Anda di halaman 1dari 114

INFEKSI VIRUS

PADA SALURAN PERNAPASAN

DR. PUTU WARDANA, SP.P


PENDAHULUAN

• Infeksi saluran pernapasan : sebagian besar disebabkan oleh virus


• Di Amerika : Angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut 75-80% (80%
infeksi virus)
• Faktor risiko : umur (lebih sering pada anak-anak)
iklim (lebih sering pada musim dingin)
PENDAHULUAN
 Jenis virus : - virus influenza
- virus parainfluenza
- rhinovirus
- adenovirus
- respiratory syncytial virus (RSV)
- virus corona resprasi
 Di Amerika : masa inkubasi 1-4 hari
penularan : * langsung (melalui droplet inhalasi)
* tidak langsung (melalui tangan yang terkontaminasi
sekret atau epitel konjungtiva)
DEFINISI

• Infeksi virus pada saluran pernapasan :


merupakan infeksi yang menyerang satu atau lebih saluran pernapasan,
mulai dari hidung sampai ke alveoli (atas maupun bawah), termasuk
adneksanya, yang disebabkan oleh virus
FAKTOR RISIKO

• Usia
• Polusi Udara dan Paparan Asap rokok
• Status Ekonomi Rendah
• Frekuensi kontak Dengan Hewan Peliharaan
• Berat Bdan Lahir Rendah
• Penyapihan Dini
• Malnutrisi
• Konsumsi Alkohol
PATOGENESIS
MEKANISME PERTAHANAN
TUBUH
• Etiologi : virus corona respirasi (CoV-SARS)
respiratory sinctial virus (RSV)
adeno virus
virus influenza
virus para influenza
rhinovirus
CORONA VIRUS
• Merupakan virus hewan , termasuk family Coronaviridae
• Memiliki 2 serotipe (menginfeksi manusia) & 10 serotipe (menginfeksi burung
dan mamalia lainnya)
• Asal kata : “Crown” berarti mahkota
• Predileksi : saluran pernapasan manusia
• Jenis : SARS-Cov, Mers-CoV
• Sifat unik : dapat menginfeksi saluran napas atas, bawah, dan GIT
• Masa inkubasi : 2-5 hari, gejala berlangsung 1 minggu
• Di Asia terjadi wabah tahun 2003, 10% menyebabkan kematian
CORONA VIRUS
• Epidemiologi :
- merupakan penyebab utama penyakit pernapasan pada musim dingin
- antibody muncul di masa anak-anak
- prevalensi meningkat sesuai usia, 90% pada dewasa
- diperkirakan 10-30% sebagai penyebab batuk pilek
• Gejala klinis :
- batuk, pilek
- malaise
- sesak napas akut berat
CORONA VIRUS
• Diagnosis :
- gejala klinis
- kultur sulit dilakukan
- pemeriksaan serologi (uji CF, ELISA, dan hemaglutinasi)
• Pencegahan :
- hand hygiene
• Penatalaksanaan :
- isolasi pasien
- pembatasan perjalanan
- penggunaan APD bagi petugas kesehatan
- obat antiviral (oseltamivir)
SARS

Pendahuluan
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07
Halaman 12 dari 14
SARS: Severe acute respiratory syndrome (SARS)
atau sindrome pernapasan akut berat

adalah sindrome akibat infeksi virus paru yg bersifat


mendadak dan menunjukkan gejala gangguan
pernapasan pada pasien yang mempunyai riwayat
kontak dengan pasien SARS

Epidemiologi

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07


Halaman 13 dari 14
• Pertama kali ditemukan di Guang Dong, cina th 2002

• Cepat menyebar ke Hongkong, Vietnam, &


Memuat…
Singapura Feb 2003
• Maret 2003 WHO menyatakan ancaman global SARS
dg mengeluarkan ‘ travel advisory’
• Yg sdh menjangkiti 15 negara, & 20 negara di April
2003

• Sampai Maret 2003 ada 2671 kasus dan kematian 100 org (CFR=
3,74%).
• Terbanyak di Cina 1279 kasus dan kematan 53, Hongkong

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07


Halaman 14 dari 14
(928/25), Amerika (148/0), Singapura (113/8), Kanada (91/10)
• Yg terkecil Australia, Belgia, Brasil, Irlandia, Rumania, Spanyol, &
Swiss, (1/0)
• Di Indonesia blm ditemukan SARS, 17 dicurigai: 9 observas, 7
negatif.
• Di jateng, 8 observasi dan dari negara terjangkit, bukan
probable

Etiologi

• Penyebab: Virus famili Coronavirus


• Virus RNA sepert sekrup, terbungkus protein amplop.

Memuat…
Menyerang mamalia & unggas
• punya metode unik untuk bereplikasi, mampu berkombinasi
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07
Halaman 15 dari 14
dg anggota lain dari keluarga coronavirus
• Coronovirus adl virus penyebab influenza.
• Mas inkubasi 2-10 hr

• Coronovirus punya 2 genus yaitu coronavirus &


torovirus.
• Coronavirus jenis OC43 membentuk
hemaglutini-esterase (HE) sedangkan HCV-
229E tidak. Protein ini menyebabkan
penggumpalan eritrosit, dpt utk menentukan
jumlah virus

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07


Halaman 16 dari 14
0

Penularan

• Penularan melalui droplet (batuk, bersin, atau


bicara) dari pasien terinfeksi. Jrk 2 m
• Kontak erat dengan pasien (mekanisme blm
diketahui)
• Virus senang di mukosa sal. Napas
• Kontak erat: merawat, hidup bersama, kontak
langsung

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07


Halaman 17 dari 14
0

Gejala & tanda

• Gejala :

demam mendadak >38 drjtC, batuk, sesak nafas,


sakit kepala, kaku otot, anoreksia, lemah, bercak
merah pd kulit, bingung, diare.

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07


Halaman 18 dari 14
Diagnosis SARS

1. Kasus suspek (suspect case)


demam >38 drjt C, & salah satu atau lebih gangguan
pernafasan yaitu batuk, napas pendek, sulit
napas, dengan satu atau lebih kriteria:
- 10 hr terakhir sebelum sakit kontak erat dengan
pasien SARS
- 10 hr terakhir sebelum sakit melakukan perjalanan
ke tempat yang ada SARS

2. Kasus ‘mungkin’ (probable case)


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07
Halaman 19 dari 14
kasus suspek dengan gambaran foto toraks
menunjukkan tanda-tanda pneumona atau respiratory
distress syndrome atau
seseorang yang meninggal krn penyakit saluran
pernapasan yg tdk jelas penyebabnya, perisa autopsi
ditemukan tanda patologis berupa ‘ RDS’ yg tdk
jelas penyebabnya

Pemeriksaan Lab.

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07


Halaman 20 dari 14
• Pemeriksaan tes antibodi (IgG/IgM
• Pemeriksaan molekular (PCR)
• Pemeriksaan kulturMemuat…

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07


Halaman 10 dari 14
0

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07


Halaman 22 dari 14
0

Pengobatan

• Suportif: Vitamin, mis Vit C & B kompleks


• Simtomatik: analgesik, antitusif, mukolitik
• Profilaksis : antibiotik terapeutik & profilaksis
sesuai indikasi

• Penggunaan antivirus akan membantu, tp belum


direkomendasikan secara luas krna mahal & stok
terbatas

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07


Halaman 23 dari 14
0

Pencegahan

1. mencegah penularan dari droplet, udara atau kontak


2. penderita yang dicurigai SAR harus pakai masker
3. perawatan penderita di Ruang isolasi

Rekomendasi
1. Sosialisasi
2. Penyiapan PE
3.
4. Kewaspadaan
Anjuran 0
periksa kl dari
negara
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/shy-1-03_(Sars).ppt 20/07/17 14.07
Halaman 24 dari 14
VIRUS INFLUENZA
• Family orthomiksoviridae (menyebabkan mortalitas & morbiditas tinggi, dan
sering menimbulkan epidemi)
• Tipe : A (terus-menerus mengalami perubahan antigen, merupakan penyebab
epidemi terbanyak)
B (mengalami perubahan antigen, juga dapat menyebabkan epidemi)
C (bersifat stabil, menimbulkan penyakit ringan)
• Tipe A ditemukan pada hewan babi, kuda, dan burung (Avian influenza A,
H5N1)
INFLUENZA VIRUS
VIRUS INFLUENZA
• Patogenesis :
- penyebaran melalui droplet inhalasi, atau melalui tangan atau permukaan
yang terkontaminasi
- virus yang masuk melalui saluran pernapasan, lolos dari refleks batuk dan
dari netralisasi IgA spesifik yang sudah ada sebelumnya, atau inaktivasi oleh
inhibitor nonspesifik dalam sekresi mukosa >>> sehingga sel epitel terinfeksi >>>
menimbulkan gejala
• Masa inkubasi : 1-4 hari (tergantung dari imunitas host dan virulensi)
• Pelepasan virus ke dalam sirkulasi dimulai 1 hari setelah muncul gejala, dan memuncak
dalam 24 jam, tetap meningkat selama 1-2 hari, kemudian menurun dengan cepat
AVIAN INFLUENZA
• Gejala bersifat akut (3-4 hari) :
- panas mendadak > 38oC
- menggigil
- nyeri otot menyeluruh
- malaise
- anoreksia
• Dapat bersifat ringan atau asimptomatik
• Komplikasi : pneumonia oleh karena virus, bakteri atau keduanya (terutama pada pasien
usia lanjut dan lemah, khususnya pasien kardiopulmoner dan penyakit kronik lain)
DIAGNOSIS AVIAN INFLUENZA
 Definisi kasus berdasarkan Depkes tahun 2007 :
- penderita dalam penyelidikan
- kasus suspek
- kasus probable
- kasus confirmed
 Penderita dalam penyelidikan :
- gejala demam ≥ 38 oC, dengan satu atau lebih dari gejala :
- batuk, nyeri tenggorokan dan sesak napas
- masih sedang mengerjakan pengawasan klinis dan laboratoris
KASUS SUSPEK AVIAN INFLUENZA
 Gejala : demam ≥ 38 oC, disertai satu atau lebih dari gejala : batuk, nyeri
tenggorokan, pilek dan/atau sesak napas
 Disertai satu dari keadaan di bawah ini :
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, ada kontak erat dengan
penderita (suspek, probable, atau confirmed) : merawat, berbicara, menyentuh
dalam jarak < 1 meter
- dalam 7 hari terakhir, mempunyai riwayat kontak erat dengan unggas
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai riwayat kontak
dengan unggas dan produknya di aderah yang dalam 1 bulan terakhir terjangkit flu
burung pada unggas ataupun pada manusia
KASUS SUSPEK AVIAN INFLUENZA
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai riwayat
mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang dengan pematangan tidak
sempurna, yang berasal dari daerah yang terjangkit flu burung baik pada
unggas maupun pada manusia
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, kontak erat dengan
binatang selain unggas yang telah terkonfirmasi terinfeksi H5N1 (babi atau
kucing)
- dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, memegang atau
menangani sampel (hewan atau manusia) yang dicurigai mengandung H5N1
KASUS SUSPEK AVIAN INFLUENZA
- leukopenia
- titer antibodi H5 (+), dengan pemeriksaan uji H1 dengan eritrosit kuda
atau ELISA untuk influenza tanpa subtipe
- foto toraks menggambarkan pneumonia yang cepat memburuk (pada foto
serial)
KASUS PROBABLE AVIAN INFLUENZA

• Kriteria kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan berikut ini :
- adanya kenaikan titer antibodi terhadap H5, minimal 4x, dengan uji ELISA
- terdeteksi antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal, dengan uji
netralisasi
- atau seseorang yang meninggal karena penyakit saluran pernapasan akut
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, dan secara epidemiologis menurut
waktu, tempat dan pajanan berhubungan dnegan kasus probable atau
confirmed
KASUS CONFIRMED AVIAN INFLUENZA
• Diagnosis :
- seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probable, disertai
\positif salah satu hasil pemeriksaan laboratorium berikut :
* isolasi virus influenza A H5N1 (+)
* PCR influenza A H5N1 (+)
* peningkatan 4x lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1dari
spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil 7 hari setelah
muncul gejala), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus 1/80
* titer antibodi mikronetralisasi H5N1 1/80 pada serum yang diambil pada
hari ke-14 atau lebih setelah muncul gejala, disertai hasil (+) uji serologi lain
SWINE INFLUENZA
• Masa inkubasi 1-5 hari, onset cepat
• Gejala (berdasarkan CDC 2009) : ILI (Influenza Like Illness)
- batuk (98%) - diare (48%)
- panas badan >39,8 oC (96%) - sesak napas (48%)
- malaise (89%) - nyeri sendi (46%)
- nyeri kepala (82%)
- nyeri menelan (82%)
- menggigil (80%)
DERAJAT PENYAKIT SECARA KLINIS
(BERDASARKAN WHO) :
DERAJAT RINGAN DERAJAT SEDANG
DERAJAT BERAT
(RAWAT JALAN (RAWAT DI RUANG
(RAWAT ICU)
DENGAN ISOLASI)
PENGAWASAN
- Asimptomatik atau gejala - Ada faktor komorbid - Pneumonia luas
minimal
- Sesak napas - Gagal napas
- Demam tanpa sesak
- Pneumonia - Sepsis
- Tida ada pneumonia
- Usia tua - Syok
- Tidak ada komorbid
- Hamil - Kesadaran menurun
- Usia muda
- Keluhan lain yang - ARDS
mengganggu : diare, muntah,
- MODS
tidak bisa makan minum
DIAGNOSIS SWINE INFLUENZA
 Kasus suspek :
- seseorang dengan gejala ILI, disertai
- riwayat kontak dengan kasus Influenza H1N1, 7 hari sebelum MRS
- riwayat berkunjung ke daerah dengan satu atau lebih kasus baru, 7 hari
sebelum MRS
- bertempat tinggal di daerah dengan satu atau lebih kasus confirmed
 Kasus probable :
- seseorang dengan gejala suspek,hasil laboratorium (+) virus influenza
A H1N1, tapi tidak dapat mendeteksi subtipe, atau
- seseorang dengan gejala ILI yang meninggal karena gagal napas akut
yang tidak dapat ditentukan penyebabnya dan secara epidemiologi
berhubungan dengan kasus probable atau confirmed
 Kasus confirmed :
- seseorang yang hasil pemeriksaan laboratorium (+) terninfeksi virus
Influenza A H1N1 baru, melalui satu atau lebih pemeriksaan (PCR, kultur
virus, peningkatan 4x antibodi spesifik dengan test netralisasi)
OBAT-OBAT ANTIVIRAL
• Amantadin dan Rimantadin
- cara kerja : dengan merusak sisntesis membran virus
- efikasi terbatas hanya pada Influenza A
- dosis : 2x100 mg (amantadin),
dan 2x150 mg (rimantadin)

• Inhibitor Neuraminidase (Zanamivir, dan Oseltamivir)
- cara kerja : inhibibitor neuraminidase (analog reseptor permukaan sel
virus) >>> menghambat perkembangan penyakit, menurunkan tingkat keparahan
penyakit
- dosis : 20 mg per hari, dibagi 2 dosis, selama 5 hari (Zanamivir),
dan 150 mg per hari, dibagi 2 dosis, selama 15 hari (Oseltamivir)
• Ribavirin
- cara kerja : menghambat transkripsi virus
- efektif terhadap Infulenza tiep A dan B, dan untuk infeksi RSV (pada bayi
dengan risiko tinggi)
- dosis per oral 800-1200 mg per hari
KOMPLIKASI :
Tergantung pada jenis virus, dan fokus infeksi :
- bronkiolitis
- pneumonia bakterial
- sepsis
PROGNOSIS :
Tergantung pada usia, jenis virus, ada tidaknya infeksi sekunder, dan tatalaksana yang
memadai
- Infeksi corona virus dapat menyebabkan SARS (kematian 435 dari 6200 kasus)
- Virus influenza dengan kematian 33%
NEW SLIDE
INFEKSI FLU BURUNG PADA MANUSIA

Dr. I PUTU WARDANA, Sp. P


VIRUS INFLUENZA
FAMILI : ORTHOMYXOVIRIDAE
GENUS : INFLUENZAVIRUS
TIPE A (MANUSIA DAN HEWAN), B (MANUSIA), C (MANUSIA) :

VIRUS A (1933) PENYEBAB SANGAT BERVARIASI


VIRUS B (1940) PENYEBAB WABAH PADA MANUSIA
VIRUS C (JARANG DITEMUKAN) MENYEBAR SECARA
PERIODIK, RINGAN, TIDAK MENYEBABKAN WABAH
GENOM ssRNA (SINGLE STRANDED, NEGATIVE SENSE),
BERSEGMEN.
VIRUS INFLUENZA TIPE A
Antigen permukaan virus A ada 2 glikoprotein yaitu :
Hemaglutinin (H) & Neuraminidase (N)
Perbedaan H dan N merupakan dasar subtipe H1 – H15 dan N1 – N9
Penjamu : manusia, babi, kuda, unggas (avian) natural host : burung influenza
Pada manusia virus H1N1, H2N2, dan H3N2, virusavian H5N1
VIRUS AVIAN INFLUENZA VIRUS FLU BURUNG
Virus RNA ( genome : 8 segmen )
Family : Orthomyxoviridae
Genus : Virus influenza tipe A
Suptipe : berdasarkan antigen permukaan ( surface antigens ) :
Antigen Haemagglutinin (H) : 1-15
Antigen Neuraminidase (N) : 1-9

Berdasarkan pathogenitas Strain diklasifikasikan sebagai berikut :


Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI)
Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI)
Virus Al dapat bermutasi virulensi rendah ke tinggi , terutama subtype H5 dan H7 meningkatkan
asam amino dasar pada cleavage site dari Haemagglutinin.
SIFAT VIRUS
VIRUS DAPAT BERTAHAN HIDUP DI AIR SAMPAI 4 HARI PADA SUHU 22ºC DAN
LEBIH 30 HARI PADA 0ºC

VIRUS AI DALAM DAGING AYAM AKAN MATI PADA SUHU 80ºC SELAMA 1
MENIT ATAU 60ºC SELAMA 30 MENIT

VIRUS AI PADA TELUR AYAM AKAN MATI PADA PEMANASAN SUHU 64 ºC


SELAMA 5 MENIT
VIRUS AI DAPAT BERTAHAN UNTUK WAKTU LAMA DALAM
KOTORAN AYAM (FESES) DAN AIR SELAMA 32 HARI

SIFAT VIRUS SANGAT LABIL, MUDAH BERUBAH BENTUK DARI


TIDAK GANAS MENJADI GANAS DAN SEBALIKNYA

VIRUS AI AKAN MATI PADA SEDIAAN ALKOHOL 70%


AMMONIUM KUATENER, CHLORIN, FORMALIN 2-5%
IODOFORM KOMPLEKS (IODINE), SENYAWA FENOL, DAN
NATRIUM/KALIUM HIPOKLORIT.
INFEKSI VIRUS AVIAN INFLUENZA PADA
MANUSIA
1997 : Hong Kong (H5N1) : 18 pasien, 6 meninggal
1999 : China dan Hong Kong (H9N2) : 2 pasien
2002 : Virginia (H7N2) : 1 kasus seropositive
2003 : Fujian (China)/Hong Kong (H5N1) : 2 pasien , 1 meninggal
Netherland (H7N7) : 89 kasus, 1 meninggal
Hong Kong (H9N2) : 1 pasien
2004-2005 : Canada ( H7N3)
Vietnam (H5N1) : 87 kasus : Thailand (H5N1) : 17 kasus
Cambodia (H5N1) : 4 kasus, Indonesia (H5N1) : 1 kasus

21 juli 2005 : 109 kasus infeksi virus avian influenza A (H5N1)


55 meninggal
MEMBEDAKAN H5 DARI FLU BIASA
(H3N2/H1N1)
TES FLU A POSITIF PADA MASA MUSIM FLU RENDAH
MENINGKATKAN PROBABILITAS ( H5N1)

ISOLASI VIRUS ( KULTUR )/ SUB-TYPING


( HI : Mab, RT-PCR )
CHEMICON H1 MAb CROSS REACTS WITH H5
TES LANGSUNG ASPIRAT NASOPHARYNGEAL

H5 MONOCLONAL ANTIBODY UNTUK ( IFAT)


H5 specific RT-PCR (HA gene)
VIRUS H5 BARU LEBIH VIRULEN
LEBIH MUDAH MENGINFEKSI MAMALIA
DITEMUKAN PADA BABI, KUCING, HARIMAU DAN LEOPARD
SUMBER PENULARAN
SEBARAN DI BURUNG LEBIH LUAS
BEBEK ( H5N1) ASIMPTOMATIK LEBIH BANYAK MENGELUARKAN VIRUS UNTUK
WAKTU LAMA
RESIKO PENULARAN KE UNGGAS LAIN ATAU MANUSIA.

KEMAMPUAN UNTUK MENGINFEKSI BERAGAM SPESIES


FLU BURUNG PADA MANUSIA

Definisi umum :
Penyakit menular yang disebabkan virus influenza yang ditularkan oleh
unggas

Influensa A (H5) adalah penyebab wabah flu burung pada hewan di Hong
Kong, China, Vietnam,Thailand, Indonesia , Korea, Jepang, Laos,
Kamboja, kecuali Pakistan (H7)
DEFINISI KASUS FLU BURUNG
KASUS SUSPEK

SESEORANG YANG MENDERITA DEMAM > 38º C , BATUK , SAKIT


TENGGOROKAN, BERINGUS NAMUN DALAM WAKTU SINGKAT DAPAT MENJADI
BERAT PNEUMONIA & DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN JIKA TIDAK DI
TANGANI , DISERTAI SALAH SATU KEADAAN :
A. SEMINGGU TERAKHIR MENGUNJUNGI PETERNAKAN
YANG TERJANGKIT FLU BURUNG

B. BEKERJA PADA SUATU LAB YANG MEMPROSES SAMPLE


BAIK MANUSIA ATAU HEWAN YANG DICURIGAI FLU
BURUNG
DEFINISI KASUS FLU BURUNG
KASUS PROBABLE
KASUS SUSPEK DISERTAI DENGAN SALAH SATU :

A. BUKTI LAB TERBATAS ( INFLUENSA A, H5N1, MISAL IFA +

MENGGUNAKAN ANTIBODI H5 MONOCLONAL ANTIBODI ) ATAU

B. TIDAK ADA PENYEBAB LAIN


KASUS KONFIRMASI
KASUS SUSPEK DISERTAI :

A. KULTUR VIRUS INFLUENZA H5N1 (+)


B. PCR INFLUENZA H5 (+)
C. PENINGKATAN TITER ANTIBODI H5 SEBESAR 4
KALI
PENULARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA
VIRUS AI UMUMNYA TIDAK MENULAR KE MANUSIA TETAPI BEBERAPA STRAIN
MEMPUNYAI KEMAMPUAN UNTUK MENGINFEKSI MANUSIA
VIRUS AI MENGINFEKSI MANUSIA- MANUSIA :

UNGGAS LIAR UNGGAS DOMESTIC BABI MANUSIA MANUSIA


( VIRUS INFEKSI UNGGAS )

MANUSIA MANUSIA

UNGGAS LIAR UNGGAS DOMESTIC BABI MANUSIA MANUSIA


( VIRUS INFEKSI UNGGAS )
CARA PENULARAN
BAHAN INFEKSIUS : TINJA
SEKRET SALURAN NAFAS

PENULARAN MELALUI UDARA , KONTAK LANGSUNG


PENULARAN DARI UNGGAS KE UNGGAS, HEWAN LAIN DAN MANUSIA

UNGGAS YANG TERINFEKSI MENULAR PADA 2 MINGGU PERTAMA DARI


LUDAH , SEKRET HIDUNG DAN TINJA
DAPAT MENULAR DARI BAHAN INFEKSIUS YANG
TERDAPAT PADA ALAT-ALAT DAN PAKAIAN

SESUDAH 4 MINGGU TAK DAPAT DIDETEKSI

PENULARAN DARI MANUSIA KE MANUSIA BELUM


TERBUKTI
KELOMPOK RESIKO TINGGI

PEKERJA PETERNAKAN / PEMPROSESAN


UNGGAS ( TERMASUK DOKTER HEWAN DLL )

PENGUNJUNG PETERNAKAN / PEMPROSESAN


UNGGAS DALAM 1 MINGGU
PEKERJA LAB YANG
MEMPROSES SAMPLE PASIEN /
HEWAN TERJANGKIT

KONTAK DENGAN PENDERITA


FLU BURUNG
MASA INKUBASI
MASA INKUBASI 1- 3 HARI

MASA INFEKSIUS PADA MANUSIA : 1 HARI


SEBELUM SAMPAI 3- 5 HARI SESUDAH
GEJALA TIMBUL & PADA ANAK DAPAT SAMPAI
21 HARI
GEJALA FLU BURUNG

GEJALA SAMA DENGAN GEJALA FLU PADA UMUMNYA


INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT
GEJALA : DEMAM, SUHU DIATAS 38ºC SAKIT
TENGGOROKAN, BATUK, BERINGUS, NYERI OTOT, SAKIT
KEPALA LEMAS
DALAM WAKTU SINGKAT DAPAT MENJADI BERAT &
TERJADI PNEUMONIA
DAPAT TERJADI PADA ORANG DEWASA & ANAK-ANAK (
LEBIH RENTAN PADA ANAK-ANAK)
LAPORAN KASUS INFLUENZA BURUNG DI
HONGKONG (1997)
GEJALA YANG DI LAPORKAN 7 DARI 18 PASIEN YANG
MENDERITA FLU BURUNG :
DEMAM TINGGI : 7 PASIEN ( 100%)
BATUK : 6 PASIEN (85,71%)
NYERI TENGGOROKAN : 5 PASIEN ( 71,42%)
KONDISI PASIEN CEPAT MEMBURUK/ BERAT
KEMATIAN KARNA GAGAL NAPAS
MASUK RS KARENA PNEUMONIA
PENGOBATAN DENGAN AMANTADINE &
RIMANTADINE MASIH SENSITIF TERHADAP ( H5N1 )
SECARA INVITRO DI HONGKONG
GAMBARAN FOTO TORAKS
TIDAK SPESIFIK : DIFFUSE, MULTIFOCAL OR PATCH INFILTRATES
KONSILIDASI SEGMENTAL ATAU LOBAR DENGAN AIR BRONCHOGRAM
PADA AUSKULTASI : SERING TERDENGAR RONKI
DIAGNOSIS

ANAMNESIS : FAKTOR RESIKO, GEJALA

GEJALA KLINIK , PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN PENUNJANG

PASIEN AKAN CEPAT MEMBURUK

LABORATORIUM :

- ISOLASI VIRUS DARI BAHAN DARAH, APUSAN


TENGGOROK/HIDUNG, ALAT TUBUH

- SEROLOGI : DETEKSI ANTIBODY

– PCR

PENGAMBILAN SAMPEL PADA WAKTU INFEKSI 1-3 HARI DAN MASA


KONVALESEN (14 HARI SETELAH TIMBUL GEJALA )
PENCEGAHAN & TERAPI

• PENCEGAHAN BAGI ORANG TERPAJAN :


• OSELTAMIVIR 1 KALI 75 MG SEHARI SELAMA 1 MINGGU.
• AMANTADINE HIDROCHLORIDA ATAU RIMANTIDINE
• TERAPI
• SUPORTIF
• SIMPTOMATIK
• ANTIBIOTIK
PENCEGAHAN BAGI YANG BERISIKO
(WHO)
1. Petugas yang berhubungan langsung dengan sumber pakai APP ( masker N95 atau
minimal
masker bedah, kaca mata google, gaun pelindung/ apron, sarung tangan tebal, sepatu bot

karet)
2. Semua orang yang kontak langsung harus sering cuci tangan dengan disinfektan, alcohol

70%
3. Lingkungan peternakan harus bersih
4. Semua orang yang terpapar harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat,
meliputi : diobati atas rekomendasi dokter antiviral oseltamivir pada kasus suspek
Divaksinasi flu manusia bagi yang terpapar agar tidak terjadi 2 infeksi gabungan

virus flu manusia dan virus flu burung dapat menyebar dari manusia ke
manusia

Pengamatan kesehatan pasif bagi yang berisiko tinggi/ terpapar dan keluarga
jika ada gejala gangguan pernapasan, flu dan infeksi mata harus ke fasilitas
kesehatan

Golongan rentan ( anak-anak, lanjut usia, penderita jantung, paru kronik ) agar
menghindari tempat terjangkit.
5. Survelen serologi pada pekerja yang terpapar

6. Pengambilan bahan sampel swab tenggorok, darah, jaringan post mortem


untuk di kirim ke lab
PENCEGAHAN

SETIAP ORANG YG BERHUBUNGAN DGN BAHAN YANG BERASAL DARI SALURAN


CERNA UNGGAS HARUS MCNGGUNAKAN PELINDUNG BERUPA, (MASKER, KACAMATA
RENANG ) DAN SARANA PENUNJANG LAINNYA

BAHAN YG BERASAL DARI SALURAN CERNA UNGGAS SEPERTI TINJA HARUS DITATA
DGN BAIK PEMBUANGANNYA, CONTOH : DITANAM /DIBAKAR AGAR TIDAK MENJADI
SUMBER PENULARAN BAGI ORANG SEKITAR

ALAT - ALAT PETERNAKAN SETELAH DIGUNAKAN HARUS DICUCI DGN

DISINFEKTAN
PENCEGAHAN

KANDANG DAN TINJA TIDAK BOLEH DIKELUARKAN DARI LOKASI PETERNAKAN

MENGKONSUMSI DAGING UNGAS YG TELAH DIMASAK PADA SUHU 80°C SELAMA 1


MENIT, TELUR UNGGAS PERLU DIPANASKAN PADA SUHU 64°C SELAMA 5 MENIT

MELAKSANAKAN KEBERSIHAN DIRI & LINGKUNGAN

MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH. MISAL, PEMBERIAN VITAMIN C SUPLEMEN

SAAT INI BELUM ADA VAKSIN FLU BURUNG UNTUK MANUSIA


KESIMPULAN
VIRUS AVIAN INFLUENZA H5N1 YANG BEREDAR SAAT INI MEMPUNYAI
SIFAT BARU, TERSEBAR LUAS PADA UNGGAS DAPAT MENGINFEKSI MANUSIA
DAN MANUSIA LAIN

KUNCINYA : PENCEGAHAN DAN DIAGNOSIS DINI, DAPAT MEMBANTU


PENGENDALIAN INFEKSI INI.
NEW SLIDE
DEFINISI

Pneumonia → peradangan paru yang disebabkan


olehmikroorganisme
(bakteri,virus,jamur,parasit)

Pneumonitis → peradangan paru yang disebabkan


oleh non-mikroorganisme (bahan
kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik,
dll)
PATOGENESIS

Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikoorganisme


di paru. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan
tubuh, mikroorganisme dan lingkungan , maka mikroorganisme
dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit
Beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan saluran
napas:
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonialisasi di permukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut yang terbanyak adalah secara
kolonisasi. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0.5-2.0 µm
melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveol dan
selanjutnya terjadi proses infeksi
Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang
normal waktu tidur (50%) juga pada keadaan penurunan kesadaran,
peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse)

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yg tinggi 108-10 /mL

Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau


aspirasi
KLASIFIKASI PNEUMONIA

1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis


a. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b. Pneumonia nosokomial (hospital-acquired
pneumonia/nosocomial pneumonia)
c. Pneumonia aspirasi
d. Pneumonia pada penderita immunocompromised
2. Berdasarkan bakteri penyebab
a.Pneumonia bakterial/tipikal
b.Pneumonia atipikal
c. Pneumonia virus
d.Pneumonia jamur
3. Berdasarkan predileksi infeksi
a.Pneumonia lobaris
b.Bronkopneumonia
c. Pneumonia interstisial
DIAGNOSIS
1. Gambaran klinis
a. Anamnesis
gambaran klinik : demam, menggigil, suhu tubuh > 40°C, batuk dg dahak
mukoid atau purulen, sesak napas dan nyeri dada

b. Pemeriksaan fisis
• Inspeksi :bagian yg sakit tertinggal saat napas
• Palpasi : fremitus dapat mengeras
• Perkusi redup
• Auskultasi :terdengar suara napas bronkoveskuler sampai bronkial
2. Pemeriksaan penunjang
a. Gambaran radiologis
Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi
dengan air bronchogram, Penyebaran bronkogenik, Interstisial
serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas
menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan
petunjuk ke arah diagnosis etiologi, mis.gambaran pneumonia
lobaris
b. Pemeriksaan laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit,


biasanya > 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul dan pada
hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi
peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan
pemeriksaan dahak, kultur darah, dan serologi. Kultur darah dapat
positifmpada 20-25% penderita tidak diobati
PENGOBATAN
Pengobatan antibiotik Pengobatan suportif

Penderita pneumonia dapat diberikan terapi empiris apabila:


1. Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2. Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu
sebagai penyebab pneumonia
3. Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Maka penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara


empiris
PNEUMONIA KOMUNITI

Pneumonia komuniti → pneumonia yang didapat di masyarakat.


Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang
menyebabkan angka kematian tinggi di dunia
ETIOLOGI

Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak


disebabkan bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik
DIAGNOSIS

Diagnosis pneumonia komuniti didapat dari anamnesis, gejala


klinis, pemeriksaan fisis, foto toraks, laboratorium.
Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan
jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau
infiltrat progessif + ≥ 2 gejala seperti:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/purulen
• Suhu tubuh ≥ 38 °C (aksila)/riwayat demam
• Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
• Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
PNEUMONIA ATIPIK

Pada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik


sering pula dijumpai bakteri atipik yaitu Mycoplasma
pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Legionella spp,

Penyebab lain :Chlamydia psittasi, Coxiella burnetii, virus


influenza tipe A & B, Adenovirus dan Respiratory syncitial virus
Diagnosis pneumonia atipik

1. Gejala: demam, batuk nonproduktif, nyeri kepala, mialgia


2. Pemeriksaan fisis: terdapat ronki basah tersebar, konsolidasi
jarang terjadi
3. Gambaran radiologis infiltrat interstitial
4. Laboratorium menunjukkan leukositosis ringan, pewarnaan
Gram, biakan dahak, atau darah tidak ditemukan bakteri
e. Laboratorium untuk menemukan bakteri atipik:
- Isolasi biakan sensitivitinya sangat rendah
- Deteksi antigen enzyme immunoassays (EIA)
- Polymerase Chain Reaction (PCR)
- Uji serologi
• Cold aglutinin
• Uji fiksasi komplemen merupakan standar untuk diagnosis M.pneumoniae
• Micro immunofluoresence (MIF). Standar serologi untuk C.pneumoniae
• Antigen dari urin untuk Legionella
Perbedaan Gambaran Klinik pneumonia Atipik dan Tipik
Tanda dan P. atipik P. tipik

• Onset Gradual Akut


• Suhu Kurang tinggi Tinggi, menggigil
• Batuk Non produktif Produktif
• Dahak Mukoid Purulen
• Gejala lain Nyeri kepala, mialgia, sakit Jarang
tenggorokan, suara parau,
nyeri telinga
• Gejala di luar paru Sering Lebih jarang
• Pewarnaan Gram Flora normal atau spesifik Kokus Gram (+) atau (-)
• Radiologis “patchy” atau normal Konsolidasi lebar
• Laboratorium Leukosit normal, kadang Lebih tinggi
rendah
• Gangguang fungsi hati sering Jarang
PNEUMONIA VIRUS
Pneumonia Viral merupakan penyakit infeksi virus pada jaringan
parenchym paru
Insiden Pneumonia Viral diperkirakan sebesar 20% dari semua kasus
community acquired pneumonia.
Virus penyebab infeksi saluran pernafasan bawah yang sering di
laporkan dapat menimbulkan, antara lain : Adenovirus group, Corona
Virus, Herpes group (Cytomegalo virus, Herpes simplex virus, dan
Varicella zoster virus),
Influenza virus ( tipe A, B), Parainfluenza virus, dan respiratory
syncytial virus
Virus yang sering menyebabkan pneumonia adalah :
Virus Influenza (H5N1, H1N1, H7N9, H3N2 dan lain-lain)
Virus Para Influenza
Respiratory Synctitial Virus (RSV)
Virus corona
Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS
CoV), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

Pasien dengan gejala Influenza Like Illness (ILI) yang terpajan dengan daerah
peternakan unggas yang terinfeksi H5N1 harus di uji untuk infeksi H5N LEVEL II
Virus yang jarang di temukan pada manusia tetapi dapat
menyebabkan pneumonia berat yaitu virus corona ( SARS,
MERS CoV ).
Virus Corona diketahui dapat menimbulkan kesakitan pada
manusia mulai dari yang ringan sampai berat untuk itu kenali
manifestasi Severe Acute Respiratory Infection (SARI). Salah
satu strain terbaru dari virus corona adalah MERS CoV yang
banyak ditemukan pada orang yang tinggal atau berkunjung ke
daerah Timur Tengah.
Kelainan yang mungkin di temukan adalah :

Demam suhu ≥ 38º C, batuk dan sesak, ditanyakan pula riwayat


bepergian dari negara Timur Tengah 14 hari sebelum onset.
Pemeriksaan fisis sesuai dengan gambaran pneumonia
Pada foto toraks dapat di temukan infiltrat, konsulidasi sampai
gambaran Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Laboratorium: ditentukan dari pemeriksaan PCR dari swab
tenggorok dan sputum.
Tidak ada pengobatan spesifik untuk MERS CoV, penatalaksanaan
disesuaikan dengan klinis pasien. Diagnosis banding pneumonia virus
disesuaikan dengan klinis pasien. Diagnosis banding pneumonia virus
disesuaikan dengan tanda dan gejala yang di temukan. Penyakit dengan
gejala hampir serupa yang sering ditemukan antara lain :
Demam Berdarah
Infeksi paru yang disebabkan oleh virus lain, bakteri dan jamur
Demam tifoid
HIV dengan infeksi sekunder
Tuberkulosis paru
Penatalaksanaan

Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu di perhatikan


keadaan klinisnya. Juga diperhatikan ada tidaknya faktor
modifikasi
Yang termasuk faktor modifikasi
a. Pneumokokus resisten terhadap penisilin
• Umur > 65 tahun
• Memakai obat-obatan golongan β laktam 3 bulan terakhir
• Pecandu alkohol
• Penyakit gangguan kekebalan
• Penyakit penyerta yang multipel
b. Bakteri enterik Gram negatif
• Penghuni rumah jompo
• Mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paru
• Mempunyai kelainan penyakit yang multipel
• Riwayat pengobatan antibiotik
c. Pseudomonas aeruginosa
• Bronkiektasis
• Pengobatan kortikosteroid > 10 mg/hari
• Pengobatan antibiotik spektrum luas > 7 hari pada bulan
terakhir
• Gizi kurang
Petunjuk terapi empiris untuk pneumonia komunitas menurut PDPI
Rawat jalan • Tanpa faktor modifikasi:
Golongan β laktam atau β laktam + anti β laktamase
• Dengan faktor modifikasi: golongan β laktam + anti β laktamase atau
fluorokuinolon respirasi (levofloxacin, moxifloxacin, gatifloxacin)
• Bila dicurigai pneumonia atipik: macrolide baru (roxithromycin,
clarithromycin, azithromycin)

Rawat inap • Tanpa faktor modifikasi:


- Golongan betalaktam + antibetalaktamase iv, atau
- Sefalosporin G2, G3 iv atau
- Fluorokuinolone respirasi iv
• Dengan faktor modifikasi:
- sefalosporin G2, G3 iv atau
- Fluorokuinolone respirasi iv
• Bila dicurigai disertai infeksi bakteri atipik ditambah makrolid baru

Ruang gawat Tidak ada faktor risiko infeksi pseudomonas:


intensif • Sefalosporin G3 iv non pseudomonas + macrolide baru atau fluoroquinolon
respirasi iv
Ada faktor risiko infeksi pseudomonas:
• Sefalosporin anti pseudomonas iv atau karbapenem iv + fluoroquinolon anti
pseudomonas (ciprofloxacin) iv atau aminoglikosida
• Bila dicurigai disertai infeksi bakteri atipik sefalosporin anti pseudomonas iv
atau carbapenem iv + aminoglikosida iv + macrolide baru atau fluoroquinolon
respirasi iv
Pengobatan pneumonia atipik

Golongan antibiotik pada pneumonia yg


disebabkan oleh M.pneumoniae, C.pneumoniae,
dan Legionella:
• Makrolid baru : azitromisin, klaritromisin,
roksitromisin
• Fluorokuinolon respirasi
• Doxicycline
Terapi sulih (switch therapy)

Perubahan obat suntik ke oral dapat diberikan secara sequential


(obat sama, potensi sama), switch over (obat berbeda, potensi sama)
dan step down (obat sama atau berbeda, potensi lebih rendah)
• Contoh terapi sekuensial: levofloksasin, moksifloksasin,
gatifloxacin
• Contoh switch over : ceftazidime iv ke ciprofloksasin oral
• Contoh step down: amoksisilin, sefuroksim, sefotaksim IV ke
cefiksim oral
Kriteria perubahan obat suntik ke oral:

• Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi


• Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
• Penderita sudah tidak panas + 8 jam
• Gejala klinik membaik
• Leukosit menuju normal.
Evaluasi pengobatan:

Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24-72


jam tidak ada perbaikan, tinjau kembali diagnosis, faktor-faktor
penderita, obat yg telah diberikan dan bakteri penyebabnya.
PROGNOSIS

Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor


penderita, bakteri penyebab, dan penggunaan antibiotik yg tepat
dan adekuat
Angka kematian penderita pneumonia komuniti < 5% pada
penderita rawat jalan, penderita yg dirawat di RS menjadi 20%
PENCEGAHAN

• Pola hidup sehat (tidak merokok)

• Vaksinasi (diutamakan golongan risiko tinggi)


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai