Anda di halaman 1dari 11

STEP 1: CLARIFY AUNFAMILIAR TERMS

1. Transplantasi organ : pencakokan organ


2. Sistem imun spesifik
3. Sistem imun non-spesifik
4. Limfosit B
5. Limfosit T
6. Autograft
7. Xenograft
8. Isograft
9. Aloograft
10. sitokin
STEP 2 : DEFINE THE PROBLEM
1. Apa tujuan transplantasi organ?
2. Bagaimana respon imun terhadap transplantasi
organ atau jaringan?
3. Kenapa terjadi reaksi penolakan setelah
trasnplantasi organ atau jaringan, dan apa yang
berperan dalam reaksi penolakan tersebut?
4. Bagaimana proses transpalntasi: autograft,
allograft, xenograft isograft?
STEP 3 : BAINSTROM POSSIBLE HYPOTHESIS OR
EXPLANATION
1. Untuk mengganti fungsi organ atau jaringan yang
rusak dengan yang sehat
2. Respon imun berupa reaksi penolakan diberikan
oleh sistem imun spesifik dan sistem imun non-
spesifik yang bekerja secara terkoordinir
3. Belum beradaptasinya sistem imun terhadap
organ atau jaringan baru
yang berperan dalam reaksi penolakan:
 limfost T dibantu invasi sel-sel PMN
 limfositmB bersama sel plasma
 Stokin
 Beberapa antibody
4. LO
STEP 4 : ARRANGE EXPLANATION INTO A
TANTIVE SOLUTION
Infeksi dan Imunologi

Transplantasi Organ
atau Jaringan

Proses Respon Sistem Imun

• Autograft Spesifik Non-spesifik


• Allograft
• Xenograft
• Isograft
STEP 5 : DEFINE LEARNING OBJECTIVE
Transplantasi organ atau jaringan:
1. Definisi
2. Tujuan
3. Proses (autograft, allograft, xenograft, isograft)
4. Respon imun
5. Reaksi penolakan transplantasi organ atau
jaringan (langkah-langkah)
6. Terapi (reaksi penolakan)
Reaksi imun terhadap penolakan transplantasi

Antigenesitas dikenal oleh limfosit yang dilengkapi


oleh reseptor spesifik. Limfosit T dan limfosit B
sebelum menjadi sel imunokompeten perlu
mengalami pengembangan dan diferensiasi. Semua
sel T CD4 dan sel T CD8 dalam setiap individu
mengalami selesksi ketika dalam pengembangannya
dalam timus, yang bertujuan agar hanya mengenali
peptida yang dipaparkan oleh molekul MHC nya pada
pada saat proses sistem imun. Pengenalan antigen
MHC pada sel individu lain merupakan respon imun
yang telah diketahui.
Mekanisme penolakan saat transplantasi:
Induksi respon imun yang diperantarai oleh sel T
terhadap jaringan donor memiliki hambatan yang
sama seperti pada respon imun terhadap jaringan
tumor, karena jaringan transplantasi memiliki
berbagai jenis sel, tersmasuk sel-sel dari jaringan
epitel dan jaringan pengikat. Sistem imun
mengnalisemua sel tersebut dengan cara sel T dalam
jaringan resepien dapat mengenali aloantigen donor
dalam transplantasi melalui berbagai cara yang
bergantung pada sel yang dalam transplantasi
aloantigen dipaparkan.

Sel T dapat mengenalimolekul MHC alogenik yang


dipaparkan ole sel APC dan aloantigen dapat diproses
a. Penolakan hiperakut
jaringan cangkok berlangsung hanya beberapa
menit setelah trasplantasi, dan ditandai oleh
trombosis pada pembuluh darah dalam jaringan
cangkok, serta nekrosis dan iskhemia jaringan
cangkok. Terlihat pengumpulan sel darah merah
dan terbentuknya mikrotombomi dalam glomeruli
ginjal. Sesudah trasnplantasi, antibodi akan
mengikat sel endotel pembuluh darah dan
mengaktifkan sistem komplemen dan sistem
pembekuan dan mengacu kepada kerusakn
endotel dan oembentukan pembekuan darah
dalam pembuluh darah.
b. Penolakan akut
Penolakan berlangsung beberapa hari atau minggu
setelah dilakukan transplantasi. Penolakan akut
merupana penyebab utama kegagalan transplantas.
Penolkan akut diperantari terutama oleh sel T yang
bereaksi terhadap aloantigen dalam transplantasi.
Untuk mngetasi penolakan akut ini dapat digunkan
terapi imunosuprensif dalam mencegah dan
mengurangi penolakan. Penolkana akut dini
berlangsung 10 hari setelah transpalntasi dan
penolakan akut lambat berlangsung 11 hari atau
lebih setelah transplantasi serta penderita yang
mendapatkan obat-obat imunosuprensif seperti
prednison dan azathioprien.
c. Penolakan kronis
Penolakan berlangsung lambat dan menjurus ke
arah kehilangan fungsi jaringan cangkok serta
progresif. Penolakan kronis bermanifestasi sebgaai
fibrosis jaringan cangkok atau penyempitan
pembuluh darah secara bertahap. Proses terakhir
disebut atriosklerosis cangkok. Dalam kedua ejas
tersebut, penyebab utamanya diyakini oleh sel T
yang bereaksi terhadap aloantigen dan sekresi
sitokin yang merangsang proliferasi dan aktivasi
fibroblas dan sel otot polos dinding pembuluh
darah.
d. Penolakan lambat dan tersembunyi
Penolakan ini melibatkan pengendapan Ig dan C3
didaerah subendotelialpada membran
basalisglomerulus ginjal. Penolakan ini menyerupai
penyakit kompleks imun karena prosesnya dpaat
didahului oleh pengendapan kompleks imun yang
terbentu dari antigen alograft yang larut. Tetapi
dalam keadaan tertentuantibodi tidak membunuh
sel sasaran, melainkan sebaliknya malahan
melindungi jaringan cangkok dari kerusakan

Anda mungkin juga menyukai