Anda di halaman 1dari 15

PENGAWETAN PANGAN dengan

GARAM, GULA, ASAM dan BAHAN


PENGAWET KIMIA
Amilia Destryana, M.P., M.S.
Universitas Wiraraja Sumenep
Pendahuluan

Anti Kombinasi
GARAM dengan Bahan pengawet
mikroorganisme pengolahan lain
GARAM
• Penghambat pada mikroorganisme pencemar tertentu (pembusuk,
proteolitik, dan pembentuk spora)
• Bakteri pembentuk spora, kadar garam 6%
SELEKTIF • C. botulinum dapat dihambat dengan kons. Garam 10 -12%

• Mengurangi nilai Aw pada bahan pangan


AW

• Kombinasi dengan pengolahan asam dapat menurunkan pH


pH

• Adanya sifat keracunan yang khas dari asam-asam tertentu.


• Pada pH sama, as. Asetat> as. Laktat> as. Sitrat
RACUN • Biasanya yang digunakan minimum kons. Asam 3,6%
Teknologi Pengolahan Acar
Sayuran
• Perendaman oleh larutan garam 3 -10%
(m/v) dalam kondisi anaerobik
• Munculnya organisme pembentuk as. Laktat
Pengasinan dan menghambat organisme pembusuk
• Penghasil asam : Leuconostoc mesenteroides,
Pediococcus cerevisae, Lactobacillus brevis
dan Lactobacillus plantarum.

• Organisme pembentuk as. Laktat tumbuh


berkembang dg adanya KH
• Terjadinya fermentasi yaitu pembentukan
Fermentasi asam-asam organik, minimum 1,5%.
• Dilakukan pateurisasi dengan pemanasan
untuk stabilitas terhadap m.o selama
penyimpanan.
Kerusakan karena m.o dari
produk acar sayuran
Kerusakan produk akan terjadi jika terjadi interaksi yang tidak
seimbang antara lain:

garam,

asam,

pH,

aw,

penambahan gula dan rempah lainnya,

bahan pengawet kimia,

metode pasteurisasi, dan

faktor lingkungan lainnya (oksigen dan zat gizi)


Gula
• Termasuk teknik pengawetan yang cukup penting, konsentrasi
yang digunakan 40 - 70% padatan terlarut.
• Gula akan mengikat sebagian air bebas sehingga Aw akan
berkurang.
• Monosakarida > disakarida dan polisakarida.
• Produk pengawetan dengan gula:
• Selai, jeli, marmalade, sari buah pekat, sirup buah-buahan
• Produk olahan gula rentan rusak oleh khamir dan kapang.
Stabilitas m.o dari produk
olahan gula dikendalikan oleh:
Kadar gula yang tinggi (padatan terlarut 65-73%)

pH rendah, kisaran 3,1 – 3, 5 tergantung tipe pektin dan


konsentrasinya.

Aw biasanya dalam kisaran 0,75 – 0, 83

Suhu tinggi selama pendidihan atau pemasakan (105 - 106°C)

Tegangan oksigen rendah selama penyimpanan.


Gelatinisasi
• Struktur khusus dari jeli buah disebabkan oleh komplek gel
pektin-gula-asam.
• Pektin (as. Poligalakturonat, dengan derajat metoksilasi
beragam hingga 12% gugusan MeO)
• Terdapat alami dalam buah-buahan, merupakan degradasi
protopektin selama pematangan.
• Kondisi optimum pembentukan gel:
• Pektin 0,75 – 1,5 % (tergantung tipenya)
• Gula, 65 – 70 %
• Asam, pH 3,2 – 3,4
Gelatinisasi
• Aspek yang mempengaruhi mutu akhir dan stabilitas produk
jeli:
• Tipe pektin
• Tipe asam
• Mutu buah-buahan
• Prosedur pemasakan
• Pengisian
• Kelainan utama dari produk-produk jeli adalah:
• Kristalisasi
• Kerasnya gel
• Kurang masak
• Sineresis atau meleleh.
Bahan pengawet kimia
Bahan pengawet kimia adalah kelompok bahan kimia yang baik
ditambahkan dengan sengaja atau ada dalam bahan pangan
sebagai akibat dari perlakuan pra-pengolahan, pengolahan atau
penyimpanan.
• Aturan penggunaan:
• Tidak menimbulkan penipuan
• Tidak menurunkan nilai gizi dari bahan pangan
• Tidak memungkinkan adanya pertumbuhan m.o yang
menimbulkan keracunan bahan pangan.
• Contoh bahan pengawet kimia: belerangdioksida (SO2),
benzoat, sorbat dan sedikit antibiotik nisin.
Efisiensi Bahan Pengawet
kimia
Efisiensi penggunaan bahan pengawet kimia tergantung pada:
• Konsentrasi bahan tsb.
• Komposisi bahan pangan
• Tipe organisme yang dihambat.
Konsentrasi yang diijinkan oleh peraturan bahan pangan sifatnya
adalah PENGHAMBATAN, bukan mematikan organisme
pencemar.
Belerangdioksida dan garam-
garamnya
• Sifar dari SO2
• Antimikroorganisme
• Menghambat pencoklatan enzimatis maupun non-enzimatis
• Sebagai antioksidan dan pereduksi
• Lebih efektif digunakan pada bahan pangan asam (pH 2,5 – 4,0)
• Lebih menghambat bakteri daripada khamir
• Dalam kons. tinggi, rasa akan ditolak.
• Menimbulkan karat, sehingga pengemasan menggunakan wadah
gelas atau plastik
Asam benzoat
• Digunakan bersamaan dengan SO2
• Lebih efektif terhadap khamir dan bakteri dibandingkan
kapang
• Aktivitas optimum untuk tidak terurai terjadi pada pH 2,5 dan
4
• Penggunaan akan ditolak pada konsentrasi di atas 400 mg/L
• Tidak mempunyai pengaruh pada pencoklatan enzimatik
maupun non-enzimatik.
Asam Sorbat
• Umumnya digunakan dalam bentuk garam kalium
• Efektif terhadap khamir dan kapang, tetapi tidak efektif
terhadap bakteri
• Lactobacilli, Staphylococci, dan Clostridia tidak dapat
dihambat oleh Sorbat
• Asam sorbat lebih efektif pada pH lebih tinggi daripada asam
benzoat
• Digunakan dalam produk pangan yang dipanggang, keju,
olahan keju, pangan setengah basah, minuman anggur sebagai
anti kapang
• Tidak memiliki rasa
Nisin
• Antibiotika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan
• Terdiri dari sekelompok polipeptida yang dihasilkan oleh
kelompok Streptococcus lactis.
• Stabil dalam larutan asam.
• Penghambat jenis bakteri gram positif termasuk
Staphylococcus, Streptococci, Bacilli, dan Clostridia.
• Digunakan dalam produk olahan kaleng (sari buah tomat,
buah dalam kaleng, sup kaleng)

Anda mungkin juga menyukai