Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan

Kasus
• Tn.B 28 tahun dan Ny.B 26 tahun adalah pasangan suami istri. Usia pernikahan mereka 1,5
tahun. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Bayi C yang berusia 3 bulan.
Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 07 Agustus 2016. Ia melahirkan
normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny.B menyatakan
persalinan Ny.B lancar dan cepat. Tn.B tinggal satu rumah dengan istri, anak, dan ibu
mertua. Tn.B bertempat tinggal di Sleman. Tn.B dan Ny.B pendidikan terakhirnya adalah
SMP. Tn.B bekerja sebagai buruh dan Ny.B adalah seorang karyawan. Pada keluarga Tn.B
terdapat beberapa masalah kesehatan yang terjadi, yaitu menurut Ny.B, Bayi C baru diberi
imunisasi satu kali saat ia lahir. Setelahnya bayi belum dibawa ke puskesmas untuk
imunisasi. Menurut catatan imunisasi bayi C baru diberi imunisasi satu kali. Status gizi bayi
kurang. Berat badan bayi saat ini 4700 gram, bayi dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi C
belum diberi tambahan vitamin A. Bayi hanya diberikan susu SGM, karena ASI Ny.B keluar
hanya sedikit. Ny.B tidak rutin membawa bayi nya ke posyandu karena menyesuaikan waktu
kerjanya.
Pengkajian
• a.Identitas Kepala Keluarga
• Nama : Tn.B
• Umur : 28 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Buruh
• Alamat : Sleman
• Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
• Jumlah anggota keluarga :3
Daftar Anggota
Keluarga
No Nama L/P Umur Agama Hub. Dg Pendidika Pekerjaan
KK n
1 Ny.B P 26 th Islam Istri SMP Karyawan
Laundry

2 By.C P 3 bln Islam Anak Belum -


sekolah
3 Ny.M P 60 th Islam Mertua SD -
Genogram

ny M
: LAKI-LAKI

: PEREMPUAN
Tn.B Ny.C
: SAKIT
by.c
: TINGGAL 1 RUMAH

: MENINGGAL
• Struktur Keluarga
Keluarga Tn.B menganut struktur keluarga matrilokal
• Tahap perkembangan keluarga
Keluarga Tn.B berada pada tahap II yakni keluarga Child Bearing
• Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu belum mengimunisasikan
bayinya dan tidak memberikan ASI serta berat badan bayi kurang.
• Hubungan antar keluarga
1)Hubungan suami-istri:
Suami menyatakan hubungan dengan istri harmonis. Bila ada masalah diselesaikan bersama. Suami menyatakan sering
menghabiskan waktu bersama istri dan anaknya. Saat kunjungan dilakukan, suami tampak sering membimbing istrinya
menjawab pertanyaan perawat.

2)Hubungan orang tua-anak:


Saat kunjungan rumah dilakukan, suami sedang istirahat siang. Ia bermain-main dengan anaknya dan membuatkan susu
untuk anaknya. Tn.B menyatakan bila istirahat siang, ia selalu pulang untuk menemui anaknya.

3)Hubungan antar anggota, baik dengan anggota keluarga dan keluarga lain:
Tn.B menyatakan hubungan dengan anggota keluarga dan dengan tetangga baik, tidak pernah ada masalah berarti. Tn.B
mengatakan jika ada masalah dengan tetangga akan diselesaikan bersama. Tn.B jarang ikut kegiatan di masyarakat seperti
kerja bakti dan pengajian. Hubungan anggota keluarga dengan keluarga yang lain juga baik. Adik-adik Ny.B tinggal di dekat
rumah Ny.B sehingga bisa saling membatu jika ada kesulitan. Anggota keluarga Tn.B selalu berinteraksi dengan tetangga
dan saling membantu apabila ada kesulitan. Adik Ny.B menyatakan tetangga dan saudara sering mengingatkan Ny.B untuk
mengimunisasikan bayinya, tetapi Ny.B menolak
• Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
Tn.B menyatakan, ia yang mengambil keputusan dalam keluarga karena ia adalah kepala
keluarga.
• Nutrisi
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan By.tidak masalah dalam menyusu
• Pola Istirahat
Tn.B menyatakan keluarga jarang istirahat siang. Tn.B menyatakan sering mengkonsumsi kopi
dan sering begadang. Ia sering susah tidur. Ny.B tidur di malam hari setelah Bayi C tidur. Dan
bangun di pagi hari jam 05.00.
• Pola eliminasi
Tak ada masalah dalam pola eliminsai
• Hygiene perorangan
kebersihan keluarga terjaga
• Kebiasaan Keluarga yang merugikan
Tn.B menyatakan memiliki kebiasaan merokok habis 1 bungkus perhari dan menyatakan lebih
baik tidak makan daripada tidak merokok. Ny.B menyatakan suaminya selalu merokok dan tidak
bisa menghentikan suaminya merokok. Tn.B kadang merokok disamping bayi C.
Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, menurun. Riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga:
Tn. B menyatakan ia tak pernah menderita sakit serius, selama ini ia merasa sehat-sehat saja, demikian
pula dg Ny.B. Ny.M juga menyatakan Ia tak memiliki keluhan kesehatan. Ia juga tidak memiliki penyakit
serius meskipun sudah tua. Ny.B menyatakan ayahnya meninggal karena penyakit tua. Ayahnya
meninggal 11 bulan yang lalu. Ny.M menyatakan suaminya meninggal karena penyakut yang parah, dan
ia tak tahu penyakit apa. Ia menyatakan sudah memeriksakan suaminya ke berbagai tempat tetapi tak
kunjung membaik dan akhirnya meninggal.
Ny.B juga menyatakan bayinya jarang sakit. Selama ini sehat-sehat saja. Ny. M menyatakan bayi C
pernah sekali pilek.
Riwayat kehamilan yang lalu:
Ny.B menyatakan ia baru hamil sekali. Ia melahirkan pada usia 9 bulan di puskesmas Mlati 2. Ny.B menyatakan
tidak ada keluhan selama hamil. Ny.B menyatakan lebih sering tidur dan malas ketika hamil. Ny.B menyatakan tidak
pernah periksa selama hamil. Buku KIA Ny.B menunjukkan ia pernah ANC 1x. Selama hamil ia merasa biasa-biasa
saja. Ny.B menyatakan walaupun selama hamil tidak kontol, ia tetap sehat. Pola makan dan kegiatan sama saja
ketika hamil dan tidak hamil. Tidak ada makanan pantangan ketika hamil.
Persalinan
Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 22 juli 2016. Ia melahirkan normal di puskesmas ditolong
bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny. M menyatakan persalinan Ny.B lancar dan cepat.
Pemeriksaan Bayi
Keluarga Tn.B mempunyai seorang bayi. Bayi C diikutkan di posyandu, akan tetapi Ny.B tidak rutin membawa bayi
ke posyandu karena menyesuaikan waktu kerjanya. Kalau ibu kerjanya masuk pagi, anak tidak diantar ke posyandu.
KMS diisi oleh kader posyandu.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi saat ini ia dapat bergerak aktif, dapat mengoceh dan sudah berusaha miring
untuk tengkurap.
Ny.B menyatakan bayi baru diberi imunisasi saat ia lahir. Setelahnya, bayi belum dibawa ke puskesmas untuk
imunisasi. Catatan imunisasi bayi C menunjukkan ia baru diimunisasi saat lahir.
Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg. Bayi C dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi belum diberi
tambahan vitamin A. Bayi belum diberikan makanan tambahan. Ia hanya diberikan susu SGM.
Gangguan mental pada anggota keluarga: Tn.B mengatakan tidak ada anggota keluarga yang merasa bersalah,
gagal, kecewa, tertekan dan dalam keluarga tidak sering bertengkar.
Penampilan tingkah laku anggota keluarga yang menonjol:Tn.B menyatakan dirinya tegas, Bayi C ceria, Ny.B
taat kepadanya. Sedangkan Ny.M terbuka untuk membantu permasalahan keluarganya.
Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
Tn.B dan Ny.B menyatakan solat tetapi tidak 5 waktu. Ny.M solat rutin 5 waktu. Keluarga jarang mengikuti pengajian
rutin di masjid. Tn.B rutin solat jumat. Keluarga rutin solat di hari raya.
Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan :
Tn.B menyatakan tidak pernah periksa ke puskesmas. Ny.B juga jarang periksa ke puskesmas. Keluarga
menyatakan jika ada sedikit keluhan dibiarkan akan sembuh sendiri. Mertua yang sudah lansia juga tidak pernah
datang ke posyandu lansia. Ia tidak pernah diukur tekanan darahnya. Tn.B menyatakan tidak pernah diukur tekanan
darahnya juga sehat-sehat saja. Tn.B menyatakan khawatir akan kesehatan anaknya , karena berat badannya yang
rendah. Ny.B menyatakan perlu untuk membawa anaknya ditimbang rutin di posyandu, tetapi ia sering sibuk bekerja.
Ny.B menyatakan kadang takut pergi ke puskesmas karena takut dimarahi bidan, karena ia pernah mengalaminya.
Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi:
Tn.B menyatakan khawatir karena berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian, Tn.B beberapa kali menanyakan
berapa berat badan anaknya tadi saat di posyandu. Saat dilakukan pengkajian, keluarga tampak heran dan
khawatir, ada apa dengan anaknya kok sampai didatangi dan dilakukan pendataan.
Tanggapan/mekanisme koping keluarga terhadap masalah:
Jika ada masalah keluarga Tn.B selalu mencari solusi bersama, keputusan ada di Tn.B.
Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat
Ny.B menyatakan ia tidak memberikan ASI sejak anaknya usia 2 hari. Ia menyatakan tidak memberikan ASI
karena ASI hanya keluar sedikit, tetapi pada hari ke-2 anak tidak mau menyusu sehingga ia menghentikan
pemberian ASI. Hingga sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B memberi bayi susu formula.
Tn.B menyatakan pernah mencampuri susu formula dengan sedikit bubur susu, tetapi Bayi C diam dan tidak
menangis. keluarga ingin menghemat susu, karena susu mahal.
Keluarga Tn.B jarang periksa jika sakit, jika ada sedikit keluhan, Tn.B menyatakan dibiarkan saja akan sembuh
sendiri.
Ny.B menyatakan belum membawa anaknya ke puskesmas karena sibuk kerja. Ny.B menyadari sebenarnya
penting untuk mengimunisasikan anaknya. Ia sudah diberikan penjelasan oleh bidan bahwa ia harus membawa
anaknya datang ke puskesmas saat usia bayinya 40 hari, namun hingga kini belum mengimunisasikan bayinya.
Ny.B juga mengetahui jadwal imunisasi puskesmas yaitu hari selasa. Ny.B menyatakan malas membawa anak
imunisasi karena takut dimarahi bidan dan malas antri di puskesmas. Selain itu, ia tidak tega melihat anaknya
kesakitan kalau disuntik.
Analisa data
No DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS: Ketidakcukupan air susu ibu Ketidakmampuan
Ny.B menyatakan ASI hanya keluar pada Ny.B di keluarga Tn.B Keluarga Tn.B
sedikit di awal kelahiran bayi. mengenal masalah
DO: pemberian ASI pada
a.Saat pengkajian, ibu memberi susu bayi C
formula dengan botol pada bayi.
Status gizi bayi kurang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Ketidakcukupan ASI
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
no Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Ketidakcukupan Setelah diberi asuhan keperawatan keluarga mampu 1.1 Beri pendidikan kesehatan
ASI (00216) mengenal masalah pemberian nutrisi pada bayi C, kep ada keluarga tentang nutrisi
dengan kriteria hasil: yang baik bagi bayi
1.1 Keluarga mampu menyebutkan kembali nutrisi yang 1.2 Anjurkan keluarga untuk
tepat bagi bayi membuang sisa susu formula dan
1.2 Keluarga dapat menyebutkan kembali kemungkinan membersihkan botol setiap
penyebab BB kurang pada bayi selesai memberikan makan
1.3 Jelaskan kepada keluarga
kemungkinan penyebab berat
badan bayi kurang
1.4Evaluasi pemahaman keluarga
Setelah diberi asuhan keperawatan keluarga mampu 1.5 Berikan pendidikan kesehatan
mengambil keputusan yang tepat untuk memberikan nutrisi tentang cara menyiapkan susu
bagi bayi C, dengan kriteria hasil: formula, yaitu takaran yang benar
1.3 Keluarga menyatakan akan memberikan susu sesuai dalam memberikan susu dan
takaran yang benar pentingnya takaran susu bayi
1.4 Keluarga menyatakan akan memberikan susu saja sampai yang benar terhadap kebutuhan
bayi usia 6 bulan nutrisi bayi
LANJUTAN

1.6 Jelaskan kepada keluarga


untuk tidak mencampur makanan
seperti bubur, sereal kedalam
botol, yaitu hanya susu
formula/ASI saja
Dampingi keluarga sampai
mengambil keputusan dengan
tepat

Setelah diberi asuhan keperawatan keluarga 1.7 Ajarkan cara memberikan takaran
mampu merawat bayi C, dengan kriteria hasil: susu yang tepat
1.5 Ny.B rutin membawa bayi ke posyandu 1.8 Jelaskan mengenai pentingnya
1.6 Takaran susu untuk bayi C 3 1/3 takar sendok menimbang anak rutin ke posyandu
makan/100 cc air 1.9 Anjurkan menyendawakan bayi
1.7 Keluarga menyendawakan bayi setelah diberi setelah minum susu
susu 1.10 Demonstrasikan cara
menyendawakan bayi
Observasi cara pembuatan susu bayi
Lanjutan
Setelah diberi asuhan keperawatan 1.11 Berikan pengertian bagi
keluarga mampu memelihara keluarga tentang masalah
lingkungan yang mendukung kesehatan yang dialami bayi C
bayi C, dengan kriteria hasil: 1.12 Berikan pengertian
1.8 Keluarga mendukung Ny.B kepada Ny.M dan adik Ny.B
memberikan nutrisi yang tepat bagi bayi pentingnya dukungan keluarga
1.9 Keluarga memotivasi Ny.B untuk bagi Ny.B
merawat bayi dengan baik 1.13 Anjurkan keluarga
membantu pemberian nutrisi
yang tepat bagi bayi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai