Anda di halaman 1dari 44

Program Jaga Mutu

Akreditasi, Standar dan


Prosedur Penerapan Mutu
di Puskesmas
ISO 9001:2000
Akreditasi SMM
Puskesmas
Bagaimana
2000:
SPMKK Ke depan ?
Mutu klinis
1995 s.d sekarang
Quality Assurance
Perbaikan Mutu Standar Pelayanan Minimal
2004: indikator kinerja pelayanan minimal
yang harus dicapai

Penilaian Kinerja Puskesmas:


2000 (Otonomi daerah):
-Pencapaian hasil cakupan
-Manajemen puskesmas
-Mutu pelayanan
Stratifikasi Puskesmas
1980 (Pelita IV):
-Hasil kegiatan puskesmas
-Manajemen puskesmas
-Sumber daya
Kep Men Kes 128/2004
Kebijakan Dasar Puskesmas

Misi Puskesmas:
-Menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan
-Mendorong kemandirian hidup sehat
-Memelihara dan meningkatkan mutu,
pemerataan dan keterjangkauan yan kes
-Memelihara dan meningkatkan kesadaran Tujuan: Kecamatan
perorangan, kelompok, masyarakat, dan Meningkatkan Sehat:
lingkungan Kesadaran -Lingkungan sehat
Kemauan Visi -Perilaku sehat
Fungsi: Kemampuan -Cakupan yan bermutu
-Pusat Penggerak pembangunan Berwawasan Hidup Sehat -Derajat Kes
Kesehatan
-Pusat Pemberdayaan masyarakat
-Pusat Pelayanan Kesehatan
Strata Pertama
STRATEGI
MEMPERSIAPKAN
AKREDITASI
Persiapan Akreditasi Puskesmas

• Perlu komitmen
• Perlu fasilitator
• Perlu tenaga profesional
Komitmen

• Kepala Puskesmas & fungsional


• Tim mutu Puskesmas
• Staf lainnya

 Komitmen pimpinan, fungsional


dan seluruh karyawan Puskesmas
Tim Akreditasi Puskesmas

Tujuan Pembentukan:
Agar seluruh staf mampu memahami dan
melaksanakan proses pemenuhan standar,
pelayanan, kriteria, untuk penyiapan
dokumen akreditasi secara optimal
Tugas Tim Akreditasi

• Mempelajari & menguasai standar dan


prosedur pelayanan & melakukan self
assesment
• Mendorong & memonitor pemenuhan
standar & kriteria
• Motor/Fasilitator persiapan akreditasi
• Motor proses PDCA (Plan, Do, Check,
Action)
Bagan Organisasi Tim Akreditasi

Pimpinan
Puskesmas

Ketua Tim

Pokja Pokja Pokja Pokja


Pokja KIA Pokja Gizi Pokja P2P
Admen Yanmedik Kesling Promkes
Kelompok Kerja (POKJA)

• Sebagai fasilitator untuk mempersiapkan


akreditasi
• Penyusunan dokumen mutu (pedoman,
SOP, program, dll)  sesuai Pokja masing-
masing
• Anggota Pokja  sesuai lingkup/kriteria
yang diminta oleh masing-masing
pelayanan (unit kerja)
Tenaga Profesional (Tim Akreditasi)

Untuk Menyusun:
• Program
• Pedoman
• Prosedur (SOP)
• Instruksi Kerja
• dll
Langkah-langkah Persiapan Akreditasi
Puskesmas
• Membentuk Tim Akreditasi Puskesmas
• Desiminasi standar akreditasi ke seluruh jajaran
• Pelatihan akreditasi bagi seluruh karyawan
• Identifikasi apa yang diminta standar & kriteria yang paling
mudah dulu
• Susun SOP -2 sesuai yang diminta standar & kriteria
• Budayakan  TULIS YANG DIKERJAKAN & KERJAKAN
YANG DITULIS & BUKTIKAN
• Budayakan  PDCA (Plan, Do, Check, Action)
• Lakukan self assesment (Internal audit) secara teratur &
berkesinambungan
• Lakukan evaluasi & tindak lanjut setiap kegiatan
Self Assesment
• Mempelajari dengan teliti instrumen S.A, cara
memberikan penilaian & cara penetapannya
• Identifikasi satu per satu apa yang diminta
oleh instrumen untuk dipenuhi
• Cek apa yang sudah dipunyai Puskesmas
• Yang belum ada  dilengkapi, dilaksanakan &
dievaluasi
• Penilaian KO  Plan, Do, Check, Action
(PDCA) sudah dilaksanakan
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Gambaran umum untuk karyawan tentang. Cara kerja yang dil
akukan yang dapat dipakai sebagai
pegangan
bila terjadi perubahan staf dan dapat dipergunakan untuk
menilai efektifitas suatu sistem.
Tujuan dan Manfaat Prosedur
 Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu
 Untuk menghindari dari kesalahan - kesalahan dan
keraguan serta duplikasi dalam proses pelaksanaan
kegiatan
 Merupakan salah satu cara dan parameter dalam
meningkatkan mutu pelayanan
 Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber
daya secara efisien dan efektif
 Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari petugas terkait
 Melindungi yankes dan petugas bila terjadi kesalahan atau
dugaan malpraktek dan kesalahan administrasi lainnya
Syarat – Syarat

 Identifikasi kebutuhan
 Prosedur harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan beserta penjabat
 Proses dicatat sendiri, orang lain untuk
memberikan tanggapan
 Prosedur harus jelas, ringkas dapat
dilaksanakan
 Merupakan flow – chart dari suatu kegiatan
Langkah Penyusunan Prosedur
1. Persiapan :
 Inventarisasi unit kegiatan pelayanan,
 Invetarisasi fasilitas yang ada di unit kegiatan
( tenaga , alat, sarana dan prasarana ),
 Mengumpulkan bahan- bahan referensi.
2. Penyusunan :
 Pengorganisasian unit kegiatan,
 Pengambaran alur kegiatan
 Menetapkan kebutuhan fasilitas minimal,
 Menetapkan tujuan => mengacu pada standar
 output kegiatan dan kebutuhan pelanggan,
 Membuat prosedur pelaksanaan secara rinci
Prosedur yang Baik
 Tidak menggunakan kalimat majemuk
 Menggunakan bahasa yang dikenal oleh
pemakai
 Merupakan flow chart dari proses kegiatan
Standar
 Suatu pernyataan yang dapat diterima dan
disepakati tentang sesuatu ( Produk, Proses,
Kegiatan, Barang ) yang dipergunakan untuk
mengukur / menilai.
 Keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk
menjamin terselenggaranya pelayanan yang
bermutu
 Standar diperlukan untuk menjaga obyektifitas
dalam melaksanakan kegiatan terutama dalam
menetapkan masalah dan menilai hasil yang
dicapai
 Standar menjelaskan apa yang harus dicapai,
tingkat yang harus dicapai, persyaratan yang
harus dipenuhi agar dapat disebut bermutu
Standar dibedakan atas 3 macam:
 Standar struktur
 Standar proses
 Standar hasil
Harus selalu dilakukan monitoring dan evaluasi
secara obyektif dan berkesinambungan bila
ditemukan penyimpangan terhadap standar har
us segera dilakukan perbaikan
Kriteria
 Variabel yang dipilih sebagai indikator yang
relevan terhadap suatu pelayanan
 Variabel yang digunakan untuk mengukur dan
menyatakan bahwa suatu pelayanan dinilai baik
 Elemen yang dapat diukur dari suatu standar,
yang merupakan atribut dari struktur, proses da
n hasil
Syarat Kriteria/Variabel
 Achievable: dapat dicapai
 Measurable: dapat diukur
 Observable: dapat diamati
 Understandable: dapat dipahami dan dalam
penyataan yang spesifik dan sederhana
 Reasonable: masuk akal
Contoh Kriteria Struktur
 Formulir kajian asuhan kebidanan
 Formulir rencana keperawatan kebidanan
 Bidan memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan asuhan pertolongan
persalinan dasar
 Pedoman asuhan persalinan dasar
 Formulir partograf
 Petunjuk pengisian partograf
 Bidan kit
Contoh Kriteria Proses
 Bidan melakukan kajian asuhan kebidanan
 Bidan melakukan kajian yang
berkesinambungan tentang kondisi ibu bers
alin dengan menggunakan partograf
 Bidan membimbing ibu hamil pada saat terj
adi his
 Bidan membimbing ibu hamil untuk mengejan
pada saat proses persalinan berlangsung.
 Bidan melakukan pertolongan persalinan
(sesuai dengan pedoman asuhan persalinan
dasar)
 Bidan melakukan koordinasi dengan tenaga
kesehatan yang lain untuk perawatan
selanjutnya
Contoh Kriteria Hasil
 Rencana asuhan kebidanan terisi lengkap
 Partograf terlaksana dengan baik tanpa
komplikasi
 Ibu bersalin dan bayi dalam kondisi stabil
 Terdeteksi adanya resiko pada ibu dan bbl
sesudah persalinan
Format Standar Pelayanan
Topik : Disyahkan tgl :
Sub Topik : Revisi tgl :
Kel. Pelayanan : Disyahkan oleh :
Pernyataan standar
Struktur Proses Hasil

Kriteria Kriteria Kriteria


Kriteria Kriteria Kriteria
Kriteria Kriteria Kriteria
Langkah – langkah penyusunan stand
ar
 Fase Perumusan
Pilihan topik dan subtopik
Fase Perumusan Identifikasi kelompok sasaran
Menyusun pernyataan standar dan
kriteria,menerapkan standar

Memeriksa kembali kriteria


Fase audit Menyusun instrumen audit
Mengumpulkan data
Mengevaluasi hasil

Fase Perbaikan Meninjau kembali mengapa standar


Tdk.tercapai
Menyusun rencana perbaikan
Melakukan perbaikan
STANDAR Mengevaluasi ulang
Menilai kembali standar
Penulisan Standar
 Penetapan Topik
 Pemilihan Sub- sub topik
 Menetapkan kelompok sasaran
 Penetapan pernyataan standar
 Penetapan kriteria / tk struktur
Standar Pelayanan di Kamar Obat
STRUKTUR PROSES HASIL
1. Petugas: 1. Resep pasien dari 1. Pasien mendapatkan
 Asisten Apoteker BP/BP Gizi/KIA obat yang tepat
 Pengelola obat diterima di loket obat sesuai resep
2. Petugas membaca 2. Pasien tahu cara
2. Sarana resep dengan teliti pemakaian obat
 Meja-kursi 3. Apabila resep kurang dengan benar
 Lemari obat jelas atau obat yang 3. Obat tidak ada yang
 Obat-obatan diresepkan tidak ada tertukar dengan obat
 Mortir maka petugas harus pasien lain
 Plastik obat mengonsultasikan 4. Pasien puas
 Kertas puyer kepada petugas
 Kertas etiket pemberi resep
 Alat tulis
 Steples
STRUKTUR PROSES HASIL
 Buku pengeluaran 4. Bila resep telah jelas,
harian maka obat diracik
 Buku kunjungan resep dan dikemas ke
 Buku kunjungan dalam plastik obat
resep serta diberi etiket
 Buku bantu kamar yang bertuliskan
obat nama pasien, tanggal
dan cara pemberian
3. Metode 5. Obat diberikan
 Membaca resep kepada pasien
 Meracik obat dengan memberi
 Pemberian etiket petunjuk cara
 Menerangkan cara pemakaiannya sesuai
pemberian obat resep

4. Dana:
 APBD
 APBN
 JAMKESMAS
STRUKTUR PROSES HASIL
6. Setelah selesai
pelayanan petugas
menghitung dan mencatat
jumlah pengeluaran obat
di buku pengeluaran
harian
7. Setiap hari mencatat
jumlah kunjungan, resep
sesuai kelompok
kunjungan di buku
kunjungan resep
8. Resep disimpan sesuai
dengan kunjungan umum,
bpjs dan gratis sebagai
arsip
UNIT PELAYANAN DISYAHKAN OLEH
KAMAR OBAT KEPALA PUSKESMAS
Prosedur: dr. Ari Tejo
PELAYANAN NIP
PEMBERIAN OBAT
PADA PASIEN
NO: 01/PKM/QA/2018 Terbit ke 1 Tgl. 01 Januari 2018
I. TUJUAN : Menjadi acuan bagi petugas kamar ob
at dalam melaksanakan pekerjaannya
II. RUANG LINGKUP : Petugas kamar obat
III. URAIAN UMUM :
 Kamar obat merupakan bagian unit pela
yanan puskesmas
 Petugas kamar obat adalah asisten apoteker da
n petugas puskesmas yang telah dilatih
IV. PROSEDUR
1. Petugas kamar obat menerima resep pasien
dari BP/BP Gizi/KIA
2. Petugas membaca resep dengan teliti bila
petugas tidak jelas atau obat tidak tersedia
petugas mengkonsultasikan ke petugas
pemberi resep
3. Petugas meracik obat sesuai dengan resep
4. Petugas mengemas/membungkus obat
5. Petugas memberi etiket nama, tgl, pem
berian dan cara pemakaian obat pada plastik
obat
6. Petugas menyerahkan obat kepada pasien dan m
emberi petunjuk cara pemakaian obat
7. Petugas menghitung dan mencatat jumlah pe
ngeluaran obat di buku harian
8. Mencatat jumlah kunjungan resep sesuai k
elompok kunjungan BPJS, dll
9. Petugas menyimpan resep sesuai kelompok ku
njungan sebagai arsip
Mutu Dipandang dari 4 Sisi
 Mutu dari sudut pandang konsumen
 Mutu dari sudut pandang profesional
 Mutu dari sudut pandang manajemen
 Mutu dari sudut pandang pemilik
1. Mutu dari Sudut Pandang Konsumen
Langkah-langkah monitoring dan evaluasi dari
sudut pandang konsumen:
1. Menentukan deskripsi mutu menurut sudut
pandang klien, misal: melalui survei
2. Menetapkan indikator dan standar mutu
3. Menyusun alat ukur untuk tiap standar
4. Menganalisis hasil evaluasi untuk perencanaan
mutu selanjutnya
Beberapa pendekatan yang dipakai untuk m
engukur mutu dari sudut pandang konsumen:
1. Survei kuesioner
2. Interview
3. Diskusi kelompok
2. Mutu dari Sudut Pandang Profesional
Tahapan evaluasi dan monitoring mutu
menurut sudut pandang profesional:
1. Menentukan deskripsi mutu dari sudut pan
dang profesional.
2. Menetapkan standar dan indikator
3. Melakukan analisis dari data yg.dikumpulkan.
4. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil an
alisis
5. Melaksanakan rencana tindak lanjut
6. Mengkaji ulang RTL yang sudah dilakukan
3. Mutu dari Sudut Pandang Manajemen

 Pihak manajemen akan memandang mutu dari


sisi efektifitas dan efisiensi
4. Mutu dari Sudut Pandang Pemilik

 Bila pihak pemilik terlibat manajemen maka


akan memandang mutu dari sisi efektifitas dan
efisiensi juga.
23/01/2019 www.jpkm-online.net

Anda mungkin juga menyukai