Anda di halaman 1dari 24

FISIOLOGI MENELAN

Pembimbing:
Dr.Mariana .H.Junizaf SpTHT-KL (K)
Proses menelan merupakan suatu proses yang
kompleks , yang memerlukan setiap organ yang
berperan harus bekerja secara terintegrasi dan ber
kesinambungan
 Proses menelan mempunyai hubungan koordinasi dengan respirasi dan
mastikasi.
 Masing-masing proses tersebut dikontrol oleh brainstem
 Menelan dibagi menjadi 3 fase berdasarkan lokasi anatomi dari bolus
 Ketiga fase ini bisa saling overlap dari segi waktu dan koordinasi
1. FASE ORAL
Fase oral dimulai pada saat bolus mulai memasuki rongga
mulut
Caranya bervariasi, tergantung dari konsistensi dari
material :
- Cairan berada diantara lidah dan palatum atau
sulcus lingualis, namun biasanya cairan ini akan
melalui rongga mulut secara kontinyu
- Material yang lunak berada diantara lidah dan anterior
dari palatum durum atau berada di lateral untuk proses
mengunyah sebelum berada pada posisi midline untuk
proses menelan
Persiapan makanan padat memerlukan beberapa
proses
- Ingestion adalah jalan yang dilalui makanan melalui
bibir menuju mulut dengan cara menggigit ataupun
penempatan secara manual
- Diikuti langsung oleh stage 1, dimana makanan
disorong dari anterior ke bagian tengah atau posterior
rongga mulut. Jika partikel makanan masih berukuran
besar atau kasar tersisa di mulut
 Selama proses mengunyah, makanan dihaluskan, dan partikel
makanan akan menjadi lebih kecil melalui proses chewing
(incising : memotong, crushing : menghancurkan, grinding:
menggiling) dan dicampur dengan saliva.

 Makanan yang berada di rongga mulut akan menstimulasi


mekanoreseptor n. V yang berada pada periodontal
membran dan palatum
 Stimulasi pada reseptor ini akan mengaktivasi central
pattern generator untuk proses mastikasi, yang akan
menghasilkan serangkaian gerakan kontraksi dan relaksasi
otot depresor dan elevator mandibula: cyclic opening and
closing of the mouth
 Gerakan rahang ini berkoordinasi dengan gerakan lidah yang
akan mendorong makanan yang berada di upper & lower
teeth
 Saliva dieksresikan melalui kelenjar saliva, membantu
menghancurkan makanan dan menstimulasi taste buds.
 Konsistensi makanan akan dimonitor secara terus menerus
oleh mekanoreseptor rongga mulut
 Ketika Sebagian kecil dari makanan dari palatum durum
sudah siap (triturated), siklus stage 2 terinisiasi.
- Lidah terdorongke atas dan kedepan, menyentuh bagian
anterior dari palatum durum
- Area kontak antara lidah dan palatum melebar kebelakang,
mendorong makanan tersebut melalui fauchial arches dan
menuju orofaring
 Sebagian kecil makanan tadi dapat tertinggal di orofaring
disaat proses chewing berlanjut disertai siklus dari rahang
 Saat bolus yang besar disiapkan, menelan terinisiasi
2. FASE FARINGEAL
 Serangkaian gerakan kompleks akan mendorong bolus menuju
faring, sekitar laring, melalui spingter faringoesofageal, menuju
esofagus.
 Gerakan pada fase faringeal terjadi secara simultan, dan
durasinya sekitar 1 detik
 Respiration ceases dan palatofapharingeal isthmus menutupi
nasofaring
 Lidah terdorong kebelakang menuju faring seperti seperti a
plunger, mendorong bolus kebawah
 Epiglotis menutup, sehingga mem belokkan bolus menjauhi
laring dan jalan napas
Laring menutup melalui kontraksi dari vocal folds dan
penutupan laringeal vestibule.
Pharingoesophageal spingter membuka, sehingga bolus
dapat masuk ke esofagus.
 Pembukaan PE spingter merupakan suatu proses yang kompleks
:
- Otot Cricopharingeus relaksasi
- Otot submandibula menarik tulang hyoid, laring, dan dinding
anterior faring keatas dan kedepan (menjauhi posterior faring
- Penekanan bolus yang turun membantu mendorong PE spingter
membuka

 Konstriktor faring berkontraksi secara sequential melalui


gelombang peristaltik dari atas ke bawah, membersihkan faring
dari residu
3. FASE ESOFAGEAL
Gelombang dari Konstriktor faring berlanjut ke esofagus
sebagai gelombang peristaltik primer yang akan mendorong
bolus menuju spingter gastroesofageal menuju ke lambung.
Bersihan esofagus dibantu oleh gravitasi, namun juga diakibatkan
relaksasi GES
Refluks dari isi lambung dicegah dengan adanya kontraksi tonik
dari GES dan refleks menelan yang dipicu oleh distensi esofagus
(peristaltik sekunder
WASSALAM
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai