral
Reseksi tumor melalui mulut yan terbuka tanpa adannya sayatan pada
bagian eksternal
Dilakukan pada tumor kecil (T1), superfisial, ata utempat yang eksofitik
lada bagian superior atau anterior orofaring
Pastikaskan visualisasi bagus seluruh tumor 1-2 cm reseksi di
sekitarnya
Trismus pada mandibula dan adanya gigi dapat menghambat visualisasi,
membuat reseksi sulit dilakukan
Cepat dan morbiditas minimal, tetapi visualisasi pada bagian posterior
dan batas reseksi yang dalam sulit dilakukan
Lingual-Mandibular Release
Indikasi: lesi terbatas pada dasar lidah
teknik  insisi melalui dasar mulut
arteri lingual, saraf lingual dan saraf
hypoglossal beresiko untuk terkena
Transpharingeal Approaches

1. Suprahyoid Pharyngotomy

2. Lateral Pharyngotomy
1. Suprahyoid Pharyngotomy
Indikasi: tumor kecil dasar lidah
dan dinding faring.
Masuk ke dalam faring melalui
valekula, reseksi yang dilakukan
memlalui leher dengan
mempertahankan arteri lingualis dan
saraf hypoglossal.
Hasil fungsional dan kosmetik baik,
tetapi visualisasi batas superior dari
tumor yang lebih besar tidak
memadai dan adanya resiko
terpotongnya kanker jika da
perluasan dari dasar lidah atau
valekula.

FIG. 114-2. Suprahyoid pharyngotomy. A: Incision above the hyoid through the
vallecula with exposure of the posterior pharyngeal wall. B : Exposure of the
tongue base.
Lateral Pharyngotomy
Indikasi: lesi kecil dasar lidah
dan dinding faring.
Saraf hypoglossal dan
laringeal s;uperior dibedah dan
dtarik superior dan inferior.
Kelemahan: visualisasi bagian
superior terbatas dan resiko
kerusakan saraf hypoglossal dan
laringeal superor.

FIG. 114-3. Lateral pharyngotomy. A: Retraction of the hypoglossal and


superior laryngeal nerves. B: Exposure of the lower oropharynx and the
hypopharynx. Further superior exposure is obtained with lateral
mandibulotomy.
Transmandibular
Approaches

1. Midline Labiomandibular Glossotomy

2. Mandibular Swing Approach

3. Mandibulectomy
1. Midline Labiomandibular Glossotomy
Jarang.
Pemisahan bibir, ginggiva, mandibula dan lidah
anterior di garis tengah.

FIG. A: Lower lip-splitting incision.

FIG. B: Midline labiomandibular glossotomy. A : The lip, mandible, and tongue are split in
midline for base of tongue lesion. B: Exposure of the posterior pharyngeal wall after
division of the tongue base.
Mandibular Swing Approach
Meberikan paparan luas seluruh orofaring dan memungkinkan reseksi en
bloc pada tumor dan drainase kelenjar.
Digunakan untuk reseksi berbagai kanker orofaringeal yang tidak
melibatkan mandibula, terutama yang meliputi beberapa tempat dan ruang
parafaringeal.

Mandibular Swing Approach


A: Osteotomy is placed
anterior to the mental
foramen.
B: the full thickness of the floor
of the mouth is incised. The
mandibular segments are then
retracted laterally, allowing
good access to the
oropharingeal structures and
parapharingeal space.
Mandibulectomy
Digunakan pada kanker stadium lanjut di mana terdapat invasi
terbuka tulang atau dalam keadaan di aman sayatan mandibula tidak
dapat dikesampingkan.

Mandibulectomy :
A: A cheek flap is developed
through a full thickness incision of
the gingivobuccal sulcus exposing
the mandible.
B: The mandibular cuts are made
well clear of the tumor and
anterior to the mental foramen if
the mandibular canal or inferior
alveolar nerve are involved with
tumor. The mandible then is
retracted laterally and the soft-
tissue cuts are performed.
KOMPLIKASI

Anda mungkin juga menyukai