Preseptor:
Dr. Novialdi, Sp. THT–KL (K), FICS
BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
2018
Tonsil terbagi menjadi 3 bagian yaitu tonsil
a faringeal, tonsila palatina dan tonsila ling
ual
Terletak di rongga faring (nasofaring dan or
ofaring)
Ke 3 bagian tonsil tersebut membentuk se
buah bangunan berbentuk cincin yang din
amakan Cincin Waldeyer (Waldeyer’s Ring)
Mendapat perdarahan dari a. palatina mino
r, a. palatina asendens, cabang tonsil a. maksil
a eksterna, a. faring desendens dan a. lingualis
dorsal.
O Definisi:
Keluarnya leukosi
Detritus terbent
t polimorfonuklea
uk
r
Detritus merupakan k
umpulan leukosit, ba Detritus men
kteri yang mati dan gisi kripta
epitel yang terlepas
• Nyeri tenggorok
• Nyeri menelan Pada pemeriksaan ditemu
• Demam dengan suhu tubuh kan:
tinggi OPembengkakan tonsil
• Rasa lesu OTonsil terlihat hiperemis
• Tidak nafsu makan dan adanya detritus berbe
• Nyeri telinga (otalgia) ntuk folikel/lakuna/tertut
up membran semu
ONyeri tekan dan bengkak
pada kelenjar submandibu
la
Merupakan peradangan kronis Tons
ila Palatina setelah serangan akut y
ang berulang atau infeksi subklinis. T
onsilitis berulang banyak terdapat p
ada anak-anak, yang diantara sera
ngan infeksi tonsil dapat terlihat seh
at atau dapat juga terlihat membe
sar.
Epitel mukosa to
Proses radang ber
nsil dan jaringan
ulang
limfoid terkikis
Perlekatan dengan ja
ringan sekitar fosa ton
silaris
• Rasa mengganjal • Pada pemeriksaa
di tenggorok n didapatkan:
• Rasa kering di ten • Tonsil membesar
ggorok dengan permukaa
• Nafas berbau n yang tidak rata,
• Tidur mengorok kriptus melebar d
an beberapa kripti
terisi oleh detritus
T0 = tonsil masuk di dalam f
osa/ post tonsilektomi
T1 = Tonsil masih berbatas d
alam fosa tonsilaris, belu
m melewati pilar posteri
or
T2 = pembesaran tonsil sud
ah melewati pilar posteri
or tetapi belum masuk g
aris paramedian
T3 =pembesaran tonsil bera
da diantara garis param
edian dengan garis medi
an
T4 = pembesaran tonsil mel
ewati garis mediana
O Anamnesis=
Adanya keluhan rasa sakit di tenggorok, ny
eri menelan, rasa mengganjal pada tengg
orok, nafas berbau, terkadang ada dema
m, malaise
O Pemeriksaan Fisik=
Tampak tonsil membesar dengan adanya hi
pertrofi dan jaringan parut. Tampak kripti m
elebar dan terisi oleh detritus
O Pemeriksaan Penunjang=
Kultur dan uji resistensi dari sediaan apus tons
il
• Pengobatan pasti untuk tonsilitis kro
nik adalah dengan pengangkatan to
nsil (tonsilektomi diseksi), dengan at
au tanpa pengangkatan adenoid.
• Dilakukan apabila terapi konservatif
maupun terapi medikamentosa deng
an antibiotika spektrum luas tidak b
erhasil.
Faringitis adalah penyakit inflamasi
dari mukosa dan submukosa pada ten
ggorok, Jaringan yang terkena meliputi
orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil,
dan adenoid.1
2. Faringitis kronik
Faringitis kronik hiperplastik
Faringitis kronik atrofi
3. Faringitis spesifik
Faringitis luetika
Faringitis tuberkulosis
1. Faringitis Viral
Gejala: demam, rinorea, mual, nyeri tenggorok, sulit
menelan
PF: faring dan tonsil hiperemis
Stadium sekunder
Stadium Guma
2. Faringitis
Tuberkulosa
Gejala: keadaan umum pasien buruk kar
ena anoreksia dan odinofagia. Pasien m
engeluh nyeri yang gebat di tenggorok,
nyeri di telinga atau otalgia serta pembe
saran kelenjar limfa servikal
Terapi: OAT
Rongga laring:
Batas atas: aditus laring
Batas bawah: bidang yang melalui ping
gir bawah kartilago krikoid
Batas depan: permukaan belakang epig
lottis, tuberkulum epiglotic, ligamentum ti
roepiglotic, sudut antara kedua belah la
mina kartilago tiroid dan arkus kartilago k
rikoid
Batas lateral: membran kuadranagularis,
kartilago aritenoid, konus elasticus, dan
arkus kartilago krikoid
Batas belakang: M.aritenoid transverses
dan lamina kartilago krikoid.
Posterior
Commissure
True
Vocal
Cords
Ventricle
False
Vocal
Cords
Anterior Aryepiglottic
Commissure Fold
Fungsi Laring:
Fungsi proteksi
Fungsi respirasi
Membantu proses menelan
Fungsi fonasi
Laringitis merupakan suatu proses infla
masi pada laring yang dapat terjadi baik
akut maupun kronik.1