Anda di halaman 1dari 29

Stadium Syok

 Syok awal / Syok Terkompensasi


Pada syok awal yang diikuti dengan hipoperfusi, mekanisme kompensasi
pada sistem saraf simpatik diaktifkan melalui pelepasan katekolamin dari
kelenjar adrenal dengan hasil peningkatan denyut jantung dan resistensi
vaskuler sistemik.
 Syok tidak terkompensasi
 Syok ini terjadi ketika mekanisme kompensasi gagal untuk
mempertahankan tekanan darah, dan memenuhi kebutuhan
metabolik jaringan.
 Syok irreversibel / syok refrakter
 Jika hipoperfusi organ - organ dan jaringan menetap, pasien akan
berkembang menjadi syok ireversibel - sebuah titik tanpa arah
balik, yang mana berhubungan dengan kegagalan fungsi organ
vital dan ketidakmampuan untuk memperbaiki
Syok Kardiogenik

Definis

 Syok kardiogenik adalah gangguan fungsi sirkulasi
mendadak dan kompleks yang mengakibatkan
hipoksia jaringan akibat berkurangnya curah jantung
pada keadaan volume intravaskular yang cukup.
 Gangguan fungsi

sistolik mengakibatkan curah
jantung akan menurun yang akan menimbulkan
asidosis, aliran darah ke ginjal berkurang, dsb.
 Akibat gangguan fungsi diastolik, darah dari paru
atau sistemik tidak dapat mengalir ke jantung
sehingga terjadi bendungan di paru dan sistemik
sehingga timbul sesak napas, edema di tungkai, dan
tekanan vena jugular yang meningkat
Etiologi

 Pada bayi baru lahir, syok kardiogenik dapat disebabkan
oleh:
 Penyakit jantung bawaan (PJB) yang mengakibatkan
berberkurangnya curah jantung dan hipotensi sistemik:
hypoplastic left heart syndrome, stenosis aorta, interrupted
aortic arch, koarktasio aorta berat, anomali arteri koroner.
 Kelainan otot jantung akibat hipoksia dan asidosis berat
pada asfiksia intrapartum.
Etiologi
 Pada bayi dan anak:

 Obstruksi ekstrinsik dan intrinsik pada jalan masuk dan jalan keluar
jantung: tension pneumothorax, hemoperikardium,
pneumoperikardium, efusi perikardium.
 Kelainan otot jantung: miokarditis (virus, autoimun), kardiomiopati
primer atau kardiomiopati sekunder (hipertiroid, kelainan metabolik-
defisiensi karnitin), penyakit neuromuskular dan akibat penggunaan
obat kardiotoksik.
 Kelainan metabolik: hipoglikemia berat, insufisiensi adrenal.
 Kelainan irama jantung: takikardia supraventrikel, takikardia
ventrikel, fibrilasi ventrikel, blok AV komplit, long QT syndrome.
 Pasca operasi jantung
Diagnosis
 Akibat

berkurangnya curah jantung tubuh akan
melakukan kompensasi dengan cara takikardia,
vasokonstriksi, retensi cairan dan garam, dan melepaskan
hormon-hormon tertentu.
 Secara klinis anak tampak pucat, lemas, badan dingin,
takikardia, hipotensi, berkurangnya perfusi perifer, akral
dingin, asidosis dan oliguria serta penurunan kesadaran.
 Pemeriksaan auskultasi jantung bisa ditemukan murmur
jika kelainan dasarnya adalah penyakit jantung bawaan.
Tatalaksana

 Penatalaksanaan syok kardiogenik ditujukan untuk
meningkatkan curah jantung dengan cara
memperbaiki kinerja jantung yaitu mengurangi
preload, mengurangi afterload, meningkatkan
kontraktilitas miokardium, dan menurunkan laju
jantung
Penatalaksanaan secara umum

 Tata laksana syok



kardiogenik secara umum
meliputi:
 Pemasangan infus untuk memberikan bolus cairan 10
mL/kg untuk mengisi pembuluh darah yang kolaps.
 Koreksi keseimbangan asam-basa dan elektrolit
 Pemasangan kateter vena sentral untuk mengukur
tekanan vena sentral
Penatalaksanaan secara spesifik

 Pemberian obat-obatan

 Sesuai dengan kinerja jantung yang terganggu, obat-
obatan untuk meningkatkan curah jantung dapat
berupa obat-obatan inotropik, diuretik, dan obat-
obatan vasodilator
Inotropik

 Dopamin dan dobutamin
 Dopamin maupun dobutamin bersifat
simpatomimetik sehingga meningkatkan curah
jantung, tekanan darah, dan denyut jantung.
 Dosis dopamin (IV drip) biasanya 5-10
mg/kgBB/menit.
 Dosis dobutamin (IV drip) yang direkomendasikan
adalah 5-8 mg/kgBB/menit.
 Digoksin
 Pada kasus gagal jantung, digoksin diberikan untuk
meningkatkan kontraksi miokardium.
 Sebelum pemberian digoksin harus dilakukan
pemeriksaan EKG terlebih dahulu terutama untuk
melihat irama jantung dan interval PR
 Milrinion
 Milrinon termasuk dalam penghambat fosfodiestrase-
3 (phosphodiestrase 3/ PDE-3) yang bekerja dengan
cara menghambat hidrolisis 3’5’ siklik adenosin
monofosfat (cyclic AMP) intraselular.
 Dengan meningkatnya cAMP di dalam sel akan
meningkatkan vasodilatasi perifer dan koroner,
meningkatkan kontraktilitas miokardium, dan
meningkatkan fungsi relaksasi miokardium.
 Pemberian obat ini diawali dengan bolus 75 µg/kg
diikuti pemberian perinfus kontinu dengan dosis 0,5
µg/kg/menit sampai 0,75 µg/kg/menit.
Diuretik
 Furosemid

 Furosemid menghambat reabsorpsi air dan natrium di
ginjal sehingga mengurangi beban volume sirkulasi
sehingga mengurangi preload jantung.
 Furosemid biasanya dipakai pada anak dengan dosis
1-2 mg/kgBB/hari.
 Antagonis aldosteron
 Pada penderita gagal jantung, kadar serum aldosteron
meningkat secara bermakna.
 Aldosteron menyebabkan cairan yang sudah disekresi di
ansa henle akan direabsorpsi kembali di tubulus distal.
 Pemberian spironolakton, suatu diuretik inhibitor
aldosteron akan mengefektifkan kerja furosemid dengan
jalan mencegah reabsorpsi cairan di tubulus distal.
 Di samping itu, spironolakton bersifat menahan kalium
sehingga jika digunakan bersamaan dengan furosemid,
deplesi kalium akan dicegah.
Syok Septik


 Sepsis merupakan penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman-kuman
atau bahan-bahan yang berasal dari atau dibuat oleh kuman-kuman.

 Etiologi
 Bakteri gram negatif 70% (Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, Enterobakter,
E. choli, Proteus)
 Bakteri gram positif 20-40% (Stafilokokus aureus, Stretokokus, Pneumokokus)
 Infeksi jamur dan virus 2-3% (Dengue Hemorrhagic Fever, Herpes viruses),
protozoa (Malaria falciparum)
 Pada kultur yang sering ditemukan adalah Pseudomonas, disusul oleh
Stapilokokus dan Pneumokokus.
 Syok septik sering terjadi pada:

 Bayi baru lahir
 Usia diatas 50 tahun
 Penderita gangguan sistem kekebalan.

 Sindrom respon inflamasi sitemik (SIRS)


yaitu respon tubuh terhadap inflamasi sistemik mencakup 2 atau lebih
keadaan berikut:
 Suhu > 38 0C
 Frekuensi jantung > 90 kali/menit
 Frekuensi nafas > 20 kali/menit atau PaCO2 < 32 mmHg
 Leukosit darah > 12.000/ mm3, < 4000/mm3 atau stab > 10%

 Sepsis berat merupakan sepsis yang disertai dengan disfungsi organ,
hipoperfusi atau hipotensi termasuk asidosis laktat, oliguria dan
penurunan kesadaran.

 Sepsis dengan hipotensi merupakan sepsis dengan tekanan darah sistolik


<90 mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik >40 mmHg dan tidak
ditemukan penyebab hipotensi

 Renjatan septik merupakan sepsis dengan hipotensi meskipun telah


diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan vasopressor
untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
SIRS Sepsis Severe Sepsis Septic Shock

• Temp • SIRS • Sepsis • Sepsis


instability • Infection • Hypotension • Hypotension
• Tachycardia (presumed • End organ after 40
• Tachypnea or known) dysfunction ml/kg
• WBC ↓ or ↑, • Pressor
bands requirement
• Further
evidence of
low
perfusion
(lactate,
oliguria,
AMS)
Septic Shock: “Warm Shock”

 Early, compensated, hyperdynamic state
 Clinical signs
 Warm extremities with bounding pulses, tachycardia,
tachypnea, confusion.
 Physiologic parameters
 widened pulse pressure, increased cardiac ouptut and mixed
venous saturation, decreased systemic vascular resistance.
 Biochemical evidence:
 Hypocarbia, elevated lactate, hyperglycemia
Septic Shock: “Cold Shock”

 Early, compensated, hyperdynamic state
 Clinical signs
 Warm extremities with bounding pulses, tachycardia,
tachypnea, confusion.
 Physiologic parameters
 widened pulse pressure, increased cardiac ouptut and mixed
venous saturation, decreased systemic vascular resistance.
 Biochemical evidence:
 Hypocarbia, elevated lactate, hyperglycemia


Cold Shock rapidly progresses to mutiorgan system
failure or death if untreated
 Multi-Organ System Failure: Coma, ARDS, CHF, Renal
Failure, Ileus or GI hemorrhage, DIC
 More organ systems involved, worse the prognosis
 Therapy: ABCs, fluid
 Appropriate antibiotics, treatment of underlying cause
Tatalaksana
 Jaga Patensi Pernafasan

 Cairan resusitasi
 Resusitasi cairan dilakukan dengan bolus kristaloid
sebanyak 20 hingga 60 mL/kg dalam 10 menit sambil
mengevaluasi ada tidaknya kelebihan cairan (fluid
overload) dengan cara melakukan perabaan hati atau
mendengar ronkhi secara berulang-ulang.11 Bila ditemukan
tanda kelebihan cairan, pemberian cairan resusitasi
dihentikan.
 Inotropik dan obat vasoaktif
 Bila syok belum teratasi dengan pemberian cairan yang
adekuat, maka dapat digunakan obat-obatan inotropik dan
vasoaktif. Pemilihan obat inotropik dan vasoaktif dilakukan
berdasarkan gambaran klinis masing-masing pasien.
 Dobutamin  Anak dengan penurunan curah jantung dan
peningkatan resistensi vaskular sistemik dapat
bermanifestasi dengan akral dingin, penurunan produksi
urine dan tekanan darah yang normal
 Vasodilatortekanan darah normal namun curah jantung
tetap rendah dan resistensi vaskular sistemik tetap tinggi
 EpinefrinBila terjadi hipotensi setelah pemberian
dobutamin dan vasodilator
 Eradikasi infeksi
 Sepsis hanya dapat diatasi jika kuman penyebab
infeksi dapat dieradikasi.
 Pemberian antibiotika yang tepat atau upaya lain
untuk menghilangkan sumber infeksi sangat penting.
 Pemilihan antibiotik harus mempertimbangkan usia
pasien, pola resistensi, dan faktor lain sesuai dengan
diagnosis kerja.
 Sebelum antibiotik diberikan harus dilakukan
pengambilan spesimen untuk keperluan diagnostik,
antara lain kultur darah dan kultur urin.1

Anda mungkin juga menyukai