Sediaan sustained release atau sediaan lepas lambat merupakan bagian dari
bentuk controlled relese. Sediaan lepas lambat merupakan sediaan yang
menyebabkan obat terlepas ke dalam tubuh dalam waktu yang lama.
Obat dalam sediaan pelepasan lambat mempunyai system pelepasan obat
yang unik, yaitu mula-mula dilepaskan kirakira separuh dari dosis total yang
merupakan dosis inisial, kemudian diikuti dengan pelepasan sisa obat secara
bertahap dan seragam selama periode waktu tertentu.
TUJUAN PEMBERIAAN SEDIAAN LEPAS LAMB AT
1. Harganya mahal
2. Kemungkinan terjadi dose dumping
3. Tidak dapat dilakukan pengaturan dosis secara leluasa
4. Adanya risiko over dosis
5. Meningkatkan kemungkinan terjadinya first-pass clearance dan secara
umum akan menghasilkan availabilitas obat yang jelek.
FA K TO R -FA KTO R YA N G N P E RL U D I P E RH AT IKA N
2) Absorbsi
Absorbsi bertujuan untuk memperoleh keadaan dimana rata - rata pelepasan
jauh lebih rendah dibandingkan rata - rata absorbsi.
3) Metabolisme
Obat - obat yang dimetabolisme sebelum absorbsi baik pada lumen atau
jaringan usus dapat menunjukkan ketersediaan hayati yang menurun.
FA K TO R -FA KTO R YA N G N P E RL U D I P E RH AT IKA N
3) Koefisien partisi
Senyawa dengan koefisien partisi yang rendah akan mengalami
kesulitan menembus membran sehingga bioavaibilitasnya rendah.
4) Stabilitas
Obat yang tidak stabil dalam usus halus akan menunjukkan penurunan
bioavaibilitas jika diberikan dalam bentuk sediaan lepas lambat
F AKTO R - FAKTOR Y AN G H ARUS DI P E RTIMBANGKAN UN TUK
ME MB UAT S E DI AAN S US TAINED RE L EASE
Sifat obat,
Sifat fisika kimia obat : stabilitas, kelarutan, koefisien partisi, muatan dan ikatan
protein
Jaringan tubuh/organ,
Untuk mengurangi efek samping obat, fraksi obat yang dapat mencapai jaringan atau
organ sasaran harus dimaksimalkan.
1. Waktu paruh biologis tidak terlalu lama dan terlalu singkat (idealnya 4 jam).
1. Indeks terapi lebar
2. Dosis tidak terlalu besar (lebih kecil dari 500 mg)
3. Absorbsi baik (terjadi disepanjang saluran cerna)
4. Kelarutan tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil (0,001 mg – 0,1 mg per liter)
5. Ada korelasi antara kadar dalam darah dan efek farmakologi
6. Bukan merupakan absorbsi aktif
7. Tidak mengalami First Pass Clearance yang bermakna
DASAR FARMAKOKINETIKA
Disolusi Pelarutan merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam suatu pelarut.
Dalam sistem biologi pelarutan obat dalam media “aqueous” merupakan suatu bagian penting sebelum kondisi
sistemik. Laju pelarutan obat dengan kelarutan dalam air sangat kecil dari bentuk sediaan padat yang utuh atau
terdisintegrasi dalam saluran cerna sering mengendalikan laju absorbsi sistemik obat (Shargel et al., 2005).
Disolusi dikatakan sebagai hilangnya kohesi suatu padatan karena aksi dari cairan yang menghasilkan suatu dispersi
homogen bentuk ion (dispersi molekuler) sedangkan kecepatan pelarutan atau laju pelarutan adalah kecepatan
melarutnya zat kimia atau senyawa obat ke dalam medium tertentu dari suatu padatan (Wagner, 1971; Martin et al.,
1993).
Gambar 1. Kurva Hubungan antara Kadar Obat dalam Darah/Aktivitas Obat
terhadap Waktu dari Sediaan A: Conventional; B: Sustained release; C:
Prolonged Action (Sulaiman, 2007)
Contoh sediaan sustained release :
- Teofilin ( kapsul )
- Metformin. ( kaplet )