Anda di halaman 1dari 14

“ INTERVENSI KEPERAWATAN PADA BAYI

DAN ANAK DENGAN PEMBERIAN OBAT


DESFERAL”
 1. SRIDELVI FAHRUN
 2. SRI YATI NAPU
 3. YAHYA ZAKARIA
 4. ANNISA MIU
 5. ZEIN SUSANTI ALI
 Desferal merupakan jenis obat yang digunakan untuk
pengobatan penyakit dimana dalam sebuah pasien yang
memiliki kadar besi di dalam darah, atau bisa juga
untuk penyakit kelainan darah seperti pada penyakit
thalasemia atau pada penyakit keracunan zat besi, obat
ini juga bisa digunakan untuk pengobatan penyebab
dari muntah, keracunan dan juga biasa membantu
dalam membantu ginjal.
 Dx 1
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan :
Kriteria hasil :
a. Tidak terjadi palpitasi
b. Kulit tidak pucat
c. Membran mukosa lembab
d. Keluaran urine adekuat
e. Tidak terjadi mual/muntah dan distensil abdomen
f. Tidak terjadi perubahan tekanan darah
g. Orientasi klien baik. untuk pengiriman O2 ke sel.
Intervensi :
a. Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/
membran mukosa, dasar kuku.
b. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi (kontra indikasi
pada pasien dengan hipotensi).
c. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.
d. Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi,
gangguan memori, bingung.
e. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan, dan
tubuh hangat sesuai indikasi.
f. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium, Hb, Hmt, AGD, dll.
g. Kolaborasi dalam pemberian transfusi.
h. Awasi ketat untuk terjadinya komplikasi transfusi.
Dx. 2
Intoleransi aktivitas berhubungan degnan ketidakseimbangan
antara suplai O2 dan kebutuhan.
Kriteria hasil :
Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, misalnya
nadi, pernapasan dan Tb masih dalam rentang normal pasien.

Intervensi :
a. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas, catat
kelelahan dan kesulitan dalam beraktivitas.
b. Awasi tanda-tanda vital selama dan sesudah aktivitas.
c. Catat respin terhadap tingkat aktivitas.
d. Berikan lingkungan yang tenang.
e. Pertahankan tirah baring jika diindikasikan.
f. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau
terhadap pusing.
g. Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk
meningkatkan istirahat.
h. Pilih periode istirahat dengan periode aktivitas.
i. Beri bantuan dalam beraktivitas bila diperlukan.
j. Rencanakan kemajuan aktivitas dengan pasien,
tingkatkan aktivitas sesuai toleransi. k. Gerakan teknik
penghematan energi, misalnya mandi dengan duduk.
Dx. 3
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna / ketidakmampuan mencerna
makanan / absorbsi nutrien yang diperlukan
untuk pembentukan sel darah merah normal.
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan peningkatan berat badan/ BB
stabil.
b. Tidak ada malnutrisi.
Intervensi :
a. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai.
b. Observasi dan catat masukan makanan pasien.
c. Timbang BB tiap hari
d. Beri makanan sedikit tapi sering.
e. Observasi dan catat kejadian mual, muntah, platus, dan gejala
lain yang berhubungan.
f. Pertahankan higiene mulut yang baik.
g. Kolaborasi dengan ahli gizi.
h. Kolaborasi Dx. Laboratorium Hb, Hmt, BUN, Albumin,
Transferin, Protein, dll.
i. Berikan obat sesuai indikasi yaitu vitamin dan suplai mineral,
pemberian Fe tidak dianjurkan.
Dx. 4
Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan perubahan sirkulasi dan nourologis.
Kriteria hasil :
Kulit utuh.

Intervensi :
a. Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor,
gangguan warna, aritema dan ekskoriasi.
b. Ubah posisi secara periodik.
c. Pertahankan kulit kering dan bersih, batasi penggunaan
sabun
Dx. 5.
Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat:
penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit.
Kriteria hasil :
a. Tidak ada demam
b. Tidak ada drainage purulen atau eritema
c. Ada peningkatan penyembuhan luka

Intervensi :
a. Pertahankan teknik septik antiseptik pada prosedur perawatan.
b. Dorong perubahan ambulasi yang sering
c. Tingkatkan masukan cairan yang adekuat.
d. Pantau dan batasi pengunjung
e. Pantau tanda-tanda vital.
f. Kolaborasi dalam pemberian antiseptik dan antipiretik.

Dx. 6.
Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
Kriteria hasil :
a. Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur
diagnostika rencana pengobatan.
b. Mengidentifikasi faktor penyebab.
c. Melakukan tindakan yang perlu/ perubahan pola hidup
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang thalasemia secara spesifik.
b. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe
dan beratnya thalasemia.
c. Rujuk ke sumber komunitas, untuk mendapat dukungan
secara psikologis.
d. Konseling keluarga tentang pembatasan punya anak/
deteksi dini keadaan janin melalui air ketuban dan
konseling perinahan: mengajurkan untuk tidak menikah
dengan sesama penderita thalasemia, baik mayor maupun
minor.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai