Anda di halaman 1dari 37

TERAPI NUTRISI PADA ANEMIA

Dr. Gita Sekar Prihanti MPdKed


Klasifikasi
• 1. Anemia Nutrisional
– Anemia defisiensi besi
– Anemia pada malnutrisi (KKP)
– Anemia defisiensi vitamin (B12, B6, C, E)
– Anemia defisiensi asam folat
– Anemia defisiensi copper
• 2. Anemia Non Nutrisional
– Anemia sickle sell
– Anemia pada thalassemia minor
– Anemia pada Olahraga
Anemia defisiensi besi
1. Intake yang inadekuat
- diet yang buruk (seperti pada vegetarian dengan
insufisiensi besi)
2. Absorpsi yang inadekuat
- akibat dari diare, achlorhydria, penyakit usus,
atrophic gastritis, gastrectomy parsial atau total,
atau karena pengaruh obat (antasida,
cholestyramine, cimetidine, pancreatin, ranitidine,
dan tetracycline)
- asupan vitamin C kurang
- konsumsi teh atau kopi berlebihan
3. Penggunaan yang inadekuat
- sekunder terhadap gangguan gastrointestinal kronis
4. Peningkatan kebutuhan besi
- kehamilan, bayi, balita, dewasa, menyusui,manula,
5. Peningkatan ekskresi
- menstruasi berlebihan, perdarahan dari trauma,
perdarahan kronik dari ulkus, perdarahan
hemorrhoid, varises esofagus, enteritis regional,
colitis ulseratif, parasit (hookworm), keganasan
TERAPI
* Fokus pada penyakit atau penyebab anemia
defisiensi besi.
* Tujuan utama adalah mengembalikan
cadangan besi, bukan hanya mengatasi
anemia saja.
SUPLEMENTASI
• Terapi utama :
– pemberian besi inorganic secara oral dalam
bentuk ferrous (pada umumnya yang digunakan
adalah ferrous sulfate).
• Zat besi diabsorbsi paling baik ketika lambung
dalam keadaan kosong iritasi lambung.
• Efek samping gastrointestinal tersebut dapat
diminimalisir dengan cara :
– meningkatkan dosis secara perlahan dalam
beberapa hari sampai dosis yang dibutuhkan
tercapai
– Memberikan zat besi dalam dosis yang terbagi
dalam minimal 3 kali sehari.
– Penggunaan “chelated form” dari zat besi (diikat
oleh asam amino)
– Sustained release iron preparation **
• Efek samping preparat zat besi tergantung
dosis dosis kecil dan jangka panjang
• Vitamin C meningkatkan absorpsi zat besi
• Dosis zat besi :
– Dewasa : 50 – 200 mg/hr
– Anak2 : 6 mg/kg BB/hr
• Absorpsi 10-20 mg zat besi per hari dapat
meningkatkan produksi sel darah merah
hingga 3x normal dan meningkatkan kadar
hemoglobin.
• Peningkatan retikulositosis terlihat dalam 2
hingga 3 hari setelah pemberian preparat zat
besi.
• Sedangkan peningkatan hemoglobin mulai
terjadi setelah hari ke 4 terapi.
• Terapi zat besi sebaiknya dilanjutkan dalam beberapa
bulan walaupun hemoglobin sudah normal dengan
tujuan memenuhi cadangan zat besi dalam tubuh.
• Bila suplementasi zat besi tidak berhasil
memperbaiki anemia,maka ada kemungkinan :
– Pasien tidak mematuhi aturan minum (pada umumnya
karena efek samping yang tidak menyenangkan)
– Perdarahan terjadi lebih cepat dari produksi sel
darah
– Suplementasi zat besi tidak diabsorpsi, mungkin
karena malabsorpsi pada steatorrhea, celiac
sprue, atau hemodialisis pemberian parenteral
dalam bentuk iron-dextran
INTERVENSI NUTRISI
• Selain suplementasi zat besi, perlu
diperhatikan jumlah zat besi dalam konsumsi
makanan.
• Bioavaibilitas zat besi pada diet lebih penting
dari jumlah total zat besi yang dikonsumsi
pada diet.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
bioavailability zat besi :
– Tingkat absorpsi zat besi tergantung pada status
zat besi semakin rendah kadar zat besi, semakin
tinggi tingkat absopsi zat besi
– Bentuk zat besi pada diet :
• heme iron, yg terdapat pada daging, ikan, dan unggas
(MFP : meat, fish, poultry) diabsorpsi lebih baik
daripada non heme iron yg jg dapat ditemukan pada
MFP, telur, sayuran, buah, biji-bijian
– Asam askorbat (mengikat zat besi menjadi bentuk
komplex yang siap diabsorpsi)
• - absorpsi zat besi dihambat oleh :
karbonat
oxalat
phosphate
phytates
faktor yang terdapat dalam serat sayuran (non
heme iron)
teh (tannin mengikat zat besi menjadi bentuk yang
insoluble)
EDTA (ethylenediaminetetra-acetic acid) – non
heme iron
phosvitin
Untuk memaximalkan absorpsi zat besi dan
mencegah anemia defisiensi besi, perlu :
- Memperbaiki pilihan makanan untuk meningkatkan
intake zat besi
– Memasukkan sumber vitamin C dalam setiap kali makan
– Bila memungkinkan, memasukkan MFP dalam setiap kali
makan
– Menghindari minum teh atau kopi dalam jumlah
berlebihan ketika makan
– Menghindari EDTA melalui cek label makanan
– Mengurangi konsumsi susu agar tidak lebih dari 3 gelas per
hari dan menggantinya dengan makanan yang
mengandung zat besi
FOOD PORTION SIZE IRON (mg)

Protein group 3 oz 0,9

Chicken, light meat 3 oz 1,2

Chicken dark meat 3 oz 2,0

Turkey, dark meat 3 oz 0,7

Pork chop 3 oz 1,3

Tenderloin steak 3 oz 3,0

Liver, beef 3 oz 5,8

Liver, chicken 3 oz 7,2

Liver, pork 3 oz 15,2

Tuna, fish 3 oz 0,6


Sword fish 3 oz 1,1

Tofu, raw 3 oz 4,0

Black beans ½ cup 1,8

Chick peas ½ cups 2,4

Kidney beans ½ cup 2,6

Egg 1 whole 0,6

Cashew nuts 1 oz 1,7

Sunflower seeds 1 1,9

DAIRY GROUP

Milk 1 cup 0,1

Ricotta, part-skim ½ cup 0,6


Fruit group

Apricot 3 raw 0,6

Apple,dried 10 rings 0,9

Peaches,dried 5 halves 2,6

Raisins ½ cup 1,5

Strawberries 1 cup, frozen 1,2

Vegetable groups

Baked, potato 1 medium 2,7

Brocolli 1 medium stalk 2,1

Green pepper 1 medium 0,9

Lima beans ½ cup 2,1

spinach 1 cup 1,5


Grain group

Pasta (enriched) 1 cup 2,0

Rice (enriched) 1 cup 1,8

Whole wheat bread 1 slice 1,0

Bagel 1 1,8

Cereals ½ cup 18,0


Grapenuts
Wheat germ 1 oz (1/4 cup) 2,6

Cream of wheat, instant ¾ cup 8,2

Oatmeal, plain, instant 1 packet 6,7

Other 1 cup 4,8


Brown sugar
ANEMIA MEGALOBLASTIK
• ANEMIA PERNISIOSA (DEFISIENSI VIT B12)
– Primer karena intake yang inadekuat
– Pada umumnya sekunder karena kekurangan Intrinsik
Factor (IF), yaitu glikoprotein pada cairan lambung yang
diperlukan untuk absorpsi vitamin B12
– Vit B12+salivary R binder – pancreatic trypsin into the
proximal small intestine destroy R binder – IF mengikat vit
B12 pada pH alkaline – ileum (Ca++ dan pH>6) – ileal cell –
attach to holotranscobalamin II (holo TC II) – vena porta
Terapi
• Injeksi 100 μg vit B12 im atau sc 1x/minggu
• Maintenance : injeksi 100 μg vit B12 /bulan
• Dosis oral :1000 μg /hr
• Dosis initial ditingkatkan bila ada komplikasi (infeksi,
penyakit liver, uremia, koma, disorientasi berat,
kerusakan neurologis)
• Respon terapi : perbaikan selera makan, kesadaran,
kooperatif, diikuti dengan perbaikan hematologis
(retikulositosis)
Intervensi nutrisi
• Diet tinggi protein (1,5 g/kg BB) untuk fungsi
liver dan regenerasi sel darah
• Sayuran hijau (mengandung asam folat dan
zat besi)
• Liver hewani (mengandung zat besi, vitamin
B12, asam folat dan nutrisi lain)
• Daging (sapi dan unggas), telur, susu dan
produk susu
Sumber vitamin B12
FOOD PORTION SIZE VITAMIN B12(Μg)
Protein group 3 oz 0,3
Chicken/turkey
Hamburger 3 oz 8,0
Pork chop 3 oz 0,9
Tenderloin steak 3 oz 0,5
Liver, chicken 3 oz 16,5

Liver, pork 3 oz 15,8


Kidney, pork 3 oz 6,6
Swordfish 3 oz 1,7
Sardines 3 oz 7,7
Salmon 3 oz 5,8

egg 1 whole 0,5


FOOD PORTION SIZE VITAMIN B12(Μg)
Dairy group
Milk 1 cup 0,9
Yogurt 1 cup 1,4
Cottage cheese ½ cup 0,6
Cheese 1 0z
mozarella 0,2
0,4
ricotta/provolone
swiss 0,5
ANEMIA MEGALOBLASTIK
ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT
– Paling banyak terjadi pada wanita hamil, bayi yang lahir
dari ibu yang mengalami defisiensi asam folat
– Absorpsi folat terjadi di usus halus
– Folate conjugase merubah polyglutamat menjadi
dihidrofolate dan tetrahidrofolate (THFA) menuju sirkulasi
– Tanpa vit B12, 5 methyl THFA yang merupakan bentuk
cadangan dan bentuk asam folat dalam sirkulasi, masih
dalam keadaan inaktif
– Defisiensi vit B12 dapat menyebabkan defisiensi asam folat
DNA sintesis thymidylate deoxyuridylate

5,10-methyl THFA (coenzym form)

methionine THFA aktif

B12 methyl THFA accumulates


a methyl from rxns with
other compound

homocysteine 5-methyl THFA


inaktif

B6

cystein
Terapi
• Asupan asam folat dapat memperbaiki anemia
megaloblastik karena kekurangan folat atau vit
B12 tapi menutupi kerusakan syaraf akibat
defisiensi vit B12
• Dosis : 1mg / hr dalam 2-3 minggu (oral)
• Dosis maintenance: 50-100 μg/hr
• Vitamin prenatal : 400-1000 μg/tablet
• Dosis pada keadaan dengan akibat dari
alkohol atau disertai keadaan lain yang
mensupresi hematopoiesis,peningkatan
kebutuhan folat, atau penurunan absorpsi
folat : dimulai pada dosis 500 – 1000 mg/hr
• Perbaikan hematologis memerlukan waktu
sebulan, sedangkan perbaikan selera makan,
kesadaran dalam waktu 24-48 jam setelah
pemberian
• Setelah anemia terkoreksi, sebaiknya pasien
makan minimal satu jenis buah atau sayuran
yang fresh dan mentah atau minum segelas
jus setiap hari.
SUMBER ASAM FOLAT
FOOD PORTION SIZE FOLATE (μg)

Protein group 3 oz 3,0


Chicken, light meat
Chicken dark meat 3 oz 7,2

Turkey, dark meat 3 oz 7,9

Pork chop 3 oz 5,2

Tenderloin steak 3 oz 5,0

Liver, chicken 3 oz 654,0

Liver, pork 3 oz 139,0

Tuna, fish 3 oz 3,5

Sardines (tomato sauces) 3 oz 21,0

Salmon 3 oz 13,0

Tofu, raw ½ cup 37,0

Egg 1 23,0
FOOD PORTION SIZE FOLATE (μg)

Black beans ½ cup 128,0

Kidney beans ½ cup 18,0

Lentil beans ½ cup 36,0

Soybean nuts 1/2 cup 122,0

Cashew nuts 1 oz 19,6

Dairy group 1 cup 13,0


Milk
Yogurt 1 cup 28,0

Cottage cheese ½ cup 10,5

Fruit group 3 raws 9,1


Apricots
Orange 1 40,0
Orange juice 1 cup 136,0

Strawberry, frozen 1 cup 9,7


banana 1 22,0
FOOD PORTION SIZE FOLATE (μg)

Vegetable group 1 medium 22,0


Baked potato
Sweet potato 1 medium 26,0

Broccoli 1 cup 62,0

Brussel sprouts ½ cup 47,0

Endive ½ cup 36,0

Spinach ½ cup 108,0

Grain group
Barley ½ cup 13,0

Whole wheat bread 1 slice 14,0

Wheat germ 1/4 cup 99,0

Grapenuts cereal 1/4 cup 101,0


Anemia defisiensi Copper
• Ceruloplasmin, copper yang mengandung
protein, dibutuhkan untuk mobilisasi besi dari
tempat penyimpanan ke plasma.
• Pada keadaan defisiensi copper, zat besi tidak
dapat dilepaskan sehingga kadar serum iron
dan hB rendah walaupun cadangan/kadar besi
normal.
• Protein copper juga dibutuhkan untuk proses
penggunaan besi ketika membentuk eritrosit
dan untuk mengoptimalkan fungsi membran
eritrosit
• Dapat terjadi pada :
– bayi yang minum susu sapi/formula yang memiliki
kadar copper rendah.
– Anak-anak atau dewasa dengan sindrom
malabsorpsi atau nutrisi parenteral jangka panjang
Anemia pada malnutrisi
• Berkurangnya massa sel mengakibatkan
berkurangnya kebutuhan jaringan terhadap
oksigen.
• Kecepatan pembentukan sel darah tidak sama
dengan kecepatan penurunan massa sel
• Merupakan komplikasi dari defisiensi besi,
infeksi parasit, dan malabsorpsi
Anemia sideroblastik
(pyridoxin responsive)
• Anemi sideroblastik yang didapat seperti
akibat obat (isoniazid, chloramphenicol), def
copper, alkoholism – tidak responsif dengan
B6
• Iron overload
• Terapi :
– 50-200 mg/hr vit B6 (piridoksin/piridoksin sulfat)
Anemia sickle cell
• Terapi :
– Protein (nabati)
– Zinc (meningkatkan afinitas oksigen tetapi
bersaing dengan copper)
– Folat 400-600 μg/hr

Anda mungkin juga menyukai