Anda di halaman 1dari 41

DEFINISI

 Secara umum paku keling adalah batang silinder pendek


dengan sebuah kepala di bagian atas, silinder tengah sebagai
badan dan bagian bawahnya yang berbentuk kerucut
terpancung sebagai ekor.

 Paku keling adalah pengencang mekanis yang umumnya


dipasang permanen untuk menyambung dua atau lebih bagian
bersamaan.

 Secara fisik paku keling memiliki dua bagian, yaitu bagian


batang dan kepala.
Chyntia Fitri Maneva
210132011
Maria Ivanova
210132016
Nurhayati
210132021

1DEA
SAMBUNGAN YANG TIDAK DAPAT DILEPAS PASANG

 Sambungan yang tidak dapat dilepas adalah


suatu pengikatan yang diinginkan agar
sambungan yang telah terbentuk tidak
terlepas lagi atau tidak untuk dilepas /
bongkar.

 Diharapkan pengikatan yang terbentuk tidak


mengalami gerakan sedikitpun, walaupun
sambungan tersebut masih bisa dibongkar
atau dilepas dengan merusak ikatannya.
PAKU KELING (RIVETS)
 Bentuk dasar paku

penambahan
Kepala keling mirip dengan
pembentuk pena ataupun paku.
an
 Terbuat dari bahan

panjang paku keling


loam yang ulet untuk
panjang ikatan memudahkan
pembentukan kepala
keling dan juga untuk
melepas ikatan
dengan cara
Kepala merusaknya
Pemasang
an
Cold Forming, Pengelingan Dingin
Pada pengelingan Dingin
Untuk pengelingan lubang harus di chamfer terlebih
dulu untuk menghindari
diameter <9 mm
terjadinya konsentrasi tegangan.
Selain itu lubang dan paku
keling harus memiliki suaian
yang tepat agar tidak terjadi
pergeseran elemen yang diikat

F saat pengelingan.
Karena bagian kepala keling
F yang menempel permukaan
elemen relatif kecil, maka
dengan sendirinya gaya F
langsung diterima oleh
penampang potong paku keling
Pada pengelingan diameter besar
Hot Forming, sebenarnya dapat dilakukan melalui

Pengelingan Panas proses dingin, namun tentunya


memerlukan gaya pembentukan yang
besar. Bila dilakukan pengelingan
• Untuk pengelingan panas, paku keling dipanaskan
hingga temperatur Austenitik 9000-
diameter >10 mm
10000 C, maka pembentukan menjadi
• Bila konstruksi menuntut ringan.
Kekuatan dan kerapatan
Pada saat pendinginan, batang dan
ikatan
kepala keling menyusut sehingga
F antara lubang dan batang terjadi

F kelonggaran, namun bagian


permukaan kepala menekan elemen.
Gaya tekan ini akan menahan gaya F
PAKU KELING
 Berdasarkan bentuk Paku Keling

 Paku Keling Masif / Pejal


Paku keling ini penampangnya masif / pejal dengan
bentuk yang hampir sama dan yang membedakannya
hanya pada bentuk kepala

 Paku Keling Berlubang


Paku keling yang memiliki lubang tembus (hollow)
ataupun tidak tembus pada bagian ujungnya. Lubang
berfungsi untuk membentuk kepala penguncian

 Paku Keling Beralur


Paku keling ini memiliki alur-alur memanjang pada sisi
batang. Digunakan untuk pengikatan pada lubang
buntu
Contoh Pemakaian Ikatan Paku Keling

Bentuk Nama/Standar Penggunaan


Paku keling Kepala Bulat Bangunan, Jembatan,
DIN 660 (hingga 8mm) ketel
DIN 124 (dari 10mm)

Paku keling Kepala Kontersang


750 Digunakan untuk
DIN 660 (hingga 8mm) konstruksi umum yang
DIN 124 (dari 10mm) menginginkan
Paku keling Kepala Kontersang permukaan rata dimana
900 kepala keling tenggelam
pada bagian sambungan

Paku keling Kepala kontersang


Bulat
Untuk sambungan pada
konstruksi kapal
Click to edit Master title style
Bentuk Nama Std Penggunaan

Paku keling Kepala Bulat Datar Pada sambungan pelat


yang permikaannya
luas,dengan beban tidak
terlalu kasar
Paku keling Kepala silinder Pada konstruksi dengan
beban besar, seperti
kapal <agar tidak terjadi
kebocoran>
Paku keling Kepala Panhead Pada kendaraan seperti
Bis

Paku keling Kepala Panhead Untuk sambungan


Tipis dinding(body) dan
konstruksi ringan seperti:
katrol, alat angkat
Paku keling Sabuk Untuk sambungan benda
lunak seperti sabuk dari
bahan kulit, kain, dan
karet
Bentuk Nama Std Penggunaan

A.
Untuk beban geser ringan

Paku keling DIN 7341 Hampir sama dengan tipe A,


B hanya penggunaannya pada
kontruksi dengan beban
geser yang lebih besar
Paku keling bulat berlubang

Penggunaan sama dengan


paku keling bulat/paku keling
kontersang,sedangkan alat
Paku keling kontersang penekan yang digunakan
berlubang serupa dengan pena keling

Paku keling Tekan Untuk merekatkan dua plat


Bentuk Nama Std Penggunaan

Untuk mangikat logam dengan


Paku keling Kepala Panhead bahan-bahan lunak dalam
<paku keling pipa> industri elektronika,seperti:
kulit, karton, plastik

Paku keling Lubang Buntu Digunakan apabila


(Blind Rivets) pengelingan hanya dapat
dilakukan satu arah. Tidak
membutuhkan landasan

Untuk sambungan pada plat


Paku keling Buntu-Standar tipis, dimana pengelingan
Kepala bulat hanya dapat dilakukan dari
satu arah
Paku Keling Beralur
Untuk konstruksi
beban yang
Paku keling
besar.seperti
beralur ujung
mengikat pelat-
bertingkat pelat nama pada
mesin
PROSES PEMBUATAN KEPALA PAKU
KELING
Proses Pengelingan Blind
Rivet
Image Type DIN
DIN 660
Paku keling DIN 124
(struktur baja)

Paku keling kontersang 750 (8mm) DIN 661

Paku keling kontersang 750 (>10mm) DIN 302

Paku keling jamur DIN 662

Paku keling bulat datar DIN 674

Paku keling sabuk DIN 675


DIN
Paku keling bulat berlubang (kanan) 6791
Paku keling kontersang berlubang (kiri) DIN
6792
Solid shank
(Form A)

With centre hole Rivets for Brake and clutch linings DIN
(Form B)
7338

Tubular rivet
(Form C)

DIN
Hollow rivets (drawn from strip)
7339
Tubular rivet (manufactured from
DIN
tube)
7340
Pembentukan kepala Keling

Pembentuk

Landasan

Rivet Head Former Punch


Klasifikasi Ikatan Paku
Keling
Ikatan Berimpit Ikatan Bilah Ikatan Bilah Ganda
Lap Joint Butt Joint

Dari ketiga ikatan diatas, ikatan yang terbaik dan kuat dalam menerima beban tarik
adalah ikatan Bilah Ganda

F F
F F
Baris Ikatan Pengelingan

Baris Tunggal Baris Ganda (majemuk 2) Baris Majemuk 3

Berdasarkan konstruksi ikatan baris ganda dan majemuk, dapat


diatur menjadi bentuk paralel ataupun zigzag
Berdasarkan Jumlah Penampang
Potong
F
F Satu Penampang

½F Dua Penampang

½F
Sambungan pada bagian
Tekukan.
Bagian tekukan
adalah bagian kritis,
jarak paku keling agak
jauh dari tekukan
selain itu
mempermudah
pengelingan.
SALAH

BENAR
Sambungan Pada permukaan
Miring
Permukaan bagian
yang miring harus
diratakan atau dibut
sejajaragar ikatan
dapat merata
SALAH

BENAR
Sambungan Berimpit
.

Jarak paku keling


dengan tepi pelat tidak
terlalu pendek.
Sebaiknya jarak
SALAH
X
tersebut sekitar 2 x
diameter paku keling
agar pelat tidak mudah
sobek.

BENAR
Sambungan pada dua plat
dengan tebal berbeda
Kepala
pembentukan
harus diletakkan
pada permukaan
SALAH pelat yang lebih
tebal untuk
menghindarkan
kerusakan.

BENAR
Sambungan Pada Bagian yang
Lunak
Antara Kepala Keling
dan permukaan bagian
yang lunak diberi ring
flat, agar tidak rusak
SALAH
akibat pembentukan
kepala

BENAR
Sambungan Baris Majemuk.
X
Jarak sumbu
pengelingan jangan
terlalu dekat,
sebaiknya 3 kali
diameter paku
X SALAH keling.

BENAR
Sambungan dengan Kepala
Tenggelam.
Untuk
memudahkan
pengelingan,
lubang untuk
kepala dibuat
cukup besar
agar alat
pembentuk
dapat mencapai
permukaan
pelat.
Sambungan pada pelat yang cukup
besar.
Harus
diperhatikan
perbandingan
ketebalan total
pelat dengan
SALAH diameter paku
keling.

BENAR
Hal yang harus diperhatikan saat
pengelingan
Untuk memperoleh hasil yang baik
dalam proses pengelingan harus
diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
– Gaya Penekanan harus sesuai
– Gunakan alat yang tepat
– Lubang pengelingan harus tegak lurus
dengan permukaan, sesuai dan sesumbu
dengan diameter paku keling.
– Proses pembentukan kepala keling harus
sesumbu dengan lubang dan paku keling
Pengelingan yang tidak
sempurna
Lubang Miring Lubang Bergeser Lubang Terlalu Besar

Paku Keling Terlalu Paku Keling Terlalu Posisi Pembentuk


Panjang Pendek Miring
Bahan Paku Keling :
Bahan paku keling harus bersifat Ulet / Ductile agar mudah dibentuk, dan untuk
mempermudah pembongkaran bila diperlukan.
Selain yang dibutuhkan adalah tidak mudah berkarat apaila melalui pembentukan
panas.
Bahan paku keling yang sering digunakan sbb:

Baja Konstruksi umum dengan tegangan tarik ~360 N/mm2,


diproses tempa dingin dengan kualitas-kualitas (untuk
U St 36-2
kebutuhan yang lebih tinggi dengan kandungan Phospor maks
0.05%)
Sama dengan material diatas, hanya mempunyai sifat khusus
UQ St 36-2 yaitu cocok untuk proses pembentukan dingin.
CuZn 37 Paduan Tembaga Seng (Kuningan)dengan kandungan Zink 37%
Al 99,5 Aluminium (hampir murni) 99,5%
Monel Baja dengan kandungan 70% Nikel dan 30% Tembaga
AlMg 3,5 Paduan Al magnesium dengan magnesium 3,5%

Anda mungkin juga menyukai