Infeksi Virus Pada Saluran Pernafasan
Infeksi Virus Pada Saluran Pernafasan
• Usia
• Polusi Udara dan Paparan Asap rokok
• Status Ekonomi Rendah
• Frekuensi kontak Dengan Hewan Peliharaan
• Berat Bdan Lahir Rendah
• Penyapihan Dini
• Malnutrisi
• Konsumsi Alkohol
PATOGENESIS
MEKANISME PERTAHANAN
TUBUH
• Etiologi : virus corona respirasi (CoV-SARS)
respiratory sinctial virus (RSV)
adeno virus
virus influenza
virus para influenza
rhinovirus
CORONA VIRUS
• Merupakan virus hewan , termasuk family Coronaviridae
• Memiliki 2 serotipe (menginfeksi manusia) & 10 serotipe (menginfeksi burung
dan mamalia lainnya)
• Asal kata : “Crown” berarti mahkota
• Predileksi : saluran pernapasan manusia
• Jenis : SARS-Cov, Mers-CoV
• Sifat unik : dapat menginfeksi saluran napas atas, bawah, dan GIT
• Masa inkubasi : 2-5 hari, gejala berlangsung 1 minggu
• Di Asia terjadi wabah tahun 2003, 10% menyebabkan kematian
CORONA VIRUS
• Epidemiologi :
- merupakan penyebab utama penyakit pernapasan pada musim dingin
- antibody muncul di masa anak-anak
- prevalensi meningkat sesuai usia, 90% pada dewasa
- diperkirakan 10-30% sebagai penyebab batuk pilek
• Gejala klinis :
- batuk, pilek
- malaise
- sesak napas akut berat
CORONA VIRUS
• Diagnosis :
- gejala klinis
- kultur sulit dilakukan
- pemeriksaan serologi (uji CF, ELISA, dan hemaglutinasi)
• Pencegahan :
- hand hygiene
• Penatalaksanaan :
- isolasi pasien
- pembatasan perjalanan
- penggunaan APD bagi petugas kesehatan
- obat antiviral (oseltamivir)
SARS
Pendahuluan
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07
Halaman 12 dari 14
SARS: Severe acute respiratory syndrome (SARS)
atau sindrome pernapasan akut berat
Epidemiologi
• Sampai Maret 2003 ada 2671 kasus dan kematian 100 org (CFR=
3,74%).
• Terbanyak di Cina 1279 kasus dan kematan 53, Hongkong
Etiologi
Penularan
• Gejala :
Pemeriksaan Lab.
Pengobatan
Pencegahan
Rekomendasi
1. Sosialisasi
2. Penyiapan PE
3.
4. Kewaspadaan
Anjuran 0
periksa kl dari
negara
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07
Halaman 24 dari 14
VIRUS INFLUENZA
• Family orthomiksoviridae (menyebabkan mortalitas & morbiditas tinggi, dan
sering menimbulkan epidemi)
• Tipe : A (terus-menerus mengalami perubahan antigen, merupakan penyebab
epidemi terbanyak)
B (mengalami perubahan antigen, juga dapat menyebabkan epidemi)
C (bersifat stabil, menimbulkan penyakit ringan)
• Tipe A ditemukan pada hewan babi, kuda, dan burung (Avian influenza A,
H5N1)
INFLUENZA VIRUS
VIRUS INFLUENZA
• Patogenesis :
- penyebaran melalui droplet inhalasi, atau melalui tangan atau permukaan
yang terkontaminasi
- virus yang masuk melalui saluran pernapasan, lolos dari refleks batuk dan
dari netralisasi IgA spesifik yang sudah ada sebelumnya, atau inaktivasi oleh
inhibitor nonspesifik dalam sekresi mukosa >>> sehingga sel epitel terinfeksi >>>
menimbulkan gejala
• Masa inkubasi : 1-4 hari (tergantung dari imunitas host dan virulensi)
• Pelepasan virus ke dalam sirkulasi dimulai 1 hari setelah muncul gejala, dan memuncak
dalam 24 jam, tetap meningkat selama 1-2 hari, kemudian menurun dengan cepat
AVIAN INFLUENZA
• Gejala bersifat akut (3-4 hari) :
- panas mendadak > 38oC
- menggigil
- nyeri otot menyeluruh
- malaise
- anoreksia
• Dapat bersifat ringan atau asimptomatik
• Komplikasi : pneumonia oleh karena virus, bakteri atau keduanya (terutama pada pasien
usia lanjut dan lemah, khususnya pasien kardiopulmoner dan penyakit kronik lain)
DIAGNOSIS AVIAN INFLUENZA
Definisi kasus berdasarkan Depkes tahun 2007 :
- penderita dalam penyelidikan
- kasus suspek
- kasus probable
- kasus confirmed
Penderita dalam penyelidikan :
- gejala demam ≥ 38 oC, dengan satu atau lebih dari gejala :
- batuk, nyeri tenggorokan dan sesak napas
- masih sedang mengerjakan pengawasan klinis dan laboratoris
KASUS SUSPEK AVIAN INFLUENZA
Gejala : demam ≥ 38 oC, disertai satu atau lebih dari gejala : batuk, nyeri
tenggorokan, pilek dan/atau sesak napas
Disertai satu dari keadaan di bawah ini :
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, ada kontak erat dengan
penderita (suspek, probable, atau confirmed) : merawat, berbicara, menyentuh
dalam jarak < 1 meter
- dalam 7 hari terakhir, mempunyai riwayat kontak erat dengan unggas
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai riwayat kontak
dengan unggas dan produknya di aderah yang dalam 1 bulan terakhir terjangkit flu
burung pada unggas ataupun pada manusia
KASUS SUSPEK AVIAN INFLUENZA
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai riwayat
mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang dengan pematangan tidak
sempurna, yang berasal dari daerah yang terjangkit flu burung baik pada
unggas maupun pada manusia
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, kontak erat dengan
binatang selain unggas yang telah terkonfirmasi terinfeksi H5N1 (babi atau
kucing)
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, memegang atau
menangani sampel (hewan atau manusia) yang dicurigai mengandung H5N1
KASUS SUSPEK AVIAN INFLUENZA
- leukopenia
- titer antibodi H5 (+), dengan pemeriksaan uji H1 dengan eritrosit kuda
atau ELISA untuk influenza tanpa subtipe
- foto toraks menggambarkan pneumonia yang cepat memburuk (pada foto
serial)
KASUS PROBABLE AVIAN INFLUENZA
• Kriteria kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan berikut ini :
- adanya kenaikan titer antibodi terhadap H5, minimal 4x, dengan uji ELISA
- terdeteksi antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal, dengan uji
netralisasi
- atau seseorang yang meninggal karena penyakit saluran pernapasan akut
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, dan secara epidemiologis menurut
waktu, tempat dan pajanan berhubungan dnegan kasus probable atau
confirmed
KASUS CONFIRMED AVIAN INFLUENZA
• Diagnosis :
- seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probable, disertai
\positif salah satu hasil pemeriksaan laboratorium berikut :
* isolasi virus influenza A H5N1 (+)
* PCR influenza A H5N1 (+)
* peningkatan 4x lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1dari
spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil 7 hari setelah
muncul gejala), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus 1/80
* titer antibodi mikronetralisasi H5N1 1/80 pada serum yang diambil pada
hari ke-14 atau lebih setelah muncul gejala, disertai hasil (+) uji serologi lain
SWINE INFLUENZA
• Masa inkubasi 1-5 hari, onset cepat
• Gejala (berdasarkan CDC 2009) : ILI (Influenza Like Illness)
- batuk (98%) - diare (48%)
- panas badan >39,8 oC (96%) - sesak napas (48%)
- malaise (89%) - nyeri sendi (46%)
- nyeri kepala (82%)
- nyeri menelan (82%)
- menggigil (80%)
DERAJAT PENYAKIT SECARA KLINIS
(BERDASARKAN WHO) :
DERAJAT RINGAN DERAJAT SEDANG
DERAJAT BERAT
(RAWAT JALAN (RAWAT DI RUANG
(RAWAT ICU)
DENGAN ISOLASI)
PENGAWASAN
- Asimptomatik atau gejala - Ada faktor komorbid - Pneumonia luas
minimal
- Sesak napas - Gagal napas
- Demam tanpa sesak
- Pneumonia - Sepsis
- Tida ada pneumonia
- Usia tua - Syok
- Tidak ada komorbid
- Hamil - Kesadaran menurun
- Usia muda
- Keluhan lain yang - ARDS
mengganggu : diare, muntah,
- MODS
tidak bisa makan minum
DIAGNOSIS SWINE INFLUENZA
Kasus suspek :
- seseorang dengan gejala ILI, disertai
- riwayat kontak dengan kasus Influenza H1N1, 7 hari sebelum MRS
- riwayat berkunjung ke daerah dengan satu atau lebih kasus baru, 7 hari
sebelum MRS
- bertempat tinggal di daerah dengan satu atau lebih kasus confirmed
Kasus probable :
- seseorang dengan gejala suspek,hasil laboratorium (+) virus influenza
A H1N1, tapi tidak dapat mendeteksi subtipe, atau
- seseorang dengan gejala ILI yang meninggal karena gagal napas akut
yang tidak dapat ditentukan penyebabnya dan secara epidemiologi
berhubungan dengan kasus probable atau confirmed
Kasus confirmed :
- seseorang yang hasil pemeriksaan laboratorium (+) terninfeksi virus
Influenza A H1N1 baru, melalui satu atau lebih pemeriksaan (PCR, kultur
virus, peningkatan 4x antibodi spesifik dengan test netralisasi)
OBAT-OBAT ANTIVIRAL
• Amantadin dan Rimantadin
- cara kerja : dengan merusak sisntesis membran virus
- efikasi terbatas hanya pada Influenza A
- dosis : 2x100 mg (amantadin),
dan 2x150 mg (rimantadin)
•
• Inhibitor Neuraminidase (Zanamivir, dan Oseltamivir)
- cara kerja : inhibibitor neuraminidase (analog reseptor permukaan sel
virus) >>> menghambat perkembangan penyakit, menurunkan tingkat keparahan
penyakit
- dosis : 20 mg per hari, dibagi 2 dosis, selama 5 hari (Zanamivir),
dan 150 mg per hari, dibagi 2 dosis, selama 15 hari (Oseltamivir)
• Ribavirin
- cara kerja : menghambat transkripsi virus
- efektif terhadap Infulenza tiep A dan B, dan untuk infeksi RSV (pada bayi
dengan risiko tinggi)
- dosis per oral 800-1200 mg per hari
KOMPLIKASI :
Tergantung pada jenis virus, dan fokus infeksi :
- bronkiolitis
- pneumonia bakterial
- sepsis
PROGNOSIS :
Tergantung pada usia, jenis virus, ada tidaknya infeksi sekunder, dan tatalaksana yang
memadai
- Infeksi corona virus dapat menyebabkan SARS (kematian 435 dari 6200 kasus)
- Virus influenza dengan kematian 33%
NEW SLIDE
INFEKSI FLU BURUNG PADA MANUSIA
VIRUS AI DALAM DAGING AYAM AKAN MATI PADA SUHU 80ºC SELAMA 1
MENIT ATAU 60ºC SELAMA 30 MENIT
Definisi umum :
Penyakit menular yang disebabkan virus influenza yang ditularkan oleh
unggas
Influensa A (H5) adalah penyebab wabah flu burung pada hewan di Hong
Kong, China, Vietnam,Thailand, Indonesia , Korea, Jepang, Laos,
Kamboja, kecuali Pakistan (H7)
DEFINISI KASUS FLU BURUNG
KASUS SUSPEK
MANUSIA MANUSIA
LABORATORIUM :
– PCR
karet)
2. Semua orang yang kontak langsung harus sering cuci tangan dengan disinfektan, alcohol
70%
3. Lingkungan peternakan harus bersih
4. Semua orang yang terpapar harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat,
meliputi : diobati atas rekomendasi dokter antiviral oseltamivir pada kasus suspek
Divaksinasi flu manusia bagi yang terpapar agar tidak terjadi 2 infeksi gabungan
virus flu manusia dan virus flu burung dapat menyebar dari manusia ke
manusia
Pengamatan kesehatan pasif bagi yang berisiko tinggi/ terpapar dan keluarga
jika ada gejala gangguan pernapasan, flu dan infeksi mata harus ke fasilitas
kesehatan
Golongan rentan ( anak-anak, lanjut usia, penderita jantung, paru kronik ) agar
menghindari tempat terjangkit.
5. Survelen serologi pada pekerja yang terpapar
BAHAN YG BERASAL DARI SALURAN CERNA UNGGAS SEPERTI TINJA HARUS DITATA
DGN BAIK PEMBUANGANNYA, CONTOH : DITANAM /DIBAKAR AGAR TIDAK MENJADI
SUMBER PENULARAN BAGI ORANG SEKITAR
DISINFEKTAN
PENCEGAHAN
b. Pemeriksaan fisis
• Inspeksi :bagian yg sakit tertinggal saat napas
• Palpasi : fremitus dapat mengeras
• Perkusi redup
• Auskultasi :terdengar suara napas bronkoveskuler sampai bronkial
2. Pemeriksaan penunjang
a. Gambaran radiologis
Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi
dengan air bronchogram, Penyebaran bronkogenik, Interstisial
serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan
petunjuk ke arah diagnosis etiologi, mis.gambaran pneumonia
lobaris
b. Pemeriksaan laboratorium
Pasien dengan gejala Influenza Like Illness (ILI) yang terpajan dengan daerah
peternakan unggas yang terinfeksi H5N1 harus di uji untuk infeksi H5N LEVEL II
Virus yang jarang di temukan pada manusia tetapi dapat
menyebabkan pneumonia berat yaitu virus corona ( SARS,
MERS CoV ).
Virus Corona diketahui dapat menimbulkan kesakitan pada
manusia mulai dari yang ringan sampai berat untuk itu kenali
manifestasi Severe Acute Respiratory Infection (SARI). Salah
satu strain terbaru dari virus corona adalah MERS CoV yang
banyak ditemukan pada orang yang tinggal atau berkunjung ke
daerah Timur Tengah.
Kelainan yang mungkin di temukan adalah :