Adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang
menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan
penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya ( ANA ).
Adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan
dan mempertahankan perilaku yang mengkontribusi pada fungsi yang terintegrasi. ( stuard and sundeen ). Normatif : penampilan perawat ditentukan oleh harapan dan sikap masyarakat ( peran ideal, sikap dan prilaku ).
Situasional : sesuai kebutuhan / situasi
masyarakat.
Personal : peran dibentuk oleh norma situasi
Pelaksana terapi perawatan jiwa dalam pemenuhan KDM meliputi bio, psiko, sosio, kultural, dengan cara menciptakan hubungan dan lingkungan terapeutik. Pengelola ( mengkoordinir kegiatan ). Pendidik : individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga keperawatan dibawah tanggung jawabnya. Peneliti. Adalah untuk memberikan asuhan yang kompeten ( competent of caring ) meliputi : Melakukan pengkajian dengan mempertimbangkan budaya Mengintervensi dan mengiplementasikan tindakan keperawatan serta mengevaluasi hasil askep jiwa Mendokumentasikan proses askep jiwa
inisiatif perawat. Membantu kebutuhan emosi pasien dengan mencoba pola hidup konstruktif. Merespon pasien yang krisis. Mengintervensi untuk turunkan panik pada gangguan jiwa. Melindungi hak pasien. Membantu membatasi perilaku pasien dan mendorong kemandirian pasien. Melaksanakan proses askep jiwa. Memimpin dan menjadi role model dalam pelayanan kesehatan jiwa. Aspek penting yang harus dimiliki perawat jiwa
1. Punya pengetahuan cukup tentang ilmu
keperawatan .
2. Punya kemampuan berempati.
3. Mampu menjalin hubungan interpersonal
(adanya hub. Terapeutik dengan pasien, percaya, empati, cepat tanggap dan punya pandangan luas. Uraian tingkat kompetensi askep profesional dan kinerja profesional untuk perawat yang terlibat dalam tatanan praktek keperawatan keswa. Ditujukan untuk perawat yang memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman praktik. Standar asuhan berhubungan dengan aktivitas keperawatan profesional melalui proses keperawatan (pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi ). Standar I : pengkajian Perawat mengumpulkan data kesehatan klien Rasional : pengkajian melalui wawancara dan observasi. Dengan komunikasi yang efektif dan pengkajian yang komprehensif terhadap klien memungkinkan perawat membuat penilaian klinis dan membuat intervensi dan implementasi yang tepat untuk klien Perilaku keperawatan : membuat kontrak keperawatan, mengumpulkan informasi dari pasien dan keluarga, validasi data kepada pasien, mengorganisasi data.
Elemen kunci: identifikasi alasan pasien mencari
pertolongan, kaji factor risisko: mencederai diri-bunuh diri, perilaku kekerasan, gejala putus zat, alergi obat, kejang, riwayat jatuh/kecelakaan, kabur dari RS, instabilitas fisisologis Pengkajian yang menyeluruh : penilaian kondisi sehat-sakit pasien dan keluarganya Perawatan jiwa sebelumnya pada pasien dan keluarga Pengobatan saat ini Respon koping fisiologi Status respon koping mental Sumber koping Masalah psikososial dan lingkungan pengetahuan Standar 2 : diagnosa Perawat menganalisa data pengkajian dan menegakkan diagnosa keperawatan.
Rasional : landasan pemberian askep jiwa adalah
pengenalan dan identifikasi pola respons terhadap masalah aktual / potensial.
Kondisi keperawatan : pembuatan keputusan yang
logis, pengetahuan tentang parameter normal, berpikir induktif atau deduktif, peka terhadap budaya Perilaku keperawatan : identifikasi pola-pola dalam data, membandingkan data dengan kondisi normal, menganalisa dan sintesa data, identifikasi masalah dan kekuatan, validasi masalah dengan pasien, memformulasikan diagnosis keperawatan, membuat prioritas masalah
Elemen kunci: diagnosa mencerminkan respon
koping adaptif dan mal adaptif Standar 3 : identifikasi hasil Identifikasi hasil setiap individual pasien
Rasional : Konteks askep yang tepat mendukung
status kesehatan klien. Kondisi keperawatan: keterampilan berpikir kritis, bekerjasama dengan pasien dan keluarga Perilaku keperawatan : merumuskan hipotesis, menspesifikan hasil yang diharapkan, memvalidasi tujuan dengan pasien dalam intervensinya Elemen kunci: hasil harus diidentifikasi bersama pasien, jelas dan obyektif, efektif dan efisien dan tetap berorientasi pada tujuan pasien sendiri Standar 4 : intervensi Perawat kembangkan rencana askep yang menggambarkan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Rasional : Rencana askep untuk memandu
intervensi terapeutik dan mencapai hasil yang diharapkan
Kondisi keperawatan : aplikasi teori, identifikasi
aktivitas keperawatan, validasi rencana dengan pasien Rencana asuhan harus bersifat individual, intervensi didasari oleh pengetahuan terbaru dalam area praktik keperawatan jiwa, perencanaan dikolaborasikan dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lain, dokumentasi rencana asuhan adalah aktivitas keperawatan yang penting. Standar 5 : implementasi Perawat mengimplementasikan intervensi yang teridentifikasi dalam askep Rasional : untuk memulihkan keswa Kondisi keperawatan : pengalaman klinis sebelumnya, pengetahuan tentang penelitian, dimensi responsive dari tindakan dari asuhan Perilaku keperawatan : mempertimbangkan sumber yang tesedia, mengimplementasikan aktivitas keperawatan, menghasilkan alternatif, berkoordinasi dengan tim lainya Elemen kunci : pendekatan holistic, biofisikososial, aman , efisien, dan caring Sstandar kinerja profesional 1. Standar 1 : Kualitas asuhan : perawat mengevaluasi secara sistematis kualitas dan keberhasilan praktek keperawatan jiwa.
2. Standar 2 : Penilaian kinerja : perawat keswa
evaluasi praktek kep keswa berkaitan dengan standar praktik profesional dan relevan dengan peraturan.
3. Standar 3 : Pendidikan 4. Stnadar 4 : hubungan dengan teman sejawat. Standar 5 : Etika Standar 6 : Kolaborasi Standar 7 : Riset Standar 8 : Pendaya gunaan sumber