Anda di halaman 1dari 23

Mata Kuliah KD II

PRODI D III KEPERAWATAN


STIKes KARSA HUSADA GARUT
 Obat adalah senyawa atau campuran senyawa
untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan
penyakit
 Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-
bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan
dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia.
 Lima standar obat :
 Kemurniaan.
 potensi yang baik.
 keseimbangan obat.
 Keamanan.
 efektivitas.
Sebagai benda asing yang masuk ke dalam
tubuh,obat akan bekerja sesuai dengan proses
kimiawi.Salah satu reaksi obat dapat dihitung
dalam satuan waktu,yaitu suatu interval waktu
yang diperlukan dalam tubuh untuk proses
eliminasi.
 Faktor yang memperngaruhi reaksi obat

1.Absorpsi obat.
2.Distribusi obat ke dalam tubuh.
3.Metabolisme obat.
4.Eksresi sisa melalui obat.
 Reaksi obat didalam tubuh tidak semuanya
sama.Ada yang cepat dan yang
lambat,tergantung dari factor-faktor yang
mempengaruhinya diantaranya:usia,berat
badan,jenis kelamin,factor
genetis,sikologis,kondisi patologis,waktu,cara
pemberian,dan lingkungan.
 Dalam proses pengobatan obat memiliki efek
teraupeutik dan efek samping,efek
teraupeutik seperti paliatif ( mengurangi
gejala), kuratif,suportif (respon
tubuh,)substitutif(peganti), kemo terapi
(mematikan atau menghambat) restoratif
(memulihkan fungsi tubuh).
Efek samping obat dapat membahayakan,
seperti:

• Alergi
• Toksisitas.
• Kegagalan dalam pengobatan.
• Dan sebagainya.
1. Menolak pemberian obat
jika pasien menolak pemberian obat maka
sebaiknya tunda pengobatan, laporan kedokter, dan
cepat dalam pelaporan.
2. Integritas kulit terganggu
untuk mengatasi masalah integritas kulit, lakukan
penundaan dalam pengobatan, laporkan ke dokter dan
catat ke dalam laporan.
3. Disorientasi dan bingung
Masalah disoruentasi dan bingung dapat melakukan
penundaan pengobatan, laporkan ke dokter dan catat ke
dalam laporan.
4. Menelan obat bukal atau sublingual
Perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien
menelan obat bukal atau sublingual, sebaiknya laporkan
kepada dokter, dan selanjutnya dokter yang akan
melakukan intervensi
5. Alergi kulit
Apabila terjadi alergi kulit atas pemberian dokter kepada
pasien keluarkan sebanyak mungkin pengobatan yang
telah di berikan, beritahu dokter dan catat dalam
pelaporan.
 Pemberian obat dapat dilakukan melalui: oral,
parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata,
telinga, dan hidung
 Dengan menggunakan tujuh tepat/benar:
• Nama pasien
• Nama obat
• Dosis obat
• Cara pemberian/ rute
• Waktu pemberian
• penyimpanan
• Pencatatan / pendokumentasian
 Memberikan pendidikan kepada klien dan
keluarga tentang program pengobatan
 Menginformasikan kepada dokter tentang
pengobatan yang diberikan
 Mengkaji kemampuan klien untuk
menggunakan obat secara mandiri
Suhu = Di tempat sejuk: <15 C ( contoh :
insulin (tidak boleh beku dalam lemari es)
suhu antara 2-10 C ( contoh: Vaksid tifoid)
beku ( contoh: vaksin cacar air harus kurang
dari 5 C)
Letak = Tempat penyimpanan harus terang,
letak setinggi mata, bukan tempat umum,
dan lemari obat harus terkunci.
Kadaluwarsa =kurangi obat kadaluwarsa obat
dengan cara rotasib stok, yaitu perubahan
warna.
 Ikuti petunjuk penyimpanan pada lebel/kemasan
 Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah
tertutup rapat
 Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari
langsung
 Jangan menyimpan obat pada tempat panas atau lembab
 Jangan menyimpan obat bentuk cair pada lemari pendingin
agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat
 Jangan menyimpan obat yang telah kadaluwarsa atau
rusak
 Jangan meninggalkan obat didalam mobil untuk jangka
waktu yang lama
 Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak
 Keterangan :
Untuk Pemberian Obat Lihat di Buku Panduan
Praktek Keperawatan( Yulia S) dan Pegantar
Kebutuhan Dasar Manusia (Aziz Alimul H)
Buku2.
 Gambar 19.1
Poisi penusukan intrakutan

Sumber: Kathleen Hoerth Belland dan Mary Ann Wells, 1986 .


Gambar 19.2
Letak pemberian subkutan
Sumber: kathleen dan Mary dan Ann Wells, 1986.
Gambar 19.3
Cara pemberian injeksi ntravena secara langsung
Sumber : kathleen Hoerth Belland dan Mary Ann Wels, 1986.
gambar 19.8
Pemberian obat melalui mata
Sumber: Kathleen Hoerth Belland dan Mary Ann Wells, 1986.
gambar 19.9
Pemberian obat melalui telinga
Sumber: Kathleen Hoerth Belland dan Mary Ann Wells, 1986.
gambar 19.10
Pemberian obat melalui hidung
Sumber: Kathleen Hoerth Belland dan Mary Ann Wells, 1986.

Anda mungkin juga menyukai