Pemberian obat-obatan
Sesuai dengan kinerja jantung yang terganggu, obat-
obatan untuk meningkatkan curah jantung dapat
berupa obat-obatan inotropik, diuretik, dan obat-
obatan vasodilator
Inotropik
Dopamin dan dobutamin
Dopamin maupun dobutamin bersifat
simpatomimetik sehingga meningkatkan curah
jantung, tekanan darah, dan denyut jantung.
Dosis dopamin (IV drip) biasanya 5-10
mg/kgBB/menit.
Dosis dobutamin (IV drip) yang direkomendasikan
adalah 5-8 mg/kgBB/menit.
Digoksin
Pada kasus gagal jantung, digoksin diberikan untuk
meningkatkan kontraksi miokardium.
Sebelum pemberian digoksin harus dilakukan
pemeriksaan EKG terlebih dahulu terutama untuk
melihat irama jantung dan interval PR
Milrinion
Milrinon termasuk dalam penghambat fosfodiestrase-
3 (phosphodiestrase 3/ PDE-3) yang bekerja dengan
cara menghambat hidrolisis 3’5’ siklik adenosin
monofosfat (cyclic AMP) intraselular.
Dengan meningkatnya cAMP di dalam sel akan
meningkatkan vasodilatasi perifer dan koroner,
meningkatkan kontraktilitas miokardium, dan
meningkatkan fungsi relaksasi miokardium.
Pemberian obat ini diawali dengan bolus 75 µg/kg
diikuti pemberian perinfus kontinu dengan dosis 0,5
µg/kg/menit sampai 0,75 µg/kg/menit.
Diuretik
Furosemid
Furosemid menghambat reabsorpsi air dan natrium di
ginjal sehingga mengurangi beban volume sirkulasi
sehingga mengurangi preload jantung.
Furosemid biasanya dipakai pada anak dengan dosis
1-2 mg/kgBB/hari.
Antagonis aldosteron
Pada penderita gagal jantung, kadar serum aldosteron
meningkat secara bermakna.
Aldosteron menyebabkan cairan yang sudah disekresi di
ansa henle akan direabsorpsi kembali di tubulus distal.
Pemberian spironolakton, suatu diuretik inhibitor
aldosteron akan mengefektifkan kerja furosemid dengan
jalan mencegah reabsorpsi cairan di tubulus distal.
Di samping itu, spironolakton bersifat menahan kalium
sehingga jika digunakan bersamaan dengan furosemid,
deplesi kalium akan dicegah.
Syok Septik
Sepsis merupakan penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman-kuman
atau bahan-bahan yang berasal dari atau dibuat oleh kuman-kuman.
Etiologi
Bakteri gram negatif 70% (Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, Enterobakter,
E. choli, Proteus)
Bakteri gram positif 20-40% (Stafilokokus aureus, Stretokokus, Pneumokokus)
Infeksi jamur dan virus 2-3% (Dengue Hemorrhagic Fever, Herpes viruses),
protozoa (Malaria falciparum)
Pada kultur yang sering ditemukan adalah Pseudomonas, disusul oleh
Stapilokokus dan Pneumokokus.
Syok septik sering terjadi pada:
Bayi baru lahir
Usia diatas 50 tahun
Penderita gangguan sistem kekebalan.