mangkok sendi, Keadaan dimana tulang- tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner & Suddarth, 2002). Cedera olah raga biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki serta olahraga yang beresiko jatuh Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi, terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin. Terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan kompenen vital penghubung tulang Terjatuh. Dislokasi congenital Dislokasi patologik Dislokasi traumatic
Berdasarkan tipe kliniknya dislokasi dibagi
menjadi: Dislokasi Akut Dislokasi Berulang Dislokasi Sendi Rahang Dislokasi Sendi Bahu Dislokasi Sendi Siku Dislokasi Sendi Jari Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal Dislokasi Panggul Dislokasi Patella ◦ Nyeri akut. ◦ Perubahan kontur sendi. ◦ Perubahan panjang ekstremitas. ◦ Kehilangan mobilitas normal. ◦ Perubahan sumbu tulang yag mengalami dislokasi. ◦ Deformitas pada persendiaan. ◦ Gangguan gerakan Otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut ◦ Pembengkakan ◦ Nyeri ◦ Kekakuan Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Komplikasi dini Cedera saraf Cedera pembuluh darah Fraktur disloksi Komplikasi lanjut Kekakuan sendi bahu Dislokasi yang berulang Kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid. Kelemahan otot Sinar-X (Rontgen) CT scan MRI Reposisi, dengan manipulasi secara hati-hati permukaan sendi diluruskan kembali. Tindakan ini sering dilakukan anestesi umum untuk melemaskan otot-ototnya. Penatalaksanaan Medis Farmakologis Pembedahan A. PENGKAJIAN a. Identitas klien meliputi Umur, Pekerjaan, Jenis kelamin a. Keluhan Utama b. Riwayat Penyakit Sekarang c. Riwayat Penyakit Dahulu d. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum B3 ( brain) B6 (Bone) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit. Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh. Intervensi: Kaji skala nyeri Berikan posisi relaks pada pasien Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktifitas hiburan Kolaborasi pemberian analgesik Intervensi: Kaji tingkat mobilisasi pasien Berikan latihan ROM Anjurkan penggunaan alat bantu jika diperlukan Monitor tonus otot Membantu pasien untuk imobilisasi baik dari perawat maupun keluarga Intervensi: Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai Observasi dan catat masukkan makanan pasien Timbang berat badan setiap hari. Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik, sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka. Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet. Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium Kolaborasi; berikan obat sesuai indikasi Intervensi: kaji tingkat ansietas klien Bantu pasien mengungkapkan rasa cemas atau takutnya Kaji pengetahuan Pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya. Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani pasien Intervensi: Kaji konsep diri pasien Kembangkan BHSP dengan pasien Bantu pasien mengungkapkan masalahnya Bantu pasien mengatasi masalahnya.