Anda di halaman 1dari 14

GENDER DALAM KB DAN

KESEHATAN REPRODUKSI
 Kesejangan gender dan faktor penyeban
1. Kesejangan dalam kasus efek samping dan
komplikasi
- Perhatian suami yang kurang terhadap
kesehatan istri  saat kontrol ulang
- KB bukan urusan suami
2. Kematian dan kesakitan ibu hamil,
melahirkan dan nifas
- Diskriminasi gender dlm masy mulai dr
perempuan saat masih kecil, remaja , hamil
dan melahirkan
- Faktor sosial budaya  nilai gizi
3. Kesenjangan dalam aborsi
- Kurangnya pengetahuan suami tentang hak
reproduksi
- Dominasi suami dalam pengambilan
keputusan perencanaan dan jarak anak
4. Kekerasan terhadap perempuan
- Sosial budaya  kewajaran, istri milik suami
- Dominasi pengambilan keputusan di RT

5. Infeksi saluran Reproduksi


- Perilaku yang tidak sehat oleh kebanyakan
kaum pria
- Rasa superioritas laki-laki terhadap
perempuan
6. Pernikahan usia muda
- Sosial budaya

7. Kesenjangan dalam keluarga infertil


- Kedudukan suami lebih tinggi dibanding istri
di masy
- Maalah infertilitas masalah pr
Kesetaraan gender diwujudkan dalam peran dan
t. Jwb bersama pasutri krn alasan :
1. Pasangan dalam proses reproduksi
2. Bertanggungjawab secara sosial,moral dan
ekonomi
3. Sama2 mempunyai hak reproduksi
4. KB dan kespro memerlukan peran dan t.jwb
bersama
5. Program Kb dan kespro berwawasan gender
Gender dalam KB

 Suami istri 
1 merencanakan jumlah dan jarak kelahiran
anak
2. Memperoleh informsdi tentang KB
3. Memilih dan memutuskan penggunaan
kontrasepsi
4. Mengatasi kegagalan dan komplikasi akibat
KB
Gender dan kespro

 Keluarga baru
1. Suami istri perlu merencanakan utk
mendapatkan pelayanan kespro yg baik
2. Suami dan istri nemempunyai hak dan
peluang yg sama utk menjadi pengguna
kontrasepsi
3. Suami istri secara bersama menghindari diri
dr PMS termasuk HIV -AIDS
Keluarga yg istri sedang hamil

 Suami istri 

Mengerti yg dimaksud kesehatan maternal,


kehamilan beresiko, proses serta tanda
kehamilan dan nifas, menghindari 4 T dan 3
Terlambat, pelayanan 5T
Keluarga istri melahirkan

 Suami istri
Mengetahui tentang persalinan,
mempersiapkan tempat dan penolong
persalinan dan biayanya, kelainan yang
mungkin terjadi yg akan mengancam ibu dan
janin, mengetahui tentang ASI, kondisi ibu
sehingga mengetahui tempat pelayanan yg
terbaik untuk ibu
Pola asuh

 Suami istri 
Mengetahui tumbuh kembang balita anak dan
remaja, mengetahui tentang masa remaja
anaknya, sumber informasi tentang kesehatan
reproduksi bagi anak-anaknya
kasus
 “Sudah 9 tahun kami tidak saling berbicara. Pada mulanya
kami sering bertengkar ketika saya ketahui ia suka
selingkuh, suka main cewek , suka memberi apa2 kepada
saudaranya tanpa sepengetahuan saya, sedangkan dengan
saudara saya dia tdk perduli. Ia juga pemarah dan pemukul
apalagi tidak diikuti kemauannya. Memang hidup seperti
neraka tetapi sya mupus apakah kehidupan saya akan lebih
baik jika meninggalkannya. Saya tidak mempuyai
kepandaian apa2. Apalagi berpisah dengan anak saya tidak
sanggup. Sebab itu saya tahan saja krn kl bercerai saya
snediri yg rugi. Tidak ada yg tahu keadaan saya, bila keluar
saya tetap istrinya. Nanti anak akan tahu sendiri saat
dewasa. “Aneh ya tidak suka saling ngomong selama 9
tahun tetapi masih mempunyai anak dibawah 9 tahun .
Meskipun tidak saling ngomong saya masih menjalankan
fungsi sebagi istri. Bisa dibayangin ya”
Kesimpulan kasus

 Ketidakberdayaan
 Memilih mekanisme defensif yg sama
 Dia mufus diri bahwa ini adalah permasalahan
dirinya sendiri sesuai dengan nilai yg
disosialisasikan
 Berusaha menyembunyikan dan menghilangkan
keadaan yg menimpa dirinya karena malu dan
merasa bersalah
 Masyarakat akan menyalahkan krn dia tidak
mengikuti moral atau aturan yg ada di masy 
istri tidak pandai menjaga kesenangan suami

Anda mungkin juga menyukai