Pedoman Teknis Vitk1
Pedoman Teknis Vitk1
3
PENGERTIAN
VIT K vitamin larut dalam lemak, merupakan
suatu naftokuinon yang berperan dalam
modifikasi dan aktivitas beberapa protein
yang berperan dalam pembekuan darah sep
protrombin atau faktor II,VII,IX,Xdan anti
koagulan protein C dan S dll yang belum
banyak diketahui
4
3 Bentuk VIK yang Diketahui
1. VIT K 1 (Phytomenadione) terdapat pada sayuran
hijau, sedian yang ada saat ini adalah cremophor
dan VIT K mixed micelles (KMK)
2. VIK K2 (Menaquinone) disintesis oleh flora usus
normal seperti bacteriodes fragilis dan beberpa
strain E.coli
3. VIT K 3 (Menadione) yang sering dipakai sekarang
merupakan VIT K sintetik tetapi jarang diberikan
lagi pada neonatus karena dapat menyebabkan
anemia hemolitik
5
Secara fisiologis kadar faktor koagulasi yang
tergantung VIT K dalam tali pusat sekitar 50 % dan
akan menurun dengan cepat mencapai titik terendah
dala 48-72 jam setelah kelahiran
VIT K 1 Selain sedian injeksi terdapat pula sedian
oral tab 2 mg tetapi absorpsi VIK K1 oral tidak sebaik
VIT K 1 injeksi terutama bayi yang menderita diare
Pemberian VIK K1 oral pemberiannya memerlukan
beberapa minggu (3 x dosis oral, masing-masing 2
mg yang diberikan pada waktu lahir, umur 3-5 hari,
dan umur 4-6 minggu)
Sebagai konsekuensinya maka tingkat kepatuhan
ortu merupakan suatu masalah tersendiri
6
Perdarahan Akibat Defisiensi VIT K
(PDVK)
PDVK dapat terjadi spontan atau perdarahan karena
proses lain seperti pengambilan darah vena atau
pada operasi disebabkan karena berkurangnya faktor
pembekuan darah (koagulasi) yang tergantung pada
VIT K yaitu faktor II,VII,IX.X sedangkan faktor
kuagulasi lainya , kadar fibrinogen dan jumlah
trombosit dalam batas normal
Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah
perdarahan, pucat dan hepatomegali ringan
Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat
trauma, terutama trauma lahir
7
Pada kebanyakan kasus perdarahan terjadi dikulit,
mata, hidung dan saluran cerna (muntah atau berak
darah)
Perdarahan kulit sering berupa purpura, ekimosis,
atau perdarahan melalui bekas tusukan jarum suntik
Tempat perdarahan yang utama adalah umbilikus,
membran mukosa, saluran cerna, sirkumsisi dan dan
pungsi vena
Perdarahan juga berupa hematoma pada tempat
trauma seperti cepal hematoma akibat lebih lanjut
adalah timbulnya perdarahan intrakranial yang
menyebabkan mortalitas dan morbilitas yang
menetap
8
Perdarahan intrakranial merupakan komplikasi
tersering 63 % dimana 80 -100 % berupa
perdarahan subdural dan subaraknoid
Pada perdarahan intrakranial didapatkan gejala
peningkatan tekanan intrakranial (TIK) bahkan tidak
menunjukan gejala ataupun tanda
Pada sebagian kasus 60 % didapatkan sakit kepala,
anak menjadi iritabel, ubun2 besar menonjol, pucat
dan kejang, kejang bersifat lokal dan umum
Gejala yang paling mudah dikenali adalah tangisan
bayi yamelengking ng dengan nada tinggi (high pitch
cry) yang tidak bisa dihentikan walaupun bayi
tersebut sudah ditenangkan dan diletakan dipundak
sambil dielus-elus punggungnya
9
Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian bayi akibat PDVK
Tujuan Khusus :
Tercapainya target pemberian prof.inj Vit K1
segera setelah lahir pada BBL ( setelah
proses menyusu dini)
Tercapainya target yankes pd BBL yg
komprehensif di tingkat yankesdas
Terlindunginya BBL thdp PDVK
Meningkatnya jangkauan & kualitas yankes
bagi BBL
Pelaksana
Tenaga kesehatan yg melakukan pertolongan
persalinan/petugas yankes ibu dan anak di
semua unit pelayanan
II. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN
Penyelenggaraan pemberian prof.inj.Vit K1 o/
fasilitas kes pemerintah,swasta & masyarakat
yg berbasis hak anak melalui LP.LS
Mengupayakan pemerataan jangkauan
Mengupayakan kualitas yankesBBL yg bermutu
Mengupayakan kesinambungan
penyelenggaraan
II. KEBIJAKAN DAN STRATEGI (lanjutan…)
STRATEGI
Pelayanan oleh nakes segera setelah bayi lahir
atau pada saat KN1
Menerapkan sistem PWS-KIA utk menentukan
prioritas kegiatan & tindakan perbaikan
Menjamin ketersediaan dana, kecukupan
sediaan Vit K1 injeksi dan alat suntik
Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan
pembinaan secara berjenjang
PELAKSANAAN
a. Cara pemberiaan : semua BBL
Jenis:Vit K1 dlm ampul 10mg/1 ml atau
2mg/1 ml
Cara : masukan vit K1 sterile disposible 1
ml/1cc, kemudian disuntik im dipaha kiri
anterolateral sebanyak 1mg dosis tunggal,
segera stlh lahir (setelah inisiasi menyusu
dini), diberikan sebelum inj Hepatitis B
Pada bayi yg akan dirujuk tetap diberikan dgn
cara dan dosis yg sama
Pada bayi yg tdk ditolong oleh bidan dibeikan
pada KN1
PELAKSANAAN (lanjutan………)
b. Logistik
sediaan vit K1 dalam ampul 10 mg/1ml dan 2
mg/ml
Sterile disposible spuite 1ml/1cc (tuberculin)
Cara menghitung :
Sensus desa (jmlh penduduk)
Proyeksi angka kelahiran (CBR x jmlh
penduduk, kebutuhan vit K1 sesuai BBL
Penyimpanan sediaan :
Tempat kering, sejuk dan terhindar dari sinar
matahari
PENGELOLAAN PEMBERIAN
PROFILAKSIS INJEKSI VIT K1 PD BBL
Pengadaan
Penyimpanan
Distribusi
Pemakaian
PENANGANAN LIMBAH
Incenerator
Sistem pembakaran yg tersedia di unit
kesehatan masing-masing
PENCATATAN DAN PELAPORAN
PENCATATAN
Tingkat Desa
Tingkat Puskesmas
Tingkat Kab/Kota
Tingkat Provinsi
SKEMA PELAPORAN
DINKES PROVINSI
DINKES KAB/KOTA
PUSKESMAS
17
SUPERVISI
• Cakupan & target
• Data PDVK
• Ketenagaan
• Logistik & distribusi
• Pencatatan & pelaporan
• Hasil kerjasama LP,LS
• Permasalahan yg ditemukan