Anda di halaman 1dari 40

GOUT ATRITHIS

Racmad Pratama S. Putra- 17014101217

Supervisor Pembimbing:
dr. Jeffrey Ongkowijaya, Sp.PD-KR

Residen Pembimbing:
dr. Tomy Sutikno
Pendahuluan

gout Artritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi


yang paling sering ditemukan, yang ditandai dengan
penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun di
sekitar persendian.
Pada beberapa negara dikawasan regional
Asia Tenggara, didapatkan prevalensi
hiperurisemia yaitu: Filipina 25%, Indonesia
18% dan Thailand 9-11%.

Di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2013 tidak diketahui


dengan pasti prevalensi hiperurisemia, namun berdasarkan
pemeriksaan oleh tenaga kesehatan dan gejala yang timbul pada
masyarakat didapatkan prevalensi penyakit sendi tertinggi
terdapat di Nusa Tenggara Timur 33,1%
 Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar
asam urat darah diatas normal. Secara umum dengan konsentrasi
diatas 6,8 mg/dL, yang di sebabkan oleh peningkatan asam urat,
penurunan eksresi asam urat pada urin, atau gabungan keduanya.
Hiperurisemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan gout.
 Gout adalah penyakit metabolic yang sering di temukan pada laki-
laki >40 tahun dan perempuan pasca menopause, karena
penumpukan monosideum urat (MSU) pada jaringan akibat dari
hiperurisemia.
 Gout atrithis adalah peradangan akut yang hebat pada jaringan
sendi disebabkan oleh endapan kristal-monosideum urat dan
mengakibatkan satu atau beberapa manifestasi klinis.
 Berikut akan dilaporkan satu kasus pasien dengan Gout Arthritis
dengan Diabetes Mellitus tipe 2, Hipertensi terkontrol dan Penyakit
Gagal Ginjal Kronik Stadium 4 yang dirawat di Ruangan Irina C1
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNSRAT/BLU RSUP Prof. dr. R. D.
Kandou Manado.
Laporan Kasus

Nama: Ny L.M
Jenis kelamin: laki-laki
Usia: 50 tahun
Pekerjaan: Sopir
Alamat: Siau Timur Selatan
Agama: Kristen Protestan
Status: Menikah
Pendidikan terakhir: SMA
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
nyeri sendi kaki kanan dan bengkak pada lutut kiri sejak 2
minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :


• Nyeri sendi sudah dirasakan pasien sejak lama namun tidak sering.
• Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan mengeluh nyeri semakin buruk ketika kaki digerakkan.

Riwayat Penyakit dahulu :


• riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu : mengkonsumsi obat amlodipine 10 mg
• riwayat DM tipe 2 sejak 1 tahun yang lalu
ANAMNESIS

Riwayat Penobatan:
•Pasien sebelumya sering berobat di puskesmas dan di berikan obat allupurinol dan obat anti nyeri namun
pasien tidak ingat nama obatnya.

Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada yang memiliki penyakit dan keluhan seperti
pasien

Riwayat Sosial :
• Merokok (-)
•Alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Sedang


 Kesadaran : Compos Mentis
 TD : 130/80mmHg, N : 88x/m , R: 20x/m, S:37.2
 Kepala : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-),
 BB : 71 kg
 TB : 176 cm
 IMT : 22.29 kg/m2
PEMERIKSAAN FISIK

 Thoraks
 Inspeksi : Simetris
 Palpasi : Stem. Fremitus ki=ka
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi :
Cor : SI-SII reguler, Murmur (-), gallop (-), iktus kordis
tidak tampak dan tidak teraba. Batas jantung kiri
pada ICS II linea parasternalis sinistra, batas jantung kiri bawah
ICS V linea midclavicularis sinistra, batas jantung
kanan pada ICS IV linea sternalis dextra
Pulmo : suara pernapasan vesicular, Rh -/-, wh-/-
 Abdomen
 Inspeksi : cembung
 Auskultasi : BU (+)normal
 Palpasi : NTE (+), nyeri tekan suprapubik (-), hepar dan
lien tidak teraba, ballotement (-) ,shifting dullness (-
)
 Perkusi : timpani
 Extremitas : edema (-), akral hangat, capillary refill time <2”
 Pemeriksaan lokalisata : terdapat tofi pada Talus dan MTP V
cruris dextra, berukuran diameter ± 6 cm. Pada inspeksi
genu sinistra, terdapat pembengkakan dan perubahan
warna yang kemerahan. Pada palpasi teraba sedikit
hangat.
Hasil Laboratorium
23 november 2018

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


Leukosit 18.000 /uL 4.0 – 10.0
Eritrosit 3.73 106/µl 4.70 – 6.10
Hematokrit 36.1 % 37.0 – 47.0
Hemoglobin 11.8 g/dL 12.0 – 16.0
Trombosit 323.000µL 150 – 450
MCH 31.6 pg 27.0 – 35.0
MCHC 32.6 g/dL 30.0 – 40.0
MCV 96.9 fL 80.0 – 100.0
Ureum 86 mg/dL 10 – 40
Kreatinin 4.0 mg/dL 0.5 – 1.5
GDS 133 mg/dL 70 – 140
Natrium 133 mEq/L 135 – 153
Klorida 101.2mEq/L 98.0 – 109.0
Kalium 4.51 mEq/L 3.50 – 5.30
Diagnosis

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang maka pasien ini didiagnosis dengan
Gout arthritis, Diabetes Mellitus tipe 2, Hipertensi terkontrol,
CKD Stage 4 ND ec Urate Nefropathy dd DKD dd HNS dengan
eGFR, CKD-Epi 16 mL/min/1,73m2
Penatalaksanaan

 Allupurinol 100mg tiap 24 jam PO,


 Paracetamol 500 mg tiap 8 jam ,
 Recolfar 0,5 mg tiap 24 jam PO,
 Sulcrafat 500mg 2 cth tiap 8 jam,
 Ranitidine 50mg IV tiap 12 jam,
 Amlodipine 10mg tiap 24 jam
 Micardis 80mg tiap 24 jam,
Penatalaksanaan

 Novorapid 6 unit tiap 8jam,


 Levemir 10 unit tiap 24 jam,
Follow Up Hari 1

 23/11/2018 Penderita mengeluhkan susah berjalan, demam (+) hilang timbul, serta
nyeri pada ulu hati. Mual (-), muntah (-), BAB & BAK tidak ada keluhan.
Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis,
tekanan darah 130/80mmHg, nadi 80x/m, respirasi 20x/m, suhu badan 36,8°C,
saturasi oksigen: 98%. Pada pemeriksaan fisik umum tidak ada perubahan dengan
pemeriksaan sebelumnya. Pasien didiagnosis dengan Gout arthritis , Diabetes
Mellitus tipe 2, Hipertensi terkontrol, CKD Stage 4 ND ec Urate Nefropathy dd
DKD dd HNS.
 Allupurinol 100mg tiap 24 jam PO,
 Paracetamol 500 mg tiap 8 jam ,
 Recolfar 0,5 mg tiap 24 jam PO,
 Sulcrafat 500mg 2 cth tiap 8 jam,
 Ranitidine 50mg IV tiap 12 jam,
 Amlodipine 10mg tiap 24 jam
 Micardis 80mg tiap 24 jam,
 Novorapid 6 unit tiap 8jam,
 Levemir 10 unit tiap 24 jam,
Follow Up Hari 2

 24/11/2018 pasien masih mengeluhkan nyeri sendi kaki dan lutut


namun nyeri ulu hati dikatakan sudah berkurang tapi masih mual.
Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
kompos mentis, tekanan darah 130/700mmHg, nadi 85x/m, respirasi
21x/m, suhu badan 36,5°C, saturasi oksigen: 99%. Pemeriksaan fisik
umum tidak ada perubahan. Pemeriksaan lokalisata, tofi terlihat
sama seperti sebelumnya, bengkak dan kemerahan pada genu
sinistra semakin menurun. Pasien didiagnosis dengan Gout arthritis ,
Diabetes Mellitus tipe 2, Hipertensi terkontrol, CKD Stage 4 ND ec
Urate Nefropathy dd DKD dd HNS.
 Allupurinol 100mg tiap 24 jam PO,
 Paracetamol 500 mg tiap 8 jam ,
 Recolfar 0,5 mg tiap 24 jam PO,
 Sulcrafat 500mg 2 cth tiap 8 jam,
 Ranitidine 50mg IV tiap 12 jam,
 Amlodipine 10mg tiap 24 jam
 Micardis 80mg tiap 24 jam,
 Novorapid 6 unit tiap 8jam,
 Levemir 10 unit tiap 24 jam,
Follow Up Hari 3

25/11/2018 pasien masih mengeluhkan nyeri lutut. Pemeriksaan fisik


keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis,
tekanan darah 140/800mmHg, nadi 82x/m, respirasi 20x/m, suhu badan
36,8°C, saturasi oksigen: 98%. Pemeriksaan fisik umum tidak ada
perubahan. Pemeriksaan lokalisata, pada inspeksi genu sinistra
didiagnosis dengan Gout arthritis , Diabetes Mellitus tipe 2, Hipertensi
terkontrol, CKD Stage 4 ND ec Urate Nefropathy dd DKD dd HNS.
masih tampak bengkak dan kemerahan, pada palpasi terasa nyeri.
 Allupurinol 100mg tiap 24 jam PO,
 Paracetamol 500 mg tiap 8 jam ,
 Recolfar 0,5 mg tiap 24 jam PO,
 Sulcrafat 500mg 2 cth tiap 8 jam,
 Ranitidine 50mg IV tiap 12 jam,
 Amlodipine 10mg tiap 24 jam
 Micardis 80mg tiap 24 jam,
 Novorapid 6 unit tiap 8jam,
 Levemir 10 unit tiap 24 jam,
Follow up hari ke 4

 26/11/2018 nyeri lutut dan nyeri ulu hati sudah berkurang.


Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
kompos mentis, tekanan darah 130/70mmHg, nadi 80x/m, respirasi
20x/m, suhu badan 36,5°C, saturasi oksigen: 98%. Pemeriksaan fisik
umum tidak ada perubahan. Pemeriksaan lokalisata, pada inspeksi
genu sinistra bengkak sudah minimal dan sudah tidak kemerahan,
pada palpasi terasa nyeri berkurang. Pasien di rencanakan akan
dilakukan pungsi genu. didiagnosis dengan Gout arthritis , Diabetes
Mellitus tipe 2, Hipertensi terkontrol, CKD Stage 4 ND ec Urate
Nefropathy dd DKD dd HNS.
Hasil laboratorum

 26/11/2018 didapatkan leukosit 22000/ul, eritrosit


3.260.000/ul, Hb 10.3 mg/dL, trombosit
385.000/ul, MCH 31.6 pg, MCHC 32.8 g/dL,
ureum 152 mg/dL, kreatinin 4.9 mg/dL, Uric Acid
10.1 mg/dL, gula darah sewaktu 500 mg/dL,
HbA1C 6.3%.
 Allupurinol 100mg tiap 24 jam PO,
 Paracetamol 500 mg tiap 8 jam ,
 Recolfar 0,5 mg tiap 24 jam PO,
 Sulcrafat 500mg 2 cth tiap 8 jam,
 Ranitidine 50mg IV tiap 12 jam,
 Amlodipine 10mg tiap 24 jam
 Micardis 80mg tiap 24 jam,
 Novorapid 6 unit tiap 8jam,
 Levemir 10 unit tiap 24 jam,
Follow Up hari ke 5

 27/11/2018 nyeri lutut berkurang, dan nyeri ulu hati sudah tidak ada
keluhan. Pasien menolak untuk dilakukan pungsi genu.Pemeriksaan
fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis,
tekanan darah 130/80mmHg, nadi 90x/m, respirasi 21x/m, suhu
badan 36,7°C, saturasi oksigen: 98%. Pasien didiagnosis dengan
Gout arthritis , Diabetes Mellitus tipe 2, Hipertensi terkontrol, CKD
Stage 4 ND ec Urate Nefropathy dd DKD dd HNS.
 Allupurinol 100mg tiap 24 jam PO,
 Paracetamol 500 mg tiap 8 jam ,
 Recolfar 0,5 mg tiap 24 jam PO,
 Sulcrafat 500mg 2 cth tiap 8 jam,
 Ranitidine 50mg IV tiap 12 jam,
 Amlodipine 10mg tiap 24 jam
 Micardis 80mg tiap 24 jam,
 Novorapid 6 unit tiap 8jam,
 Levemir 10 unit tiap 24 jam,
Follow Up hari ke 6

28/11/2018 nyeri lutut berkurang, dan nyeri ulu hati sudah


tidak ada keluhan. Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak
sakit sedang, kesadaran kompos mentis, tekanan darah
120/80mmHg, nadi 85x/m, respirasi 20x/m, suhu badan
36,5°C, saturasi oksigen: 99%. Pasien didiagnosis dengan
Gout arthritis , Diabetes Mellitus tipe 2, Hipertensi
terkontrol, CKD Stage 4 ND ec Urate Nefropathy dd DKD dd
HNS.
 Allupurinol 100mg tiap 24 jam PO,
 Paracetamol 500 mg tiap 8 jam ,
 Recolfar 0,5 mg tiap 24 jam PO,
 Sulcrafat 500mg 2 cth tiap 8 jam,
 Amlodipine 10mg tiap 24 jam
 Micardis 80mg tiap 24 jam,
 Novorapid 6 unit tiap 8jam,
 Levemir 10 unit tiap 24 jam,
 Pasien juga diedukasi tentang modifikasi gaya hidup,
makan makanan bergizi dan kurangi makanan yang
mengandung purin tinggi membatasi aktivitas atau
olahraga berat dengan beban berlebih pada lutut, dan rutin
untuk melakukan kontrol asam urat. Pasien pulang hari ini
dan diberikan jadwal kontrol. Pasien dapat datang ke IGD
jika terdapat keluhan.
Pembahasan

Teori Kasus
 Gout adalah penyakit metabolik Pasien merupakan pria berumur
yang diderita oleh 1-2% populasi 50 tahun yang berasal pada dari
dunia. Gout sering didapat pada kepulauan siau. Pasien berasal
usia pertengahan sampai lanjut dari suku sanger.
usia pada pria > 40 tahun dan
pada wanita post menopause ,
 di Sulawesi Utara sendiri prevalensi
penyakit sendi sekitar 19,1%.
Pembahasan
Teori Kasus
 Standar baku emas dalam Pada pasien ditemukan
menegakkan gout arthritis nyeri, nyeri ketika disentuh,
ditemukannya kristal urat MSU nyeri maksimal dalam 24 jam,
(Monosodium Urat) di cairan serum urate lebih dari 10
sendi atau tofus. mg/dL (4) dengan total poin 9.
 Berdasarkan kriteria ACR/EULAR bengkak
2015 dapat dikatakan memiliki
gout jika poin ≥ 8 poin. kemerahan pada sendi,
kesulitan melakuakn aktivitas,
waktu untuk terjadinya
Pembahasan

Teori Kasus

Komplikasi pada pasien ini di dapatkan


 tofus pada Talus dan MTP V
 Tofus cruris dextra
 Deformitas sendi gagal ginjal di akibatkan oleh
gout atrithis, dengan diagnosa
 Nefropati gout CKD Stage 4 ND ec Urate
 Gagal ginjal Nefropathy
KESIMPULAN

 Seorang pasien laki-laki Tn. LM., umur 50 tahun, suku Sanger, alamat Siau Timur
Selatan, datang di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou pada tanggal 23 November 2018
dengan keluhan utama yaitu nyeri sendi kaki kanan dan bengkak pada lutut kiri.
Nyeri sendi sudah dirasakan pasien sejak lama namun tidak sering. Nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk.
 Pada pemeriksaan fisik terdapat tofi pada Talus dan MTP V cruris dextra, berukuran
diameter ± 6 cm. Pembengkakan dan kemerahan pada genu sinistra, Pada inspeksi
genu sinistra, terdapat pembengkakan dan perubahan warna yang kemerahan.
Pada palpasi teraba sedikit hangat dan pasien mengeluh sangat nyeri. Hasil
laboratorium menunjukan Hiperurisemia. Pasien didiagnosis dengan Gout arthritis ,
Diabetes Mellitus tipe 2, Hipertensi terkontrol, CKD Stage IV ND ec Urate Nefropathy
dd DKD dd HNS dengan eGFR. CKD-Epi 16 mL/min/1,73m2
 Pada pasien ini di debrikan terapi

Allupurinol 100mg tiap 24 jam PO,


Paracetamol 500 mg tiap 8 jam ,
Recolfar 0,5 mg tiap 24 jam PO,
Sulcrafat 500mg 2 cth tiap 8 jam,
Amlodipine 10mg tiap 24 jam
Micardis 80mg tiap 24 jam,
Novorapid 6 unit tiap 8jam,
Levemir 10 unit tiap 24 jam,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai