Anda di halaman 1dari 14

ANATOMI HIDUNG

PRINCESA SOFIA SITANGGANG


1.Fissura orbitalis superior
2.Tuber frontale
3.Os nasale
4.Glabella
5.Septum nasi osseum
6.Arcus superciliaris
7.Incisura frontalis
8.Foramen supraorbitale
9.Margo supraorbitalis
10.Canalis opticus
11.Margo infraorbitalis
12.Fossa canina with
Foramen infraorbitale
13.Foramen zygomaticofaciale
14.Arcus zygomaticus
15.Ramus mandibulae
16.Angulus mandibulae
17.Corpus mandibulae
18.Foramen mentale
19.Protuberantia mentalis
20.Processus alveolaris maxillae
21.Apertura piriformis
ANATOMI HIDUNG LUAR
Bentuk hidung luar seperti piramid
dengan bagian-bagiannya dari
atas ke bawah :
1) pangkal hidung (bridge)
2) batang hidung (dorsum nasi)
3) puncak hidung (hip)
4) ala nasi
5) Kolumela
6) lubang hidung (nares anterior)
Ala nasi

Nares
ANATOMI HIDUNG LUAR
Kerangka tulang terdiri dari :
1) tulang hidung (os nasal)
2) prosesus frontalis os maksila
3) prosesus nasalis os frontal ;

sedangkan kerangka tulang rawan


terdiri dari beberapa pasang
tulang rawan yang terletak di
bagian bawah hidung, yaitu :
1) sepasang kartilago nasalis
lateralis superior
2) sepasang kartilago nasalis
lateralis inferior yang disebut
juga sebagai kartilago ala mayor
3) tepi anterior kartilago septum
ANATOMI HIDUNG DALAM
• Kavum nasi dibagi oleh
septum, dinding lateral
terdapat konka superior,
konka media, dan konka
inferior.
ANATOMI HIDUNG DALAM
• Celah antara konka
inferior dengan dasar
hidung dinamakan
meatus inferior
• Celah antara konka
media dan inferior
disebut meatus
media
• Sebelah atas konka
media disebut
meatus superior.
ANATOMI HIDUNG DALAM
1. Septum nasi
Septum membagi kavum nasi menjadi dua
ruang kanan dan kiri. Bagian posterior
dibentuk oleh lamina perpendikularis os
etmoid, bagian anterior oleh kartilago septum
(kuadrilateral), premaksila dan kolumela
membranosa; bagian posterior dan inferior
oleh os vomer, krista maksila, krista palatine
serta krista sfenoid.
2. Kavum Nasi
Terdiri dari :
1. Dasar hidung, dibentuk oleh prosesus palatine os
maksila dan prosesus horizontal os palatum.
2. Atap hidung, terdiri dari kartilago lateralis superior
dan inferior, os nasal, prosesus frontalis os maksila,
korpus os etmoid, dan korpus os sphenoid. Sebagian
besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang
dilalui oleh filament-filamen n.olfaktorius yang
berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius
berjalan menuju bagian teratas septum nasi dan
permukaan kranial konka superior.
3. Dinding lateral, dibentuk oleh permukaan dalam
prosesus frontalis os maksila, os lakrimalis, konka
superior dan konka media yang merupakan bagian dari
os etmoid, konka inferior, lamina perpendikularis os
platinum dan lamina pterigoideus medial.

4. Konka. Fosa nasalis dibagi menjadi tiga meatus oleh


tiga buah konka. Kadang didapatkan konka keempat
(konka suprema) yang teratas. Konka suprema, konka
superior, dan konka media berasal dari massa lateralis
os etmoid, sedangkan konka inferior merupakan tulang
tersendiri yang melekat pada maksila bagian superior
dan palatum.
5. Meatus superior atau fisura etmoid : celah
yang sempit antara septum dan massa lateral
os etmoid di atas konka media. Di atas
belakang konka superior dan di depan korpus
os sfenoid terdapat resesus sfeno-etmoidal,
tempat bermuaranya sinus sfenoid.
6. Meatus media. Lebih luas dibanding meatus
superior. Terdapat muara sinus maksila, sinus
frontal dan bagian anterior sinus etmoid.

Di balik bagian anterior konka media, pada


dinding lateral, celah berbentuk bulan sabit :
infundibulum.

Muara atau fisura berbentuk bulan sabit yang


menghubungkan meatus medius dengan
infundibulum : hiatus semilunaris.

Dinding inferior dan medial infundibulum


membentuk tonjolan berbentuk seperti laci :
prosesus unsinatus.

Di atas infundibulum, penonjolan hemisfer


yaitu bula etmoid yang dibentuk oleh salah
satu sel etmoid.

7. Meatus Inferior. Terbesar di antara ketiga


meatus, mempunyai muara duktus
nasolakrimalis yang terdapat kira-kira antara 3
sampai 3,5 cm di belakang batas posterior
nostril.
8. Nares. Tiap nares posterior bagian bawahnya
dibentuk oleh lamina horisontalis palatum,
bagian dalam oleh os vomer, bagian atas oleh
prosesus vaginalis os sfenoid dan bagian luar oleh
lamina pterigoideus.

Di bagian atap dan lateral dari rongga hidung


terdapat sinus yang terdiri atas sinus etmoid,
frontalis, sphenoid, dan sinus maksilaris (sinus
paranasal terbesar di antara lainnya, berbentuk
piramid yang irregular dengan dasarnya
menghadap ke fossa nasalis dan puncaknya
menghadap ke arah apeks prosesus zygomatikus
os maksilla).
9. Kompleks ostiomeatal
(KOM) adalah bagian
dari sinus etmoid
anterior yang berupa
celah pada dinding
lateral hidung. Pada
potongan koronal sinus
paranasal gambaran
KOM terlihat jelas yaitu
suatu rongga di antara
konka media dan lamina
papirasea.

Anda mungkin juga menyukai