Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGOLAHAN AIR
BUANGAN
KOTA SOLOK
KELOMPOK I A
Detail Desain
Perbaikan
• Perbaiki fluktuasi debit
• Alternatif pengolahan
• Perletakan Ipal dan Iplt dekat ke sungai
• Td sama perhari
• Q lumpur pertahap
• Volume lumpur pertahap
• Grit Chamber tipe? Volume pertahap
• Fluktuasi Aliran, Konsentrasi BOD dan TSS
Alternatif Ipal I (Oxidation Ditch)
Keterangan:
1. Saluran Pembawa 8. Oxidation Ditch
2. Saluran Pengumpul 9. Secondary Clarifier
3. Pompa 10. Densifeksi
4. Bar Screen R. Return Sludge
5. Grit Chamber S1 Sludge dari Bak Pengendapan I
6. TAR S2 Sludge dari Secondary Clarifier
7. Bak Pengendapan I F Resirkulasi Filtrat
Keuntungan:
Mempunyai efisiensi removal BOD dan COD Kerugian :
yang tinggi antara 80-85 %. Memerlukan area yang luas.
Penanganan dan pengolahan lumpur dapat Tidak fleksibel untuk beban organik dan
diabaikan (dikurangi) karena buangan beban hidrolik yang tidak stabil
lumpur relatif sedikit dan stabil, sehingga (bervariasi).
dapat langsung dikeringkan dengan Sludge Perlu tenaga terlatih untuk operasi
Drying Bed (SDB).
pengolahannya.
Tidak terdapat gangguan serangga.
Alternatif II (Trickling Filter)
Keterangan:
1. Saluran Pembawa 10. Disinfeksi
2. Sumur Pengumpul 11. Thickener
3. Pompa 12. Digester
4. Bar Screen 13. Sludge Dryng Bed/ Fiter Press
5. Grit Chamber F Resirkulasi Filtrat
6. TAR In line S1 Sludge dari Bak Pengendap I
7. Bak Pengendap I S2 Sludge dari Secondary Clarifier
8. Trickling Filter R Return Sludge
9. Secondary Clarifier
Kerugian :
Keuntungan: Kemungkinan timbulnya lalat
Tidak terganggu adanya beban hidrolik (serangga).
dan organik. Efluen berbau.
Mempunyai efisiensi pengolahan 60-80 Perlu tenaga terlatih untuk operasi
%. pengolahannya.
Tidak memerlukan lahan yang luas. Memerlukan pengolahan lumpur yang
Kebutuhan oksigen tidak terlalu besar
lengkap.
Kehilangan tekanan cukup besar antara
1,8-3,6 atm.
Alternatif III (Aeration Tank)
Keterangan :
1. Saluran Pembawa 10. Disinfeksi
2. Sumur Pengumpul 11. Thickener
3. Pompa 12. Digester
4. Bar Screen 13. Sludge Dryng Bed/ Fiter Press
5. Grit Chamber F Resirkulasi Filtrat
6. Bak Ekualisasi S1 Slugde dari Bak Pengendap I
7. Bak Pengendap I S2 Sludge dari Secondary Clarifier
8. Aeration Tank R Return Sludge
9. Secondary Clarifier
Keuntungan:
Mempunyai efisiensi removal BOD tinggi Kerugian :
antar 80-85 %. Memerlukan area yang luas.
Dapat dimodifikasi sesuai karakteristik air Memerlukan proses stabilisasi lumpur.
buangan. Memerlukan tenaga profesional yang
Efluen tidak berbau. banyak dan terlatih.
Terhindar dari gangguan lalat (serangga). Tidak fleksibel terhadap variasi beban
hidrolik.
Pemilihan Pengolahan Ipal
Alternatif 1 karena
• Mempunyai efisiensi removal BOD dan COD yang tinggi antara 80-85 %.
Mempunyai efisiensi removal BOD dan COD yang tinggi antara 80-85 %.
• Removal N tinggi (aerobic-anoxic).
• Dapat dimodifikasi sesuai karakteristik air buangan.
• Efluen yang dihasilkan lebih konstan / stabil (F/M ratio kecil sehingga
terjadi endogeneous respiration dan sludge yang dihasilkan lebih
sedikit) dan tidak tidak berbau.
• Penanganan dan pengolahan lumpur dapat diabaikan (dikurangi) karena
buangan lumpur relatif sedikit dan stabil, sehingga dapat langsung
dikeringkan dengan Sludge Drying Bed (SDB).
• Tidak terdapat gangguan serangga.
• dari segi teknis, operasional, dan biaya sangat memenuhi kriteria yang
diperlukan dalam pengolahan
Tabel 4.13 Unit Pengolahan Primary Treatment
Unit Kegunaan Kelebihan Kekurangan
Biaya yang dikeluarkan untuk konstruksi
Mengurangi atau menurunkan konsentrasi BOD dan COD
besar
Tidak diperlukan biaya tambahan untuk
Bak Sedimentasi I Perawatan dan pemeliharaan dilakukan
mengendapkan partikel
Menyisihkan partikel dengan sistem gravitasi secara manual
Memerlukan reaktor yang memakan tempat
Equalization Tank Memerlukan konstruksi yang kuat untuk
Mengoptimumkan debit aliran dan konsentrasi air Tidak diperlukan biaya tambahan untuk
(Tangki Aliran Rata- mengantisipasi fluktuasi air buangan yang
buangan sebelum diolah pada proses selanjutnya mengoptimumkan debit
Rata) datang
2. ZONA PENGENDAPAN
Lebar lantai miring sona pengendapan
= L – Ls – (2 . Lv)– (2 . Ld)
= (5,3 - 0,2 - (2 x 0,6) - (2 x 0,1)) m
= 3,7 m
Perbandingan kemiringan lantai zona sedimentasi = 1,5(v) : 1 (h)
V (tinggi) : H (lebar) = 1,5 : 1
Vertikal (tinggi) = 1,5 x horizontal (lebar)
= 1,5 x 1,85 m = 2,775 m
Tinggi zona sedimentasi = Vertikal + Freeboard
= 2,775 m + 0,3 m = 3,075 m
4. ZONA LUMPUR 5 . DIMENSI TANGKI IMHOFF
Panjang =7m
Lebar = 5,3 m
Tinggi = tinggi zona sedimentasi +
zona netralisasi + zona lumpur = 3,075 m +
0,6 m + 4,7 m = 8,375 m 8,4 m OK!
(7-9m)
POTONGAN B-B
Unit Pengolahan IPLT
3. Kolam Fakultatif
Fungsi:
menguraikan dan menurunkan konsentrasi
bahan organik yang ada di dalam limbah setelah
diolah di kolam anaerob. Proses yang terjadi
adalah campuran antara proses anaerob dan
aerob.
•Timbulan lumpur tinja = 25 L/orang/tahun (UNDP dalam jurnal Timbulan lumpur rata-rata 25 L/orang/tahun.
Perencanaan sistem setempat)
• Volume Lumpur Tahap I = 25
•Jumlah penduduk terlayani
•Tahap I yakni 77.984 orang
L/orang/tahun x 77.984 jiwa = 5,341
•Tahap II yakni 69.555 orang m3/hari
•Tahap III yakni 59.526 orang • Luas permukaan kolam fakultatif
•Suhu terendah permukaan laut untuk daerah tropis adalah 28oC
•Penurunan suhu permukaan bumi adalah 0,6oC/100 m kenaikan
ketinggian daerah dari permukaan laut.
• Luas 1 bak = luas total/ 2 bak = 1.340m2/ 2 bak
•IPLT direncanakan terletak pada ketinggian 75 m dari permukaan laut, = 670 m2/ bak
sehingga suhu terendahnya adalah: • Cek V =PxLxT
•T terendah = T muka laut – (penurunan suhu x ketinggian daerah
IPLT) = 28oC – (0,6oC/100 m x 75 m) = 27,55oC.
= 37 m x 18,3 m x 1,1 m = 677,1 m3
!
4. Hitung volume kolam fakultatif 5. pipa inlet dan outlet kolam fakultatif IPLT
• Operasional
Tahap I, V = Q x td = 26,514 m3/hari x 40 hari = 1060,56 m3 Q tahap I untuk 40 hari = 26,514 m3/hari x 40 =
Beroperasi 2 bak, maka volume 1 bak = 1060,56 m3 /2 bak 1060,56 m3/hari = 0,012 m3/det
= 530,28 m3/bak Q tahap II untuk 40 hari = 23,475 m3/hari x 40 =
Tahap II, V = Q x td = 23,475 m3/hari x 40 hari = 939 m3 939 m3/hari = 0,010 m3/det
Beroperasi 2 bak, maka volume 1 bak = 939m3 /2 bak = Q tahap III untuk 40 hari= 21,009 m3/hari x 40 =
469,5 m3/bak 840,36 m3/hari = 0,009m3/det
Tahap III, V = Q x td = 21,009 m3/hari x 40 hari = 840,36 m3 Q=VA
Beroperasi 2 bak, maka volume 1 bak = 840,36 m3 /2 bak = A = Q/V
420,18 m3/bak D=
• Maintanence, 1 bak beroperasi, sehingga di cek waktu =
detensi masih memenuhi kriteria atau tidak = 0,015 m
Tahap I, td = V/Q = 530,28 m3 / 26,514 m3/hari = 20 hari • Tahap I
…..ok!
V = Q/A
Tahap II, td = V/Q = 469,5 m3 / 23,475 m3/hari = 20 hari
= 0,012 m3/det / (1/4 x 3,14 x (0,015 m)2
…..ok!
= 1,00 m/det .....ok!
Tahap III, td = V/Q = 420,18 m3 /21,009 m3/hari = 20 hari
…..ok! 6. Dimensi Kolam Fakultatif
• Cek waktu detensi di dalam kolam fakultatif Tinggi kolam = 1,1 m + 0,5 m = 1,6 m
Tahap I Panjang kolam di permukaan = 37 m
Lebar kolam dipermukaan = 18,3 m
• Tinggi Lumpur
Panjang kolam di dasar = 33,7 m
Tahap I
Lebar kolam di dasar = 15 m
Tinggi Lumpur = Volume lumpur / Alas
= 530,28 m3/ 1.340 m2 = 0,39 m
Debit Lumput yang disisihkan
7. 8. dimensi pengumpul lumpur
Beban TSS= 1,296 kg/m3 x 26,514 m3/hari diasumsikan t = 1 dan P : L, 2 : 1
= 34,362 kg/hari V =Axt
TSS disisihkan = 34,362 kg/hari x 0,90= 30,93 kg/hari 35,14 m3 = A x 1 m
Berat spesifik lumpur = 0,4 A = 35,14 m3
Konsentrasi solid = 4,4% = 0,044 kg/kg A =PxL
Qlumpur = () : Konsentrasi Solid A = 2L x L
= () : 0,044 kg/kg 35,14 m3 = 2L2
= 1,757 m3/hari L = 4,192 m
V lumpur = 1,757m3/hari x 20 hari = 35,14 m3 P = 2L = 2 x 4,192 m = 8,38 m
POTONGAN B-B
•MATURASI DAN LUMPUR
Unit Pengolahan IPLT
5. Kolam Maturasi
Fungsi:
mengolah air limbah yang berasal dari kolam
fakultatif. Kolam ini merupakan rangkaian akhir
dari proses pengolahan aerobik air limbah
sehingga dapat menurunkan padatan tersuspensi
dan BOD yang masih tersisa di dalamnya.
POTONGAN B-B
Unit Pengolahan IPLT
5. Kolam pengering lumpur
Fungsi:
menampung endapan lumpur dari
pengolahan biologis. Lumpur selanjutnya
dikeringkan secara alami dengan bantuan
sinar matahari dan angin. Lumpur yang sudah
kering dapat digunakan sebagai pupuk.
• Jumlah unit= 3 unit(2 unit operasi dan 1 unit stand by) dengan ketinggian masing-masing unit 1 m.
Dimensi tiap unit adalah:
A = 593,91 m2/unit
Asumsi p : l = 3 : 1
P = 3l
Luas per unit = p x l = 3l2
593,91 m2 = 3l2
l = 14,070 m = 14 m
p = 3 x 14 m = 42 m
• Volume kolam pengering lumpur
Volume 1 kolam Tahap I = 42 m x 14 m x 1 m = 588 m3
Volume air yang hilang setelah 10 hari (kadar air berkurang dari 70% menjadi 40%)
Vair = (70 – 40) % x V
= 30 % x 593,91m3
= 178,173 m3
• Debit efluen (evaporasi diabaikan)
Qeff = 178,173 m3/10 hari
= 17,817 m3/hari
= 2,06 x 10-4 m3/dtk
Gambar kolam pengering lumpur
POTONGAN KOLAM PENGERING
LUMPUR
POTONGAN A-A
POTONGAN B-B
GAMBAR LAYOUT IPLT
GAMBAR PROFIL IPLT
KAMSAHAMNIDA