Anda di halaman 1dari 31

KEBIJAKAN DANA DESA

Kelompok 2DEPUTI
(Samsul Hadi, Sandy Mahendra Jaya, Dina Antariskasari)
PENGAWASAN BIDANG
1
PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH
ARGUMENTASI YANG MELANDASI
PENYUSUNAN UU DESA

Argumen Historis

Argumen Filosofis Konseptual

Argumen Yuridis

Argumen Sosiologis

Argumen Psikopolitik
TUJUAN PENGATURAN DESA
Memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya

Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa

Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa

Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi
dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama
Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta
bertanggung jawab
Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa

Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa

Memajukan perekonomian masyarakat Desa

Memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan


PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
TAHUN 2016

Pemenuhan Kebutuhan Dasar

pembangunan sarana dan prasarana Desa dan pengembangan potensi


ekonomi lokal

pengembangan potensi ekonomi lokal

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan yang


didasarkan atas kondisi dan potensi Desa
PENGATURAN DANA DESA DALAM PP NO. 22 TAHUN 2015
TENTANG PERUBAHAN ATAS PP NO. 60 TAHUN 2014

• Penganggaran dana desa yang sebelumnya merupakan bagian dari


Anggaran Belanja Pusat non kementerian/lembaga sebagai pos
Cadangan Dana Desa diubah menjadi bagian dari anggaran Transfer
ke Daerah dan Dana Desa.

• Alokasi Dana berdasarkan Alokasi Dasar dan alokasi yang dihitung


dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas
wilayah, dan tingkat kesulitan greogafis desa setiap Kab/kota.

• Penyaluran Dana desa dilakukan melalui pemindahbukuan dari


rekening kas umum negara (RKUN) ke rekening kas umum daerah
(RKUD) dan kemudian dilakukan pemindahbukuan dari RKUD ke
rekening pemerintah desa.
PENGATURAN DANA DESA DALAM PP NO. 22 TAHUN 2015
TENTANG PERUBAHAN ATAS PP NO. 60 TAHUN 2014

• Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa setiap


tahunnya dilakukan oleh Kementerian Desa-PDT 3
bulan sebelum dimulai tahun anggaran

• Alokasi dana desa ditargetkan 10% dari anggaran transfer


ke daerah pada APBN 2017

• SILPA dana desa dan pemberian sanksi


PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
(PERMENDAGRI 113 TAHUN 2014)
STRUKTUR APBDESA
Pendapatan • PADesa
• Transfer
Desa • Lain-Lain PADesa

• Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


• Pelaksanaan Pembangunan Desa
Belanja Desa •

Pembinaan Kemasyarakatan Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
• Belanja Tak Terduga

Pembiayaan • Penerimaan Pembiayaan


• Pengeluaran Pembiayaan
Desa
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
(PERMENDAGRI 113 TAHUN 2014)

• Pendapatan
Pelaksanaan • Belanja

• Buku Kas Umum


Penatausahaan • Buku Pajak
• Buku Bank

• Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes


Pelaporan dan • Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDes
Evaluasi Dana Desa
pada
Desa Pengadangan Barat Kecamatan
Pringgasela Kabupaten Lombok Timur
REALISASI PENCAIRAN DANA DESA
REALISASI PENGGUNAAN DANA DESA
KELEMAHAN IMPLEMENTASI DANA DESA

Terdapat kekurangan volume pekerjaan fisik


atas kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Polindes.

Terdapat kesalahan penganggaran honor Tim


Pengelola Kegiatan (TPK).

Perencanaan, pelaksanaan dan


pertanggungjawaban kegiatan yang tidak
sesuai peraturan.
Perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
kegiatan yang tidak sesuai peraturan.
Besaran harga material atau bahan, besaran upah, Besaran
swadaya yang tercantum di APBDes tidak termuat dalam RKP
desa.

Prosedur Pencairan Dana/Pembayaran Honor Tidak Sesuai


Dengan Ketentuan.

Penggunaan dana desa tidak sesuai dengan peruntukannya yaitu


untuk pembayaran insentif kader posyandu.

Penyerahan Tanah Dari Warga Kepada Desa Belum Disertai Berita


Acara Hibah.

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Tidak Didukung Dengan Analisa


Harga Satuan dan Gambar Rencana.

Perubahan Pelaksanaan Kegiatan Tanpa Melalui Perubahan


APBDes.
ANALISIS KEBIJAKAN DANA DESA
• Kejelasan Regulasi dan Petunjuk
Teknis

• Potensi Masalah Dalam Tata Laksana

• Potensi Masalah Dalam Pengawasan


PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
(PERMENDAGRI 113 TAHUN 2014)
Kejelasan Regulasi dan Petunjuk Teknis

Pertanggungjawaban Dana Bergulir

Serah terima program dan asset PNPM


belum tuntas dilakukan

Pemerintah daerah menunggu petunjuk


teknis mekanisme serah terima dari
Pemerintah Pusat

Kelembagaan dana bergulir


Kejelasan Regulasi dan Petunjuk Teknis
Tumpang Tindih Kewenangan
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 tahun Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 tahun 2015
2015 tentang Kementerian Dalam Negeri tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
Pasal 3 : .....Kementerian Dalam Negeri menyelenggarakan Pasal 2 : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
fungsi: a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
bidang politik dan pemerintahan umum, otonomi daerah, pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan
pembinaan administrasi kewilayahan, pembinaan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan
pemerintahan desa, pembinaan urusan pemerintahan dan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu
pembangunan daerah, pembinaan keuangan daerah, serta Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara
kependudukan dan pencatatan sipil, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

Pasal 21: .... Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa sesuai Pasal 3 : ...... Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi: a. perumusan,
menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan administrasi pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan
pemerintahan desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, produk masyarakat desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan
hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan daerah tertinggal, penyiapan, pembangunan permukiman, dan
penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan desa, kerja sama pengembangan kawasan transmigrasi.
pemerintahan, serta evaluasi perkembangan desa...
Dampak tumpang tindih Kewenangan
a) Lambatnya pengambilan keputusan di lapangan.
b) Risiko tumpang tindih anggaran program
pembinaan di tingkat pusat.
c) Risiko minimnya efektifitas dan efisiensi kegiatan
yang dilakukan K/L di tingkat pusat.
d) Risiko tumpang tindih substansi peraturan yang
dikeluarkan masing-masing Kementerian.
e) Kebingungan di tingkat daerah ketika
mengimplementasikan kebijakan, melakukan
koordinasi dan konsultasi dengan pusat.
Potensi Masalah Dalam Tata Laksana

Kerangka waktu siklus pengelolaan anggaran desa

Pedoman teknis penyusunan APBDesa

Transparansi rencana penggunaan dan


pertanggungjawaban APBDesa

Laporan pertanggungjawaban desa belum mengikuti standar


dan rawan manipulasi
Potensi Masalah Dalam Pengawasan

Pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah


oleh Inspektorat Daerah kurang efektif.

Tidak optimalnya saluran pengaduan masyarakat untuk


melaporkan kinerja perangkat desa yang mal-
administrasi.

Ruang lingkup evaluasi dan pengawasan yang dilakukan


oleh Camat belum jelas.
Model Pengembangan
Kebijakan Dana Desa

Pendekatan Inkremental

Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan Sistem
Pendekatan Inkramental
• Implementasi memperhatikan risiko terkait
penyerapan anggaran yang tidak efisien, anggaran
macet dan potensi korupsi, hal ini dapat dikurangi
dengan program peningkatan kemampuan SDM dalam
mengelola keuangan desa
• kebijakan pengendalian diperlukan dengan mendesain
mekanisme penyaluran dana desa yang lebih
memperhatikan kriteria tertentu misalnya kontribusi
sumber daya alam desa kepada negara dan kapasitas
fiskal desa agar menghindari kecemburuan sosial antar
desa
• Sistem reward and punishmnet
Pendekatan Kelembagaan

• Regulator Dana Desa saat ini berada pada


Kementerian Dalam Negeri , Kementerian
Keuangan dan Kementerian Desa dan
Pembangunan Daerah Tertinggal
• Pengaturan tugas dan wewenang antar lembaga
dalam diharapkan agar tidak terjadi tumpang
tindih regulasi
• Penguatan fungsi lembaga internal desa yakni
Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) dalam
penganggaran, pengawasan dan pengendalian
Pendekatan Sistem

• Sistem penganggaran APBdes diharapkan


lebih transparan dengan lebih
mengedepankan proses penyerapan aspirasi
masyarakat desa untuk menjadi anggaran
• Kejelasan kinerja APBdes mutlak diperlukan
agar nantinya mempermudah dalam evaluasi
capaian. Penganggaran APBdes berbasis
kinerja perlu diadopsi agar ukuran output dan
outcome dapat lebih terukur
Saran Perbaikan dalam pelaksanaan
Dana Desa
1. Kementerian Dalam Negeri dan BPKP agar segera menyusun sistem
keuangan desa yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan desa,
termasuk komponen pelaporan pertanggungjawaban keuangan desa
2. Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa PDTT dan Kementerian
Keuangan, untuk memperbarui regulasi terkait, pengawasan
pemantauan, riviu penetapan proporsi alokasi dasar dan mencantumkan
besaran bobot untuk tiap variabel .
3. Merevisi PP No.43/2014 dengan memasukan ketentuan:
 Mewajibkan kepala desa mempublikasikan RAPBDesa untuk diriviu oleh
masyarakat dan menyediakan saluran keluhan/umpan balik masyarakat
atas RAPBDesa.
 Menyusun panduan evaluasi RAPBDesa oleh kecamatan.
 Kecamatan mengumumkan hasil evaluasi ke publik
Saran Perbaikan dalam pelaksanaan
Dana Desa
Penguatan Peran Kemenkopolhukam
Penguatan Peran Kementerian dalam Negeri
Penguatan Peran Kementerian Desa PDTT
Penguatan Peran Pemerintah Daerah
Pelajaran yang dapat diambil dari
pelaksanaan Kebijakan Dana Desa
* Menjaga semangat UU no.6 tahun 2014 yakni
otonomi desa demi peningkatan kesejahteraan
desa
* Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk
pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa
* Kebijakan Dana desa haruslah dikembangkan
dengan mengintegrasikan dengan kebijakan
pendukung yang lain
* Tantangan dalam merubah mindset agar berhasil
dalam pemberdayaan masyarakat desa
Benchmarking dari Keberhasilan
Produk Cina
• Mendorong besarnya peran Usaha Kecil dan
Menegah (UKM) dan bisnis swasta daerah
yang disebut sebagai Township and Village
Enterprises (TVEs)
• Pengembangan teknologi untuk industri-
industri kecil dan menengah dengan
memperkuat peran penelitian State Science and
Technology Commission (SSTC) dan
pembentukan New Technology Enterprises (NTEs)
Benchmarking dari Keberhasilan
Produk Cina
• Pemerintah Cina kemudian masih dengan SSTC mengeluarkan
kebijakan untuk mendukung TVEs yang disebut sebagai The
Spark Plan
• Percepatan waktu pembuatan izin usaha di mana Cina hanya
membutuhkan waktu tunggu selama 40 hari, bandingkan
dengan Indonesia yang membutuhkan waktu 151 hari untuk
mengurus perizinan usaha.
• Program pulang kampung bagi overseas Chinese scholars and
professionals, terutama yang sedang dan pernah bekerja di
pusat-pusat riset dan MNCs di bidang teknologi di seluruh
penjuru dunia dan membuka perusahaan baru di Cina
terutama dalam bentuk TVEs

Anda mungkin juga menyukai