Disusun: kelompok 7
1. afifah maulani (16334024)
2. Andriyani safitri (16334025)
3. Vera maulida (16334026)
Latar belakang
Pada beberapa dasawarsa terakhir para peneliti telah memusatk
an perhatian pada sifat fisiko-kimia sediaan untuk mata, stabilitas da
n resiko kontaminasi mikroba.Baru pada belasan tahun terakhir ini as
pek biofarmasetika sediaan mata mulai diperhatikan dan hasil penelit
iannya telah dipublikasikan pada berbagai majalah ilmiah.
Berbeda dengan mukosa usus yang memang merupakan organ
penyerapan, maka permukaan mata bukanlah tempat yang baik untu
k penembusan suatu obat. Hal ini terutama disebabkan oleh dua fakt
or yaitu : faktor arah pengeluaran dan pengaliran airmata yang berla
wanan dengan arah penembusan obat dan faktor struktur kornea ya
ng khas.
Rumusan masalah
• Bagaimana anatomi mata?
• Bagaimana mekanisme pelepasan obat intraokular?
• Bagaimana nasib obat di dalam tubuh pada sediaa
n intraocular?
• factor – factor yang mempengaruhi biofarmasetika
pada intraocular?
ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
• Penetrasi okuler
Secara umum istilah penembusan digunakan untuk
membahas tentang penyerapan yaitu perlintasan obat
ke dalam cairan okuler dan selanjutnya menuju
tempat aksi dengan melalui berbagai proses,
tergantung dengan cara pemberian dan sifat zat aktif.
Skema Biofarmasi
Pemberian melalui jalur sistemik & intravetreal
1. Pemberian melalui jalur sistemik
a. Darah memasuki cairan okuler melalui dua jalur utama, yaitu :
Melintasi epitel dari corpus ciliaris
» Proses difusi
» Proses sekresi
Menembus dinding kapiler jaringan penghubung disekitar iris
b. Untuk meninggalkan cairan okuler, bahan obat dapat melewati
beberapa jalur, diantaranya :
1. Jalur peniadaan semua senyawa melalui celah FONTANA dan SCHLEMM
2. Jalur difusi melintasi sawar lipida yang memisahkan cairan mata dari darah
3. Jalur transpor aktif
2. Pemberian obat secara langsung ke dalam vitreous
(intravitreal)
• Setelah injeksi intravitreal obat tersebut di eliminasi oleh
dua jalur utama :
– Anterior
– posterior
PEMBERIAN SECARA TOPICAL DAN SUNTIKAN
SUBCONJUNCTIVAL
1. Pemberian secara Topikal
pemberian topikal yang digunakan tetes mata. Rute
pemberian secara Topical :
Kontak Stroma kornea Enterior chamber Iris dan ciliary body
Ada 4 sediaan :
1. Larutan untuk mata
2. Suspensi obat mata
3. Salep mata
4. Sisipan pada mata (Ophthalmic Insert)
5. Larutan Lensa Kontak
1. Larutan Untuk Mata
• Larutan untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan dikemas untuk
dimasukan ke dalam mata.
• Faktor-faktor yang perlu di perhatikan pada sediaan larutan untuk mata adalah :
a. Sterilitas dan pengawetan
b. Nilai isotonis
c. Pendaparan
d. Viskositas dan zat pengental
e. Biovailabilitas mata
f. Pengemasan dan pemakaian larutan untuk mata
• Contoh sediaan : isopto carpine ophthalmic solution - alcon.
2. Suspensi Obat Mata
• Suspensi obat mata digunakan lebih sedikit pada larutan untuk
mata. Dimana suspensi dapat dipakai untuk waktu kontak bahan
obat dengan kornea sehingga memberikan kerja lepas lambat
yang lebih lama. Suspensi obat mata diperlukan bila zat obat
tidak larut dalam pembawa yang diinginkan atau tidak stabil
dalam bentuk larutan.
• Contoh sediaan : cortisporin sterile ophthalmic suspension
3. Salep Mata
• Dasar salep pilihan untuk suatu salep mata harus tidak
mengiritas mata dan harus memungkinkan difusi bahan obat
keseluruh mata yang dibasahi karna sekresi cairan mata. Dasar
salep yang dimafaatkan untuk salep mata harus bertitik lebur
mendekati suhu tubuh.
• Contoh sediaan : salep mata kloramfenikol (salep mata kloromis
etin - parke davis)
4. Sisipan pada mata (Ophthalmic Insert)
• Suatu alat dengan sistem OCUSERT (alza pharmaceuticals) dirancang agar
melepaskan jumlah obat yang telah ditetapkan dan diperhitungkan
sebelumnya, sehingga memungkinkan pengurangan pemakianan dosis yang
lebih sering oleh pasien, menjamin pengobatan waktu malam, dan
menyajikan cara yang lebih dapat diterima si pasien.
• Insert tersusun atas multi layer terdiri dari suatu inti kandungan obat yang
dikelilingi setiap sisinya oleh selapis membran kopolimer dimana obat akan
menyebar pada jumlah obat yang menyebar diatur oleh komposisi polimer, ke
tebalan membran, dan daya larut obat itu sendiri. Alat ini steril dan tidak
mengandung bahan pengawet.
• Contoh sediaan : lacrisert (hidroksipupil selulosa)
Sediaan Larutan untuk Mata Sediaan Suspensi untuk Mata
• Keuntungan
a. Absorpsi lebih cepat
b. Dosis lebih terkontrol
• Kerugian
a. Rasa tidak nyaman
b. Sisipan mudah lepas dan berpindah tempat
FAKTOR – FAKTOR YANG MEPENGARUHI PROSES
BIOFARMASETIK PADA INTRAOKULAR
Sterilisasi &
Tonisitas Isohidris (pH) Kejernihan Penggunaan
Pengawet