Anda di halaman 1dari 26

STRATEGI DJP DALAM PENINGKATAN

KAPASITAS REVITALITAS BIMBINGAN


ADMINISTRASI DAN TEKNIS
PERPAJAKAN BAGI KOPERASI DAN UKM

1
STRATEGI PENCAPAIAN TARGET
PENERIMAAN PAJAK
DARI SEKTOR KUKM

EDUKASI SOSIALISASI BIMBINGAN


TEKNIS

• LEAFLET • SOSIALISASI LANGSUNG


• MELALUI AR DI
• BOOKLET • MELALUI INSTANSI MASING-MASING KPP
• BUKU PEMBINA DAN INSTANSI
LAINNYA
• WEBSITE

2
KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
DALAM RANGKA PENINGKATAN
PENERIMAAN PAJAK DARI KUKM

INSTANSI
ASSOSIASI/
PEMERINTAH /
PERKUMPULAN
LEMBAGA

3
PENERIMAAN PAJAK DJP PENERIMAAN DALAM NEGERI
TAHUN PERAN DJP
(TRILIUN RUPIAH) (TRILIUN RUPIAH)

2000 97,60 205,33 47,53%

2001 158,58 300,60 52,75%

2002 176,32 298,53 59,06%

2003 204,66 340,93 60,03%

2004 238,98 403,10 59,29%

2005 298,34 493,92 60,40%

2006 358,05 636,15 56,28%

2007 426,23 704,84 60,47%

2008 571,10 979,52 58,30%

2009 565,77 869,63 65,06%


4
2010 661,49 990,50 66,78%
Dalam Triliun Rupiah
Penerimaan
DJP Plus PPh
Migas

Penerimaan
DJP Tanpa PPh
Migas

5
KONTRIBUSI PAJAK DARI KUKM
Omset yang diterima selama setahun oleh Koperasi, Usaha Kecil, Menengah
baik dalam bentuk Orang Pribadi dan Badan adalah :
1. Koperasi  Rp 1 s.d. tanpa batasan
2. Usaha Kecil  Rp 301 juta s.d. Rp 5 Milyar
3. Usaha Menengah  Rp 5 Milyar s.d. Rp 50 Milyar

Kontribusi Peneriman KUKM

2008 2009
Wajib Pajak (milyar) (milyar)

KUKM 54.142,641 65.012,534

6
PERBANDINGAN PENERIMAAN PPh OP DAN PPh BADAN

REALISASI
JENIS PAJAK
2005 2006 2007 2008 2009
PPh Pasal 25/29 OP 1.569,9 1.815,3 1.574,9 3.608,1 3.346,7
PPh Pasal 25/29 Badan 51.391,8 64.838,1 81.173,2 106.368,0 120.316,1
Peranan PPh OP thd Total Penerimaan PPh 1,12% 1,10% 0,81% 1,44% 1,25%
Peranan PPh Badan thd Total Penerimaan PPh 36,61% 39,14% 41,68% 42,47% 44,97%
Rasio PPh OP thd PPh Badan 3,05% 2,80% 1,94% 3,39% 2,78%
*dalam miliar rupiah

7
8
JUMLAH WAJIB TERDAFTAR
S.D TAHUN 2008, TAHUN 2009 DAN TAHUN 2010

TAHUN TOTAL
S.D 2006 4.761.614
S.D 2007 6.999.808
S.D 2008 10.720.876
S.D 2009 16.452.414
2010* 18.599.796

* s.d 2 Agustus 2010 9


BAGAIMANA MENJARING KUKM
YG BELUM MEMILIKI NPWP ?

MEMANFAATKAN DATA
YG DIMILIKI INSTANSI/ MEMANFAATKAN DATA EKSTENSIFIKASI
PEMERINTAH YG YG DIMILIKI DJP
MEMILIKI DATA KUKM

10
KETENTUAN PERPAJAKAN
BAGI KOPERASI dan UMKM

11
POINTERS KEWAJIBAN PERPAJAKAN UMKM

USAHA MIKRO
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
1.memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau
2. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta

USAHA KECIL
Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
Perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
Tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
UMKM.
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
1.memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500
juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak
Rp 2,5 miliar. 12
USAHA MENENGAH

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM.
Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
1.memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak
Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2, 5 miliar sampai dengan
paling banyak Rp 50 miliar.

13
Definisi & Kriteria Umum “UMKM”
Kriteria Mikro Kecil Menengah
Kekayaan bersih
> Rp50.000.000
(tidak termasuk Paling banyak
s.d > Rp500.000.000
tanah/bangunan Rp50.000.000
Rp500.000.000
)
> Rp300.000.000
> Rp2.500.000.000
Hasil penjualan Paling banyak s.d.
s.d.
tahunan Rp300.000.000 Rp2.500.000.000
> Rp50.000.000.000

(Pasal 6 ayat (1), (2), dan (3) UU No. 20 Tahun 2008)

14
Perlakuan Khusus Perpajakan Untuk UMKM
UU Perpajakan khususnya UU PPh yang terakhir diubah (UU No.36 tahun
2008 tentang perubahan Keempat UU No.7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan) banyak memberikan perlakukan khusus untuk Wajib Pajak
Koperasi dan UKM. Perlakukan khusus tersebut adalah :
1. Atas penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
koperasi orang pribadi yang besarnya tidak melebihi dari Rp. 240.000,00 (dua ratus empat
puluh ribu rupiah) per bulan dikenakan tarif PPh atau 0% (nol persen) dan bersifat final;
Sedangkan penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi yang besarnya melebihi dari Rp. 240.000,00 (dua ratus
empat puluh ribu rupiah) per bulan dikenakan tarif PPh sebesar 10% (sepuluh persen)
dan bersifat final (Pasal 4 ayat (2) jo. PP No.15 Tahun 2009).
Dasar pertimbangannya adalah perbandingan perhitungan batas pokok simpanan koperasi
dengan investasi sejenis yaitu deposito/tabungan/SBI:
Simpanan Koperasi Deposito/Tabungan/SBI

Suku bunga per tahun (tahun


9% atau 0,75% per bulan 6% atau 0,5% per bulan
2009)
Batas penghasilan berupa bunga
Rp240.000,- Tidak ada
simpanan yang di kenakan pajalk
Batas jumlah simpanan yang Rp240.000,- = Rp32.000.000
Rp7.500.000
dikenakan pajak 0,75%

Kesimpulannya jumlah bunga simpanan sebesar Rp240.000 sangat kompetitif apabila


dibandingkan dengan deposito/tabungan/SBI.
2. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagikan koperasi kepada para anggotanya merupakan objek
pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) yaitu dividen (termasuk SHU Koperasi kpd anggotanya)
15
yg diterima oleh WP OP dengan tarif 10%.
3. Bagi UMKM berbentuk perseorangan tarif PPh Orang pribadi diturunkan, dan Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) sebagai pengurang dalam menghitung besarnya PPh terutang dinaikkan.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP);
PTKP LAMA Sebelum 1-1-2009 PTKP BARU Mulai 1-1-2009
 
SETAHUN(Rp) SEBULAN(Rp) SETAHUN(Rp) SEBULAN(Rp)

UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-) 13.2000.000,- 1.100.000,- 15.840.000,- 1.320.000,-

UNTUK DIRI PEGAWAI YG KAWIN/NIKAH (K/-) 14.400.000,- 1.200.000,- 17.160.000,- 1.430.000,-


UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & MEMILIKI 1 TANGGUNGAN* (K/1) 15.600.000,- 1.300.000,- 18.480.000,- 1.540.000,-
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & MEMILIKI 2 TANGGUNGAN* (K/2) 16.800.000,- 1.400.000,- 19.800.000,- 1.650.000,-

UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & MEMILIKI 3 TANGGUNGAN* (K/3) 18.000.000,- 1.500.000,- 21.120.000,- 1.760.000,-

*Tanggungan adalah anggota keluarga sedarah dan semenda dalam satu garis keturunan lurus,
serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya.

Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a yaitu


Lapisan Penghasilan Kena Pajak (sebelum Lapisan Penghasilan Kena Pajak (mulai 1-1-
Tarif Lama Tarif Baru
1-1-2009) 2009)
s.d. Rp 25.000.000,- 5% s.d. Rp 50.000.000,- 5%
Di atas Rp 25.000.000 s.d. Rp 50.000.000,- 10 % Di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 250.000.000,- 15 %
Di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 100.000.000 15% Di atas Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000 25 %
Di atas Rp 100.000.000,- s.d. Rp 200.000.000 25%
Di atas Rp 500.000.000,- 30 %
Di atas Rp 200.000.000 35%
4. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan khusus bagi koperasi simpan pinjam yang
menyalurkan kredit kepada masyarakat, ditentukan besarnya yaitu : 0,5% dari piutang dgn
kualitas lancar, 10% dari piutang dgn kualitas kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai
agunan, 50% dari piutang dgn kualitas diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan dan
100% dari piutang dgn kualitas macet setelah dikurangi nilai agunan (Permenkeu 16

No.81/PMK.03/2009).
Perlakuan Khusus Lainnya
Sesuai Pasal 9 UU KUP :
Bagi Wajib Pajak usaha kecil, jangka waktu pelunasan STP, SKPKB, serta SKPKBT,
dan SK Keberatan, SK Pembetulan,Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan
Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, yakni dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan, dapat diperpanjang paling
lama menjadi 2 (dua) bulan.
Sesuai Pasal 9 UU KUP jo. PMK 187/PMK.03/2007, Kriteria Wajib Pajak usaha kecil
adalah :

Wajib Pajak orang pribadi usaha kecil:


a.Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri; dan
b.menerima atau memperoleh peredaran usaha dari kegiatan usaha atau menerima penerimaan
bruto dari pekerjaan bebas dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak lebih dari Rp600.000.000,00.

Wajib Pajak badan usaha kecil


a.modal Wajib Pajak badan 100% dimiliki oleh Warga Negara Indonesia;
b.menerima atau memperoleh peredaran usaha dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak lebih dari
Rp900.000.000,00.
17
Insentif Perpajakan Bagi UMKM
Dalam UU Perpajakan terdapat beberapa ketentuan yang dapat
dimanfaatkan Koperasi dan UKM untuk mengembangkan kegiatan
usahanya.
Insentif PPh
1. Harta hibahan yang diterima oleh koperasi atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil (Pasal 4 ayat (3) huruf a.2 UU PPh
jo. Peraturan Menteri keuangan Nomor : 245/PMK.03/2008) bukan
merupakan objek Pajak Penghasilan. Orang pribadi yang menjalankan usaha
mikro dan usaha kecil adalah orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan
usaha kecil yang memiliki dan menjalankan usaha produktif yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 2, milyar.

2. Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh koperasi dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat deviden berasal dari cadangan
laba yang ditahan dan (Pasal 4 ayat 3 huruf f UU PPh) bukan merupakan
objek PPh. Dengan demikian, apabila Koperasi dan UKM yang
berbentuk badan usaha menanamkan modal pada badan usaha lainnya
di Indonesia dan menerima dividen dari badan usaha tersebut, maka18
atas dividen yang diterima tidak dikenakan PPh
Insentif PPh

3. UMKM yang berbentuk berbadan hukum termasuk Koperasi yang melakukan


penanaman modalnya pada usaha-usaha tertentu dan di daerah-daerah tertentu
di berikan fasilitas PPh berupa :
a. pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal,
dibebankan selama 6 tahun masing-masing sebesar 5% / tahun
b. Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;
c. Pengenaan Pajak Penghasilan atas deviden yang dibayarkan kepada Subjek
Pajak Luar Negeri sebesar 10% atau tarif yang lebih rendah menurut
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku;
d. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih
dari 10 tahun
(PP No.1 Tahun 2007 jo. PP No.62 Tahun 2008)

19
4. Bagi UMKM yang berbentuk badan usaha, tarif PPh badan menjadi tarif tunggal
yaitu 25% dan apabila memenuhi syarat (peredaran bruto setahun tidak melebih
Rp50.000.000.000) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari
25% atau menjadi 12,5% yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian
peredaran bruto sampai dengan Rp4.800.000.000,- (Pasal 31 E UU PPh).

Contoh :
Koperasi X tahun 2010 peredaran brutonya Rp2.500.000.000 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp200.000.000.
maka perhitungan pajak terhutangnya : Rp200.000.000 x (25% x 50%) =
Rp25.000.000,-

Contoh :
UKM (PT.X) tahun 2010 peredaran brutonya Rp30.000.000.000 (tiga puluh miliar
rupiah) dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp3.000.000.000. (tiga miliar
rupiah),
maka perhitungan pajak terhutangnya :
1. Jumlah Penghasilan kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh
fasilitas :
(Rp4.800.000.000 : Rp30.000.000.000) x Rp3.000.000.000 = Rp480.000.000
2. Jumlah Penghasilan kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak
memperoleh fasilitas :
Rp3.000.000.000 – Rp480.000.000 = Rp2.520.000.000
PPh yang terutang :
(50% x 25%) x Rp480.000.000 = Rp 60.000.000
25% x Rp2.520.000.000 = Rp 630.000.000 (+) 20
Jumlah PPh yang terutang Rp 690.000.000
Insentif PPN

1. Koperasi dan UMKM melakukan kegiatan usaha Impor dan penyerahan di dalam
negeri berupa Barang hasil makanan ternak,unggas dan ikan dan atau bahan baku
untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan, bibit dan atau benih dari
barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran atau
perikanan serta barang hasil peternakan PPN nya dibebaskan.
Dengan demikian, apabila Koperasi dan UMKM membeli jenis barang tersebut,
tidak akan dikenakan PPN (Peraturan Pemerintah Nomor :
12 Tahun 2001 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 .
2. Koperasi dan UMKM melakukan kegiatan usaha (melakukan penyerahan barang
dagangan atau jasa) di Batam, Bintan dan Karimun di bebaskan dari pengenaan
PPN termasuk apabila melakukan impor barang dari luar daerah tersebut, juga
dibebaskan dari PPN, PPh Pasal 22 import dan cukai (PP No.2 Tahun 2009);
3. Koperasi dan UMKM yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak melakukan
kegiatan menyerahkan minyak goreng sawit curah dan minyak goreng kemasan
sederhana dengan Merek MINYAKKITA, PPN-nya ditanggung oleh Pemerintah
(Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 25/PMK.011/2010 ttg PPN DTP atas
Penyerahan Minyak Goreng Kemasan Sederhana di Dalam Negeri utk Tahun
2010);

21
Beberapa Ketentuan Terbaru tentang PPN dan PPnBM yg
Penting Bagi UMKM Berlaku 1 April 2010

1. Daging, Telur, Susu, Sayuran dan Buah-buahan.


EXISTING Dibebaskan dari pengenaan PPN
PERUBAHAN Tidak dikenakan PPN

2. Barang Hasil Tambang Golongan C yang telah dikenakan Pajak Daerah.

EXISTING Barang Hasil Tambang Golongan C adalah BKP yang dikenakan PPN.

Barang Hasil Tambang Golongan C adalah barang yang Tidak


PERUBAHAN dikenakan PPN

3. Jasa Keuangan
EXISTING PPN tidak dikenakan atas jasa perbankan

PPN tidak dikenakan atas jasa keuangan (termasuk jasa pembiayaan


PERUBAHAN atau gadai yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah).
22
Beberapa Ketentuan Terbaru tentang PPN dan PPnBM yg
Penting Bagi UMKM Berlaku 1 April 2010
4. Jasa-Jasa Tertentu
EXISTING PPN dikenakan atas:
1. Jasa di bidang penyediaan tempat parkir;
2. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam.
PERUBAHAN Menjadi tidak dikenakan PPN

5. Seluruh barang & jasa yg sebelumnya telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah
EXISTING Jenis barang dari kelompok barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil
langsung dari sumbernya, barang kebutuhan pokok, Makanan dan minuman yang disajikan
dihotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya, uang, emas batangan, surat-surat
berharga, jasa pelayanan kesehatan medik, jasa pelayanan sosial, jasa asuransi, jasa
keagamaan, jasa pendidikan, jasa kesenian dan hiburan, jasa penyiaran yang bukan bersifat
iklan, jasa angkutan umum di darat, di air, dan jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri, jasa tenaga kerja, jasa yang
disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum, jasa
perhotelan, dan Jasa boga atau katering ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
PERUBAHAN Jenis barang dari kelompok barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil
langsung dari sumbernya, barang kebutuhan pokok, Makanan dan minuman yang disajikan
dihotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya, uang, emas batangan, surat-surat
berharga, jasa pelayanan kesehatan medik, jasa pelayanan sosial, jasa asuransi, jasa
keagamaan, jasa pendidikan, jasa kesenian dan hiburan, jasa penyiaran yang bukan bersifat
iklan, jasa angkutan umum di darat, di air, dan jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri, jasa tenaga kerja, jasa yang
disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum, jasa
perhotelan, dan Jasa boga atau katering ditetapkan langsung di dalam UU

23
Beberapa Ketentuan Terbaru tentang PPN dan PPnBM yg
Penting Bagi UMKM Berlaku 1 April 2010
6. Ketentuan lainnya (menunggu peraturan pelaksanaan)
No. Pokok Perubahan
Dikenakan PPN sebesar 0% atas:
1. Ekspor JKP.
1 2. Ekspor BKP tidak berwujud
(Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2010 tentang Batasan Kegiatan dan Jenis Jasa
Kena Pajak yang atas Ekspornya Dikenai Pajak Pertambahan Nilai)
Pengenaan PPN atas penyerahan aktiva yg menurut tujuan semula tidak diperjualbelikan meliputi
seluruh aktiva, kecuali atas penyerahan aktiva yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan
2 usaha, serta penyerahan aktiva berupa sedan dan station wagon

Barang Kena Pajak yang dialihkan dalam rangka merger tidak dikenakan PPN, dengan syarat
3 semua perusahaan yang terlibat telah terdaftar sebagai PKP
(Pasal 1A ayat 2 huruf d UU PPN)
PPN atas penyerahan JKP yang dibatalkan dapat dikurangkan dari PPN yang terutang.
4 (Peraturan Menteri Keuangan - 65/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Pertambahan
Nilai Atau Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Barang Kena Pajak
Yang Dikembalikan Dan Pajak Pertambahan Nilai Atas Jasa Kena Pajak Yang Dibatalkan)
5 Tarif PPnBM Paling rendah 10% dan Paling Tinggi 200%.

Restitusi dapat dimintakan oleh :


1. PKP Eksportir (BKP dan/atau JKP) , PKP yg menyerahkan kpd Pemungut PPN, PKP yang
mendapat fasilitas tidak dipungut PPN, dan PKP yang masih dalam tahap belum
6 berproduksi, dapat melakukan restitusi pada setiap masa pajak.
2. Selain PKP tersebut di atas, dapat melakukan restitusi pada akhir tahun buku.
(Peraturan Menteri Keuangan - 72/PMK.03/2010 tantang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak
Pertambahan Nilai Atau Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah)
24
No. Pokok Perubahan
7 PPN atas barang bawaan yang dibawa ke luar negeri oleh turis asing dapat
direstitusi, dengan syarat:
1. Nilai PPN minimal sebesar Rp. 500 ribu;
2. Pembelian BKP dilakukan dalam jangka waktu
1(satu) bulan sebelum keberangkatan ke luar Daerah Pabean ;
3. Faktur Pajaknya memenuhi ketentuan.
8 Hanya ada istilah “Faktur Pajak”

9 PKP tidak dikenai sanksi apabila menerbitkan Faktur Pajak yang tidak memuat:
1. Identitas pembeli; atau
2. Identitas pembeli, serta nama dan tanda tangan untuk FP yang
diterbitkan oleh pedagang eceran
(Pasal 14 ayat (1) UU KUP)
10 Pemusatan tempat pajak terutang cukup dengan pemberitahuan oleh WP
(Pasal 12 ayat (1) UU PPN)
11 PM yang boleh dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajak yang masih dalam tahap belum
berproduksi terbatas PM yang berasal dari perolehan dan/atau impor barang modal
12 Perlakuan Pajak Masukan atas Barang Kena Pajak yang dialihkan yang belum dikreditkan
oleh Pengusaha Kena Pajak yang mengalihkan dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena
Pajak yang menerima pengalihan, sepanjang Faktur Pajaknya diterima setelah terjadinya
pengalihan dan Pajak Masukan tersebut belum dibebankan sebagai biaya atau
dikapitalisasi.
13 Penyetoran dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak
dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan dan
pelaporan dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak
25
26

Anda mungkin juga menyukai