Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 2 :

Iftah Sofia Syfa (P1337420417007)


Millenia Nurfitriana SDM (P1337420417009)
Kartika Dwi Suryani (P1337420417011)
 DEFINISI DERMATITIS
 ETIOLOGI DERMATITIS
 MANIFESTASI KLINIK DERMATITIS
 PATOFISIOLOGI DERMATITIS
 PEMERIKSAAN PENUNJANG DERMATITIS
 KOMPLIKASI
 PENATALAKSANAAN
Dermatitis adalah inflamasi superficial dari kulit, merupakan
beberapa macam kondisi yang disebabkan oleh lesi yang serupa.
(Barbara C. Long)
Kulit mempunyai beberapa fungsi yang perlu kita ketahui
yaitu :
1. Fungsi proteksi
Kulit melindungi tubuh dari trauma dan
merupakan benteng pertahanan terhadap gangguan
kimiawi,bakteri,virus,dan jamur.
2. Fungsi absorpsi
Kulit memiliki sifat vermeabel-selektif artinya
menyerap bahan-bahan seperti gas dan zat yang larut
dalam lemak,sedangkan air dan elektrolit sukar masuk melalui
kulit.
3. Fungsi ekskresi
Saat kita kepanasan atau setelah berolahraga kulit
akan mengeluarkan keringat.Kelenjar kulit mengeluarkan
zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam
bentuk keringat.
4. Fungsi persepsi
Semua orang pasti akan merasakan
sentuhan.Kulit mengandung ujung-unjung saraf
sensorik di dermis dan subkutis yang peka terhadap
rangsangan panas,dingin,perabaan,dan tekanan.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh
Memiliki kemampuan vasokonstriksi pada suhu dingin
sehingga suhu tubuh dapat meningkat (hangat) kemampuan
vasodilitasi pada suhu panas sehingga suhu tubuh dapat
turun,serta kemampuan termoregulasi melalui evaporasi
(berkeringat)
6. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen ini disebut melanosit.
7. Fungsi pembentukan vitamin D
Dihidroksi kolesterol dapat terjadi dengan
pertolongan sinar matahari sehingga terbentuk vitamin D.
1) Dermatitis kontak
Merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur-unsur
fisik, kimia atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat
iritasi fisik dan kimia yang berulang-ulang. Dermatitis kontak
bisa berupa tipe iritan-primer dimana reaksi nonalergik terjadi
akibat substansi iritatif, atau tipe alergi (dermatitis kontak
alergika) yang disebabkan oleh orang yang sensitif terhadap
alergen kontak. Dermatitis iritan merupakan reaksi peradangan
kulit nonimunologic, jadi kerusakan klit terjadi langsung tanpa
di dahului proses sensitisasi. Sebaliknya dermatitis kontak
alergik terjadi pada seseorang yang telah mengalami sensitisasi
terhadap suatu alergen.
2) Dermatitis atopik
Merupakan peradangan kulit yang melibatkan
perangsangan berlebihan limfosit T dan sel mast.
Histamin dari sel mast menyebabkan rasa gatal dan
eritema. Sering dijumpai pada bayi dan anak-anak tetapi
juga menetap sampai dewasa. Selain itu penyakit ini serng
ditemukan pada keluarga dengan gangguan peradangan
misalnya asma dan alergi.
1) Dermatitis Kontak
a) Zat iritan ringan : pajanan kronis dengan detergen atau
pelarut
b) Zat iritan kuat : kerusakan kulit akibat kontak dengan
zat asam atau alkali
c) Alergen : sensitisasi yang terjadi sesudah pajanan yang
berulang
2) Dermatitis Atopik
Faktor endogen , faktor eksogen.
A. Dermatitis kontak
1. Zat iritan ringan dan alergen : iritema dan vesikel kecil –
kecil yang mengeluarkan cairan, membentuk skuama serta
rasa gatal
2. Zat iritan kuat : lempuh dan ulserasi
3. Respon alergi yang klasik : lesi yang berbatas jelas dengan
garis – garis lurus yang mengikuti tempat kontak
4. Reaksi alergi yang berat : eritema yang nyata,
pembentukan lepuh, dan edema pada daerah yang terkena
B. Dermatitis atopik
1. Eritema disertai lesi dan basah. Pada bayi, lesi sering
muncul diwajah dan bokong. Pada anak yang lebih tua
dan remaja lesi lebih sering muncul ditangan dan kaki..
2. Pruritus hebat dan menyebabkan berulangnya siklus
peradangan dan pembentukan lesi.
A. Dermatitis Kontak
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis.
Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat
air kulit.
Kebanyakan baran iritan merusak membran lemak
keratinosit, tetapi sebagian dapat menembus membran sel dan
merusak lisosom, mitokondria atau komponen inti.
Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase dan
melepaskan asam arakidonat (AA), diasilgliserida (DAG),
platelet activating factor = PAF). AA dirubah menjadi
prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT). PG dan LT menginduksi
vasodilatasi, dan meningkatkan pereabilitas vaskular sehingga
mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT
juga bertindak sebagai kemotraktan kuat untuk limfosit dan
neutrofil, serta mengaktifasi sel mas melepaskan histamin,
sehingga memperkuat perubahan vaskular.
Keratinosit juga melepaskan TNF alfa, suatu sitokin
proinflamasi yang dapat mengaktifkasi sel T. Lalu terjadi
sensitisasi sel T oleh saluran limfe, terjadi reaksi
hipersensitivtas, jika terpajan ulang maka sel efektor
mengeluarkan limfokin.
Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala
peradangan ditempat terjadinya kontak berupa eritema, panas,
lesi, gatal, nyeri, iritasi.
B. Dermatitis Atopik
Factor dari dermatitis atopic adalah faktor genetik.
Konsep dasar terjadinya ermatitis atopik adalah melalui
reaksi imonologik. Kadar IgE dalam serum penderita
dermatitis atopic dan jumlah iosinofilumnya meningkat.
bahwa ada hubungan secara sistemik antara dermatitis
atopik dan alergi saluran nafas.
Karena 80% anak dermatitis atopik mengalami
asma bronchial atau rinitis alergik. IgE dan esinofil
meningkat karena terjadi reaksi histamin yaitu histamin
akan dilepas. Lepasnya histamin mengakibatkan
perubahan vaskular pada pembuluh darah. Sehingga
terjadilah iritasi pada kulit dan kulit meradang.
Untuk menegakkan diagnostik gangguan kulit,
pemeriksaan penunjang yang di perlukan adalah biopsi kulit,
uji kultur dan uji sensitifitas, pemeriksaan dengan
menggunakan pencahayaan khusus, dan uji tempel.
1. Biopsi kulit, adalah pemeriksaan dengan cara
mengambil contoh jaringan dari kulit yang terdapat lesi.
Apabila jaringan yang diambil cukup dalam, kita perlu
menggunakan anestesi lokal. Biopsi kulit ini digunakan
untuk menentukan apakah ada keganasan atau imfeksi
yang di sebabkan oleh bakteri dan jamur
2. Uji kultur dan sensitifitas uji ini dilakukan untuk
mengetahui adanya virus, bakteri, dan jamur pada kulit
yang di duga mengalami kelainan
Lanjutan....
Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
artinya, dalam melakukan pemeriksaan kulit, kita perlu
mempersiapkan lingkungan pemeriksaan dengan pencahayaan
khusus sesuai dengan kaasus yang dihadapi. Untuk
mengetahui jenis lesi kulit dan menegakkan diagnosis,faktor
pencahayaan memegang peranan yang sangat penting. Hindari
ruang pemeriksaan yang menggunakan lampu berwarna warni
karena hal ini akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Pada
kasus tertentu, pencahayaan dengan menggunakan sinar
matahari (sinar ultraviolet) justru sangat membantu dalam
menentukan jenis lesi kulit.
3. Uji tempel, uji ini dilakukan pada klien yang diduga
menderita alergi untuk mengetahui apakah lesi tersebut
ada kaitannya dengan faktor imunologis, juga untuk
mengidentifikasi respon alerginya. Misalnya, untuk
membedakan apakah klien menderita dermatitis kontak
alergi atau dermatitis kontak iritan.
A. Dermatitis kontak
1. Kondisi kronis dapat menyebabkan likenifikasi, fisura
dan skuama
2. Infeksi kulit dapat di sebabkan oleh garukan berulang
dan terjadinya kerusakan pada kulit
B. Dermatitis atopik
Infeksi kulit oleh bakteri permukaan yang lazim dijumpai,
terutama stapilococcus
Tujuan penatalksanaan adalah untuk mengistirahatkan kulit
yang sakit dan melindunginya terhadap kerusakan lebih lanjut.
A. Penatalaksanaan non medis
1. Pemberian kompres yang sejuk dan kasar juga dapat
dilakukan pada daerah dermatitis yang kecil. Remukan
halus es pada air kompres sering kali memberikan efek
antipruritus. Kompres basah biasanya membantu
membersihkan lesi ekzema yang mengeluarkan sekret.
2. Kompres dingin untuk mengurangi peradangan
B. Penatalaksanaan Medis
1. Banyak preparat dianjurkan penggunaannya untuk
meredakan dermatitis. Umumnya lotion yang netral
dan tidak mengandung obat dapat dioleskan pada
bercak-bercak eritema (inflamasi trout) yang kecil.
2. preparat krim atau salep yang mengandung salah satu
jenis kortikosteroid dioleskan tipis-tipis.
3. mandi dengan larutan yang mengandung obat dapat
diresepkan untuk dermatitis dengan daerah-daerah lesi
yang lebih luas.
4. pada dermatitis yang menyebar luas, pemberian
kortikosteroid jangka pendek dapat diprogramkan.
5. terapi anti inflamasi topikal jangka pendek misalkan
steroid dapat digunakan untuk menghentikan
peradangan

Anda mungkin juga menyukai