Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

Pengelolaan Wilayah Pesisir


Forest City

Oleh Kelompok 1 :

Teddy Irawan (1710246745)


Gita Melisa Yolanda (1710246726)
Mufidah Dwi Suci Ningsih (1710246730)

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS RIAU
Wilayah pesisir
lautan

daratan

Perubahan akibat
Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir aktivitas manusia
telah membentuk ekosistem yang beragam dan sangat
produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar
biasa terhadap manusia. Reklamasi
Kamus Bahasa Inggris-Indonesia Departemen Pendidikan Nasional
Arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea). Dan artikata
reclamation diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah

Soeharto dalam Maskur 2008


pekerjaan/usaha pemanfaatan kawasan yang relatif tidak berguna/kosong dan berair
menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Merupakan kegiatan yang merubah
wilayah perairan pantai menjadi daratan yang dimaksudkan untuk merubah permukaan
tanah yang rendah (terpengaruh oleh genangan air) menjadi lebih tinggi (tidak terpengaruh
genangan air)

Johor Bahru, Malaysia


Forest City
Mengganggu keseimbangan ekosistem pesisir dan
masyarakat yang bermukim disekitar kawasan
tersebut, salah satunya masyarakat di Tanjung Piai,
Malaysia Forest
City
Praktikum ini dilakukan, diharapkan dapat diketahuinya
dampak positif dan negatif pembangunan Forest City Tanjung
Piai
terhadap kehidupan masyarakat disekitar kawasan
tersebut, terutama pada masyarakat di Tanjung Piai.
1. Bagaimana kondisi eksisting lingkungan
Rumusan
Forest City, Johor Bahru, Malaysia
Masalah
2. Bagaimana kondisi ekonomi dan sosial
masyarakat Tanjung Piai, Malaysia yang
terkena dampak reklamasi.
3. Alternatif kebijakan untuk mengatasi isu
Tujuan
dan permasalahan daerah pesisir
Tanjung Piai dan Forest City.

1. Mengetahui kondisi reklamasi Forest City, Johor Bahru Malaysia


2. Mengetahui kondisi masyarakat dan pemanfaatan sumberdaya
pesisir di lokasi.
3. Mengetahui isu dan permasalahan terkait dengan pesisir di Forest
City dan Tanjung Piai.
METODOLOGI PENELITIAN
6-9 Desember 2018

Forest City terletak di area Iskandar


Malaysia, Johor Bahru, Malaysia

Tanjung Piai terletak di bagian paling selatan


Forest City dari Semenanjung Malaysia, terletak di
Mukim Serkat, sekitar 90 km dari kota Johor
Tanjung Piai Bahru

Alat tulis (kertas, pena, papan), kamera, alat


perekam suara (ponsel), buku panduan Alat dan Bahan
praktikum

Data primer diperoleh dengan metode wawancara


langsung dengan masyarakat setempat untuk Metode
mengetahui keadaan sebenarnya dari lokasi penelitian.
Sedangkan data sekunder di peroleh dari kepustakaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Forest City
Daerah seluas 1.370 Ha

Pulau 1 seluas 391,6 Ha; Pulau 2, 758, 4


Ha; Pulau 3, 162 Ha dan Pulau 4, 72,4 Ha

Perusahaan Country Garden Group bekerjasama


dengan Iskandar Esplanade Danga 88 Sdn Bhd
(EDSB) untuk mengembangkan proyek
reklamasi Forest City ini.

Perusahaan yang memiliki hak untuk penyedia


pasir yang digunakan adalah Mados Sdn Bhd
yang dimiliki oleh Sultan Iskandar Sultan
Ismail dan keluarganya

Pulau 1 digunakan sebagai zona industri, pemukiman, shopping mall, taman digital, taman
bermain, dan sarana transportasi. Pulau 2 sebagai pulau terbesar digunakan untuk taman
untama, rumah sakit, terminal ferry, dan arena olahraga. Sedangkan pulau 3 dan 4
digunakan untul convention centre, hotel mewah dan pusat pertukaran internasional.
Tahapan A
lapisan yang sudah ditimbun selanjutnya akan
dibuat pipa untuk menarik sisa air ke atas agar
porositas pasir yang ditimbun menjadi padat
serta nantinya permukaan aman dan tidak akan
bergeser.

Tahapan B
penyangga besar di tancapkan ke dasar hingga
lapisan bebatuan. Dengan konsep 3D multi-
layered, akan terdapat parkir dan jalan bawah
tanah. Ground floor akan menjadi tempat parkir
mobil, first floor merupakan jalan kendaraan
dan second floor yang nantinya dijadikan taman
umum dan berdirinya bangunan dan apartemen
hunian

Tahapan C
sistem pengolahan limbah, stasiun penyedia air
bersih, serta membangun ulang beberapa
danau, jembatan, lahan basah dan menanam
mangrove
Tanjung Piai
Terletak di bagian paling selatan dari
Semenanjung Malaysia, terletak di Mukim
Serkat, sekitar 90 km dari kota Johor Bahru.
mayoritas merupakan suku Bugis
MCK (Mandi Cuci Kakus) sudah ada di setiap
rumah. Masyarakat berprofesi sebagai nelayan.

Sampah-sampah yang telah dikumpulkan akan


di bakar ataupun sebagian lainnya akan diangkut
oleh “cukai pintu” menuju Pekan Nenas yang
merupakan tempat akhir pembuangan sampah,
Desa perbulan RM5 dan kota RM50 per 6 bulan.

20 spesies mangrove dan 9 spesies lain (Rhizophora


mucronata, Bruguiera parviflora, Ceriops tagal,
Avicennia alba, Sonneratia ovate, Nypa fruticans,
Calamus erinaceus)

Ikan (Anodontosoma spp., Lates calcarifer, Arius spp.,


Siganus spp., Pomadasys spp., Eleutheronema spp.,
Stolephorus spp., and Megalops cyprinoides)
Isu dan Permasalahan
Erosi Pantai
Pantai barat Tanjung Piai
menghadapi erosi kritis
sekitar 2-4 m / tahun
(Abdullah 1992 dalam
Awang et al. 2014).

Struktur perlindungan pesisir


dilakukan, salah satunya
Rock Revetment (pelindung
dari batu). Sebuah pelindung
dari batu berukuran 270 m
dibangun pada tahun 2007
dan 2009 untuk melindungi
pantai barat Tanjung Piai dari
erosi. Proyek ini menelan
biaya sekitar USD 181.700.
Isu dan Permasalahan
Reklamasi Forest City

Mengubah padang lamun menjadi hamparan


lumpur (mudflat), mengubah tekstur dan garis
alami pantai

Peningkatan lapisan lumpur Nelayan harus


dan padatan tersuspensi di mengambil jalan
dalam air, sifat anoxic dari memutar untuk
lumpur akan menyebabkan menjangkau situs
kerugian dari matinya fauna memancing biasa dan
dan padang lamun harus menemukan
lokasi alternative
tirai lumpur untuk memancing.
Nelayan yang biasanya hanya mencari ikan
seperti bawal dan udang, sekarang menambah
penghasilan dengan mencari kepiting yang
ketersediaannya lebih stabil.

“Masyarakat pesisir terutama nelayan tidak menyetujui


reklamasi lahan untuk Forest City dikarenakan akan
berdampak pada penghasilan mereka. Namun negosiasi
cukup baik dilakukan antara pihak pengelola dan masyarakat,
dimana pengelola membentuk Forum Grup Discussion
(FGD) dan mengundang tetua masyarakat dan pihak-pihak
terkait, untuk menyiasati hal tersebut, masyarakat yang
dahulunya mayoritas berprofesi sebagai nelayan, saat ini
beberapa orang telah beralih profesi menjadi pedagang
ataupun membuka lahan untuk berkebun.”

wawancara dengan ketua desa Tanjung Piai


Forest City terletak di area Iskandar Malaysia, merupakan lahan reklamasi
seluas 1.370 Ha akan direklamasi, keempat pulau buatan akan di reklamasi
dalam 4 tahapan: Pulau 1 seluas 391,6 Ha; Pulau 2, 758, 4 Ha; Pulau 3, 162
Ha dan Pulau 4, 72,4 Ha.

Pemanfaatan sumberdaya pesisir Tanjung Piai


digunakan sebagai sarana transportasi,
perikanan, ekowisata dan pengelolaan hutan
mangrove, dimana terdapat 20 jenis mangrove
dan 9 spesies tumbuhan lain. Masyarakat
pesisir Tanjung Piai mayoritas merupakan Suku KESIMPULAN
Bugis dan dulunya berprofesi sebagai nelayan
ikan dan udang. Namun seiring dengan
reklamasi yang dilakukan, sebagian nelayan
beralih profesi menjadi pedagang ataupun
berkebun.

Permasalahan yang ada yaitu erosi daerah pesisir dan reklamasi lahan yang
mempengaruhi pendapatan nelayan di daerah tersebut. Namun hal tersebut dapat
diatasi dengan membangun Rock Revetment untuk mencegah erosi serta
pemberian kompensasi akibat kerugian yang dialami nelayan.
TERIMA KASIH

Dosen pengampu mata kuliah


Pengelolaan Wilayah Pesisir
&
Rekan-Rekan Mahasiswa
PSIL Universitas Riau

Anda mungkin juga menyukai