Definisi
• Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan
pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1
tahun hubungan seksual tanpa pelindung
(Keperawatan Medikal Bedah).
• Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan
suami istri yang telah menikah selama satu
tahun dan sudah melakukan hubungan seksual
tanpa menggunakan alat kontrasepsi,
tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Klasifikasi Infertilitas
Faktor Penyakit
▫ Endometriosis
▫ Infeksi panggul
▫ Mioma uteri
▫ Polip
▫ Kista
▫ Saluran telur Sel Telur
Faktor Fusngsional
▫ Gangguan system hormonal wanita dan dapat di
sertai kelainan bawaan (immunologis).
▫ Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi).
▫ Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan
Tuba fallopi (saluran telur).
▫ Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam
Rahim.
Faktor Lingkungan
▫ Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok,
gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat
menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh
termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.
Etiologi Infertilitas pada lak-laki
(suami)
a. Kelainan pada alat kelamin
▫ Hipospadia
▫ Ejakulasi retrograd
▫ Varikokel
▫ kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
▫ Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi
sehingga tidak turun.
b. Kegagalan fungsional
▫ Kemampuan ereksi kurang
▫ Kelainan pembentukan spermatozoa
▫ Gangguan pada sperma
c. Gangguan di daerah sebelum testis
(pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu
hipofisis yang bertugas mengeluarkan hormon FSH dan
LH. Kedua hormon tersebut mempengaruhi testis dalam
menghasilkan hormon testosteron, akibatnya produksi
sperma dapat terganggu serta mempengaruhi
spermatogenesis dan keabnormalan semen Terapi yang
bisa dilakukan untuk peningkatan testosterone adalah
dengan terapi hormon.
d. Gangguan di daerah testis (testicular)
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan,
gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas
testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma
menjadi terganggu.
e. Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma
tidak dapat disalurkan dengan lancar.
f. Tidak adanya semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari
penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak
terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan
penyakit atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.
g. Kurangnya hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi
kemampuan testis dalam memproduksi sperma.
h. Lingkungan
Pada lingkungan yang sering terkena paparan Radiasi
dan obat-obatan anti kanker.
patofisiologi
Manifestasi klinis
1. Perempuan
Terjadi kelainan system endokrin
▫ Hipominore dan amenore
▫ Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah pada
aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
▫ Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak
berkembang,dan gonatnya abnormal
▫ Wanita infertil dapat memiliki uterus
2. Laki-laki
▫ Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
▫ Hipertiroidisme dan hipotiroid
▫ Disfungsi ereksi berat
▫ Ejakulasi retrograt
▫ Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
▫ Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
▫ Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
▫ Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
▫ Abnormalitas cairan semen
Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan fisik:
▫ Hirsutisme diukur dengan skala ferryman dan gallway, jerawat
▫ Pembesaran kel tiroid
▫ Galaktorea
▫ Inspeksi lender serviks di tunjukan dengan kualitas mucus
▫ PDV untuk menunjukan adanya tumor uterus/ adneksa
b. Pemeriksaan penunjang
▫ Analisis sperma
▫ Deteksi ovulasi
▫ Sitologi vagina
▫ Uji pasca senggama
▫ Biopsy endometrium terjadwal
▫ Histerosalpinografi
▫ Laparoskopi
▫ Pemeriksaan pelvis ultrasound
penatalaksanaan
1. Perempuan
• Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital
• Pemberian terapi obat, seperti;
1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar
prolaktin, pemberian tsh.
2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
5. Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
6. Pengangkatan tumor atau fibroid
7. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
2. Laki-laki
1. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma
meningkat
2. Agen antimikroba
3. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
4. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
5. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
6. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
7. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
8. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan
penggunaan celana yang panas dan ketat
Asuhan Keperawatan Infertilitas
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa / latar belakang kebudayaan, agama, status sipil, pendidikan,
pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
Wanita
• a. Riwayat Kesehatan Dahulu
• 1) Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah
• 2) Riwayat infeksi genitorurinaria
• 3) Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
• 4) Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
• 5) Tumor hipofisis atau prolaktinoma
• 6) Riwayat penyakit menular seksual
• 7) Riwayat kista
• b. Riwayat Kesehatan Sekarang
• 1) Endometriosis dan endometrits
• 2) Vaginismus (kejang pada otot vagina)
• 3) Gangguan ovulasi
• 4) Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
• 5) Autoimun
• c. Riwayat Kesehatan Keluarga
• Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetic
• d. Riwayat Obstetri
• 1) Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
• 2) Mengalami aborsi berulang
• 3) Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
• Pria
• a. Riwayat Kesehatan Dahulu
• 1) Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas,
radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
• 2) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
• 3) Riwayat infeksi genitorurinaria
• 4) Hipertiroidisme dan hipotiroid
• 5) Tumor hipofisis atau prolactinoma
• 6) Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
• 7) Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
• 8) Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh : operasi
prostat, operasi tumor saluran kemih
• 9) Riwayat vasektomi
• b. Riwayat Kesehatan Sekarang
• 1) Disfungsi ereksi berat
• 2) Ejakulasi retrograt
• 3) Hypo/epispadia
• 4) Mikropenis
• 5) Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
• 6) Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
• 7) Saluran sperma yang tersumbat
• 8) Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
• 9) Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
• 10) Abnormalitas cairan semen
• c. Riwayat Kesehatan Keluarga
• Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
Pemeriksaan Fisik
wanita
Pemeriksaan vagina
Masalah vagina yang dapat mengahambat penyimpanan air mani ke
dalam vagina sekitar serviks ialah adanya sumbatan atau peradangan.
Sumbatan psikogen disebut vaginismus atau disparenia, sedangkan sumbatan
anatomik dapat karena bawaan atau perolehan.
4 Nyeri akut berhubungan dengan setelah tindakan keperawatan selama 3x24 - Lakukan komunikasi terapeutik - kemampuan komunikasi
efek test diagnostic jam diharapkan nyeri klien berkurang - Pantau lokasi, lamanya intensitas terapeutik seperti aktif
Kriteria Hasil: dan penyebaran (PQRST) mendengarkan, diam, selalu
1. -Ekspresi klien terlihat tenang - Jelaskan penyebab nyeri dan bersedia, dan pemahaman dapat
2. -Napas klien teratur pentingnya melaporkan ke staff memberikan pasien kesempatan
3. Skala nyeri 0-3 terhadap karakteristik nyeri untuk berbicara secara bebas dan
4. Ttv dalam rentang normal - Berikan tindakan relaksasi, berhadapan dengan perasaan
5. -Klien mengetahui penyebab nyeri contoh pijatan, lingkungan - Perhatikan tanda nonverbal,
6. -Kliem mampu menggunakan teknik istirahat contoh peningkatan TD dan nadi,
distraksi relaksasi dengan baik - Bantu atau dorong penggunaan gelisah, merintih
nafas efektif Untuk menentukan intervensi
- Bimbingan imajinasi selanjutnya
- Memberikan kesempatan untuk
pemberian analgesik sesuai waktu
- Menurunkan tegangan otot dan
meningkatan koping efektif
- Mengarahkan kembali perhatian
dan membantu dalam relaksasi
otot
- Mengontrol aktivitas terapeutik