1. Berliana Ariane 2. Dina Amalia 3. Megawati Zakaria
PUSAT TANGGUNG JAWAB-
PUSAT PENDAPATAN PUSAT TANGGUNG JAWAB Pusat tanggung jawab diartikan sebagai setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan dalam unit kerjanya. Pusat pertangggungjawaban pada dasarnya dibentuk untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Sasaran umum organisasi biasanya diputuskan dalam suatu proses perencanaan strategis yang dalam hal ini diasumsikan telah ditetapkan sebelum awal proses pengendalian manajemen dimulai. MANFAAT PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Sistem Pengendalian Manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban dengan tujuan: 1. Menyusun perencanaan, proses pelaksanaan, alat pengendalian, dan penilaian kinerja perusahaa. 2. Menyusun tugas dan tanggung jawab yang jelas antara karyawan dan departemen dalam perusahaan. 3. Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang kepada karyawan dan departemen yang memiliki keahlian dalam kompetensi. 4. Memudahkan untuk mencapai sasaran organisasi. 5. Menumbuhkan motivasi terhadap unit bisnis untuk meningkatkan kreativitas dan inovatif. 6. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan strategi manajemen secara efektif. Elemen diagram sistematis terkait dengan pusat pertanggung jawaban dapat digambarkan sebagai berikut: Input Output sumber daya: upah, bahan Proses Produk baku, ... Hubungan Input dan Output
Gambar diatas menunjukkan fungsi dari setiap pusat tanggung
jawab. Setiap pusat tanggung jawab menjaga supaya setiap kegiatan mencapai hasil yang optimal. Hubungan input dan output beberapa ada yang timbal balik dan langsung, misalnya bahan baku menjadi bahan jadi. Untuk memastikan optimalnya input dan output merupakan tanggung jawab manajemen. Pengendalian input disesuaikan dengan spesifikasi, standard mutu, tepat waktu dan sesuai dengan jumlah yang telah diminta. Dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung dapat dikaitkan dengan hasilnya, terdapat faktor atau biaya lain yang mempengaruhi output. MENGUKUR PRODUKTIVITAS Produktivitas dapat diukur dengan rumus:
Untuk meningkatkan produktivitas maka dapat dilakukan dengan:
1. Meningkatkan jumlah unit output dengan mengurangi jumlah unit input. 2. Meningkatkan jumlah unit output yang melebihi peningkatan jumlah unit input. 3. Menurunkan jumlah unit output yang lebih kecil dari penurunan jumlah unit input. 4. Jumlah unit output dalah tetap tetapi jumlah unit input yang menurun. 5. Jumlah unit output meningkat dan jumlah unit input yang tetap. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dengan masukan atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu unit input yang dipergunakan. Pengukuran efisiensi dapat dikembangkan dengan cara membandingkan antara kenyataan biaya yang dipergunakan dengan standar pembiayaan yang telah ditetapkan, yaitu gambaran tentang tingkat biaya tertentu yang dapat mengungkapkan berapa besar biaya yang diperlukan untuk dapat menghasilkan sejumlah output tertentu. Namun pengukuran tersebut belum dapat dikatakan sempurna karena: 1. Catatan besarnya biaya tidak mencerminkan suatu pengukuran yang akurat mengenai besarnya input yang dipergunakan 2. Standar biaya hanyalah suatu nilai perkiraan yang terbaik yang dapat menggambarkan seberapa besar jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu tingkat keluaran tertentu pada situasi atau kondisi lingkungan tertentu. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat pertanggungjawaban dengan sasaran yang harus dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut. Efisiensi sering dikaitkan dengan mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the things right) sedangkan efektif adalah melakukan hal yang benar (doing the right things) sehingga produktivitas adalah mengerjakan hal yang benar dengan benar (doing the right things right). Seorang controller dapat menjadi produktif jika: 1. Menyusun Rencana Jika seorang controller bekerja tanpa ada perencanaan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, maka controller akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bertanya “apa yang harus dikerjakan? Bagaimana mengerjakannya?”. Perencanaan dibuat untuk membantu memilih alternatif yang paling baik dan paling efisien. Secara prinsip, perencanaan dilakukan agar setiap kegiatan memiliki tujuan yang jelas dan ada metode yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan menyusun perencanaan akan diperoleh banyak manfaat seperti berikut:
1. Mempermudah untuk beradaptasi dengan perubahan-
perubahan lingkungan (change management). 2. Mempermudah dalam melakukan koordinasi dalam departemen organisasi. 3. Memperjelas tujuan sehingga lebih mjudah dipahami. 4. Meminimisasikan kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (not value added activities). 5. Menghemat sumber daya, seperti: waktu, tenaga, dan dana. Ada pepatah yang mengatakan “if you fail to plan, you plan to fail” 2. Nilai Tambah (value added) Didalam melakukan pekerjaan seorang controller harus fokus tidak mengerjakan sesuatu yang tidak menambah nilai untuk organisasi. Dan jika terdapat banyak pekerjaan, maka controller harus dapat memprioritaskan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu (first thing first), jangan melakukan lebih dari satu pekerjaan pada saat yang sama. Karena melakukan lebih dari satu pekerjaan pada saat yang sama justru akan menurunkan kinerja yang mengakibatkan kinerja organisasi yang buruk. Pusat pertanggungjawaban dapat dikelompokkan menjadi: 1) pusat pendapatan (revenue center) 2) pusat pembiayaan (cost center) 3) pusat laba (profit center) dan 4) pusat investasi (investment center) Pusat Pendapatan (Revenue Center) Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari kegiatannya, yang utamanya dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi penanam saham (shareholder), laba atau keuntungan lebih penting dibanding pendapatan. laba adalah jumlah uang yang diterima dari pendapatan atau penjualan setelah dikurangi pengeluaran/biaya. Pada pusat pendapatan selalu dikaitkan dengan upaya departemen penjualan dan departemen pemasaran untuk mencapai target pendapatan/penjualan perusahaan. Dalam pusat pendapatan, yaitu departemen penjualan/departemen pemasaran juga terdapat pusat pembiayaan (cost center), tetapi ukuran (dalam hal ini ditunjukkan dalam satuan moneter) pada pusat pendapatanlebih besar daripada pusat pembiayaan. sehingga pusat pertanggungjawaban pendapatan ini tidak dapat dianggap sebagai pusat laba (profit center) karena belum diperhitungkan biaya-biaya secara keseluruhan. DEPARTEMEN PENJUALAN DAN DEPARTEMEN PEMASARAN 1. Departemen Penjualan Yang menjadi tangggung jawab dari departemen penjualan adalah mencapai target penjualan perusahaan baik total nilai rupiah dan jumlah unit yang dijual per sku (stock keeping unit). Sebagai contoh: perusahaan PQR adalah sebuah perusahaan distributor makanan ringan. Produk perusahaan PQR adalah roti kering, yang dimisalkan hanya mendistribusi produk roti kering dengan tiga rasa yang berbeda yang masing-masing memiliki 3 kemasan yang berbeda. Jadi roti kering tersebut memiliki 3 rasa yaitu: keju, coklat, dan susu. Selanjutnya kemasan dari roti adalah 150 gr, 300 gr, dan 750 gr. 2. Anggaran Penjualan Anggaran penjualan merupakan alat dan peta untuk mencapai angka penjualan yang sudah ditargetkan dan disepakati oleh organisasi. Seorang controller berperan untuk mengevaluasi hasil penjualan yang dicapai oleh departemen penjualan dengan membandingkan hasil penjualan dan/atau pendapatan dengan anggaran penjualan dan hasil penjualan yang dicapai pada tahun lalu atau bulan lalu. Oleh karena itu, penyusunan anggaran penjualan harus memberi tantangan untuk departemen penjualan yang artinya anggaran penjualan yang tidak konservatif atau anggaran penjualan yang sangat optimis sehingga susah dicapai.