Anda di halaman 1dari 19

Direktorat Bina Kesehatan Anak

Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat


Departemen kesehatan RI
PENDAHULUAN
 Permasalahan :
 BBL cendrung memiliki kadar VIT K dan cadangan
VIT K dalam hati yang relatif lebih rendah dibanding
bayi yang lebih besar
 Asupan VIT K dalam ASI belum mencukupi ( 0,5
mg/L) sedangkan VIT K dari makanan tambahan
dan sayuran belum dimulai
 Negara ASIA angka kesakitan bayi karena PDVK
berkisar antara 1 :1200 -1 : 1400 KH angka tersebut
dapat turun menjadi 1 :10000 dengan pemberian
profilaksis VIT K pada BBL

2
 Akibat PDVK adalah terjadi perdarahan otak dengan
angka kematian 10 -50 % yang umumnya terjadi
pada bayi dalam rentang umur 2 minggu sapai 6
bulan dengan angka kecacatan 30 – 50 %
 Secara nasional belum ada angka PDVK sedangkan
dari RSCM bagian Anak ( 1990-2000) menunjukan
terdapatnya 21 kasus diantaranya 17 (81%)
mengalami komplikasi perdarahan intrakranial
 Selain itu akibat PDVK terlihat kejadian KIPI berupa
perdarahan yang timbul 2 jam sampai 8 hari pasca
imunisasi
 Data KIPI tahun 2003 -2006 sebanyak 42 kasus
dimana 27 kasus (65%) diantaranya meninggal

3
PENGERTIAN
 VIT K vitamin larut dalam lemak, merupakan
suatu naftokuinon yang berperan dalam
modifikasi dan aktivitas beberapa protein
yang berperan dalam pembekuan darah sep
protrombin atau faktor II,VII,IX,Xdan anti
koagulan protein C dan S dll yang belum
banyak diketahui

4
3 Bentuk VIK yang Diketahui
1. VIT K 1 (Phytomenadione) terdapat pada sayuran
hijau, sedian yang ada saat ini adalah cremophor
dan VIT K mixed micelles (KMK)
2. VIK K2 (Menaquinone) disintesis oleh flora usus
normal seperti bacteriodes fragilis dan beberpa
strain E.coli
3. VIT K 3 (Menadione) yang sering dipakai sekarang
merupakan VIT K sintetik tetapi jarang diberikan
lagi pada neonatus karena dapat menyebabkan
anemia hemolitik

5
 Secara fisiologis kadar faktor koagulasi yang
tergantung VIT K dalam tali pusat sekitar 50 % dan
akan menurun dengan cepat mencapai titik terendah
dala 48-72 jam setelah kelahiran
 VIT K 1 Selain sedian injeksi terdapat pula sedian
oral tab 2 mg tetapi absorpsi VIK K1 oral tidak sebaik
VIT K 1 injeksi terutama bayi yang menderita diare
 Pemberian VIK K1 oral pemberiannya memerlukan
beberapa minggu (3 x dosis oral, masing-masing 2
mg yang diberikan pada waktu lahir, umur 3-5 hari,
dan umur 4-6 minggu)
 Sebagai konsekuensinya maka tingkat kepatuhan
ortu merupakan suatu masalah tersendiri

6
Perdarahan Akibat Defisiensi VIT K
(PDVK)
 PDVK dapat terjadi spontan atau perdarahan karena
proses lain seperti pengambilan darah vena atau
pada operasi disebabkan karena berkurangnya faktor
pembekuan darah (koagulasi) yang tergantung pada
VIT K yaitu faktor II,VII,IX.X sedangkan faktor
kuagulasi lainya , kadar fibrinogen dan jumlah
trombosit dalam batas normal
 Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah
perdarahan, pucat dan hepatomegali ringan
 Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat
trauma, terutama trauma lahir
7
 Pada kebanyakan kasus perdarahan terjadi dikulit,
mata, hidung dan saluran cerna (muntah atau berak
darah)
 Perdarahan kulit sering berupa purpura, ekimosis,
atau perdarahan melalui bekas tusukan jarum suntik
 Tempat perdarahan yang utama adalah umbilikus,
membran mukosa, saluran cerna, sirkumsisi dan dan
pungsi vena
 Perdarahan juga berupa hematoma pada tempat
trauma seperti cepal hematoma akibat lebih lanjut
adalah timbulnya perdarahan intrakranial yang
menyebabkan mortalitas dan morbilitas yang
menetap

8
 Perdarahan intrakranial merupakan komplikasi
tersering 63 % dimana 80 -100 % berupa
perdarahan subdural dan subaraknoid
 Pada perdarahan intrakranial didapatkan gejala
peningkatan tekanan intrakranial (TIK) bahkan tidak
menunjukan gejala ataupun tanda
 Pada sebagian kasus 60 % didapatkan sakit kepala,
anak menjadi iritabel, ubun2 besar menonjol, pucat
dan kejang, kejang bersifat lokal dan umum
 Gejala yang paling mudah dikenali adalah tangisan
bayi yamelengking ng dengan nada tinggi (high pitch
cry) yang tidak bisa dihentikan walaupun bayi
tersebut sudah ditenangkan dan diletakan dipundak
sambil dielus-elus punggungnya

9
Tujuan Umum
 Menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian bayi akibat PDVK

Tujuan Khusus :
 Tercapainya target pemberian prof.inj Vit K1
segera setelah lahir pada BBL ( setelah
proses menyusu dini)
 Tercapainya target yankes pd BBL yg
komprehensif di tingkat yankesdas
 Terlindunginya BBL thdp PDVK
 Meningkatnya jangkauan & kualitas yankes
bagi BBL
Pelaksana
 Tenaga kesehatan yg melakukan pertolongan
persalinan/petugas yankes ibu dan anak di
semua unit pelayanan
II. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN
 Penyelenggaraan pemberian prof.inj.Vit K1 o/
fasilitas kes pemerintah,swasta & masyarakat
yg berbasis hak anak melalui LP.LS
 Mengupayakan pemerataan jangkauan
 Mengupayakan kualitas yankesBBL yg bermutu
 Mengupayakan kesinambungan
penyelenggaraan
II. KEBIJAKAN DAN STRATEGI (lanjutan…)

STRATEGI
 Pelayanan oleh nakes segera setelah bayi lahir
atau pada saat KN1
 Menerapkan sistem PWS-KIA utk menentukan
prioritas kegiatan & tindakan perbaikan
 Menjamin ketersediaan dana, kecukupan
sediaan Vit K1 injeksi dan alat suntik
 Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan
pembinaan secara berjenjang
PELAKSANAAN
a. Cara pemberiaan : semua BBL
Jenis:Vit K1 dlm ampul 10mg/1 ml atau
2mg/1 ml
 Cara : masukan vit K1 sterile disposible 1
ml/1cc, kemudian disuntik im dipaha kiri
anterolateral sebanyak 1mg dosis tunggal,
segera stlh lahir (setelah inisiasi menyusu
dini), diberikan sebelum inj Hepatitis B
 Pada bayi yg akan dirujuk tetap diberikan dgn
cara dan dosis yg sama
 Pada bayi yg tdk ditolong oleh bidan dibeikan
pada KN1
PELAKSANAAN (lanjutan………)
b. Logistik
 sediaan vit K1 dalam ampul 10 mg/1ml dan 2
mg/ml
 Sterile disposible spuite 1ml/1cc (tuberculin)
 Cara menghitung :
Sensus desa (jmlh penduduk)
Proyeksi angka kelahiran (CBR x jmlh
penduduk, kebutuhan vit K1 sesuai BBL
 Penyimpanan sediaan :
Tempat kering, sejuk dan terhindar dari sinar
matahari
PENGELOLAAN PEMBERIAN
PROFILAKSIS INJEKSI VIT K1 PD BBL
 Pengadaan
 Penyimpanan
 Distribusi
 Pemakaian

PENANGANAN LIMBAH
 Incenerator
 Sistem pembakaran yg tersedia di unit
kesehatan masing-masing
PENCATATAN DAN PELAPORAN

PENCATATAN

Tingkat Desa

Tingkat Puskesmas

Tingkat Kab/Kota

Tingkat Provinsi
SKEMA PELAPORAN

DINKES PROVINSI

DINKES KAB/KOTA

PUSKESMAS

17
SUPERVISI
• Cakupan & target
• Data PDVK
• Ketenagaan
• Logistik & distribusi
• Pencatatan & pelaporan
• Hasil kerjasama LP,LS
• Permasalahan yg ditemukan

MONITORING DAN EVALUASI


• Menilai dampak Vit K1 : penurunan angka
kesakitan & kematian bayi karena PDVK
• Data stok : gambaran pemakaian & distribusi
• Cakupan pertahun : acuan utk memperbaiki
kebijakan

Anda mungkin juga menyukai