Nama kuinon diturunkan dari anggota yang paling sederhana, p-
benzoquinon, yang ditemukan oleh Woskresnsky pada tahun 1838 sebagai hasil oksidasi asam quinat. Struktumya terdapat dalam bagian pigmen, antibiotik, vitamin K, koenzim (ubiquinon dan plastoquinon).
Senyawa-senyawa kuinon merupakan zat warna yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan yang berasal dari turunan senyawa aromatik. Menurut Hart (1983: 273) “Kuinon merupakan golongan senyawa karbonil yang unik. Senyawa ini merupakan diketon terkonjugasi siklik. Contoh paling sederhana ialah 1,4-benzokuinon. Semua kuinon berwarna dan banyak diantaranya berupa pigmen alami yang digunakan sebagai zat warna”. Sifat-sifat
Hart (1983: 224) mengatakan semua kuinon berwarna. Kebayakan
kuinon terdapat pada pigmen tanaman, dan sering mempunyai aktivitas biologis yang khusus. Salah satu sifat khas senyawa kuinon yang membedakan dengan senyawa bahan alam lainnya adalah sifat redoks. Senyawa kuinon pada reduksi dengan reduktor lemah menghasilkan senyawa yang tidak berwarna atau berwarna pucat yang dapat dikembalikan kepada warna semula pada oksidasi. Sifat-sifat
Manitto (1981: 206) menjelaskan bahwa sifat kimia dari kuinon
adalah kecenderungannya untuk menambahakan nukleofil. Kuinon yang terbentuk dalam jumlah besar oleh mikroorganisme tanah dan/atau oleh otooksidasi turunan pirogalol, dengan mudah akan menambahkan fenol, amina, asam amino, dan lain-lain. Olehproses-proses oksidasi lebih lanjut, akan terbentuk senyawa dengan berat molekul tunggal dan berwarna coklat (asam humat). Senyawa seperti itu merupakan bagian utama dari substansi organik pada humus. Penggolongan a. Benzokuinon Benzokuinon merupakan pigmen fungus yang umum tetapi jarang dijumpai dalam tumbuhan tinggi dengan konsentrasi yang dapat diamati. Hidroksi- dan metoksibenzokuinon terdapat dalam beberapa tumbuhan tinggi dan penting dari segi ekonomi. Plastokuinon kloroplas merupakan turunan benzokuinon yang penting ditinjau dari segi fungsiya karena bertindak sebagai pembawa redoks dalam fotosintesis.
Tokoferol dapat diperoleh dari struktur jenis plastokuinon dengan cara
reduksi dan penutupan cincin. Tokoferol merupakan antioksidan yang penting yang terdapat dalam minyak biji-bijian (misalnya kecambah gandum). b. Naftokuinon Sejumlah besar naftokuinon dijumpai di alam berupa pigmen tumbuhan merah-kuning. Vitamin K1 dan vitamin K yang sejenis, secara fungsional merupakan naftokuinon terpenting. Naftokuinon dianggap mempunyai peran dalam transpor electron. Turunan naftokuinon dimer dijumpai dalam Diospyros sp. dan karena adanya senyawa inilah buahnya mempunyai aktivitas antihelmintik dan kayunya berwarna gelap. c. Antrakuinon Antrakuinon merupakan kelompok yang terbesar, hampir semua senyawa ini adalah polefenol atau turunan alkoksinya dan mengandung sebuah substituen pada posisi β. Beberapa antrauinon merupakan zat warna penting dan yang lainnya sebagai pencahar. Banyak antrakuinon yang terdapat sebagai glikosida dengan bagian gula terikata dengan saah satu gugus hidroksil fenolik. Salah satu jenis antrakuinon penting ialah antrasiklina, yaitu suatu golongan glikosida antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces sp. contohnya adalah rutilantinon. Identifikasi
Untuk mendeteksi kuinon dalam suatu tumbuhan dapat dilakukan
skrining fitokimia. Skrining Fitokimia merupakan salah satu pemeriksaan awal simplisia untuk mengetahui golongan besar senyawa yang terdapat dalam tanaman.
Pengujian terhadap sampel tumbuhan yang mengandung kuinon
contohya adalah kunyit, cara-caranya yaitu: kunyit dipotong- potong ditambah dengan dietil eter dan NaOH serta HCl(p). Dalam uji ini apabila sampel kunyit saat ditambah NaOH akan memudarkan warna dari sampel namun apabila ditambahkan HCl(p) warna semula muncul kembali, hal ini menunjukkan bahwa pada kunyit terdapat kandungan senyawa kuinon (zat warna kuinon). Pemisahan
KLT merupakan cara umum yang digunakan untuk memisahkan
senyawa kuinon. Tetapi, begitu banyak keragaman struktur sehingga tak satu pun sistem atau deretan sistem yang berkaitan dapat digunakan secara umum pada kuinon. Benzokuinon sederhana dan naftokuinon sederhana sangat mudah larut dalam lemak. Sebaliknya antrakuinon yang banyak hidroksilnya sangat polar dan diperlukan campuran pelarut rumit agar mereka bergerak. Oleh karena kuinon senyawa berwarna, mendeteksinya pada pelat KLT dengan sinar tampak tidak sukar, tetapi pemeriksaan dengan sinar UV mungkin bermanfaat dan merupakan pendeteksi yang lebih peka. Pemisahan
Naftakuinon dapat diekstrasi dari jaringan tumbuhan dengan
benzene atau pelarut nonpolar lainnya. Sering 1,4 kuinon dapat didistilasi uap dan dapat dipisahkan dari berbagai lipid lain dengan cara ini.
Benzokuinon dapat dipisahkan dengan baik memakai KLT pad silica
gel dan pengembang berupa pelarut nonpolar. Pemilihan pengembang tergantung pada campuran pigmen yang akan dipisahkan. Naftokuinon pun dapat dipisahkan dengan baik memakai KLT pada silika gel. Pemisahan
Antrakuinon yang terdapat secara teratur dalam tumbuhan sangat
sedikit, sukar untuk memiahkan campuran antrakuinon dan sering digunakan cara khas untuk memisahkan campuran yang terdapat dalam tumbuhan tertentu. Untuk memisahkan campuran antrakuinon dan bentuk tereduksinya, yaitu antron dan disntron yang terdapat dalam Rhamnus dan Cassia, penjerap yang diguanakan adalah silica gel dicampur dengan Kiselgur. Engembang untuk pemisahan tersebut adalah eter minyak bumi – etil format –HCl pekat. Sumber dan Kegunaan Biji Cassia dan kulit Rhamnus: sebagai bahan pencahar. Akar Pohon Mengkudu (Morinda citrifolia L): Antrakuinon – antibakteri dan antikanker (Rukmana, 2002) Akar bunga Pulsatilla : antimikroba Daun Ketapang (Terminalia catappa L ): antioksidan Lidah Buaya (Aloe vera L.) : Antrakuinon – anti bakteri, laksatif, analgetik TERIMA KASIH