Anda di halaman 1dari 29

Berpikir kreatif,

logis, analitis, kritis


BERPIKIR
 Suatu proses asosiasi
 Suatu proses penguatan hubungan antara stimulus
dan respon

 Dalam proses berpikir orang menghubungkan


pengertian satu dg pengertian lain utk mendapatkan
pemecahan dari persoalan yg dihadapi.
Berpikir Kreatif
 sebagai kemampuan umum untuk menciptakan
sesuatu yang baru

 sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan2


baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan
masalah

 sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-


hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya
 Berpikir kreatif merupakan ungkapan (ekspresi) dari
keunikan individu dalam interaksi dengan
lingkungannya

 Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan orisinalitas


dari individu tersebut

 Dari ungkapan pribadi yang unik dapat diharapkan


timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif
dan adanya ciri-ciri seperti: mampu mengarahkan diri
pada objek tertentu, mampu memperinci suatu
gagasan, mampu menganalisis ide-ide dan kualitas
karya pribadi, mampu menciptakan suatu gagasan
baru dalam pemecahan masalah.
5 Tahap Berpikir Kreatif
1. Orientasi: masalah dirumuskan, dan aspek-
aspek masalah diindentifikasi.
2. Preparasi: berusaha mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang relevan dengan
masalah.
3. Inkubasi: proses pemberhentian sementara
ketika berbagai masalah berhadapan dengan
jalan buntu. Tetapi mekipun begitu, proses
berpikir berlangsung terus dalam jiwa bawah
sadar.
4. Iluminasi: ketika masa inkubasi berakhir
dengan ditemukannya solusi untuk memecahkan
masalah.
5. Verifikasi: tahap untuk menguji dan secara
kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan
pada tahap keempat.
Ciri2 Berpikir Kreatif (Munandar, 1999)
 Ketrampilan Berpikir Lancar
 Ketrampilan Berpikir Luwes (Fleksibel)
 Ketrampilan Berpikir Orisinal
 Ketrampilan Memperinci (Mengelaborasi)
 Ketrampilan Menilai (Mengevaluasi)
 Memiliki Rasa Ingin Tahu
 Bersifat Imajinatif
 Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan
 Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko
 Memiliki Sifat Menghargai
Berpikir Logis
Berpikir secara logis adalah suatu
proses berpikir dengan
menggunakan logika, rasional, dan
masuk akal.
Cara berpikir logis dibagi menjadi 2
 1. Berpikir deduktif : penarikan
kesimpulan yang diambil dari proposisi
umum ke khusus

 2. Berpikir induktif : khusus ke umum


Berpikir Analitis
 Berpikir analitis adalah berpikir dengan cara
menguraikan atau memisahkan suatu hal ke dalam
bagian-bagiannya dan dapat mencari keterkaitan
antara bagian2 tsb.

 Menganalisis adalah kemampuan memisahkan


informasi ke dalam bagian-bagian yang perlu,
mencari hubungan antara bagian-bagian, mengenali
komponen, bagaimana hubungan komponen2.
What Is Critical Thinking?
(Definisi Berpikir Kritis)
 Kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, yang
meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif dan
independen
Definisi Berpikir Kritis
 Proses intelektual yang dengan aktif dan terampil
mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang
dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan,
pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi,
untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven &
Paul, 1992)
Berpikir Kritis ≠ Menghafal,
Mengumpulkan Informasi
 Berpikir kritis tidak sama dengan
mengakumulasi informasi. Seorang
dengan daya ingat baik dan memiliki
banyak fakta tidak berarti seorang
pemikir kritis
 Seorang pemikir kritis mampu
menyimpulkan dari apa yang
diketahuinya, dan mengetahui cara
memanfaatkan informasi untuk
memecahkan masalah, and mencari
sumber-sumber informasi yang
relevan untuk dirinya
Berpikir Kritis ≠ Mengkritik,
Mengecam. Mendebat
 Berpikir kritis tidak sama dengan sikap
argumentatif atau mengecam orang lain
 Berpikir kritis bersifat netral, objektif,
tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapat
digunakan untuk menunjukkan kekeliruan
atau alasan-alasan yang buruk, berpikir
kritis dapat memainkan peran penting
dalam kerja sama menemukan alasan yang
benar maupun melakukan tugas konstruktif
 Pemikir kritis mampu melkukan
introspeksi tentang kemungkinan bias
dalam alasan yang dikemukakannya
Keterampilan Inti Berpikir Kritis
Keterampilan Inti Berpikir Kritis
 Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
 Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen,
menganalisis argumen
 Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
 Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif
(misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan,
memecahkan masalah, mengambil keputusan
 Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil,
mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argumen
 Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri
Perbedaan antara Pemikir
Kritis dan Bukan Pemikir
Kritis
 Pemikir kritis
 Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan,
memisahkannya dari informasi yang irelevan
 Dapat memanfaatkan informasi untuk
merumuskan solusi masalah atau mengambil
keputusan, dan jika perlu mencari informasi
tambahan yang relevan

 Bukan pemikir kritis


 Mengumpulkan fakta dan informasi,
memandang semua informasi sama pentingnya
 Tidak melihat, menangkap, maupun
memikirkan masalah inti
Mengapa Berpikir Kritis?
 Berpikir kritis memungkinkan anda
memanfaatkan potensi anda dalam melihat
masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan
menyadari diri
Membandingkan Taksonomi
Bloom dalam Berpikir Kritis
Taksonomi Bloom tentang domain kognitif:
• Knowledge (Pengetahuan) Lebih
superfisial
• Comprehension (Pemahaman)
• Application (Penerapan)
• Analysis (Analisis)
• Synthesis (Sintesis) Lebih
• Evaluation (Evaluasi) mendalam
Membandingkan Taksonomi
Bloom dalam Berpikir Kritis
Berpikir Kreatif Berpikir Kritis
Sintesis Evaluasi

Analisis
Penerapan
Pemahaman

Pengetahuan
Membandingkan Taksonomi
Bloom dalam Berpikir Kritis

Klasifikasi Springer & Deutsch’s (1993) tentang


dominasi lateralisasi otak:
• Berpikir otak kiri--analitik, berseri, logis,
objektif
• Berpikir otak kanan--global, paralel,
emosional, subjektif
Jembatan Berpikir Kritis-Berpikir Kreatif

Berpikir kritis Berpikir kreatif


•Evaluasi •Sintesis

•Analisis
•Penerapan
•Pemahaman
•Pengetahuan
Bedakan Berpikir Kritis dengan
Konsep Berpikir Lainnya
 Habitual thinking (thinking based on past practices without
considering current data)
 Brainstorming (saying whatever comes to mind without
evaluation)
 Creative thinking (putting facts, concepts and principles
together in new and original ways)
 Prejudicial thinking (gathering evidence to support a
particular position without questioning the position itself)
 Emotive thinking (responding to the emotion of a message
rather than the content)
Selamat Berpikir Kritis untuk
Mengoptimalkan Potensi Anda!
(Bebaskan Diri Anda dari Kebiasaan Membebek
dan Menelan Informasi Mentah-Mentah)
Berpikir Kritis
(Critical Thinking)

(Prof. Bhisma Murti Universitas Sebelas Maret)


Kasus :
 Salah seorang pelaku bom Bali, selama menjalani
persidangan selalu melemparkan senyum kepada para
wartawan, sambil sekali-kali mengacungkan tangannya
dan meneriakkan kalimat kebesaran Tuhan. Tak terlihat
sebersitpun penyesalan di wajahnya meskipun dia baru
saja menewaskan ratusan orang dalam tragedi bom
tersebut. Apa yang dilakukannya, dikatakannya
(tindakan pengeboman) kemudian merupakan bagian
dari ibadahnya.
 Mungkin baginya, nyawa ratusan orang turis asing
tidaklah hal luar biasa karena mereka dianggap sebagai
kaum kafir, yang pantas dimusnahkan. Seandainya dia
ditanya kalau di antara korban yang meninggal itu ada
orang yang seagama dengann dia, mungkin jawabannya
adalah mereka mati sebagai suhada, mereka pasti
masuk surga.

 Pemahaman agamanya sungguh sempit sekali. Dia


lebih melihat Tuhan sebagai Tuhan Yang Maha Besar,
dan melupakan sifat Tuhan lainnya, yaitu Tuhan yang
Arrahim Arrahmat, Tuhan yang Pengasih lagi
Penyayang, yang mencintai seluruh ciptaan-Nya tanpa
kecuali.
 Masalahnya, bagaimana dia bisa melupakan atau
mengabaikan sifat Tuhan lainnya itu sehingga mampu
menghabisi nyawa ratusan orang tanpa merasa
bersalah? Bahkan menganggap apa yang dilakukannya
sebagian bagian dari ibadahnya kepada Tuhan? Siapa
atau di mana letak kesalahan sehingga muncul
manusia-manusia semacam ini?

Anda mungkin juga menyukai