EDEMA
HIPEREMI & KONGESTI
HEMORAGI
HEMOSTASIS & TROMBOSIS
INFARK
DEHIDRASI
SHOCK
1
Tubuh Manusia 60-70% Air
2
PROPORSI AIR, SODIUM & POTASIUM TUBUH
Air Na K
(liter) (mmol) (mmol)
3
Homeostasis dipengaruhi :
4
HOMEOSTASIS
5
Klasifikasi Ganguan Sirkulasi
• 1. Gangguan cairan tubuh dan elektrolit :
Edema, dehidrasi, defisiensi atau
elektrolit
2. Gangguan Volume : Hiperemi,
perdarahan, Syok
3. Gangguan Obstruksi : Trombosis,
emboli, iskemi, infark, tumor, jaringan
fibrosis, parasit
6
EDEMA
abnormal accumulation of fluid in interstitial tissue spaces
or body cavities
7
EDEMA
DEFINISI:
Akumulasi / timbunan abnormal sejumlah cairan dalam
ruang interselular atau rongga tubuh.
(lokal & general)
Secara garis besar terdiri dari 2 macam: edema lokal &
general
PATOGENESIS:
Edema terjadi karena peningkatan gaya / tekanan
hidrostatik dan penurunan tekanan osmotik sehingga
terjadi perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke
interstisial / interselular
8
9
10
Jenis Edema
1. Edema anasarka: edema umum di seluruh
jaringan sub-kutan
2. Hidrotoraks: edema di rongga dada
3. Hidroperikardium: edema pada rongga
perikardium
4. Hidroperitoneum: edema pada ruang perut
(asites)
TRANSUDAT EXUDAT
Cairan edema non inflamasi Cairan edema inflamasi
Kandungan protein rendah Kandunagan protein tinggi
Berat jenis <1,012 Berat jenis > 1,020
Proses non radang) (Proses radang)
11
Kategori etiologik edema
I. Kenaikan tekanan hidrostatik
II. Menurunnya tekanan osmotik plasma
III. Retensi sodium
IV. Obstruksi limfatik
V. Radang
12
Patogenesis edema
13
I. Kenaikan tekanan hidrostatik
A. Gangguan venous return
1. Gagal jantung kongestif
2. Perkarditis konstriktif
3. Sirosis hepatis (asites)
4. Sumbatan/penyempitan vena
a. Trombosis
b. Tekanan dari luar
c. Inaktivitas tungkai bawah dalam waktu lama
B. Dilatasi arteriolar
1. Pemanasan
2. Kekurangan atau kelebihan neurohumoral
14
II. Berkurangnya tekanan onkotik
plasma hipoproteinemia
15
Malnutrisi
16
Ascites Sirosis Hepatis
17
18
III. Retensi sodium
A. Intake garam berlebihan dengan
penurunan fungsi ginjal
B. Peningkatan reabsorpsi sodium oleh
tubulus
1. Penurunan perfusi ginjal
2. Peningkatan sekresi renin –
angiotensin -- aldosteron
19
IV. Obstruksi limfatik
A. Radang
B. Neoplasma
C. Post operasi
D. Post radiasi
20
21
V. Radang
Radang akut
Radang kronis
Angiogenesis
22
HYPEREMIA
(active)
&
CONGESTION
(passive)
23
HIPEREMIA - KONGESTI
Hiperemia:
(peningkatan volume darah dalam vasa
kecil dan kapilar jaringan/ bagian tubuh)
Hiperemia aktif HIPEREMIA
24
25
Hiperemia
26
HIPEREMIA (hiperemia aktif)
27
Kongesti
28
Akibat kongesti
1. Peningkatan volume darah:
- karena bendungan
- penurunan output darah dari ventrikel kiri
2. Hipoksia
- Anoksik pertukaran gas di paru sulit
- Stagnan Hb bebas di sirkulasi meningkat
3. Sianosis (karena Hb bebas di vena yang
melebar tinggi)
4. Edema:
- venulae penuh tekanan hidrostatik edema
- retensi air & elektrolit cairan tubuh edema
29
HEMORRHAGE
the escape of blood from the vasculature into surrounding tissues,
a hollow organ or body cavity, or to the outside
30
PERDARAHAN
ETIOLOGI:
- trauma
- aterosklerosis
- radang dinding vasa darah
- neoplasma
- diatesis hemoragik vasa darah kecil/kapiler (sistemik)
JENIS (lokasi & kejadian): hemoragi interna & eksterna
KEPENTINGAN KLINIS PERDARAHAN, tergantung pada:
- Jumlah darah yang hilang
- waktu perdarahan (akut/kronis)
- lokasi perdarahan
31
Perdarahan interna
Hematoma: perdarahan dalam jaringan
Hemotoraks: perdarahan dalam ruang pleura
Hemoperikardium: perdarahan dalam ruang perikardial
Hemoperitoneum: perdarahan dalam ruang peritoneum
Hemartrosis: perdarahan dalam ruang sendi
Petechiae: perdarahan kecil-kecil dalam kulit, serosa,
mukosa
Purpura: seperti petechiae tetapi lebih besar sedikit
Ecchymosis: hematoma subkutan diameter 1-2 cm
Hematokolpos hematometra hematosalping
32
Ecchymosis
33
Petechiae
34
KASKADE KOAGULASI DARAH
I
N TRI
N S
IK E
KSTRI
N S
IK
· Kontak permukaan Kerusakan jaringan
(kolagen, trombosit)
· Prekallikrein
· HMW-kininogen
XII XIIa
VII
permukaan
trombosit(?) Faktor jaringan
XI XIa
VIIa
IX IXa
VIIIa
PF-3
X
Xa
V Va PF-3
Protrombin (II)
Trombin (IIa)
Fibrinogen Fibrin
35
HEMOSTASIS
36
TROMBOSIS
intravascular coagulation of blood, often causing significant
interruption of blood flow
37
Segitiga Virchow
38
STATUS HIPERKOAGULABEL
PRIMER (genetik)
SEKUNDER (dapatan)
Risiko Tinggi
Immobilisasi lama Lekemia akut
Infark miokard Kelainan Mieloproliferatif
Kerusakan jaringan (terma- Katup jantung buatan
suk operasi, kombustio, fraktur) DIC
Gagal jantung Trombositopenia trombotik
Kanker Homosistinuria
Risiko Rendah
Fibrilasi atrium Hiperlipidemia
Kardiomiopati Antikoagulan lupus
Sindroma nefrotik Anemia sel sabit (sickle cell
Kehamilan lanjut anemia)
Post partum Merokok
Kontrasepsi oral Trombositosis 39
Gangguan
aliran
darah
40
Trombus mural
41
Trombus dan reorganisasi
42
EMBOLISM
keadaan dimana emboli yang berupa benda padat
(thrombus), cairan (amnion) ataupun gas(udara) yang
dibawa oleh darah, menyumbat aliran darah
43
A. Tromboembolisme
Emboli dari fragmen trombi, paling sering
Emboli pulmonum
Penyebab penting kematian mendadak (kehamilan, imobilisasi total,
CHF trombosis venosa emboli)
Emboli arterial
Lokasi: atrium kiri (mitral stenosis dengan fibrilasi atrium), infark
miokard trombus mural emboli, infark otak trombus
Emboli paradoksal
Emboli kiri berasal dari sirkulasi venosa tetapi mendapat aliran
arterial melalui left-to-right-shunt (foramen ovale paten atau ASD –
Atrial Septal Defect)
44
Jenis Emboli Lain
Emboli lemak
Emboli udara
45
INFARCTION
is necrosis resulting from ischemia caused by obstruction of the blood
supply; the necrotic tissue is referred to as an infarct
46
I SC H AEM I A (i sk em i a )
Def in isi: k uran gn ya supl ai darah
Kematian mendadak
48
Infark
49
Evolusi infark
50
DEHIDRASI
Gangguan keseimbangan cairan tubuh berupa:
keluarnya cairan > masuknya
JENIS:
1. Dehidrasi primer (water depletion)
2. Dehidrasi sekunder (Na/sodium depletion)
3. Campuran 1 & 2
51
Dehidrasi primer
ETIOLOGI:
1. Gangguan menelan
2. Hidrofobia
3. Lemah
4. Koma
5. Berkeringat banyak, kurang
minum
52
Dehidrasi berat
53
Mekanisme dehidrasi primer
54
GEJALA DEHIDRASI PRIMER:
- Haus, hiposalivasi, oliguria, lemah,
halusinasi
55
DEHIDRASI SEKUNDER
Terjadi karena kehilangan cairan dan
elektrolit dari:
1. Traktus digestivus: muntah, diare,
fistula pankreas/empedu, aspirasi
intubasi
2. Traktus urinarius: penyakit Addison,
asidosis diabetika, diit bebas garam
dan rendah natrium
56
Gejala dehidrasi sekunder
Nausea, Vomitus, Kejang, Sakit kepala, Lesu
&lemah
Akibat:
Vol.darah menurun curah jantung
HIPOTENSI koma filtrasi glomerulus
- timbunan nitrogen
- hemokonsentrasi
- gangguan keseimbangan asam-basa
Kegagalan sirkulasi perifer kematian
57
SHOCK
Suatu keadaan tertekan/terganggunya fungsi vital
tubuh akibat berkurangnya volume darah efektif
secara akut dan berat
58
SHOCK(Syok)
Definisi
•Suatu keadaan tertekan/terganggunya fungsi vital
tubuh akibat berkurangnya volume darah efektif
secara akut dan berat
Klinis
•Kolaps kardiovaskular dengan tanda khas:
hipotensi, hiperventilasi, dan penurunan kesadaran
Perubahan reaktif
I. Perubahan awal syok
II. Perubahan lanjut syok
59
PAT O G EN ESI S D AN D ERAJAT SYO K
Hipotensi
Hemoragik terkompensasi
Hipovolemik I
Curah jantung
rendah atau
vasodilatasi
Stres pada
sirkulasi
Kardiogenik
Perfusi jaringan
II
berkurang
Kegagalan
Septik
mikrosirkulasi,
endotel rusak
Kematian sel
Derajat I: non-progresif,
Derajat II: progresif,
Derajat III: ireversibel
60
3 bentuk syok utama
KARDIOGENIK
- Akibat dari pompa jantung gagal, karena rusaknya miokardium
(intrinsik), atau karena tekanan dari luar atau sumbatan aliran darah
- Contoh: infark miokard, ruptur jantung, arithmia, tamponade kordis,
emboli pulmonal
HIPOVOLEMIK
- Karena volume darah atau plasma tidak adekwat
- Hemoragi dan kehilangan cairan (vomitus, diare, kombustio, trauma
SEPTIK
- Mekanisme dasar: dilatasi perifer & pooling darah, aktivasi/jejas
endotel, kerusakan akibat lekosit, DIC
- Akibat infeksi bakteri hebat: septisemia gram pos. & neg.
61
Bentuk syok yang lain (jarang)
Syok Neurogenik
• Karena kecelakaan, anestesia, trauma
pada medula spinalis vasodilatasi
perifer masif
Syok septik
• Reaksi hipersensitif tipe I umum
62
THANKS
63