Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA

MEDIS TUBERCULOSIS PARU DI RUANG INTERNA II RUMAH


SAKIN UMUM DAERAH Dr.R SOEDJONO SELONG LOMBOK
TIMUR

DISUSUN OLEH :
suhaelmi
NIM. 032001D12094

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN


PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
DINAS KESEHATAN
SAKRA
2014/2015
bab 1

1.1 Latar belakang

Dewasa ini masalah kesehatan masyarakat sangat kompleks,


hal ini menunjukkan tingkat pemahaman pola hidup sehat
masyarakat yang masih rendah. Walaupun masalah kesehatan
masyarakat telah bergeser kepada penyakit degeneratif, akan
tetapi penyakit-penyakit infeksi belum dapat menunjukkan
suatu keberhasilan yang maksimal. Salah satu penyakit infeksi
yang masih banyak diderita masyarakat yaitu penyakit
Tuberculosis Paru. Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, yang biasanya
ditularkan dari orang ke orang melalui nuklei droplet lewat
udara. Kebanyakan individu yang terinfeksi tidak mengalami
penyakit klinis, karena system imun tubuh berhasil
mengendalikan infeksi tersebut. Tetapi bagaimanapun juga,
insidens tuberculosis (terutama yang resisten terhadap berbagai
obat) mengalami peningkatan (Sandra M. Nettina,2001)
Secara epidemiologi, WHO melaporkan 10-20 juta
penderita di dunia mempunyai kemampuan
menularkan penyakit tuberculosis. Angka
kematian karena tuberculosis paru sekitar 3 juta
penderita pertahun. Keadaan ini sebagian besar
atau hampir 75% di dapatkan di negara yang
sedang berkembang dengan sosio – ekonomi yang
rendah (Sylvia A.price,2005).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik
Rumah Sakit Umum Dr. R. Soedjono Selong, untuk tiga
tahun terakhir, jumlah penderita Tuberculosis Paru
tahun 2012 berjumlah 40 orang, yang terdiri dari laki –
laki berjumlah 21 (52,5%) orang, perempuan 15 (37,5%)
orang dan meninggal 4 orang dengan perincian usia
yang berbeda beda, sedangkan Pada Tahun 2013, jumlah
penderita Tuberculosis Paru meningkat yaitu sebanyak
236 orang, yang terdiri dari laki – laki berjumlah 129
(54,6%) orang, perempuan 92 (38,9%) orang dan
meninggal 11 orang dan Pada Tahun 2014, jumlah
penderita Tuberculosis Paru makin meningkat yaitu
sebanyak 274 orang, yang terdiri dari laki – laki
berjumlah 138 (50,3%) orang, perempuan 102 (37,2%)
orang dan meninggal 34 orang
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan


BAB 2
TINJAUAN TEORI

Konsep Dasar Proses Menua


A. Definisi
Proses menua adalah suatu peroses
menghilanganya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).
B. Batasan-Batasan Lansia
1. Menurut WHO badan kesehatan dunia lanjut usia
meliputi
 Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 40–
59 tahun.
 Lanjut usia (elderly), antara 60–74 tahun
 Lanjut usia tua (old), antara 75–90 tahun
 Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun

2. Menurut Depkes RI membagi lansia sebagai berikut :


 Menjelang usia lanjut (45–54 tahun), keadaan ini
dikatakan sebagai masa virilities.
 Kelompok usia lanjut (55–64 tahun), sebagai masa
presenium.
 Kelompok–kelompok usia lanjut (di atas 65 tahun), yang
dikatakan sebagai masa senium.
D. Perubahan yang Terjadi pada Lansia
 Sel
 Sistem Persarafan
 Sistem Pendengaran
 Sistem Penglihatan
 Pengecap
 Sistem Kardiovaskuler
 Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
 Sistem Respirasi
 Sistem Gastrointertinal
 Sistem Genitourinaria
 Sistem Endokrin
 Sistem Kulit
 Sistem Muskulosletal
 Sistem Reproduksi dan Seksualitas
Konsep dasar penyakit tuberculosis paru
Menurut (Brunner & Suddarth).
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan
gejala yang sangat berpariasi.Tubercolosis paru adalah
penyakit infeksi yang terutama menyerang parengkim
paru.
Sedangakn menurut(Sandra M. Nettin, 2001).
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, yang
biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui nuklei
droplet lewat udara.
2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
•Anatomi Sistem Pernafasan

Gambar 2.1. Anatomi Sistem Saluran Pernapasan (R.Putz & R.Pabst, 2000).
Keterangan : 2

1 4
3
5
6
7
7
8 10

11
12

13

1. Hidung 8. Trakea
2. Naso faring 9. Paru - paru
3. Palatum 10. Bronkus
4. Orofaring 11. Pleura
5. Lidah 12. Ruang Jantung
6. Tulang Hyoid 13. Diafragma
7. Laring
Etiologi

(menurut manurung ,2008)Tuberculosis paru


disebabkan oleh “micobacterium Tuberculosis”
sejenis kuman berbentuk batang dan ukuran
panjang 1-4 / um. kuman terdiri dari asam
lemak, sehingga kuman lebih tahan asam dan
tahan terhadap gangguan kimia fisis.
Sedagkan menurut (suyono,2002)
Penyakit tuberculosis paru disebabkan oleh
mycobakterium tuberkulosis yang tahan asam,
aerop dan sensitif terhadap panas dari sinar
ultraviolet.
Patofisiologi
Menurut Manurung, (2008) Kuman
tuberkulosis masuk ke dalam tubuh melalui
udara pernapasan. Bakteri yang terhirup akan
dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli,
tempat dimana mreka berkumpul dan mulai
untuk memperbanyak diri. Selain itu, bakteri
juga dapat dipindahkan melalui sistem limfe
dan cairan darah kebagian tubuh lainnya.
TANDA DAN GEJALA

Menurut Sudoyo, (2006) tanda gejala dari tuberculosis adalah :


Demam
Batuk / batuk darah
Sesak nafas
Nyeri dada
Malaice
 Menurut Smeltzer, (2001) tanda gejala dari tuberculosis adalah:
Anorexia
Penurunan berat badan secara tiba - tiba
Berkeringat malam
Hemoptisis
Sedangkan menurt manurung 20008 Gejala Tuberculosis adalah:
Pada stadium awal penykit Tuberculosis paru tidak menunjukkan tanda dan gejala yang spesifik.
Namun seiring dengan perjalanan penyakit akan menambah jaringan parunya mengalami
kerusakan, sehingga dapat meningkatkan produksi sputum yang ditunjukkan dengan pasien
sering batuk kompensasi pengeluaran dahak.
Selain itu, pasien dapat merasa letih, lemah, berkeringat pada malam hari dan mengalami
penurunan berat badan yang berarti.
Secara rinci tanda dan gejala Tuberculosis paru ini dapat dibagi atas 2 (dua) golongan yaitu gejala
sistemik dan gejala respiratorik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang diagnostic untuk penderita
tuberculosis paru antara lain: tes kulit (tes mantoux),
pencucian lambung kultur seputum sampai tiga kali
berturut-turut, pemeriksaan sinar X dada dan
pemeriksaan darah lengkap
PENATALAKSANAAN
obat anti tuberculois yang biasa dibeikan
pada pasien tuberculosis pengobatan periode 6-
12 bulan yaitu
•Etambutol (EMB)
•Rifamin (RIF)
•Streptonisin (SM)
•Pirazinid (PZA)
•Isoniazid (INH)

Dan dosis masing2 obat disesuaikan dengan berat badan pasien


komplikasi
Penyakit tuberculosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi.
Komplikasi din i
Pleuritis
Efusi pleura
Empiema
Laryngitis
Menjalar keorgan lain
Poncet’s arthropathy
Komplikasi lanjut
Obstruksi jalan nafas SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberculosis).
Kerusakan parenkrim berat SOPT / fibrosis paru, kor pumonal.
Amiloidosis
Karsinoma paru
Sindrom Gagal Napas Dewasa (SGND)
(Asril. Bahar, 2001)
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada pasien Dengan
Diagnosa Medis tuberculosis paru

A. PENGKAJIAN
(Menurut La Ode Jumadi Gaffar, 2002) Pengkajian
merpakan tahap awal dari prose keperawatan dan suatu
proses yang sistmatis dalam mengumpulan data dari
berbagai sumber untuk mengepaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien).
Hal-hal yang perlu dikaji adalah
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pola kebersihan sehari-hari
Pemeriksaan fisik pemeriksaan diagnostik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

menurt (NANDA) North American Nursing Diagnostik


Asociation mengatakan bahwa diagnose keperawatan
adalah keputusan klinik tentang respon individu
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan
aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan.
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada PASIEN dengan TUBERCULOSIS PARU
adalah :
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan denggan
obstruksi jalan nafas, di tandai dengan spasma jalan napas,
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan napas buatan
sekresi bronkus, adanya eksudat dialveulus. Adanya benda asing
di jalan nafas.
Resti Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak
seimbaangan perfusi ventilasi perubahan membrane kapiler
alveolar, ditandai dengan adanya infeksi paru.
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan, ketidak mampuan pemasukan atau
pencerna makanan ditandai dengan, napsu makan menurun,
BB menurun, turgor kulit menurN.
Kurang pengetahuan berhubungan keterbatasan kognitif,
interpretasi terhadap informasi yang salah kurangnya keinginan
untuk memperoleh informasi, tidak mengetahui sumber-
sumber informasi ditandai dengan pasien dan kluarga sering
bertanya.
Rencana Tindakan Keperawatan
Menurut Nursalam (2001) Perencanaan adalah suatu
metode tentang asuhan keperawatan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi.
Tindakan Keperawatan

Menurut Nursalam (2001) Tindakan keperawatan


adalah insiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. tahap plaksanaan di mulai
setelah rencana tindakan disusun dan di tujukan pada
nursing oders untuk membantu pasien mencapai
tujuan yang di harapkan.
Evaluasi Keperawatan

menurut budi ana keliat dkk. Evaluasi merupakan


langkah terakhir dari proses keperawatan. Semua
tahap proses keperawatan (Diagnosa, tujuan
intervensi) harus di evaluasi, dengan melibatkan
pasien, perawatan dan anggota tim kesehatan lainnya
dan bertujuan untuk menilai apakah tujuan dalam
perencanaan keperawatan tercapai atau tidak untuk
melakukan pengkajian ulang jika tindakan belum
berhasil.
Dokumentasi
Menurut Nursalam (2001). Dokumentasi keperawatan
mencakup Pengkajian, Identifikasi Masalah,
Perencanaan, Tindakan dan Evalusi.
Wasalam........................

Anda mungkin juga menyukai