Anda di halaman 1dari 31

DIABETES MELLITUS PADA ANAK

Oleh:
Faiza Risty Aryanti Septarini
Apakah Diabetes Itu ?
• Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena
ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat
kurangnya jumlah insulin atau insulin tidak berfungsi sempurna

glukosa

Energi
Pendahuluan
90% penderita diabetes pada anak dan remaja adalah DM tipe-1,
dhg puncak insidensi usia 5-6 th dan 11 th

DM tipe-1 adalah gangguan metab glukosa o.k kerusakan sel β


pankreas akibat autoimun / idiopatik  produksi insulin
berkurang bahkan terhenti

DM tipe-2 perpaduan antara resistensi insulin oleh sel beta


pankreas dan aksi insulin pada jaringan

Toleransi glukosa terganggu ini : tahap pertengahan dalam


perjalanan alamiah DM tipe-2. Merupakan faktor prediktor
terhadap terjadinya DM tipe-2 dan penyakit kardiovaskular
DM tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
• DM tipe 1 (98% DM pada anak dan remaja) kerusakan sel β
pankreas baik oleh proses autoimun maupun idiopatik  produksi
insulin berkurang – berhenti
• Dua bentuk DM tipe-1

Tipe 1A Tipe 1B

• Pengaruh genetik (HLA-DR4) • Autoimun primer


dan lingkungan • Sering bersamaan manifestasi
autoimun lainnya
• Berhubungan dengan HLA-DR3
DM tipe 2
• Kelainan sensitivitas jaringan terhadap insulin berupa insensitivitas
atau resistensi
• Faktor – faktor yang menurunkan respons jaringan terhadap insulin
Kelompok yang berisiko tinggi menderita DM tipe-2

• Anak/remaja dengan obesitas.


• - Ada keluarga dekat yang menderita DM tipe-2 atau penyakit
kardiovaskular.
• - Ada tanda resistensi insulin: akanthosis nigrikans, dislipidemia,
hipertensi, sindroma ovarium polikistik.
Karakteristik DM tipe-1, dan tipe-2 pada Anak dan Remaja

Salah satu cara


membedakan DM tipe-
2 dari DM tipe-1 yang
mungkin dapat
digunakan adalah
pemeriksaan c-
peptide sekitar 12-24
bulan setelah
diagnosis
DIAGNOSIS DM MENURUT AMERICAN DIABETES ASSOCIATION (ADA)Diagnosis
DM dapat ditegakkan dengan salah satu kriteria berikut:

Glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/ dL (7.0 mmol/L)


• puasa berarti tanpa asupan kalori selama setidaknya 8 jam.
Glukosa plasma post-prandial ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L)
• Pembebanan dilakukan sesuai dengan pedoman WHO, menggunakan 75g
glukosa (atau 1,75g/kg bila kurang dari 75g) dilarutkan dalam air

Gejala klinis diabetes melitus disertai kadar glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL
(11,1 mmol/L)
• sewaktu, berarti tanpa memperhatikan jarak waktu dengan makan terakhir
• gejala klasik DM: poliuria, polidipsia, nokturia, dan penurunan berat badan
tanpa sebab yang tidak jelas

HbA1c > 6,5%


* Pemeriksaan kadar HbA1c harus dilakukan di fasilitas laboratorium yang
terstandardisasi

Pada penderita yang asimtomatis dengan peningkatan kadar glukosa plasma sewaktu
(>200 mg/dL) harus dikonfirmasi dengan kadar glukosa plasma puasa atau dengan tes
toleransi glukosa oral yang terganggu.
Diagnosis tidak ditegakkan berdasarkan satu kali pemeriksaan
Penilaian glukosa plasma Penilaian tes toleransi
puasa glukosa oral
• Normal : < 100 mg/dL (5.6 mmol/L) • Normal : <140 mg/dL (7.8 mmol/L)
• Gangguan glukosa plasma puasa • Gangguan glukosa toleransi
(Impaired fasting glucose = (Impaired glucose tolerance =IGT) :
• IFG): 100–125 mg/dL (5.6–6.9 • 140–200 mg/dL (7.8–<11.1 mmol/L)
mmol/L) • Diabetes : ≥ 200 mg/dL (11.1
• Diabetes : ≥126 mg/dL (7.0 mmol/L) mmol/L)
Karakteristik klinis DM tipe-1 Saat Diagnosis
Ditegakkan
Tidak terdapat kegawatan Terdapat kegawatan (Ketoasidosis diabetik
atau hiperglikemia
hiperosmolar)
• Enuresis (mengompol) pada anak • Dehidrasi sedang sampai berat.
yang sudah tidak mengompol • Muntah berulang dan pada beberapa
• Kandidiasis vaginal kasus nyeri perut
• Tetap terjadi poliuri meskipun
• Penurunan berat badan kronis
dehidrasi.
atau gagal tumbuh.
• Kehilangan berat badan oleh karena
• Iritabilitas dan penurunan prestasi kehilangan cairan dan otot serta
di sekolah. lemak.
• Infeksi kulit berulang. • Pipi kemerahan karena ketoasidosis.
• Bau pernapasan aseton.
• Hiperventilasi pada ketoasidosis
diabetik (pernapasan Kussmaul).
• Gangguan sensorik (disorientasi,
apatis sampai dengan koma)
Diabetes memang tidak dapat
disembuhkan, tapi DAPAT
DIKENDALIKAN. Edukasi

Kadar
Kendalikan
glukosa
penyakit
darah
Komorbid
normal
Manajemen
DM tipe 2

Aktivitas
BB ideal
fisik
Tatalaksana DM-tipe 2
Tujuan manajemen DM tipe-2 :
• Edukasi manajemen diabetes mandiri
• Kadar glukosa darah normal
• Menurunkan BB (penderita DM tipe-2 biasanya obese)
• Menurunkan asupan karbohidrat dan kalori
• Meningkatkan kapasitas aktivitas fisik
• Mengendalikan penyakit komorbid : hipertensi, dislipidemia,
nefropati, gangguan tidur, perlemakan hati, dll
Edukasi

perubahan gaya hidup (diet dan aktivitas fisik)


pemberian obat antidiabetes oral dan insulin
Melibatkan ahli gizi, psikolog serta ahli aktivitas
fisik
Rekomendasi Diet

Disesuaikan dengan kemampuan keuangan


keluarga dan budaya setempat
Hindari minuman yang mengandung gula,
makanan yang dibuat dari gula
Meningkatkan asupan buah dan sayur sebagai
penganti snacks
Mengurangi asupan makanan dalam kemasan
dan makanan instan
Dukungan keluarga teladan orang tua memilih
makanan sehat

“The Best Prescription is Knowledge”


Copyright©.MediFa2004/Adip/Witri
Aktivitas Fisik
Melaksanakan aktivitas fisik intensitas sedang atau
berat yang menyenangkan dan bervariasi setidaknya
60 menit setiap hari (rekomendasi WHO mengenai
aktivitas fisik untuk usia 5-17 tahun)
Sebagian besar aktivitas fisik sehari-hari harus
merupakan aktivitas aerobik
Melakukan aktivitas fisik sebagai bagian dari
kehidupan sehari-hari (penggunaan tangga, jalan kaki,
bersepeda atau menggunakan kendaraan umum ke
sekolah atau ke tempat lainnya serta aktivitas
pekerjaan rumah tangga)

“The Best Prescription is Knowledge”


Copyright©.MediFa2004/Adip/Witri
Medikamentosa

Memperbaiki resistensi insulin


Meningkatkan sekresi insulin endogen
Memberikan insulin eksogen

“The Best Prescription is Knowledge”


Copyright©.MediFa2004/Adip/Witri
Alur Terapi DM Tipe-2
Terapi Inisial
Metabolik stabil (tanpa ketosis/ Metabolik tidak stabil (dengan ketosis/
ketoasidosis), HbA1c < 9% (atau gula darah ketoasidosis), HbA1c ≥ 9% (atau gula darah
sewaktu < 250mg/dL) sewaktu ≥ 250 mg/dL)

• Mulai Metformin dengan dosis 500 • Insulin basal : mulai dengan dosis
mg/ 24 jam, yang dapat diberikan 0,25 -0,5 unit/ kg/ 24 jam
dengan dosis terbagi 250 mg/ 12 • Perpindahan dari kombinasi insulin
jam, selama 7 hari dan metformin ke metformin saja
• Bila tidak ada efek samping, dosis dapat dilakukan dalam waktu 2-6
bisa dinaikkan 500 mg per minggu minggu, dengan menurunkan
selama 3-4 minggu sampai bertahap dosis insulin 30-50%
mencapai dosis 1000 mg/ 12 jam, sambil menaikkan dosis metformin
atau menggunakan metformin
lepas lambat 2000 mg/ 24 jam

Target terapi inisial adalah mencapai HbA1c <6,5%.


Terapi Lanjut
• Monoterapi metformin selama 3-4 bulan gagal mencapai target
HbA1c < 6,5%,  penambahan insulin basal.
• Bila setelah penggunaan metformin dan insulin basal sampai dosis
1,2 unit/ kg belum mencapai target HbA1c, maka bolus insulin kerja
pendek sebelum makan bisa ditambahkan dengan dosis titrasi
sampai mencapai target HbA1c
• Penggunaan obat anti diabetes oral lain meskipun bermanfaat
tetapi penggunaannya masih sangat terbatas.
Monitoring
• Pasien yang menggunakan regimen insulin basal-bolus atau
pompa insulin, harus memeriksa kadar glukosa darahnya > 3 kali
sehari.
• - Selama sakit akut atau ketika muncul gejala hiperglikemi atau
hipoglikemi,  pantau glukosa lebih sering dan konsultasi
dengan dokter.
• - Pemeriksaan dapat berupa kombinasi dari pengukuran gula
darah puasa dan post prandial. Pemeriksaan post prandial
terutama bila kadar GDP selalu normal tetapi kadar HbA1c tidak
mencapai target.
• - Pada pasien yang tidak menggunakan insulin atau
menggunakan insulin basal saja, monitor glukosa darah bisa
lebih jarang.
Tatalaksana DM tipe 1 Jenis, Dosis, Kapan
pemberian, dan
insulin Cara penyuntikan
serta Penyimpanan

olahraga
Home makanan
monitoring

edukasi
Tatalaksana DM-tipe 1
Target dari kontrol metabolik anak DM tipe-1 : 2
• Tumbuh kembang optimal
• HbA1c : <7,5%
• Kontrol metabolik yang baik tanpa menimbulkan hipoglikemia berat
dan ketoasidosis tidak didapatkan
• Gula darah pre prandial : 70-150 mg/dL
• Gula darah post prandial : <180 sampai dengan 200 mg/dL
• Terhindar dari kompikasi
edukasi
• Diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan
dalam kontrol metabolik

Edukasi Awal :
pengetahuan dasar DM tipe 1, pengaturen makan, tentang insulin , dan
pertolongan pertama pada kedaruratan medik akibat DM tipe 1
(hipoglikemia), pemberian insulin pada saat sakit

Edukasi Selanjutnya :
Selamiiia konsultasi di poliklinik
Pemberian Insulin
• Kerja Insulin : ultra pendek, pendek, menengah,
Jenis panjang dan mix
• Insulin bolus, basal, premix

• Sesuai dengan hasil monitoring glukosa darah


Dosis harian

Kapan pemberian
• subkutan di paha depan / samping, lengan
Cara Penyuntikan samping atas, sekitar umbilikus, bokong secara
bergantian

• Stabil di suhu ruangan, tidak terpapar panas yang


Cara berlebihan.
• Disimpan dalam lemari es (4-8 C)
Penyimpanan • Vial atau penfill yang telah dibuka : 3 bulan dalam
lemari es, setelah lewat masa tersebut -->
dibuang.
Insulin
Dosis insulin harian, tergantung • Selama fase remisi parsial, total
pada : dosis harian insulin sering <0.5
• Umur. IU/kg/hari.
• Berat badan. • Prepubertas (diluar fase remisi
parsial) biasanya membutuhkan
• Status pubertas.
0.7–1.0 IU/kg/hari.
• Lama dan fase dari diabetes.
• Selama pubertas kebutuhan akan
• Asupan makanan. meningkat 1.2–2 IU/kg/hari.
• Pola olahraga.
• Aktifitas harian.
• Hasil dari monitoring glukosa Pada kasus :
darah dan HbA1c. Dosis insulin : 60 unit –
63 unit (1,5 unit/kg/hari)
• Penyakit penyerta
Pengaturan makanan
Kebutuhan kalori : Dibagi menjadi :
(1000 + (usia (tahun) x - 60-65%
100)) kalori per hari karbohidrat
- 25% protein
- <30% lemak

• 3 kali makan utama dan 3 kali makanan kecil


• Dianjurkan pemberian makanan yang mengandung banyak serat seperti
buah-buahan, sayur-sayuran dan sereal  membantu mencegah
lonjakan-lonjakan kadar glukosa darah
• Dianjurkan penambahan vitamin D
• Pembatasan asupan garam
Olah raga
• Modifikasi aktifitas dan olah raga
• Semua jenis olah raga dapat dilakukan oleh penderita DM tipe 1 yang tidak ada
komplikasi ddengan kontrol glukosa yang baik.

• Petunjuk umum:
• Kontrol metabolik sebelum olah raga.
• Hindari olah raga jika gula darah > 250 mg/dl + ketonemia/uria
• Hati-hati jika gula darah > 300 tanpa ketonemia/uria
• Tambah makanan berkabohidrat jika gula darah < 100 mg/dl
• Monitor gula darah sebelum dan sesudah olah raga:
• Identifikasi perubahan insulin dan makanan.
• Pelajari respons glikemik pada berbagai jenis olah raga.
• Makanan tambahan:
• Berikan karbohidrat seperlunya untuk menghindari hipoglikemi.
• Makanan berkabohidrat seharusnya tersedia sebelum dan sesudah olah raga.
Home Monitoring
• Pemeriksaan glukosa darah secara langsung lebih tepat
• Pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara teratur pada saat awal perjalanan
penyakit, pada setiap penggantian dosis insulin atau pada saat sakit.
• Pemeriksaan glukosa darah sebaiknya dilakukan 4 kali sehari (30 menit
sebelum makan pagi, siang dan sore serta saat akan malam), pemeriksaan
HbA1c tiap 3 bulan.
• Target kadar HbA1C berdasarkan ISPAD dan IDF

• Deteksi dini komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular tiap tahun.


KOMPLIKASI
Akut:
- Hipoglikemi.
- Reaksi alergi lokal.
- Ketoasidosis diabetes.

Kronik:
- Komplikasi makrovaskular :
- Aterosklerosis.
- Penyakit serebrovaskular.
- Penyakit jantung iskemik.
- Iskemik pada kaki bawah (gangren, dan lain-lain).
- Komplikasi mikrovaskular.
- Neuropati perifer (dengan / tanpa ulserasi tropik).
- Retinopati diabetes, katarak, glaukoma.
- Nefropati diabetes.
- Komplikasi miselanous.
- Infeksi kulit, lipoidika nekrobiosis.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai