Anda di halaman 1dari 14

Tujuan terapi glaukoma  menurunkan IOP ke level yang

diharapkan dapat mencegah kerusakan lebih jauh pada


saraf optik  mempertahankan fungsi visual
regimen terapi yang dipilih harus memilik unsur dibawah
ini:
- risiko paling rendah
- paling sedikit efek samping
- paling sedikit menimbulkan gangguan pada
kehidupan pasien
- mempertimbangkan biaya pengobatan
• Target IOP

Semakin berat awal penyakit, semakin rendah


tekanan target yang diperlukan untuk mencegah
progresifitas lebih lanjut pada rata-rata pasien
Prostglandin analogue
Mekanisme aksi
– Menjadi aktif setelah dihidrolisis oleh kornea esterase
– Menurunkan IOP dengan cara meningkatkan aliran Aquous
humor melewati jalur uveoskleral dan menurunkan
tahanan aliran
– Ocular hipotensif prostaglandin analog berikatan dengan
prostaglandin resptor, PGF 2a. Memicu kaskade untuk
mengaktifkan MMP  remodeling dari badan siliar,
trabecular meshwork, dan matriks skleral ekstraseluler 
meningkatkan volume aquoes sehingga dapat mengalir
langsung melewati jaringan
– Terpai prostaglandin analog topikal memberikan hasil
meningkatkan ruang diantara fasicle otot pada badan siliar,
yang merupakan lokasi primer pada aliran uveoskleral
• Latanoprost dan travoprost menurunkan IOP
hingga 25%-32%
• Bimatoprost menurunkan IOP hingga 27%-33%
• PGA digunakan sekali sehari, pada malam hari
• Dikarenakan beberapa pasien memiliki respon
yang baik, mengganti obat setelah percobaan
selama 4 -6 minggu mungkin bisa membantu
• Efek samping: iris dan kulit perikokular
menggelap , konjuntiva hiperimia, hipertrikosis,
trikiasi, distichiasis  bersifat reversibel apabila
obat dihentikan
Adrenergic Drugs
α2-Selective adrenergic agonists
• Mekanismne aksi
A2 adrenoresptor ditemukan pada epitel siliaris
bersamaan dengan protein G inhibitor  adrenoresptor
terikat oleh katekolamin  penurunan aktivitas dari
adenylate cyclase dan konsentrasi intraseleluer dari
cAMP  penurunan produksi aqueous humor

• Mekanisme Komplementer lainnya


– Menurunkan produksi humor aqueous dengan cara
vasokontriksi segmen anterior dan menurunkan aliran
darah ke badan siliar
• Brimonidin tartrate paling sering digunakan
• Apraclonidine hydricloride  sering muncul
takiphylaksis dan reaksi hipersesitifitas 
blepharoconjungtivitis. Sering digunakan saat
perioperatif untuk menghilangkan aku IOP
yang timbul setelah laser iridotomy, laser
trabeculoplasty, Nd:YAG laser capsulotomy,
dan esktraksi katarak
Brimonidine
- puncak pengurangan IOP sekitar 26% (2 jam
setelah pemberian dosis)
- 12 jam setelah pemberian dosis 
pengurangan hanya 14% -15%
- tidak menurunkan TIO nokturnal
- biasa digunakan dua kali sehari, digunakan
dalam kombinasi dengan setidaknya satu agen
lainnya
• Efek Samping
– reaksi alergi (konjungtivitis folikel, kontak
blepharodermatitis)
– Granulomatous uveitis anterior karena brimonidine
– Agonis α2-selektif memiliki beberapa aktivitas α1-
binding. Apraclonidine memiliki afinitas yang jauh
lebih besar untuk α1-reseptor
– efek ocular agonis α1- adrenergik: vasokonstriksi
konjungtiva, pelebaran pupil, dan retraksi kelopak
mata
– Sistemik: xerostomia (mulut kering), lesu
Carbonic anhidrase inhibitor
• Mekanisme aksi
– menurunkan produksi humor aqueous dengan menghambat aktivitas
karbonat anhidrase pada epitel siliaris

Agen CAI topikal, dorzolamide dan brinzolamide


- untuk pengobatan jangka panjang TIO tinggi
- lebih sedikit efek samping sistemik
- disetujui untuk digunakan 3 kali sehari, tetapi kebanyakan
dokter meresepkannya untuk penggunaan dua kali sehari
- pada banyak pasien Dosis tiga kali sehari menghasilkan
pengurangan IOP yang sedikit lebih besar.
- Untuk pasien yang menggunakan CAI oral, tidak ada keuntungan
untuk menambahkan CAI topikal
- Kedua obat sama efektif dan mengurangi IOP sebesar 14% -17%.
Efek samping umum dari CAI topikal
- berasal dari golongan sulfa  reaksi alergi
- rasa pahit, penglihatan kabur, rasa terbakar
(Dorzolamide)
- Brinzolamide  menghasilkan deposit putih
di tear film
- beresiko mengalami dekompensasi kornea
Parasympathomimetic Agents
• Agen efek langsung: pilocarpine
• Agen efek tidak langsung: efek samping okular
& sistemik  jarang digunakan

• indikasi untuk terapi miotik


pengobatan jangka panjang TIO tinggi pada pasien
dengan sudut drainase yang secara persisten
tersumbat meskipun dilakukan iridotomi laser
(sindrom iris plateu).
• Mekanisme aksi
Kontraksi serat otot siliaris longitudinal yang masuk
kedalam skleral spur dan trabecular meshwork 
meningkatkan aliran
Agen kerja langsung mempengaruhi motor end plate
dengan cara yang sama seperti asetilkolin, yang
ditransmisikan pada persimpangan parasimpatis
postganglionik Pilocarpine dapat mengurangi IOP sebesar 15%
-25%.
Agen yang bertindak tidak langsung menghambat
enzim acetylcholinesterase  memperpanjang &
meningkatkan aksi asetilkolin yang disekresikan secara alami.
• Efek samping
– menyebabkan miopia
– Nyeri pada alis mata
– Cataractogenic
– Kista epitel iris pigmen
– pendarahan yang berlebih selama operasi
– peradangan meningkat
– Iridosiklitis fibrinosa pasca operasi

Anda mungkin juga menyukai