Anda di halaman 1dari 39

TALASEMIA

Pembentukan dan Asal Darah


Perkembangan sistem vaskular
dan hematopoiesis  Embrio
–parallel/bersamaan sampai
Dewasa --- lokasi anatomi
hematopoiesis
Hematopoisis  3 periode:
1. Hematopoisis Yolk Sac
(mesoblastik atau
primitif)
2. Hematopoisis Hati
(definitif)
3. Hematopoisis Medula
Pembentukan dan Asal Darah

1. Hematopoesis Yolk Sac (mesoblastik atau primitif)


2-3 minggu sth fertilisasi –blood island  gestasi 8 minggu  regresi
Jar mesenkimeritrosit yolk sac (+) masa gestasi 16 hari
Sel induk/pluripotent hematopoiesishati janin – gestasi 5-6 minggu
Pembentukan dan Asal Darah

2. Hematopoesis Hati (definitive)


Masa gestasi 9 minggu eritropoesis di hati peak 4-5 bulan  regresi
Pertengahan kehamilan  muncul pelopor hematopoiesis di limpa, thymus, kelenjar limfe, dan ginjal
Pembentukan dan Asal Darah

3. Hematopoesis Medular
Masa gestasi 4 bulan  ruang medullar: proses reabsorpsi dalam tulang rawan dan tulang panjang 
Masa gestasi 32 minggu (8bln) s/d lahir  semua ruang medullar diisi jar. Hematopoetik aktif dan sstl
penuh sel darah pembuatan sel darah o/ sumsum tulang
HEMATOPOESIS
Intrauterin  tulang (skeletal), dan ekstraskeletal
Lahir  skeletal
◦ Bayi dan Anak  hematopoiesis aktif: sumsum tulang---bagain distal tulang panjang
◦ Dewasa  hematopoiesis terbatas di : vertebrae, costae, sternum, pelvis, scapula,
tengkorak---jarang humerus dan femur
Hemoglobin
Embrio,janin,anak, dan dewasa  Eritrosit punya 6 Hb:
a. Hemoglobin Embrional: Gower-1, Gower-2, Portland – yolk sac--gestasi 4-8minggu
b. Hemoglobin Fetal : Hb-F ---hati--gestasi 8 minggu s/d 6-12 bulan setelah lahir
C. Hemoglobin Dewasa: Hb-A1, dan Hb-A2
Hemoglobin
Hb = Heme + Globin
Heme: 4 buah gugusan pyrol dg Fe ditengahnya
Globin: 2 pasang rantai polipeptida
 2α dan 2 β = HbA
 2α dan 2ɣ = HbF
 2α dan 2δ = HbA2

Embrional dan fetal


 2 Zeta dan 2ε = Hb Gower 1
 2α dan 2ε = Hb Gower 2
 2 Zeta dan 2ɣ = Hb Portland
Hemoglobin
Letak gen pembentuk rantai globin
 Rantai α, Zeta, ε = kromosom 16
 Rantai β, ɣ, δ = kromosom 11

Kerusakan gen pembentuk rantai globin  Gangguan pembentukan jumlah polipeptida rantai
α dan β  talasemiaketidakseimbangan produksi rantai globin α dan β

Efek yang ditimbulkan dari kelebihan rantai α dan β pada talasemia α dan β berbeda 
mempengaruhi patologi seluler kelainan :
a. Kelebihan rantai α pada talasemia β  tidak dpt terbentuk tetramer  pengendapan
pada prekursor eritrosit
b. Kelebihan rantai gamma dan β  dapat membentuk tetramer yg viable membentuk
Hb Bart’s (gamma4), dan HbH (β4)
TALASEMIA BETA
kelebihan rantai α bebas dalam eritrost pengendapan pada membran sel eritrosit dan
prekursornya  menyebabkan destruksi prekursor eritrosit intrameduler

Eritrosit yg mencapai darah tepi  membentuk inclusion body/Heinz body


menyebabkan kerusakan eritrosit (destruksi di lien dan oksidasi membran sel  anemia
pd talasemia β: krn berkurangnya produksi dan pemendekan umur eritrosit

Eritrosit abnormal  mengakibatkan penimbunan pd lien  pembesaran lien


Juga diikuti dg terperangkapnya eritrosit, leukosit, dan trombosit dalam limpa  gambaran
hipersplenisme
TALASEMIA BETA
Ketidakseimbangan sintesis rantai polipeptidakelebihan rantai α bebas dalam
eritrositRantai α bebas mudah teroksidasi  beragregasi menjadi badan inklusi protein
(haeinz bodys)

Menyebabkan kerusakan membran eritrosit dan destruksi eritrosit imatur dalam sumsum
tulang  produksi eritrosit matur berkurang  eritrosit yang beredar  kecil, terdistorsi,
dipenuhi badan inklusi α globin dan mengandung komplemen hemoglobin menurun

anemia mikrositik hipokrom yaitu hipokromik, mikrosisitk dan poikilositik.


TALASEMIA BETA
Sebagian prekursor eritrosit  membuat rantai ɣ  membentuk HbF peningkatan HbF pada
talasemia β

HbF afinitas oksigen tinggi sulit melepaskan O2 ke jaringan hipoksia


Pada talasemia β: Anemia + kadar HbF tinggi  hipoksia berat  stimulasi produksi eritropetin 
eritopoesis meningkat  efek :
- peningakatan masa eritroid yang tidak efektif dengan perubahan tulang
- peningkatan absorpsi besi
- metabolisme rate yang tinggi
TALASEMIA BETA
Transfusi darah  menekan eritropoesis ; meningkatkan penimbunan besi  besi
dalam tubuh terikat oleh trasnferin—ke jaringan– besi diikat dalam timbunan
molekul berat rendah  jika timbunan besi banyak dijaringan (sel retikuloendotelial,
miosit, hepatosit  terbentuk hidroksil radikal bebas: merusak sel

 Normalnya : transferrin–besi mencegah terbentuknya radikal bebas


 Kelebihan Besi: transferrin tersaturasi penuh fraksi besi yg tidak terikat akan
terdeteksi dalam plasma  terbentuknya radikal bebas+ meningkatnya jml
besi di jantung, hati, dan kelenjar endokrin  kerusakan dan gangguan fungsi
organ
TALASEMIA BETA
Perluasan sumsum tulang utk eritropoesis deformitas tulang kepala : penonjolan zigoma, os
frontal, parietal, maksila facies cooley
Radiologis  perubahan tulang khas:
◦ Penipisan dan peningkatan trabekulasi tulang panjang termasuk jari
◦ Gambaran hair on end pd tulang tengkorak

 Peningkatan eritropoesis yg tidak efektif  hipermetabolik  demam, gagal tumbuh


 Umur eritrosit pendek  destruksi eritrosit= hiperurikemi dan gout sekunder sering timbul
 Pembesaran lien progresif  memperburuk anemia dan diikuti trombositopeni  gangguan
perdarahan
TALASEMIA ALFA
Kurangnya produksi rantai globin α  terbentuk HbH (delesi 3 rantai α)dan Hb Bart’s (delesi 4
rantai α)  tetramer yg terbentuk ini mengakibatkan  eritropoesis kurang efektif

 Tetramer HbH  mengendap seiring penuaan sel  inclusion bodies


 HbH dan Hb Bart’s  tidak dapat melepaskan oksigen ke myoglobin  hipoksia.
(tingginya kadar HbH dan Hb Bart’s = beratnya hipoksia)
Gg

Gejala klinis anemia Komplikasi kelebihan Fe


Hemoglobinopati

Talasemia Perubahan eritrosit (+) hipokromia


Anemia Hipokromik pada Talasemia mayor (+) mikrositosis
herediter sgt ekstrim (+) banyak sel poikilositosis
(+) Sel target

Destruksi eritrosit (+) Hb menurun


(+) Kadar Bilirubin Indirek meningkat
(+) Kadar Besi serum meningkat (+) Feritin serum
meningkat
Eritropoesis tidak (+) Aktivitas LDH tinggi
(+) Total Iron Binding
efektif
Capacity meningkat
eritropoiesis
eritropoiesis

Eritrosit matang normal


bentuk cakram bikonkaf  7.82 + 0.82 
(7.00–8.64 ),
tebal bag tepi 2.58 + 0.27 
(2.31–2.85 )
tebal bag tengah 0.81+0.35 
(0.46–1.16 ).
Volume eritrosit : 94 + 14 fL (80 – 108 fL).
Apus darah tepi
Pembuatan sediaan hapus darah tepi
Kelainan morfologi eritrosit dapat KELAINAN UKURAN ERITROSIT (SIZE)
mengenai :
MAKROSIT  > 9.0  ,
Ukuran eritrosit (size) volume > 100 fL
Warna eritrosit (stain) MIKROSIT  < 7.0 ,

Bentuk eritrosit (shape) volume < 80 fL.


ANISOSITOSIS
Adanya benda inklusi dalam
eritrosit Ukuran eritrosit tidak sama besardalam
satu sediaan apus darah.
mikrosit
Pada semua keadaan dimana
terdapat gangguan pembentukan
hemoglobin
a. Gangguan absorpsi,
penggunaan dan pelepasan
besi (Fe) :
anemia defisiensi besi,
anemia sideroblastik,
anemia penyakit kronik.
b. Gangguan sintesis rantai
globin, pada thalassemia.
anisositosis

Ukuran eritrosit
tidak sama besar
dalam satu
sediaan apus
darah.
Kelainan warna
eritrosit
hipokrom
Eritrosit hipokrom dapat
dijumpai pada :
a.anemia defisiensi besi
b.thalassemia
c.anemia sideroblastik
d.keracunan timah hitam
Sel target (codocyte)
sel sasaran

Bentuk seperti lonceng (bell-shaped).

Ditandai ekses membran eritrosit akibat luas permukaan eritrosit meningkat atau
akibat kadar hemoglobin berkurang.

Pada penyakit hati obstruktif, aktivitas enzim lecitin-cholesterol-acetyl-transferase


(LCAT), mengakibatkan rasio kolesterol/fosfolipid meningkat dan mengakibatkan
luas permukaan membran RBC bertambah.

Pada anemia def.Fe dan thalassemia  jumlah Hb intra sel berkurang


Ovalosit/ Eliptosit
Ovalosit :
Bentuk eritrosit lonjong seperti telur (oval),

Eliptosit :
bila bentuk eritrosit lebih gepeng dari ovalosit.

Dapat dijumpai pada :


a. eliptositosis herediter
b. anemia megaloblastik (makro-ovalosit)
c. anemia defisiensi besi (sel pensil /sel cerutu)
d. mielofibrosis
e. anemia sel sabit.
Benda/badan inklusi
di eritrosit
Badan Howell-Jolly
Sisa inti sel yang mengandung DNA.
Ukurannya 1-2 u, ditemukan tunggal atau
ganda, letaknya eksentrik dekat membran
eritrosit.

Dapat dijumpai pada


pasca splenektomi
thalassemia
anemia hemolitik
anemia megaloblastik
hiposplenia fungsional
Titik basofil
Titik basofil ditemukan di eritrosit sebagai titik-titik keci
berwarna biru tua (basofilik), diduga merupakan sisa
RNA dan mitokondria.

Ditemukan pada :

a. keracunan timah hitam.


b. Thalassemia
c. Gangguan sintesa heme
Badan Heinza
Badan Heinz akibat denaturasi atau
pengendapan hemoglobin di kerangka
membran eritrosit.
Ukurannya 0.3 – 2 u, kaku,  distorsi
membran eritrosit.
hanya tampak dengan pulasan kristal violet
dan brilliant cresyl blue, new methylen blue.
Badan Heinz dapat dijumpai :
a. thalassemia
b. defisiensi G6PD
c. unstable hemoglobin syndrome
Benda inklusi HbH
HbH terdiri dari 4 rantai beta.

Pada thalassemia alfa, dimana ada gangguan produksi rantai


alfa.

Diwarnai dengan new methylen blue atau brilliant cresyl blue,


tampak denaturasi dan presipitasi HbH pada membran RBC
sebagai “golf-ball-like”

Anda mungkin juga menyukai