Suharto
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Data Pribadi
Keluhan utama
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Pemeriksaan khusus
• INSPEKSI
• PALPASI
• PERKUSI
• AUSKULTASI
Nyeri perut
Mual dan muntah
Perubahan defekasi
Ikterus
Perdarahan rektum
Massa
Distensi abdomen
Lain-lain
Kegawatan :
* Hematemesis
* Melena
* Abdomen akutum (Peritonitis TB
C=
chess phenomen)
* Appendiksitis akut (Mc Burney)
* KET perforasi (Cullen sign)
* Kolesistitis dengan ikterik (Murph
Pengkajian Klien Gangguan Si
stem Kardiovaskuler
Oleh
Ambo Dalle
1. Persiapan klien
Buatlah penerangan yang baik dalam ruangan, ter
masuk penerangan untuk pengkajian
Klien sebaiknya berbaring dengan badan bagian at
as sedikit terangkat, dan pemeriksa sebaiknya berd
iri disisi kanan klien.
Minta klien untuk tidak berbicara selama pemeriks
aan kecuali diminta oleh pemeriksa.
Agar klien tidak cemas, jangan perlihatkan kekuati
ran tentang hasil selama pengkajian.
2. Pengkajian Riwayat Kesehatan
Kaji riwayat merokok, penggunaan alkohol, pema
kaian obat-obatan, kebiasaan latihan, dan pola diet
termasuk pemasukannya
Apakah klien mendapat pengobatan untuk fungsi k
ardiovaskuler? Apakah klien mengetahui kegunaa
n, dosis, dan efek samping pengobatan?
Tanyakan apakah klien mengalami nyeri atau keti
daknyamanan pada dada, palpitasi, kelelahan yang
berlebihan, dispnea, edema pada kaki, pingsan ata
u ortopnea. Apakah gejala-gejala ini terjadi saat ist
irahat atau latihan.
Bila terjadi nyeri dada, tentukan apakah hal tersebut
murni karena jantung (Rossi dan Leary, 1992 dikutip
dari Potter, 1996), nyeri angina biasanya berupa tekan
an atau rasa sakit yang dalam, substernal dan menyeb
ar ke salah satu atau kedua lengan, bisa sampai ke rah
ang; Tentukan frekuensinya. Apakah nyeri menyebar
ke lengan, bahu, atau leher? Apakah nyeri tersebut dis
ertai terjadinya diaforesis.
Apakah klien menjalani gaya hidup yang penuh stres
Kaji riwayat keluarga klien mengenai penyakit jantun
g seperti hipertensi, stroke, kolesterol tinggi, atau pen
yakit jantung rematik.
Apakah klien mengetahui adanya hipertensi ata
u penyakit jantung tersebut
Apakah klien mengalami diabetes atau gejala a
wal diabetes, penyakit paru atau obesitas
Tentukan apakah klien minum minuman menga
ndung kafein yang berlebihan.
Kaji kebiasaan makan klien seperti mengkonsu
msi lemak, natrium.
11 pola kes.fungsional (Gordon)
Pola persepsi kes./menanganan kes. klien m
erasakan kondisi kes dan bgm menangani
Pola nutrisi/metabolikgambaran pola makan
dan kebut.cairan b/d kebutuhan metabolik dan
suplai nutrisi
Pola eliminasi gambaran pola fungsi pembu
angan (bab, bak, mel.kulit)
Pola aktifitas/olah raga gambaran pola aktifi
tas, olahraga, santai, rekreasi
Pola tidur-istirahat gambaran pola tidur, isti
rahat, dan relaksasi
Pola kognitif dan perceptual gambaran pola
konsep diri klien dan persepsi thd dirinya
Pola peran/hubungan gambaran pola peran
dalam berpartisipasi/berhubungan dg orang lai
n
Pola seksualitas/reproduksi gambaran pola
kenyamanan/tidak nyaman dg pola seksualitas
edan gambaran pola reproduksi
Pola koping/toleransi stress gambaran pola
koping klien secara umum dan efektifitas dala
m toleransi thd stress
Pola nilai/keyakinan gambaran pola nilai2,
keyakinan2 9termasuk asfek spiritual), dan tuj
uan yg dapat mengarahkan menentukan pilihan
/keputusan.
3. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan Umum Pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien dimaksudkan
untuk mendapatkan kesan umum pasien tersebut.
Dalam pemeriksaan ini perlu diperhatikan kelaina
n dan usia pasien, tampak sakit atau tidak, kesadar
an dan keadaan emosi, dalam keadaan comfort ata
u distress, serta sikap dan tingkah laku pasien.
2). Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Pernapasan :
Dalam menilai pernapasan secara fisis, perlu diperhat
ikan :
posisi badan, untuk menilai ortopnea
ekspresi muka, untuk menilai keadaan emosi atau st
ress pada pernapasan
pernapasan pada gerak badan dibandingkan denga
n pernapasan pada keadaan istirahat
tanda-tanda objektif dispnea.
b). Nadi
Kriteria keadaan nadi :
Frekuensi, menyatakan jumlah denyut nadi per menit.
Regularitas, menunjukkan teratur/tidaknya nadi bila tidak terat
ur tentukan apakah ada defisit denyut nadi, yaitu selisih antara f
rekuensi nadi dan denyut jantung per menit.
Amplitudo, menggambarkan besar kecilnya isi sekuncup.
Bentuk (contour), memberikan gambaran upstroke atau down s
troke.
Isi (volume), menunjukkan besar/kecilnya isi bolus darah dala
m arteri.
Perabaan arteri, untuk mengetahui keadaan (kondisi) dinding ar
teri.
Macam-Macam Denyut Nadi
Nadi yang keras (augmented pulsation)
Nadi yang lemah atau kecil (pulsus parvus)
Nadi yang kecil dan terisi dengan lambat (pul
sus parvus et tardus)
Nadi yang terisi dengan cepat dan mengosong
dengan cepat (rapid upstroke and collapsing p
ulse= Corrigan pulse)
Nadi bifida (pulsus bisferiens), terjadi pada ob
struksi pada aliran keluar ventrikel kiri yang m
oderat disertai regurgitasi pada katup aorta ber
at (stenosis dan insufisiensi katup aorta)
Nadi dikrotik (dicrotic pulse) , curah jantung y
ang rendah dengan elastisitas dinding arteri ya
ng masih normal, misalnya pada kardiomiopati,
tamponade jantung dan CHF berat
Pulsus alternans, nadi yang saling bergantian
antara nadi yang relatif kuat diselingi oleh na
di yang lebih lemah (CHF)
Pulsus paradoxus, terjadi karena penguranga
n tekanan nadi yang berlebihan sampai 15 mm
Hg atau lebih pada waktu inspirasi (perikardit
is)
Pulsus bigeminus, dua denyut berturut-turut d
an diselingi oleh interval yang lebih panjang
(KAP)
Pulsus defisit, jumlah denyut jantung lebih bes
ar dari jumlah denyut nadi (fibrilasi atrial, ekst
rasistol prematur)
C). Tekanan Darah
Tekanan darah banyak bergantung pada :
Curah jantung, yang merupakan cerminan fungsi jant
ung
Resistensi vaskular perifer (TPR), ditentukan oleh dia
meter pembuluh darah perifer.
Tonus dan elastisitas arteri, menggambarkan kondisi
dinding pembuluh darah perifer.
Volum darah dalam arteri, menunjukkan jumlahnya d
arah intravaskular.
Viskositas darah, menunjukkan kondisi cairan intrava
skular.
d). Suhu Badan