Anda di halaman 1dari 13

Zeolit

Pertukaran logam M(+) dengan H(+)

Kemisorpsi amoniak pada permukaan zeolit dalam menentukan keasaman katalis

Situs asam Lewis 1


Kesetimbangan situs asam Bronsted dan situs asam Lewis
(Satterfield, 1982)

2
Pembentukan situs asam Bronsted

3
Peristiwa dealminasi

4
Parameter Zeolit Sebagai Katalis
1. Keasaman katalis
Keasaman (acidity) dan kekuatan asam (strength of acid) suatu katalis mempunyai
pengertian yang berbeda.

Menurut Satterfield (1982), keasaman suatu katalis didefinisikan sebagai


kemampuan katalis dalam mengadsorpsi basa amoniak karena adanya situs asam
Bronsted maupun situs asam Lewis pada permukaan katalis.

Kekuatan asam didefinisikan sebagai kemampuan permukaan katalis yang terdapat


situs asam Bronsted dan situs asam Lewis dalam berinteraksi dengan reaktan
(senyawa organik).

Hubungan antara keasaman dengan kekuatan asam adalah terbalik.

:NH3 +
NH4

5
Pengukuran keasaman katalis
kran

Kran
NH3

Ruang amoniak
Pompa
vakum Zeolit / katalis

•Berat awal : Wo (g)


•Berat setelah mengadsorpsi : W1 (g)

{ •Jadi berat amoniak (g) = {W1 – Wo} (g)

•Jadi keasaman adalah =


W(NH3) (g)

BM (NH3) (g/mol) x berat katalis (g)


6
2. Luas permukaan, volume pori dan pori-pori katalis

Luas permukaan bagian dalam suatu katalis terjadi karena adanya pori-
pori, saluran dan rongga dari katalis

Semakin besar luas permukaan suatu padatan (katalis) konsekuensinya


akan memberikan peningkatan sifat katalitik dari padatan atau katalis
tersebut

Pada kenyataanya luas permukaan dari suatu padatan berhubungan erat


dengan pori-pori (bagian luar) katalis. Artinya jika luas permukaan
semakin tinggi, maka akan diikuti dengan ukuran pori yang semakin kecil

½a
a

a ½a
a ½a
L = 6 a2 sp2 L = 8 x { 6 x (1/2 a x ½ a)} = 12 a2 ap2 7
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan aktivitas suatu katalis
menurut Satterfield (1980), adalah sebagai berikut :

1. Peracunan pada permukaan katalis (poisoning) yang menggambarkan


pengotoran oleh umpan (reaktan) sehingga mereduksi aktivitas katalis, yaitu
peristiwa teradsorpsinya reaktan pada situs aktif katalis yang terlalu kuat,
sehingga reaktan sangat stabil pada permukaan sehingga tidak cukup mudah
untuk mengalami reaksi lebih lanjut dan keadaan tersebut bersifat permanen.
Pada keadaan tersebut secara kuantitatif jumlah situs aktif katalis yang dapat
berinteraksi dengan umpan di permukaan katalis menjadi berkurang.

8
2. Reduksi dari situs aktif karena penggumpalan (sintering) pada permukaan
katalis atau migrasi, yaitu proses fisik bersifat irreversibel yang
menyebabkan penurunan luas permukaan katalis dan penurunan jumlah
situs aktif pada permukaan katalis.

3. Pengotoran (fouling) pada permukaan katalis karena adanya penutupan


secara fisik (physical blockage) seperti deposit kokas pada situs aktif katalis
yang selanjutnya dapat menyebabkan penurunan jumlah situs aktif katalis
sehingga berakibat permukaan katalis menjadi tidak atau kurang aktif
secara kuantitatif.

9
4. Situs aktif yang hilang (loss of active spesies) karena pengaruh temperatur
reaksi yang relatif tinggi

3. Rasio Si/Al dalam kerangka katalis


Rasio Si/Al dalam kerangka zeolit akan menentukan tingkat kepolaran dari zeolit
sebagai katalis. Zeolit dengan rasio Si/Al yang rendah pada framework akan
memiliki sifat lebih polar dibandingkan dengan zeolit yang memiliki rasio Si/Al
yang tinggi. Penggunaan zeolit sebagai katalis cenderung disesuaikan dengan
rasio Si/Al yang terdapat pada framework zeolit tersebut. Pada umumnya untuk
reaktan yang bersifat polar maka digunakan zeolit (sebagai katalis) yang
memiliki rasio Si/Al rendah dan sebaliknya, untuk jenis reaktan yang bersifat
non polar maka cenderung digunakan zeolit (sebagai katalis) yang memiliki rasio
Si/Al tinggi (Twaiq, 2003).
10
Peningkatan Al dalam framework zeolit
(rasio Si/Al berkurang) maka keasaman
turun (Costas, 2000)

Hubungan antara keasaman


dan rasio Si/Al katalis

11
4. Kristalinitas

Kristalinitas zeolit sebagai katalis atau sebagai pengemban sangat penting.


Sifat tersebut sangat berhubungan dengan jari-jari pori, volume pori dan
saluran serta keasaman yang terdapat dalam zeolit. Sifat kristalinitas zeolit
merupakan suatu ukuran kekuatan kisi kristal dalam mempertahankan
bentuk kristalnya. Secara umum sifat kristal sangat dipengaruhi oleh adanya
temperatur operasi yang terlalu tinggi. Peningkatkan stabilitas termal
terhadap zeolit sebagai katalis adalah dengan memberikan perlakuan
terhadapnya proses hidrotermal (Hamdan, 1992).

12
Terima kasih atas perhatiannya

13

Anda mungkin juga menyukai