Anda di halaman 1dari 24

PERMUKIMAN YANG

BERWAWASAN
LINGKUNGAN
IR. DWIRA N. AULIA, MSc
Latar Belakang
 Pertumbuhan penduduk yang demikian pesat
 Kebutuhan lingkungan tempat bermukim
manusia
 Kondisi lingkungan yang ada sekarang sudah
sangat mengkhawatirkan (pemanasan global
akibat dampak dari rumah kaca, perubahan
iklim, pengurangan sumber daya alam dan
pencemaran limbah )
 KTT Bumi yang menghasilkan Agenda 21 yang
dicanangkan di Rio de Janeiro tahun 1992.

Kirmanto, Djoko (2002)


Pembangunan permukiman
yang berkelanjutan
Adalah upaya yang berkelanjutan untuk
memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan
kualitas lingkungan tempat hidup dan bekerja
semua orang.
Sehingga dalam melaksanakan pembangunan
permukiman yang berkelanjutan sangatlah
penting untuk mempertimbangkan permukiman
yang berwawasan lingkungan
(Budihardjo, et al ;1993)
Konsep Permukiman
berwawasan Lingkungan
Menurut Research Triangle Institute,(1996)
terdiri atas aspek-aspek 5-E :
1. Ekonomi (Kesejahteraan)
2. Ekologi (Lingkungan)
3. Equity (Pemerataan)
4. Engagement (Peranserta)
5. Energi
(Budihardjo, Sutarto; 1999)
Tabel 1. Aspek fisik dari Pembangunan
yang berkelanjutan : (Budihardjo, 1999)

Ekologi (Lingkungan)

Konservasi sumber daya


Penggunaan Sumber Daya Pencegahan dan penanggulangan
polusi

Penggunaan lahan campuran,


Menciptakan ruang-ruang terbuka,
Peraturan Penggunaan Tanah
Menetapkan batas perkembangan
/pemekaran kota
Energi

Sumber Energi Penghematan sumber energi

Mengutamakan transportasi umum,


Sistem transportasi
massal dan hemat energi

Mendayagunakan pencahayaan
Bangunan
dan penghawaan alami
Konsep perencanaan kota yang
berkelanjutan sudah dipaparkan
oleh para pakar perencanaan kota
seperti : “Garden Cities” (Ebenezer
Howard, 1898), “New Towns”
(Patrick Abercrombie, 1944), dan
“Ecological Cities”
Konsep-konsep perencanaan kota yang
sedemikian bagusnya tidak dapat
mencapai Kota yang berkelanjutan bila
manusia yang menghuni kota tersebut
tidak menjalankan peran yang
semestinya. Dengan kata lain dibutuhkan
keterpaduan semua bidang kehidupan
dalam mewujudkan kondisi pembangunan
yang berkelanjutan
(Franky, 2000).
Didalam permukiman yang berwawasan lingkungan ada 4
komponen yang dipakai sebagai indikatornya yaitu :
Ekonomi, Sosial, Lingkungan dan Budaya

(Maclaren. 1996)..

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar


kawasan lindung , baik yang berupa kawasan perkotaan,
maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan

(Kirmanto, 2002).
Gambar 2. Komponen-komponen kawasan
permukiman
Studi kasus permukiman yang
berwawasan Lingkungan

Kampung Banjarsari di Cilandak, Jakarta


Banjarsari seluas 1365 Ha berdiri pada tahun 1970.
Terletak bersebelahan dengan Sungai Pesanggrahan.
Kawasan ini merupakan kawasan yg rawan banjir.
Kemudian masyarakat kawasan ini mempunyai inisiatif
untuk mengelola limbah dan meningkatkan
penghijauan di kawasan ini. Kampung ini berhasil
mendaur ulang limbah dan menghasilkan kertas daur
ulang dan pupuk yang berguna untuk penghijauan.
Sejak tahun 1996, Banjarsari telah menjadi “model
permukiman yang berwawasan lingkungan” oleh
UNESCO.
Beberapa kriteria penilaian yang
dilakukan kepada Kampung Banjarsari
adalah :

 Energi, material dan Air Bersih


 Lingkungan didalam bangunan
 Lingkungan sekitar
 Ekonomi
 Sosial Budaya

(Larasati, dkk; 2003)


Strategi perencanaan permukiman yang
berwawasan lingkungan
 Mengelola dan memelihara lingkungan supaya
berfungsi dengan semestinya.
Contohnya tempat pembuangan sampah, drainase
lingkungan dan sistem pembuangan .
 Meminimalisasikan pengaruh bangunan pada
lingkungan disekitarnya
Contohnya : pemanfaatan ruang, fasilitas pelayanan,
jaringan infrastruktur sebaiknya direncanakan secara
efisien.
 Melindungi sumber-sumber alam dan sumberdaya
lahan untuk generasi selanjutnya
Contohnya : melindungi pemakaian sumber daya air,
tanah dan udara.
 Mengurangi limbah yang dihasilkan oleh bangunan
hunian
Contohnya : mengolah limbah yang berasal dari
bangunan-bangunan sehingga tidak menimbulkan
polusi terhadap lingkungan disekitarnya, menanam
tanaman-tanaman yang dapat melindungi ekologi
kawasan .
 Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
menggalakkan pemeliharaan lingkungan
Contohnya mensosialisasikan pentingnya permukiman
yang berkelanjutan sehingga masyarakat juga turut
serta memelihara lingkungan
 Mensosialisasikan pentingnya lingkungan sosial yang
“sehat”
Contohnya : Keamanan lingkungan, kesehatan
lingkungan dan partisipasi masyarakat.
Gambar 3. Pemanfaatan lahan
permukiman
Perencanaan bangunan hunian
berwawasan lingkungan

 Teknologi Hijau, hemat energi dan sumber


daya
Contohnya : sedapat mungkin mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil ,
menggunakan energi lebih efisien dan
bijaksana
 Pemanfaatan sumber-sumber alam yang
tersedia
Contohnya : karena kita berada di daerah
tropis, maka matahari adalah sumber alam
yang dapat dimanfaatkan secara maksimal
(Budihardjo, 1993)
Diskusi
Beberapa keterbatasan yang akan
dihadapi dalam mencapai permukiman
yang berwawasan lingkungan :
 Bagaimana mengajak serta semua
komponen-komponen yang terkait dalam
mencapai tujuan menciptakan
permukiman yang berwawasan
lingkungan ?
 Bagaimana menghadapi konflik-konflik
yang akan terjadi ?
Gambar 6. Segitiga Konflik
3 konflik yang dapat terjadi dalam usaha
mencapai tujuan Permukiman yang
Berwawasan Lingkungan yaitu :

1. Konflik Properti (Property Conflict)


2. Konflik Sumber daya (Resource Conflict)
3. Konflik Pembangunan (Development Conflict)

(Campbell, 1996)
Penutup

Permukiman yang Berwawasan


lingkungan adalah suatu langkah awal
dalam usaha melestarikan lingkungan
dan mewariskannya kepada generasi
selanjutnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai