Anda di halaman 1dari 18

1.

NANCY OSCAR FONDA 1510075612249


2. NESYA SAFITIRI 1510075612250
3. NOVI KURNIAWAN 1510075612251
4. PUTRI APRILIA 1510075612253
5. RENI RATNASARI 1510075612256
6. RICHO PRATAMA HARLIAN 1510075612257
SEJARAH PEREKONOMIAN
INDONESIA
1. Masa Sebelum
Kemerdekaan

Sejarah Perekonomian
Indonesia Dapat dibagi 2. Masa Orde Lama
menjadi empat masa ,
yaitu:
3. Masa Orde Baru

4. Masa Reformasi
Sejarah Perekonomian
Indonesia Sebelum
Kemerdekaan
Sebelum kemerdekaan Indonesia mengalami masa penjajahan yang
terbagi dalam beberapa periode, ada empat negara yang pernah
menduduki Indonesia yaitu, Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang.
1. Masa Sebelum Penjajahan (Sebelum
tahun 1600)
2. Masa Penjajahan Portugis
(1509-1659 )
3. Masa Penjajahan Belanda
( 1602- 1942 )

4.
Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan
meningkatkan kinerja para karyawan adalah melalui kompensasi (Mathis dan
Jackson, 2000). Hani Handoko (1993) menyatakan bahwa kompensasi penting
bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan
ukuran karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan
masyarakat.

Kompensasi acapkali juga disebut


penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai
setiap bentuk penghargaan yang diberikan
kepada karyawan sebagai balas jasa atas
kontribusi yang mereka berikan kepada
organisasi (Mutiara S. Panggabean, 2002).
Pengertian kompensasi terdapat pada berbagai literatur yang dikemukakan oleh
beberapa pakar, antara lain:

1.) Kompensasi merupakan istilah luas yang berkaitan dengan imbalan-imbalan


finansial yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka
dengan organisasi . (Bejo Siswanto, 2003).

2.) Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang
diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu .
(Dessler, 1997).

3.) Kompensasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diterima para karyawan
sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Hani Handoko, 2001).

4.) Kompensasi menurut adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,barang


langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan atau instansi. (Hasibuan (2002:118) )

5.) Kompensasi disebut juga dengan penghargaan dan dapat didefenesikan sebagai
setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada bawahan sebagai balas jasa atas
konstribusi yang mereka berikan kepada organisasi. ( Panggabean (2002:75) )
Jadi dapat ditarik kesimpulan pengertian kompensasi ialah :

Pemberian penghargaan baik finansial maupun nonfinansial


yang diterima oleh pegawai sebagai imbalan atas jasanya
yang diberikan kepada instansi atau organisasi dan juga
digunakan sebagai motivator atau perangsang oleh organisasi
atau perusahaan dalam meningkatkan prestasi kerja yang
dapat berupa gaji,upah,bonus,insentif, dan tunjangan lainnya
seperti : tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang
makan ,dan lain-lain.
Tujuan Pemberian Kompensasi

a) Memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan

b) Mempertahankan karyawan yang ada

c) Menjamin keadilan

d) Menghargai perilaku yang diinginkan

e) Mengendalikan biaya-biaya

f) Memenuhi peraturan-peraturan legal


Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kompensasi

1 Faktor Internal

1. Dana Perusahaan
2. Serikat Pekerja

2 Faktor Pribadi Karyawan

1. Produktifitas Kerja
2. Posisi dan Jabatan
3. Pendidikan dan Pengalaman
4. Jenis dan sifat Pekerjaan

3 Faktor Eksternal

1. Penawaran dan Permintaan kerja


2. Biaya hidup besarnya
3. Kebijaksanaan Pemerintah
4. Kondisi Perekonomian
Kasus yang sering di bicarakan saat ini di bidang
manajemen sumber daya manusia yaitu kasus-kasus
perilaku menyimpang karyawan, diakui sulit untuk
dihindarkan, hampir di semua organisasi/
perusahaan selalu saja ada orang-orang yang ingin
menyimpang dari prosedur dan kesepakatan. contoh
kasusnya :
Buruknya Pelayanan / Kinerja Karyawan
KASUS : RSUD Raden Mattaher Jambi, Gubernur banyak
menerima laporan masyarakat mengenai keluhan
pelayanan yang buruk oleh oknum perawat RSUD
Raden Mattaher Jambi yakni adanya Karyawan yang
Tidur saat Jam Kerja, Sikap para perawat yang
tidak sopan dan sering membentak, pasien yang
diabaikan tim medis dan Kompensasi yang di
berikan oleh pihak RSUD kurang baik akibatnya
karyawan bekerja dengan malas-malasan yang
membuat Gubenur Jambi Sidak di RSUD Raden
Mattaher Jambi.
ANALISIS KASUS

Sidak yang dilakukan oleh Gubenur Jambi Zumi Zola di RSUD Raden Mattaher
Jambi, Pada Hari Jum’at Tanggal 20 Januari 2017 Pukul 01:00 dini hari adalah
untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat terhadap pelayanan RSUD Raden
Mattaher yang mana keluarga pasien tak menemukan perawat atau dokter jaga
saat pasien harus mengganti infus atau ketika kondisi memburuk di tengah malam.
Dilaporkan banyak dokter yang justru buka praktek disaat jam kerja hingga pasien
lebih banyak di periksa oleh dokter umum ketimbang spesialis. Banyak juga laporan
pasien yang ditolak dengan alasan ruangan penuh. Tapi jika mereka menyodorkan
nota atau pesan dari salah satu pejabat daerah, ruangan segera tersedia. Sikap
para perawat juga dilaporkan tidak sopan dan sering membentak salah satu
penyebabnya kurangnya atau tidak adilnya kompensasi yang diberikan yang
menyebabkan kurangnya kesejahteran dokter,honor yang kecil dan tidak ada
reward yang diberikan.
Kurangnya kompensasi yang diberikan oleh pihak rumah sakit terhadap karyawan
mempengaruhi kurangnya kepuasan kerja .Kepuasan kerja pegawai RS Raden
Mattaher Jambi tidak secara langsung berhubungan dengan pembagian kerja.
Pembagian kerja bagi sebagian besar karyawan RS Raden Mattaher telah sesuai
dengan kemampuan mereka masing-masing. Persoalan yang lebih mengemuka adalah
beban kerja yang berbeda pada masing-masing karyawan, sehingga menimbulkan
rasa ketidakadilan bagi mereka yang mendapatkan beban kerja lebih banyak
dibandingkan dengan yang lain. Berkaitan dengan kompensasi, hal ini sangat
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Kompensasi yang dirasakan sangat kecil
atau tidak sesuai dengan beban kerja yang mereka lakukan menurunkan moral dan
motivasi kerja karyawan. Besaran jumlah kompensasi ini menurut karyawan RS
Raden Mattaher sebaiknya disesuaikan dengan beban kerja, kemampuan dan
tingkat pendidikan dari seorang karyawan. Apalagi dengan tidak transparannya
pihak rumah sakit dalam melakukan pengelolaan terhadap kompensasi atau imbalan
yang diberikan karyawan, sehingga rasa tidak puas dirasakan juga dalam kerja
keseharian karyawan.
Insentif sebenarnya dapat saja diberikan dengan berbagai macam bentuk
yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing lembaga dan juga karyawannya.
Bentuk kompensasi yang berupa uang, dapat diberikan dalam bentuk tunjangan,
asuransi atau pemberian hadiah yang lain. Bentuk insentif lain yang memungkinkan
diberikan kepada karyawan RS Raden Mattaher yaitu memberikan reward atau
penghargaan atas prestasi yang didapatakan karyawan dan dapat berupa fasilitas
seperti : perumahan, kendaraan, alat komunikasi, dan juga fasilitas hiburan.
Beberapa karyawan tenaga kesehatan mempunyai minat yang sangat besar
terhadap bentuk insentif yang beupa non-material seperti peluang mendapatkan
pendidikan lanjutan atas biaya pihak rumah sakit atau pemerintah. Pendidikan
lanjutan ini selain dianggap sebagai imbalan yang sangat pantas bagi mereka, juga
karena mereka merasa bahwa harus ada peningkatan kualitas SDM untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik pada masyarakat. Pendidikan lanjutan atas biaya rumah
sakit atau pemerintah ini dirasakan sangat kurang oleh karyawan. Anggaran yang
disediakan pun sangat kecil untuk Insentif non-material lain yang dapat diberikan
pada karyawan sebenarnya adalah pengembangan karier dan kenaikan pangkat. Kedua
hal ini juga tidak cukup mendapat perhatian dari rumah sakit. Pengembangan karier
yang dapat dilakukan dengan memberikan kepercayaan pada karyawan-karyawan yang
maju dan berkontribusi besar dalam kerja-kerjanya untuk memegang bagian tertentu.
Memberikan kenaikan pangkat juga alternatif yang baik untuk menjawab persoalan
insentif itu. Tetapi pemberian pangkat terkesan lambat dan tidak jelas aturan
kenaikan pangkat di RS Raden Mattaher.
Beban kerja yang tidak setara dengan insentif yang diberikan menimbulkan
rasa tidak puas karyawan atas kerja yang mereka lakukan. Insentif mempunyai
porsi yang cukup jelas untuk menentukan rasa tidak puas karyawan terhadap
kerja mereka. Pengelolaan dan bentuk insentif yang tidak jelas juga merupakan
masalah yang menumbuhkan ketidakpuasan karyawan terhadap kerja mereka yang
memicu kerja jadi malas dan kurangnya memberikan pelayanan yang baik
terhadap pasien. Ketidakpuasan kerja karyawan RS Raden Mattaher, lebih
banyak diakibatkan ketidakjelasan pengelolaan atas skema kerja yang kemudian
melahirkan beban kerja berlebih terhadap orang tertentu namun tidak
mendapatkan apresiasi berupa insentif yang memuaskan.
Insentif yang tidak harus berupa material, tidak dilihat sebagai skema
apresiasi atas kerja oleh pihak rumah sakit. Pihak rumah sakit hanya melihat
insentif dalam bentuk material yang itu pun tidak sebanding dengan kelebihan
kerja karyawan. Faktor utama penyebab ketidakpuasan karyawan RS Raden
Mattaher adalah pemberian insentif yang tidak jelas dan tidak sesuai dengan
beban kerja mereka.
Dari contoh kasus tersebut perlu mendapat perhatian serius dari pihak
manajemen RSUD Raden Mattaher Jambi untuk memberikan
kompensasi yang adil dan sesuai dengan beban kerja ,kemampuan dan
pendidikan yang dimiliki karyawan . Karyawan RS Raden Mattaher
Jambi merupakan salah satu komponen yang memegang peranan dan
faktor yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan
penyelenggaraan pelayanan RS Raden Mattaher Jambi. Oleh karena itu,
pihak manajemen rumah sakit haruslah memberikan suatu imbalan yang
sesuai atas pelayanan jasa yang telah para karyawan kerjakan.
Pengelolaan sumber daya yang baik ditandai dengan sistem manajemen
dan pemberian kompensasi yang baik sehingga diharapkan setiap
karyawan mampu meningkatkan kinerjanya dan mengurangi proses
keluar masuknya karyawan.
1. Sebaiknya pihak manajemen RS Raden Mattaher Jambi lebih adil dalam pemberian kompensasi
yang sesuai dengan beban kerja karyawan.

2. Sebaiknya RS Raden Mattaher Jambi agar membuat sistem manajemen dalam mengatur proses
distribusi kerja, pemberian gaji, kompensasi dan intensif sesuai dengan prestasi masing-masing
karyawan.

S 3. Insentif atau kompensasi yang diberikan kepada pegawai harus disesuaikan dengan beban
kerja, kemampuan dan pendidikan yang dimiliki oleh pegawai.
O Insentif tidak harus berbentuk hal-hal yang bersifat material (uang) seperti bonus, tunjangan
atau asuransi tetapi juga dapat berbentuk non-material seperti pemberian kesempatan untuk
L mendapatkan pendidikan lanjutan, kenaikan pangkat, pelatihan dan pengembangan karier.

U 4. Penerapan sistem keterbukaan dalam kompensasi bertujuan untuk menghindarkan


S terjadinya konflik antar pekerja akibat perasaan tidak diperlakukan secara adil berdasarkan
perbedaan gaji atau insentif yang diterima.
I
5. Memberikan apresiasi. Apresiasi tak harus berupa hadiah, bisa pujian atau sekedar tepukan di
pundaknya dan bisa juga pemberian Kompensasi menunjukkan penghargaan perusahaan terhadap
perilaku karyawan yang diinginkan.

6. Memberikan reward kepada tim medis yang sudah bekerja dan memberikan dedikasi yang baik
dalam melayani pasien

Anda mungkin juga menyukai