Anda di halaman 1dari 32

Hernia Inguinalis Lateralis

Pembimbing :
dr. Enrico Saut, Sp.B

Indriani
406172103
Identitas Pasien
Nama lengkap : An. MFM Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Suku : Sunda


Bogor, 4 Maret 2016
Usia : 2 tahun 9 bulan Agama : Islam

Pendidikan : - Alamat : KP. Tegal Kopi


Anamnesis
• Terdapat benjolan pada selangkangan kiri sejak usia
Keluhan Utama
2 bulan
Keluhan Tambahan • Mual, muntah dan sulit BAB disangkal, BAK normal

Riwayat Penyakit Sekarang • Terdapat benjolan pada selangkangan kiri sejak


usia 2 bulan.
• Benjolan timbul saat pasien berdiri dalam waktu
yang cukup lama, berlari , mengejan dan
menangis.
• Benjolan hilang saat pasien beristirahat.
Riwayat Penyakit Dahulu  1 bulan sebelumnya pasien sudah menjalani
operasi untuk HIL dextra

Riwayat Perinatal  dalam batas normal

Riwayat Kelahiran  Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara,


lahir spontan dengan bidan, BBL 2750gr
Kesan: riwayat kelahiran dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
• Tanggal Pemeriksaan : 4 Januari 2019 (7:00)
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos Mentis.
Tanda-tanda vital :
• S : 36,90C
• RR : 22x/menit
• HR : 101 x/menit
• SpO2: 99%
Kepala : normocephalic, tidak tampak hematom,
rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Kedudukan simetris, kedua palpebra superior dan
inferior tidak terlihat udem, sklera ikterik (-/-), injeksi
sklera (-/-), konjungtiva anemis (-/-), refleks cahaya
langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, Isokor.

Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang, sekret (-)


Hidung : Bentuk normal, deviasi septum tidak ada,
sekret(-) perdarahan hidung (-)

Mulut : Bentuk normal, mukosa kering (-), sianosis (-), lidah


kotor (-), tremor (-), faring hiperemis (-), perdarahan
gusi (-)

Leher : KGB tidak teraba mebesar, kelenjar tiroid tidak


teraba membesar di leher
Paru
Inspeksi : tampak simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, tidak
ada retraksi sela iga
Palpasi : sela iga normal, tidak melebar maupun mengecil, tidak teraba
massa
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas paru hati normal
Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis teraba pada sela iga IV linea midclavicula kiri
Perkusi :
Batas kanan : terletak pada sela iga 3 garis sternalis dextra
Batas kiri : terletak pada sela iga 4 garis midclavicula sinistra
Batas atas : terletak pada sela iga 2 garis parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I-II murni, reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen

• Inspeksi : datar
• Auskultasi : BU (+) normal
• Perkusi : timpani pada 4 kuadran
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Kulit • kulit sawo matang, ikterik (-), lesi
kulit (-)
Ekstremitas
• Superior : Akral teraba hangat, Edema -/-
• Inferior : Akral teraba hangat, Edema -/-,
STATUS LOKALIS
• Teraba massa pada
inguinal lateralis sinistra
berbentuk oval, ± 3cm x
4cm x 2cm, konsistensi
kenyal, BU (+), kalor (-),
nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 13,8 g/dL 11,7 – 15,5
Leukosit 8 ,5 103 uL 4 – 11
Hematokrit 39.30 % 35 – 457%
Trombosit 352 x 103 103 uL 150 – 440
BT 2’00 Menit 1–6
CT 11’00 Menit 8 – 18
GDS 91 mg/dl 80 – 120
USG
• Skrotalis dextra &
sinistra:
– Densitas echo
parenchym homogen
– Tampak gambaran
bowel mengisi scrotum
kanan dan kiri serta
canalis inguinalis kanan
dan kiri
– Tampak intensitas echo
cairan mengisi scrotum

Kesan: Hernia scrotalis bilateral


Resume
• Telah diperiksa An. MF usia 2 tahun dibawa ke RSUD Ciawi oleh
ibunya dengan keluhan terdapat benjolan pada selangkangan kiri
sejak usia 2 bulan. Benjolan timbul saat pasien berdiri dalam waktu
yang cukup lama, berlari, mengejan dan menangis. Benjolan hilang
saat pasien beristirahat.

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi nadi 101 x/menit, Nafas


22 kali/menit, suhu 36,90C. Status lokalis: teraba massa pada inguinal
lateralis sinistra berbentuk oval, ± 3cm x 4cm x 2cm, konsistensi
kenyal, BU (+), kalor (-), nyeri tekan (-)

• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis


Diagnosis Diagnosis Banding
Hernia inguinalis • Limfadenopati inguinalis
lateralis sinistra • Undescended testis
Tatalaksana
• Infus RL 9 tpm
• Ceftriaxone 1 x 500mg (IV)
• Rencana Operasi 4 Januari 2019

Prognosis
1. Ad vitam : bonam
2. Ad functionam : bonam
3. Ad sanationam : Dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi
suatu rongga melalui defek atau bagian yang
lemah dari dinding yang bersangkutan.

Hernia terdiri atas cincin, kantong,


dan isi hernia.
Epidemiologi
Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada
beberapa bagian tubuhnya, antara lain: pelipatan
paha, umbilikus, sekat rongga dada, dan perut
serta bagian-bagian lainnya.

Hernia inguinalis merupakan kelainan bedah


anak yang paling sering dijumpai.

Insiden hernia pada bayi dan anak belum


diketahui dengan pasti, tapi antara 10-20: 1.000
kelahiran hidup dengan jumlah antara 1-5%.

Rasio antara anak laki-laki dan wanita 4:1


Klasifikasi
A. Berdasarkan terjadinya

1. Hernia bawaan/ kongenital


2. Hernia didapat/ aquisita

Berdasarkan letak

1. Hernia inguinal
2. Hernia umbilikal
3. Hernia scrotalis

Berdasarkan sifat

1. Reponible
2. Irreponible
A. Berdasarkan
terjadinya

Hernia bawaan/ kongenital

Hernia kongenital Hernia congenital tidak


sempurna sempurna
• Bayi sudah menderita • Bayi dilahirkan normal
hernia kerena adanya • Mempunyai defek pada
defek pada tempat-tempat tempat tertentu
tertentu (predisposisi)
• Beberapa bulan (0–1
tahun) setelah lahir akan
Aquisita
terjadi hernia melalui
defek tersebut karena
dipengaruhi oleh kenaikan
hernia yang buka disebabkan tekanan intraabdominal
karena adanya defek bawaan (mengejan, batuk,
tetapi disebabkan oleh fakor lain ataupun menangis).
2. Berdasarkan letak
Hernia inguinalis direk(hernia inguinalis Hernia inguinalis indirek (hernia inguinalis
medialis) lateralis)

• Hernia ini melalui dinding • Dikarenakan keluar dari rongga


inguinal posteromedial dari vasa peritoneum melalui annulus inguinalis
epigastrika inferior di daerah yang internus yang terletak lateral dari
dibatasi segitiga Hasselbach. pembuluh epigastrika inferior,
• Jarang pada perempuan kemudian hernia masuk kedalam
• Sebagian bersifat bilateral. Hernia kanalis inguinalis, dan jika cukup
ini merupakan penyakit pada laki- panjang, menonjol keluar dari annulus
laki lanjut usia dengan kelemahan inguinalis ekternus.
otot dinding abdomen. • hernia inguinalis lateralis  berlanjut
tonjolan  skrotum  hernia
skrotalis.
• Pada anak hernia inguinalis lateralis
disebabkan oleh kelainan bawaan
berupa tidak menutupnya prosesus
vaginalis peritoneum sebagai akibat
proses penurunan testis ke skrotum.
3. Berdasarkan sifatnya
Hernia Inkaserata atau
Hernia reponibel Hernia ireponibel
Hernia strangulate
• Isi hernia dapat keluar- • isi hernia tidak dapat • Isi hernia terjepit oleh
masuk. direposisi kembali ke cincin hernia  isi
• Usus keluar ketika berdiri dalam rongga perut. kantong tidak dapat
atau mengejan, dan • Biasanya disebabkan kembali ke dalam
masuk lagi ketika oleh pelekatan isi rongga perut.
berbaring atau bila kantong kepada • Hernia inkaserata lebih
didorong masuk ke peritoneum kantong dimaksudkan untuk
dalam perut. hernia hernia ireponibel +
gangguan pasase,
• Hernia strangulata =
menyebut hernia
ireponibel + gangguan
vaskularisasi 
nekrosis
Patofisiologi
90% prosessus vaginalis tetap terbuka (pada neonatus)
dan 30% belum tertutup (pada usia 1 th)

Kegagalan obliterasi mengakibatkan berbagai


anomali inguinal

oleh karena peningkatan tekanan intra abdominal,


prosessus vaginalis tetap terbuka

akibat masuknya organ intraperitoneal seperti usus,


ovarium dan sebagainya ke dalam kantong hernia
dengan atau tanpa hydrocele
• Benjolan di lipat paha yang timbul saat
mengedan. Batuk atau mengangkat benda
berat, dan menghilang waktu istirahat
baring.
• Jika hernia terjadi pada anak atau bayi,
gejalanya terlihat anak: sering gelisah,
banyak menangis, dan kadang-kadang perut
DIAGNOSIS: kembung, harus dipikirkan kemungkinan
terjadi hernia strangulata
Anamnesis • Hernia inguinais direct, isi hernia tidak
terkontrol oleh tekanan pada cincin internal,
secara khas menyebabkan benjolan ke
depan pada lipat paha, tidak turun ke
dalam skrotum.
• Hernia inguinalis indirect, isi hernia
dikontrol oleh tekanan yang melewati cincin
internal, seringkali turun ke dalam skrotum
Pemeriksaan Fisik (Inspeksi)
• Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis
Hernia yang berjalan dari lateral ke medial,
tonjolan berbentuk lonjong.
inguinal • Medialis : tonjolan biasanya terjadi
bilateral, berbentuk bulat.

• benjolan yang terlihat sampai


Hernia skrotum yang merupakan tojolan
lanjutan dari hernia inguinalis
skrotalis lateralis.

Hernia • benjolan dibawah ligamentum


inguinal.
femoralis
Pemeriksaan Fisik

• teraba benjolan dengan


Palpasi batas atas tidak tegas

Auskultasi • peristaltik (+)


Palpasi

Finger test
Untuk palpasi menggunakan jari
telunjuk atau jari kelingking pada anak
dapat teraba isi dari kantong hernia,
misalnya usus atau omentum (seperti
karet). Dalam hal hernia dapat
direposisi, pada waktu jari masih berada
dalam anulus eksternus, pasien diminta
mengedan. Bila hernia menyentuh
ujung jari berarti hernia inguinalis
lateralis, dan bila hernia menyentuh
samping ujung jari berarti hernia
inguinalis medialis.
• Zieman test
Dilakukan dengan meletakkan 3 jari
di tengah-tengah SIAS dengan
tuberculum pubicum dan palpasi
dilakukan di garis tengah, sedang
untuk bagian medialis dilakukan
dengan jari telunjuk melalui
skrotum. Kemudian pasien diminta
mengejan dan dilihat benjolan
timbal di annulus inguinalis lateralis
atau annulus inguinalis medialis dan
annulus inguinalis femoralis.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Pencitraan
Hematologi rutin Inguinal Ultrasonography
Tatalaksana
• Prinsip dasar dari operasi hernia terdiri dari
Herniotomy, Hernioraphy, dan Hernioplasty.

Herniotomi

• dilakukan pembebasan kantong


hernia sampai ke lehernya 
kantong dibuka dan isi hernia
dibebaskan kalau ada perlekatan
kemudian direposisi.
• Kantong diajahit-ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
Tatalaksana
Hernioplasti

• Pada herniaplastik dilakukan tindakan


memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis.
Komplikasi
• Hematom
• Infeksi luka operasi
• Hernia inkraserata dan strangulata
• Ileus obstruksi
• Peritonitis jika telah terjadi strangulasi
Daftar Pustaka
• Sabiston D, C. Buku Ajar Bedah. EGC.
Jakarta:2010
• Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC.
Jakarta:2014.h.646-650
• Schwartz.. Intisari PrinsipPrinsip Ilmu Bedah.
EGC. Jakarta: 2000
• Muttaqin A dan Sari K. Gangguan
Gastrointestinal. Salemba Medika.Jakarta:
2011

Anda mungkin juga menyukai