Anda di halaman 1dari 28

MINI CEX

TONSILOFARINGITIS &
LIMFADENITIS
Disusun Oleh : Yosephine Muliana (42150018)

Dosen Pembimbing :
dr. Arin Dwi Iswarini, Sp. THT-KL, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK TELINGA HIDUNG DAN


TENGGOROKAN RUMAH SAKIT BETHESDA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN
DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2016
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. TY
 Umur : 49 Tahun
 Alamat : Sanggrahan, Sleman
 Jenis Kelamin : Wanita
 Tanggal periksa : 26 September 2016
ANAMNESIS
 KELUHAN UTAMA : Sakit tenggorokan
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Sakit tenggorokan dirasakan sudah sejak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit, sakit tenggorokan dirasakan hilang
timbul. Pasien mengeluhkan tenggorokan terasa
mengganjal, terasa kering, dan juga pasien mengeluhkan
suara menjadi serak dan mengeluhkan adanya sariawan
diseluruh mulut. Pasien mengalami demam yang
dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
juga mengalami batuk dan pilek sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Selain mengeluhkan tenggorokan
sakit tenggorokan, pasien juga mengeluhkan leher sebelah
kiri terasa sakit dan juga seperti menebal. Pasien
mengeluhkan sakit di leher sampai terasa ke telinga
sebelah kiri dan terasa panas. Keluhan ini juga dirasakan
sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
ANAMNESIS
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien sebelumnya sudah berobat ke dokter THT
yang ada di Sleman dan sudah diberi obat
antibiotik, obat batuk, dan obat untuk nyeri
tetapi sampai sekarang keluhan dirasakan tidak
membaik.
Pasien memiliki riwayat maag dan juga
hipertensi.
ANAMNESIS
 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
 Alergi : (-)
 Hipertensi : (+)
 Jantung : (-)
 Diabetes Mellitus : (-)
 Maag : (+)
 Keluhan serupa : (-)
ANAMNESIS
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA : Ibu pasien
memiliki riwayat hipertensi
 RIWAYAT PENGOBATAN :

 Riwayat Operasi :-
 Riwayat Mondok :-
 Riwayat Obat : pasien sudah
mengkonsumsi obat antibiotik, obat batuk, dan
obat anti nyeri untuk mengatasi keluhannya.
ANAMNESIS
LIFE STYLE :
 Pasien jarang berolahraga
 Pasien sering mengkonsumsi buah dan sayur
 Pasien senang mengkonsumsi makanan yang
pedas
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Status Gizi : Cukup
 Vital Sign

Tekanan Darah : 130/90


Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,9oC
GCS : E4V5M6
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA :
 Ukuran Kepala : Normocephali
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), injeksi konjungtiva (-/-), reflek
pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
 Hidung : Deformitas (-), sekret (+),
nyeri tekan (-), krepitasi (-)
 Mulut : Sianosis (-), kering (-), faring
hiperemis (+), tonsil membesar (+)
 Telinga : Edem (-), discharge (-), nyeri
tekan mastoid (-/-), kelainan anatomi (-), fistula
preaurikula (-), nyeri tekan (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
 LEHER : Nyeri tekan (+), pembesaran KGB (+),
teraba hangat, lunak (sinistra)
 THORAX :

Inspeksi : simetris, tidak terdapat kelainan


bentuk dada, ketertinggalan gerak (-)
Perkusi : sonor +/+
Palpasi : krepitasi (-)
Auskultasi: suara Paru Vesikuler (+/+), ronki (-/-
), wheezing (-/-), suara jantung S1 dan S2
tunggal, regular, bising (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 ABDOMEN :
Inspeksi : perut tampak datar
Auskultasi: peristaltik usus (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (-)

 EKTREMITAS : Akral teraba hangat, perabaan


nadi teraba kuat, capillary refill <2 detik
 TENGGOROKAN
 TES PENALA :
 Rinne : +

 Weber : tidak ada lateralisasi

 Swabach : sama dengan pemeriksa


USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG :
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan radiologi : USG kelenjar getah
bening

 DIAGNOSIS :
 Tonsilofaringitis kronis
 Limfadenitis
 GERD

 Hipertensi
 PENATALAKSAAN :
1. Non medikamentosa
 Bedrest
 Hindari makanan yang mengiritasi (makanan
pedas, asam)

2. Medikamentosa
 Antibiotik : Azitromisin 1x500 mg
 Anti inflamasi : Dexamethason 2x0,5 mg
 Antipiretik dan Analgetik : Ibuprofen 3x400 mg
 Ambroxol 3x30 mg
 Yekaflu 3x1
TINJAUAN PUSTAKA
 TONSILOFARINGITIS :
Radang pada tenggorokan yang terletak dibagian
faring dan tonsil.
Radang faring pada anak hampir selalu
melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi
pada faring juga mengenai tonsil sehingga
disebut sebagai tonsilofaringitis dan kadang
dikenal dengan sebutan radang tenggorokan
 ETIOLOGI :
 Bakteri : Streptococcus

 Virus : Rhinovirus

GEJALA :
 Bakteri : nyeri tenggorokan, disfagia, demam
 Virus : rinorea, suara serak, batuk,
konjungtivitis, diare
 PADA PEMERIKSAAN FISIK DAPAT DITEMUKAN :
1. Awitan akut, disertai mual dan muntah.
2. Terdapat nyeri pada tenggorokan
3. Nyeri ketika menelan
4. Kadang disertai otalgia (sakit telinga)
5. Demam tinggi
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Kelenjar limfa leher membengkak
9. Pada pemeriksaan tenggorokan ditemukan faring yang
hiperemi, pembesaran tonsil disertai hiperemia, kadang
didapatkan bercak kuning keabu-abuan yang dapat meluas
membentuk seperti membran. Bercak menutupi kripta dan
terdiri dari leukosit, sel epitel yang sudah mati dan kuman
patogen
 KOMPLIKASI TONSILOFARINGITIS :
1. Otitis media akut
2. Abses peritonsil
3. Toksemia
4. Bronkitis
5. Miokarditis
6. Artritis
 PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri
dan tes sensitifitas obat
 PENATALAKSAAN :

 antibiotik baik injeksi maupun oral seperti


cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin
dll
 antipiretik untuk menurunkan demam seperti
parasetamol, ibuprofen.
 analgesik
 LIMFADENITIS : radang yang terjadi pada kelenjar
limfa karena infeksi, merupakan suatu reaksi
mikroorganisme yg terbawa oleh limfa dari daerah
yang terinfeksi ke kelenjar limfa regional yg kadang-
kadang membengkak

 ETIOLOGI : bakteri,virus, protozoa, atau jamur

 GEJALA : membesar, teraba lunak dan nyeri;


demam, nyeri tekan, kulit merah dan terasa hangat

 TANDA-TANDA PENYERTA : tenggorokan merah,


bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah pada
langit-langit, nyeri tenggorokan, batuk, demam
PEMERIKSAAN FISIK :
 Ukuran: normal bila diameter <1cm (pada
epitroclear >0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan
abnormal).
 Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan
atau proses perdarahan.
 Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada
keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada
limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi;
fluktuatif mengarahkan telah terjadinya
abses/pernanahan.
 Penempelan: beberapa Kelenjar Getah Bening yang
menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan.
Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis keganasan.
DIAGNOSIS BANDING :
 Gondongan: pembesaran kelenjar parotits
akibat infeksi virus, sudut rahang bawah dapat
menghilang karena bengkak.
 Kista Duktus Tiroglosus: berada di garis tengah
dan bergerak dengan menelan.
 Kista Dermoid: benjolan di garis tengah dapat
padat atau berisi cairan.
 Hemangioma: kelainan pembuluh darah
sehingga timbul benjolan berisi jalinan
pembuluh darah, berwarna merah atau kebiruan
 PENATALAKSAAN : antibiotik
DAFTAR PUSTAKA
 Rusmarjono dan Soepardi, EA. Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi
Adenoid. Dalam Soepardi, Efiaty Arsyad, et al., Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. ed 6.
Jakarta. FKUI, 2009: p. 217-225
 Kurniadi, B. Penatalaksanaan Faringitis Kronik. Bagian Ilmu
Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok. RSUD Saras
Husada,Purworejo.
 Saragih, A.R, Harahap, I.S, Rambe, A.Y. Karakteristik Penderita
Tonsilitis Kronik di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009.
Bagian THT FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan. Medan. USU
Digital Library, 2009.
 Adams, GL. . Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Rongga Mulut,
Faring, Esofagus, dan Leher. Dalam Adams LG, Boies RL, Higler AP,
BOIES Buku Ajar Penyakit THT Edisi Keenam. Ed 6. Jakarta. EGC,
1997: p. 263-271
 Seeley, Stephen, Tate. Respiratory System. Anatomy and
Physiology.Chapter 23.The McGraw-Hill Companies, 2004: p. 816
 Probst, R, Grever, G, Iro, H. Diseases of the Nasopharynx. Basic
Otorhinolaryngology. New York. Thieme, 2006: p. 119

Anda mungkin juga menyukai