Anda di halaman 1dari 23

BATU SALURAN KEMIH

Sigit Nian Prasetyo


Adanya batu (kalkuli) pada saluran
perkemihan dalam ginjal, ureter, kandung
kemih, atau urethra yang terdiri dari;
yang membentuk kristal; kalsium,
oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat
dan magnesium

DEFINISI
 Ginjal : Nefrolitiasis
 Ureter : Ureterolitiasis
 Kandung Kemih : Vesikolitiasis
 Uretra : Uretrolitiasis
FAKTOR RISIKO

INFEKSI
 Infeksi Saluran Kencing (ISK) dapat menyebabkan
nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti
pembentukan Batu Saluran Kencing (BSK) Infeksi
bakteri akan memecah ureum dan membentuk
amonium yang akan mengubah pH Urine menjadi
alkali.

STASIS DAN OBSTRUKSI URINE


 Adanya obstruksi dan stasis urine akan
mempermudah Infeksi Saluran Kencing.
JENIS KELAMIN
 Lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibanding wanita dengan perbandingan 3
:1
RAS
 Batu Saluran Kencing lebih banyak
ditemukan di Afrika dan Asia.
KETURUNAN
 Anggota keluarga Batu Saluran Kencing
lebih banyak mempunyai kesempatan
AIR MINUM
 Memperbanyak diuresis dengan cara banyak
minum air akan mengurangi kemungkinan
terbentuknya batu, sedangkan kurang minum
menyebabkan kadar semua substansi dalam
urine meningkat.
PEKERJAAN
 Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu dari pada
pekerja yang lebih banyak duduk.
SUHU
 Tempat yang bersuhu panas menyebabkan
banyak mengeluarkan keringan.
MAKANAN
 Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein
hewani angka morbiditas Batu Saluran Kencing
berkurang. Penduduk yang vegetarian yang
kurang makan putih telur lebih sering menderita
Batu Saluran Kencing (buli-buli dan Urethra).
FAKTOR INTERINSIK
 Herediter
 Umur paling sering usia 30 – 50 thn
 Jenis kelamin laki-laki 3 kali > wanita
FAKTOR EKSTRINSIK
 Geografi : beberapa daerah lebih tinggi dari daerah
lain. Daerah pantai cenderung lebih tinggi karena
produksi seafood yg tinggi purin
 Iklim dan temperatur
 Asupan air: kurang asupan airdan tingginya kadar
mineral kalsium pada air minum meningkatkan
insiden batu saluran kemih
 Diet: diet banyak purin, oksalat, kalsium
 Pekerja sering pada orang yg banyak duduk kurang
aktifitas

FAKTOR TERBENTUKNYA BATU


 Teori Terbentuknya Batu
 Teori Intimatriks
Terbentuknya Batu Saluran Kencing memerlukan
adanya substansi organik sebagai inti. Substansi
ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein
A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi
substansi pembentukan batu.

 Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu
dalam urine seperti sistin, santin, asam urat,
kalsium oksalat akan mempermudah
terbentuknya batu.


 Teori Presipitasi-Kristalisasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi
solubilitas substansi dalam urine. Urine yang
bersifat asam akan mengendap sistin, santin dan
garam urat, urine alkali akan mengendap garam-
garam fosfat.

 Teori Berkurangnya Faktor Penghambat


Berkurangnya Faktor Penghambat seperti peptid
fosfat, pirofosfat, polifosfat, sitrat magnesium,
asam mukopolisakarida akan mempermudah
terbentuknya Batu Saluran Kencing.
BATU GINJAL (NEFROLITHIASIS)

Batu ginjal adalah


adanya batu di ginjal
atau saluran
perkemihan

PENGERTIAN
◦ Infeksi traktus urinarius
◦ Statis urine
◦ Immobilitas lama
◦ Dehidrasi
◦ Hiperparatiroidisme
◦ Gout
◦ Inflamasi usus
◦ Obat (antasid, laksatif, aspirin)
◦ Intake kalsium dan vitamin D berlebihan

ETIOLOGI
 Diet kalsium dan oksalat tinggi,penyebab: peningkatan
absorbsi, ca usus, gangguan absorbsi, peningkatan
reabsorbsi ca tulang (pt hiperparatiroid)
>Batu kalsium oksalat

 Hiperparatiropid dan urine alkalin


>Batu kalsium fosfat

 Penyakit gout, urine asam,pasien dg terapi antikanker,


kegemukan. Alkohol, diet tinggi protein
>Batu asam urat

 Penyerapan sistin tidak sempurna


>Batu sistin

 Infeksi UTI, urine alkalin


>Batu struvit

PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK

 Obstruksi
 Iritasi batu  infeksi
 Nyeri hebat
◦ Batu pada pelvis renalis
 Nyeri yang dalam, terus menerus
 Pada wanita ke arah kandung kemih, pada laki-
laki kearah testis
 Hematuria, piuria
 Kolik renal : nyeri tekan , mual dan muntah
◦ Batu yang terjebak pada ureter
 Gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik
menyebar ke paha dan genetalia
 Merasa ingin berkemih keluar sedikit dan darah 
kolik ureteral
◦ Batu yang terjebak pada kandung kemih
 Gejala iritasi
 Infeksi traktus urinarius
 Hematuria
 Obstruksi  retensi urine
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 IVP, USG, CT
 Urinalisa : warna : normal kekuning-kuningan,
abnormal merah menunjukkan hematuri
(kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis,
tumor,kegagalan ginjal).
 pH : normal 4,6 – 6,8 (rata-rata 6,0), asam
(meningkatkan sistin dan batu asam urat),
alkali (meningkatkan magnesium, fosfat
amonium, atau batu kalsium fosfat)
 Urine 24 jam : Kreatinin, asam urat, kalsium,
fosfat, oksalat, atau sistin mungkin
meningkat), kultur urine menunjukkan Infeksi
Saluran Kencing
 BUN hasil normal 5 – 20 mg/dl tujuan untuk
memperlihatkan kemampuan ginjal untuk
mengekskresi sisa yang nitrogen. BUN
menjelaskan secara kasar perkiraan Glomerular
 Filtration Rate. BUN dapat dipengaruhi oleh diet tinggi
protein, darah dalam saluran pencernaan status katabolik
(cedera, infeksi). Kreatinin serum hasil normal laki-laki
0,85 sampai 15mg/dl perempuan 0,70 sampai 1,25 mg/dl
tujuannya untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk
mengekskresi sisa yang bernitrogen. Abnormal (tinggi
pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap
tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan
iskemia/nekrosis.
 Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi
berat atau polisitemia.
 Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal
ginjal (PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang,
meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
 Foto Rontgen : menunjukkan adanya calculi atau
perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang uriter.
 IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti
penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan
abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
 Sistoureteroskopi : visualisasi kandung kemih dan ureter
dapat menunjukkan batu atau efek ebstruksi.
 USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi dan
lokasi batu.
Penatalaksanaan
 Menghilangkan Obstruksi
 Mengobati Infeksi
 Menghilangkan rasa nyeri
 Mencegah terjadinya gagal ginjal dan
mengurangi kemungkinan terjadinya
rekurensi.

Komplikasi
 Obstruksi Ginjal
 Perdarahan
 Infeksi
 Hidronefrosis
PEMBEDAHAN
 Extracorporeal Shock Wave Lytotripsy ( ESWL)
 Nefrostomi perkutan
 Ureteroskopi
 Disolusi batu
 Pengangkatan bedah :
 Nefrolitotomi
 Nefrektomi
 Pielolitotomi
 Ureterolitotomi
 Sistostomi
 PENGKAJIAN
 Nyeri dan ketidaknyamanan
 Gejala yang berhubungan
 Observasi urine
 Observasi tanda-tanda infeksi
 Riwayat keluarga
 Faktor predisposisi
 Pengetahuan pasien

ASUHAN KEPERAWATAN
Nyeri b.d iritasi dari pergerakan batu
 Morfin / meferidin
 Air panas / hangat area panggul
Cemas b.d kurang pengetahuan mengenai prosedur pembedahan
 Kaji penyebab dan tingkat cemas
 Ekspres feeling
 Jelaskan prosedur
Resiko infeksi b.d komplikasi post operasi
 Rawat luka dan balutan
 Pastikan aliran urine tidak kena luka
 Tehnik steril
Kurang pengetahuan b.d kurang informasi mengenai
kebutuhan cairan, pembatasan diet dan obat-obatan
 Cairan 2500 – 3000 ml / 3000 – 4000 ml
 Kontrol intake kalsium
 Menghindari makanan tinggi oksalat (teh, kopi, cola, bir, asparagus, buncis, kol, bayam
anggur, vitamin C dosis tinggi)
 Diet rendah purin (keju, anggur, jerohan)
  jeli aluminium hidroksida (b.kalsium) natrium selulose fosfat (b.allopurinil)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai