Anda di halaman 1dari 30

Pertumbuhan dan

Perkembangan Manusia

Oleh :
Nia H. Septiannie, S. Psi

Politeknik Piksi Ganesha

1
Definisi pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan :
perubahan fisik
peningkatan jumlah sel
ukuran
kuantitatif
tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi
pola bervariasi
Perkembangan :
kualitatif
maturation
sistematis, progresif dan berkesinambungan

2
Sejarah psikologi perkembangan

Spekulasi PLATO (427-347 SM) - Filsuf


Yunani :
Perkembangan ditentukan faktor genetis
Perbedaan individual berdasar genetis
Anak miniatur orang dewasa
Perkembangan = pertumbuhan
Anak berbeda dengan orang dewasa : kuantitatif
Proses berpikir anak sama dengan dewasa
Perlakuan hukum anak dan dewasa : sama

3
Sejarah psikologi perkembangan
JOHN LOCKE (1632-1704)
 Pengalaman (nurture) menentukan perkembangan
 Konsep Tabularasa
 Penginderaan pengalaman sensorik
simple ideas complex ideas pengetahuan

JJ ROUSSEAU (1712-1778 Filosof Swiss


 Bayi tidak pasif melainkan aktif
 Anak berbeda kualitatif dari orang dewasa
 Pengaruhnya terhadap pendidikan pestalozzi ;
montessori ; dewey
 Pengetahuan dibentuk oleh anak melalui interaksi
dengan lingkungan

4
Awal psikologi perkembangan
Dasar Psikolog Perkembangan : ILMIAH
BIOLOGI NATURE
GENETIK
Pertumbuhan BiologikaL

Perubahan Perkembangan KOMPLEKS /


SEMPURNA

Lingkungan

BUDAYA / 5
POLA ASUH NURTURE (PENGALAMAN)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang
1. Faktor genetik
 faktor keturunan -- masa konsepsi
 bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang
kehidupan
 menentukan beberapa karakteristik seperti jenis
kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan
fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen
 Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

6
2. Faktor eksternal / lingkungan
• mempengaruhi individu setiap hari
mulai konsepsi sampai akhir
hayatnya, dan sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi
bawaan
• faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik
akan menghambatnya

7
a. Keluarga
nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi
dan komunikasi.
Fungsi :bertahan hidup, rasa aman,
perkembangan emosi dan sosial, penjelasan
mengenai masyarakat dan dunia, dan membantu
mempelajari peran dan perilaku
b. Kelompok teman sebaya
lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola
dan struktur yang berbeda dalam interaksi dan
komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang
berbeda.
fungsi: belajar kesuksesan dan kegagalan,
memvalidasi dan menantang pemikiran dan
perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan
dan penolakan sebagai manusia unik yang
merupakan bagian dari keluarga; dan untuk
mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi
kebutuhan dan harapan.
8
c. Pengalaman hidup
pengalaman hidup dan proses pembelajaran

membiarkan individu berkembang dengan


mengaplikasikan apa yang telah dipelajari

Tahapan proses pembelajaran


 mengenali kebutuhan
 penguasaan ketrampilan
 menjalankan tugas
 integrasi ke dalam seluruh fungsi
 mengembangkan penampilan perilaku yang
efektif.
9
d. Kesehatan
Tingkat kesehatan --- respon individu terhadap
lingkungan dan respon orang lain pada individu
Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir)
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
dari fetal (janin)
Nutrisi adekuat
Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga
Kondisi sakit --- ketidakmampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan ---
tumbuh kembang terganggu
e. Lingkungan tempat tinggal
: Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status
sosial ekonomi

10
Teori-teori tumbuh kembang
Development task theory (Robert
Havighurst) --- 6 stages
1. Infancy & Early Childhood (masa bayi
dan kanak-kanak awal)
Belajar berjalan, mengambil makanan padat
Belajar bicara
Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
Membentuk konsep-konsep sederhana
mengenai kenyataan sosial dan fisik
Belajar membedakan mana yang benar dan
mana yang salah, mengembangkan hati nurani
Belajar mengadakan hubungan emosi

11
2. Middle childhood (masa sekolah)
 Membangun perilaku yang sehat
 Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permainan yang luar biasa
 Belajar bergaul dengan teman sebaya
 Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas
dan feminitas
 Mengembangkan ketrampilan dasar seperti
membaca, menulis dan berhitung
 Mengembangkan konsep-konsep yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
 Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
 Pencapaian kemandirian
 Membangun perilaku dalam kelompok sosial
maupun institusi (sekolah)
12
3. Adolescence (remaja )
Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman
sebaya baik laki maupun perempuan
Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual yang
perlu bagi warga negara
Pencapaian tanggungjawab sosial
Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun
dalam berperilaku

13
4. Early Adulthood (dewasa muda)
Memilih pasangan
Belajar hidup bersama orang lain sebagai
pasangan
Mulai berkeluarga
Membesarkan anak
Mengatur rumah tangga
Mulai bekerja
Mendapat tanggungjawab sebagai warga
negara
Menemukan kelompok sosial yang cocok

14
5. Middle-age (dewasa lanjut)
 Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai
warga negara
 Membangun dan mempertahankan standard
ekonomi keluarga
 Membimbing anak dan remaja untuk menjadi
dewasa yang bertanggungjawab dan
menyenangkan
 Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu
luang
 Membina hubungan dengan pasangannya
sebagai individu
 Mengalami dan menyesuaikan diri dengan
beberapa perubahan fisik
 Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai
orang tua yang bertambah tua

15
6. Later maturity (usia lanjut)
Menyesuaikan diri dengan penurunan
kekuatan fisik dan kesehatan
Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun
dan penghasilan yang semakin berkurang
Menyesuaikan diri dengan keadaan
kehilangan pasangan (suami/istri)
Membina hubungan dengan teman
sesama usia lanjut
Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
Membangun kepuasan kehidupan
Kesiapan menghadapi kematian

16
Teori Perkembangan Psikoseksual
(Sigmund Freud)
a. Tahap oral-sensori (lahir sampai usia 12 bulan)
karakteristik :
• aktivitas melibatkan mulut
(sumber utama kenyamanan)
• Perasaan dependen (bergantung pada orang lain)
• Gangguan pd tahap ini --- kesulitan mempercayai
orang lain, menunjukkan perilaku seperti
menggigit kuku, mengunyah permen karet,
merokok, menyalahgunakan obat, minum alkohol,
makan terlalu banyak, overdependen.

17
b. Tahap anal-muskular (usia 1-3 tahun /
toddler)
Karakteristik :
Organ anus dan rectum merupakan
sumber kenyamanan
Masa “toilet training” --- dapat terjadi konflik
Mengotori adalah aktivitas yang umum
Gangguan pada tahap ini dapat
menimbulkan kepribadian obsesif-
kompulsif seperti keras kepala, kikir, kejam
dan tempertantrum

18
c. Tahap falik (3-6 tahun / pra sekolah)
Karakteristik :
 Organ genital sebagai sumber
kenyamanan
 Masturbasi dimulai dan keingintahuan
seksual menjadi terbukti
 Dapat mengalami kompleks Oedipus atau
kompleks Elektra
 Hambatan pada tahap ini dapat
menyebabkan kesulitan dalam indentitas
seksual dan bermasalah dengan otoritas,
ekspresi malu, dan takut.
19
d. Tahap latensi (6-12 tahun / masa sekolah)
Karakteristik :
energi digunakan untuk aktivitas fisik dan
intelektual
Ini adalah periode tenang, dimana kegiatan
sexual tidak muncul (tidur).
Anak mungkin terikat dalam aktivitas
erogenus (perasaan erotik) dengan teman
sebaya yang sama jenis kelaminnya.
Penggunaan mekanisme pertahanan diri
muncul pada waktu ini
Konflik yang tidak diatasi pada masa ini
dapat menyebabkan obsesif dan kurang
motivasi diri.

20
e. Genital (13 tahun keatas / pubertas atau
remaja sampai dewasa)
Karakteristik :
 genital menjadi pusat dari tekanan dan
kesenangan seksual
 Produksi hormon seksual menstimulasi
perkembangan heteroseksual
 Energi ditujukan untuk mencapai hubungan
seksual yang matur
 Pada awal fase sering terjadi emosi yang
belum matang, kemudian mulai
berkembang kemampuan untuk menerima
dan memberi cinta
21
Teori perkembangan Psikososial
(Erik H Erickson )
a. Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)
Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari
lingkungan masyarakat, pengasingan.
Pemenuhan kepuasan untuk makan dan
mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan
rasa aman ---- menghasilkan kepercayaan.
Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara
adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut,
dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku
makan, tidur dan eliminasi yang buruk.

22
b. Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs
shame & doubt) -- todler (1-3 tahun)
Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan
harga diri
Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau
terpaksa mengalah
Anak mulai mengembangkan kemandirian
membuka dan memakai baju, berjalan,
mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai
terbentuk kontrol diri.
Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang
tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang
ragu-ragu
jika anak dibuat merasa buruk pada saat
melakukan kegagalan, anak akan menjadi
pemalu.

23
c. Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah (
3-6 tahun)

Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan


mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan
(perilaku) diri sendiri.
Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah.
Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas
pribadi
Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan
intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi
dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
Pembatasan --- mencegah anak dari perkembangan inisiatif.
Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan
aktivitas yang berlawanan dengan orang tua.
Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak
hak-hak orang lain.

24
d. Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-
12 tahun)

Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi.


Membangun rasa bersaing dan ketekunan.
Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik
diri dari sekolah dan teman sebaya.
Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi
ketrampilan dan produksi benda-benda serta
mengembangkan harga diri melalui pencapaian
Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
Perasaan inferior --- terjadi pada saat orang dewasa
memandang usaha anak untuk belajar bagaimana sesuatu
bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau
merupakan masalah.
Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di sekolah,
ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan fisik dan
mencari teman.

25
e. Identitas vs bingung peran (identity vs role
confusion) -- remaja (12 - 18 tahun)

Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan


perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri
Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan
tidak mampu menemukan identitas diri
Individu mengembangkan penyatuan rasa “ diri
sendiri”.
Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap perilaku.
Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas
--- kebingungan peran, yang sering muncul dari
perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-
raguan.

26
f. Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) –
dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)

indikator positif : berhubungan intim dengan


orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja
dan berhubungan dengan orang lain.
Indikator negatif : menghindari suatu hubungan,
komitmen gaya hidup atau karir
Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi
hubungan dengan orang lain, yang mungkin
termasuk pasangan seksual.
Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri
akan mempunyai kesulitan mengembangkan
keintiman.
Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu
berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa
sendiri.

27
g. Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri –
dewasa tengah (45 – 65 tahun)

indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan


perhatian dengan orang lain
indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri,
kurang merasa nyaman
Orang dewasa --- bimbingan untuk generasi
selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada
dunia di masa yang akan datang
Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan
dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan
materi
Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi
kehidupan.

28
h. Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65
tahun keatas)

indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi


sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap
menerima kematian
indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik
terhadap orang lain.
Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan
rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian
Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam
krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa
karena individu melihat kehidupan sebagai bagian
dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan
kegagalan.

29
Sampai jumpa
lagi

30

Anda mungkin juga menyukai