Kepala/ Leher :
I: Normocephali, Edema (+) regio mandibularis D
P: NT (+) regio mandibularis D, Krepitasi (-), > KGB (-).
Gerak: Trismus (-), Leher bergerak bebas.
• Mata: Conjungtiva Anemis (-/-) ; Sklera Ikterik (-/-);
Sekret (-/-) Pupil isokor 3 mm D = S
• Mulut: OC (-); Massa (-); Faring tidak hiperemis; Tonsil
(T1 = T1) ; Gigi Geligi: 5 goyang, Perdarahan gusi (-),
Malampati II, Maloklusi open bite dextra.
Toraks
• Paru
I: Datar, simetris, ikut gerak napas, Retraksi interkostalis (-)
P: Taktil fremitus (D = S); Vocal fremitus (D = S)
P: Sonor di kedua lapang paru
A: SN Vesikuler (+/+)Rhonki (-/-) ; Wheezing (-/-)Pleural
friction rub (-/-)
• Jantung
I: Iktus Cordis tidak terlihat; Thrill (-)
P: Iktus Cordis teraba pada ICS V Midline Clavicula sinistra
P: Pekak (Batas jantung dalam batas normal)
A: BJ I=II reguler, murmur (-), S3 gallop (-)
Abdomen
I: Datar, Supel, Jejas (-)
P: NT (-), Hepar/Lien : (tidak teraba membesar)
P: Tympani
A: Bising usus (+) Normal 2-3x/menit
Ekstremitas: Akral hangat, capillary refill time <2 detik, Edema
: (-), fraktur : (-)
Genitalia: Tidak ada kelainan. Dalam batas normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
No Pemeriksaan (3 Des 2018) Hasil Nilai Rujukan
1 Eritrosit 6,16 juta/ul 4,4 – 5,9 juta/ul
2 Leukosit 8,44 ribu/ul 3,8 – 10,6 ribu/ul
3 Hemoglobin 14,0 g/dl 12,2 – 14,3 g/dl
6 Hematokrit 44,4% 40 – 52%
7 Trombosit 293 150 – 400 ribu/ul
8 Gula Darah Sewaktu 102 mg/dL <200 mg/dl
9 Golongan Darah O
10 PT 11,7 S 10,2 – 12,1 S
11 APTT 30,3 S 24,6 – 34,4 S
No Pemeriksaan (3 Des 2018) Hasil Nilai Rujukan
DIAGNOSA BANDING
Abses Mandibula
RENCANA TERAPI
• Amoxicillin 500mg/ 8 jam
• Asam Mefenamat 500mg/ 8 jam
• Konsul Spesialis Bedah Mulut
Jawaban Konsul drg. MP, Sp. BM (3/12/2018)
S: Nyeri pada rahang bawah kanan dan mulut tidak dapat
tertutup rapat
O: St. Generalis: KU baik dan Tanda vital stabil
St. Lokalis: Asimetri Wajah (-), Maloklusi (+) open bite
Dextra, Abnormal movement parasmpisis Dextra.
A: Fraktur Mandibula Dextra
P: Pro IMF + ORIF Mandibula Dextra
Konsultasi Anestesi
Jawaban Konsul dr.DW, SpAn. KIC (5/12/2018) :
• Informed consent
• Puasa 8 jam
• Infus RL 15 TPM
• Siap darah 2 bag
Status Pre Operasi
Premedikasi
• Petidin 30 mg & fentanyl 50 mcg, merupakan analgetik narkotik
yang digunakan untuk mengurangi cemas dan ketegangan
pasien menghadapai pembedahan, mengurangi nyeri, dan
membantu agar anestesi berlangsung baik.
• Midazolam 5 mg, merupakan golongan benzodiazepin memiliki
efek yang berguna untuk meredakan ansietas, sedasi dan
amnesia.
Induksi
• Propofol 100 mg, menurunkan tekanan darah sistemik kira-kira
30% tetapi efek ini lebih disebabkan oleh vasodilatasi perifer
sehingga terjadi penurunan curah jantung. Penurunan
kesadaran segera terjadi setelah pemberian obati, dan
pemulihan kesadaran juga berlangsung cepat, pasien akan
bangun setelah 4-5 menit tanpa disertai efek samping, misalnya
mual, muntah, sakit kepala dan lain-lain.
Pelumpuh otot
• Atrakurium 40 mg, merupakan pelumpuh otot non depolarisasi
yang berikatan dengan reseptor nikotinik kolinergik, tetapi tidak
menyebabkan depolarisasi. Obat ini akan memberikan efek
relaksasi dalam waktu 15-35 menit. Kegunaan obat ini yaitu
untuk intubasi endotrakea, membuat relaksasi daerah yang
akan dioperasi, menghilangkan spasme laring dan refleks jalan
napas.
• Setelah operasi diberikan obat nalokson sebagai antagonis dari
fentanyl yang memiliki efek kekakuan pada otot. Diberikan
antikolinesterase untuk membantu kembalinya fungsi saraf otot
pasca pemberian pelumpuh otot.
CRITICAL POINT PADA KASUS
TERAPI DAN RESUSITASI CAIRAN PERIOPERATIF
BAB V. PENUTUP
• Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, status fisik pada pasien ini dimasukkan ke dalam
PS ASA I.
• Pada kasus dipilih teknik general anestesi inhalasi dengan
nasal intubasi, berdasarkan jenis operasi yang akan dilakukan.
• Pada kasus premedikasi yang digunakan adalah petidin 30 mg,
midazolam 5 mg dan fentanyl 50 mcg.
• Pada pasien ini digunakan rumatan inhalasi sevofluran dan
obat anestesi intravena.
• Critical point pada kasus ini adalah teknik anestesi yang
digunakan. Jenis anestesi yang digunakan bergantung pada
penyakit dan keadaan pasien.
• Terapi cairan sebelum, selama dan setelah operasi berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan mencegah
terjadinya syok dan komplikasi lain.
TERIMA KASIH