Anda di halaman 1dari 63

Company

LOGO

Mekanika Fluida II
Jurusan Teknik Mesin
FT. UNIMUS

Pertemuan: 5 Julian Alfijar, ST


Aliran Kompresibel

Termodinamika Reviu :
 Udara mengalir melalui saluran pendek
dengan penampang konstan didinginkan
dengan Nitrogen cair. Tentukan : Entalpi,
energi dalam, dan entropi, jika diketaui :
T1= 440oC, P1= 188 kPa (absolut), V1= 210
m/sec, T2= 351 oK, P2 = 213 kPa (absolut)
dan m = 0.15 kg/sec.
Aliran Kompresibel

h  C p T2  T1   1 kg.K
kJ
 351  440K  -89 kJ/kg
u  Cv T2  T1   0.717 kg.K
kJ
 351  440K  -63 kJ/kg
T2 P2  kJ  351    2.13 105 
s  C p . ln  R. ln  1 kg.K . ln    0.717 kg.K . ln 
kJ

5    262 kJ

 1.88 10 
kg.K
T1 P1   440  

Ingat kembali :
Persamaan Termodinamika I dan II
Aliran Kompresibel

Kecepatan Suara
 Parameter untuk mengkarakteristikkan aliran
kompresible adalah ANGKA MACH “M”.
 ANGKA MACH : perbandingan kecepatan aliran lokal
(V) dengan kecepatan suara lokal (c) atau M = V/c.
 dengan :

c  k .R.T
Aliran Kompresibel

 ANGKA MACH :
 M < 0.3 : KOMPRESIBEL
M<1 : SUBSONIK
M>1 : SUPERSONIK
 0.9 < M < 1.1 : TRANSONIK
M≥5 : HYPERSONIK
Aliran Kompresibel
 Contoh :

P1 = 350 kPa (abs) P02 = 385 kPa (abs)


T1 = 60oC FLOW T02 = 350oK
V1 = 183 m/sec M2 = 1.3

1 2

Hitung : M1, P01, T01, P2 dan T2


Aliran Kompresibel
V1
M1 
c1

c1  k .R.T  1.4  287 kg.K
N.m
 273  60 K  N.sec
kg.m
2 
 366 sec
m

183
M1   0 .5
366

 
k
P01  k  1 2  k 1

M 1   1  0.2  0.5
3.5
 1   1.186
2

P1  2 
P1  1.186  350 kPa   415 kPa
T01  k  1 2 
 1  M 1   1.05
T1  2 
T1  1.05  333 K   350o K
Aliran Kompresibel

 
k
P02  k  1 2  k 1

M 2   1  0.2  1.3
3.5
 1   2.77
2

P2  2 
385 kPa
P2   139 kPa (absolut)
2.77
T02  k  1 2 
 1  M 2   1.338
T2  2 
350o K
T2   262o K
1.338
Aliran Kompresibel

Garis Fanno : ENTROPI selalu


bertambah searah dengan arah aliran
yang disebabkan oleh gesekan
sehingga sifat aliran berubah sepanjang
aliran.
 Garis Fanno digunakan untuk mengetahui
karakteristik aliran dan untuk menggambar
kan Ts diagram proses.
Aliran Kompresibel
 Garis Fanno :

M<1

M=1

M>1
Aliran Kompresibel
Efek gesekan terhadap karakteristik aliran : Garis Fanno

Sifat Subsonik Supersonik Keterangan


Temperatur staknasi, To Konstan Konstan Persamaan energi
Entropi, s Bertambah Bertambah Hk. Termodinamika II
Tekanan staknasi, P o Berkurang Berkurang
Temperatur, T Berkurang Bertambah
Kecepatan, V Bertambah Berkurang Persamaan energi
Angka Mach, M Bertambah Berkurang
Densitas,  Berkurang Bertambah Persamaan kontinuitas
Tekanan, P Berkurang Bertambah Persamaan keadaan
Aliran Kompresibel

 Contoh : diketahui udara melalui tabung


yang diisolasi. Udara tersebut berasal dari
sumbu ruang besar yang dihisap melalui
converging nozzle yang permukaan sangat
halus. Hitung : M, Po2 dan gaya pada
dinding saluran.
Aliran Kompresibel

To = 296 K FLOW D = 7.16 mm


Po = 101 kPa (abs)

1 2
P1 = 98.5 kPa (abs) T2 = 287 K
Aliran Kompresibel
k
P01  k  1 2  k 1
 1  M1 
P1  2 
1 1
   
k 1
 
2
  5 0.286
   2

1.0110
M 1    01   1   
k
2 P 2
    1   0.190
 k  1  P1     0.4  9.85 10  
4
   


T01 296 K
T1    294 K
k  1 2 1  0.2  0.190 2
1 M1
2
Untuk gas ideal :
P N kg.K 1 kg
1  1  9.85 10 4 2    1.17 3
R.T1 m 287 N.m 294 K m
1

 N.m kg.m  2
m
V1  M 1c1  M 1 k .R.T1  0.19  1.4 187  294 K    65.3
 kg.K N.sec  sec
 .D 2  7.16 10 3  m 2
2

A1  A    4.03 10 5 m 2
4 4
Aliran Kompresibel
Dari Persamaan Kontinuitas :
kg m 3 kg
m  1.V1. A1  1.17  65 . 3  4. 03  10 5
m 2
 3 .08  10
m3 sec sec
Aliran adiabatis dan terjad i gesekan, To adalah konstan, jadi :
T02  T01  296 K
selanjutny a :
T02 k 1 2
 1 M2
T2 2
1 1
 2  T02    2  296  
2 2

M 2     1      1   0.396
 k  1  T2    0.4  287  
1

 kg.m  2

V2  M 2 c2  M 2 k .R.T2  0.396 1.4  287


N.m m
 287 K    134
 kg.K N.sec 2  sec
Aliran Kompresibel
Dari Persamaan Kontinuitas :
1.V1   2 .V2
V1 kg 65.3 kg
 2  1  1.17 3   0.570 3
V2 m 134 m
dan

 
k

 k 1 2  k 1

M 2   4.70 10 4 Pa 1  0.2  0.396


3.5
P02  P2 1   52.4 kPa (abs)
2

 2 
Dengan Persamaan Momentum :

Fsx  FBx   Vx  .dV   Vx
t cv cs

Asumsi :
1. FBx  0
2. Aliran Steady
3. Aliran Uni form pada setiap penampang
Aliran Kompresibel
Selanjutnya :
 Fs  P1 A  P2 A  V1  1V1 A   V2   2V2 A   mV2  V1 
dan
 F f  P2  P1 A  mV2  V1 
m N.sec 2
 F f  4.70  9.8510 2  4.03 10 m  3.08 10 134  65.3 
N 4 5 2 3 kg

m sec sec kg.m


atau
F f  1.86 N (kearah kanan)
Aliran Kompresibel
Garis REYLEIGHT :
sama dengan Garis
Fanno, untuk
mengetahui
karakteristik aliran
dan untuk
menggambar kan Ts
diagram proses
Aliran Kompresibel
GARIS RAYLEIGH
Aliran Kompresibel

Dari gambar :
 Temperatur maksimum (M = 1/√3)
 Entropi maksimum (M = 1)
 Untuk aliran M > 1 atau M < 1 pemanasan
menyebabkan T naik, pada proses pendinginan T
turun.
 Pada 1/√3 < M < 1, penambahan menyebabkan
temperatur aliran turun, sebaliknya pengeluaran
panas menyebabkan temperatur aliran naik
Aliran Kompresibel
Efek perpindahan panas terhadap karakteristik aliran :
Garis Rayleigh
Aliran Kompresibel
Berkurangnya Tekanan Staknasi disebabkan oleh
Pemanasan
Aliran Kompresibel

Contoh : udara mengalir tanpa gesekan


dalam suatu saluran yang berpenampang
konstant seperti pada gambar. Hitung :
Property di titik 2, Q/dm, s dan sketsa
diagram Ts.
CV T1 = 600 R
y P1 = 20 psia
Flow P2 = 10 psia
V1 = 360 ft/s A1
x
= A2 = 0.25 ft2
1 Q/dm 2
Aliran Kompresibel

P1 lbf in 2 lbm.R 1 lbm


1   20 2 144 2    0.0901 3
R.T1 in ft 53.3 ft.lbf 600 R ft
in 2 ft 3
V2  20  10  2 144 2 
lbf sec lbm slug.ft ft ft
  32 .2   360  1790
in ft 0.0901 lbm
ft 3
360 ft slug lbf.sec 2 sec sec
V1 lbm  360  lbm
 2  1  0.0901 3    0.0181 3
V2 ft  1790  ft
P2 lbf in 2 ft 3 lbm.R
T2   10 2 144 2    1490 R
 2 .R in ft 0.0181 lbm
ft 3
53.3 ft.lbf
ft V 1790
c2  k .R.T2  1890 ; M2  2   0.947
sec c2 1890
 k 1 2 
T02  T2 1  
M 2   1490 R 1  0.20.947   1760 R
2

 2 
k

T  k 1 3.5
 1760 
P02  P2  02   10 psia    17.9 psia
 T2   1490 
Aliran Kompresibel

Q 1
 Q  cpT02  T01 
dm m
 k 1 2 
T01  T1 1  M1 
 2 
ft V1 360
c1  k .R.T1  1200 ; M1    0.3
sec c1 1200
 
T01  600 R  1  0.20.3  611 R
2

Q
 0.240
Btu
1760  611  276 Btu
dm lbm.R lbm
Aliran Kompresibel
k

T  k 1 3.5
 611 
P01  P1  01   20 psia    21.3 psia
 1
T  600 
 1490   10 
  0.240  0.171
Btu Btu Btu
s  0.240  ln   ln    0.266
lbm.R  600  lbm.R  20  lbm.R

T P02
T02

Secara umum tekanan


staknasi berkurang
P01 2 karena dipanaskan,
T01 dan bertambah karena
pendinginan.

1
s
Company
LOGO
Company
LOGO

Mekanika Fluida II
Jurusan Teknik Mesin
FT. UNIMUS

Pertemuan: 6 Julian Alfijar, ST


Drag dan Lift

Drag (Gaya Seret) : komponen gaya


aliran yang bekerja pada suatu body
yang sejajar dengan arah gerakan.
 Gaya seret yang terjadi pada suatu benda
dalam aliran fluida merupakan fungsi :
FD = f (d, V, µ, )
 Tinjauan : friction drag, pressure drag,
friction and pressure drag.
Drag dan Lift
Friction Drag (gaya seret karena
gesekan).
Drag   w.dA
plate surface
Persamaan Umum : dan :
FD PS .dA
CD  
1
2  .
V 2
. A 1
2  .
V 2
.A
Drag dan Lift

Variasi CD dan angka Re


untuk bidang rata yang
halus dan sejajar aliran.
Drag dan Lift
Drag dan Lift
Pressure Drag.
 Untuk bidang yang tegak lurus arah aliran,
gaya geser tidak terjadi.

 P.dA
Persamaan Umum :
FD 
surface
Drag dan Lift

Distribusi tekanan
sekeliling bola untuk
aliran laminar dan
turbulen dan
dibandingkan terhadap
aliran invisid.
Drag dan Lift
Drag dan Lift
Drag dan Lift
Data CD untuk beberapa objek :
Drag dan Lift
Drag dan Lift
Drag dan Lift
Drag dan Lift
Friction & Pressure Drag.
 Bentuk permukaan yang mengalami friction &
pressure drop adalah silinder dan permukaan
berbentuk bola.
Drag dan Lift

a. Laminar
b. Turbulen
Drag dan Lift

Contoh : cerobong asap dengan


dimensi D = 1m, L = 25 m terkena
tiupan angin dengan kecepatan 50
km/jam pada kondisi udara standar.
Hitung : bending momen yang terjadi
pada pangkal cerobong.
Drag dan Lift

D=1m

P = 101 kPa
FD
T = 15oC
L = 25 m

L/2
Drag dan Lift
FD
CD   F  1
 .
V 2
. A.C D

1 2 D 2
2 .V . A
km m jam m
V  50 103   13.9
jam km 3600 sec
Untuk udara standar :
kg kg
  1.23 3 ,   1.78 10-5
m m.sec
 .V .D 1.23 m3  13.9 sec 1 m
kg m
Re    9.61 105
 1.78  10 m.sec
-5 kg

Berdasarka n gambar : C D  0.35


Gaya resultan angin diasumsika n bekerja ditengah
tengah cerobong :
L L2
M o  FD    .V 2 . A.C D
2 4
M o  25 1.23 mkg3  13.9 sec  1 m  0.35  N.sec
1
kg.m  1.30  N.m
2 m 2 2

4
Drag dan Lift

Contoh : sebuah mobil dengan berat


1600 lbf, bergerak dengan kecepatan
240 mph direm dengan menggunakan
parasut, dengan luas penampang
parasut 25 ft2, CD = 1.2, pressure drag
diabaikan dan udara = 0.0024 slug/ft3.
Hitung : waktu yang diperlukan mobil
untuk mencapai kecepatan 100 mph.
Drag dan Lift

t
Vo  V f  2  W
V f .Vo  C D    A  g
ft 3
 
t  240  100 mph  2 1600 lbf 
1

jam 1
  
1
100 mph 240 mil 2 0.0024 slug 25 ft 2
sec 2 slug.ft mil sec
    3600
32.2 ft lbf.sec 2 5280 ft jam
t  5.49 sec
Drag dan Lift
Lift (Gaya Angkat) : komponen gaya fluida
pada suatu body yang tegak lurus arah
gerakan fluida.
 Persamaan Umum :

FL
CL  1
2  .V . AP
2
Drag dan Lift
Drag dan Lift
Drag dan Lift

 CL dan CD untuk airfoil adalah fungsi dari


bilangan Reynolod dan sudut serang
(angle of attack - ), yaitu sudut antara
airfoil chord dengan vektor kecepatan
freestream.
 CL dan CD untuk mempersentasikan data
airfoil dalam bentuk 2D, yang diiriskan dari
sayap panjang tak terhingga.
 Untuk sayap panjang terbatas, efek ujung
akan mempengaruhi CL berkurang dan CD
meningkat.
Drag dan Lift
CD dan CL sebagai fungsi Re dengan 20 – 50%
thickness ratio
Drag dan Lift
 Parameter yang biasa dipakai untuk
menentukan pengaruh panjang sayap (span)
dari suatu airfoil adalah aspek rasio.

AP
ar 
c2

AP : plan form area (luas bentuk datarnya) , c : panjang chord


Drag dan Lift

 Contoh :
• Pesawat glider, ar = 40 dan L/D = 40
• Pesawat ringan, ar = 12 dan L/D = 20
 Contoh alam :
• Burung yang senang terbang mengembara
antar benua (burung albatros) : mempunyai
sayap langsing (tipis tetapi panjang).
• Burung yang kebiasaannya bermanuver secara
cepat untuk dapat menangkap mangsa (burung
elang) mempunyai sayap pendek tetapi lebar.
Drag dan Lift

 Untuk airfoil yang terbatas, menurunnya


harga lift disebabkan karena terjadinya
perubahan bentuk aliran yang disebabkan
oleh efek ujung.
 Sebaliknya gaya seret bertambah karena
adanya kecepatan aliran udara secara
vertikal kebawah (downwash velocities)
yang disebabkan oleh induksi pusaran
ekor (trailing vortices).
Drag dan Lift
 Downwash velocities
(A) cenderung untuk
mengurangi lift dan
manaikkan drag
karena efektivitas
sudut serang
dikurangi.
A
Drag dan Lift

 Trailing vortex terjadi karena kebocoran


aliran sekitar ujung sayap, dari daerah
yang bertekanan tinggi pada permukaan
bawah sayap ke daerah yang bertekanan
rendah pada muka atas sayap.
 Trailing vortex bisa sangat kuat dan
menimbulkan pusaran berat pada pesawat
kecil yang terbang 5 – 10 mil dibelakang
pesawat yang besar.
Drag dan Lift
 Pesawat agar bisa terbang, maka liftnya
harus minimal sama dengan berat
pesawat.
W  FL  C L . 12  .V 2 . A
Kecepatan terbang minimal (Vmin ) :
C L  C L max
2W
Vmin 
 .C L max . A
 Kecepatan mendarat minimum dari pesawat
dikurangi dengan jalan manaikkan harga
CLmax atau membesarkan luas sayap.
Drag dan Lift

 Ada dua cara untuk mengatur ataupun


mengontrol kecepatan mendarat pesawat
terbang :
1. Mengontrol geometri sayap (dengan menggunakan
flaps)
2. Mengontrol boundary layer. Untuk mengurangi drag
dan menaikkan lift, maka keadaan separasi (pecahnya
boundary layer) harus diperlambat dengan cara :
momentum aliran ditambah dengan jalan peniupan
atau aliran boundary layer yang kecil momentum nya
ditarik searah permukaan airfoil dengan pengisapan.
Drag dan Lift

Pengaruh flaps pada


karakteristik aerodinamik
airfoil section.
Drag dan Lift

Contoh : sebuah pesawat mempunyai


spesifikasi sebagai berikut :
• Berat = 3000 lbf
• Luas sayap = 300 ft2
• Kecepatan take off = 100 ft/sec
• udara = 0.00238 slug/ft3
• CL = 0.35 (1 + 0.2 )
• CD = 0.008 (1 + )
 Hitung :  dan daya untuk take off
Drag dan Lift
Untuk bisa take off, gaya lift  berat pesawat
FL 3000 lbf ft 3 sec 2 1 slug.ft
CL  1     
2  .V . A
2 1
2 0.00238 slug 100 ft 2 3000 ft 2 lbf.sec 2
C L  0.84
karena : C L  0.35 1  0.2 , maka :
 CL   1 
   1   7
o

 0.35   0.2 
Daya yang diperlukan untuk take off  FD .V
FD
CD   F  1
C .  .
V 2
.A
2  .V . A
1 2 D 2 D

untuk   7 o  C D  0.0081  7   0.064


Daya  FD .V  12 C D . .V 2 . A.V
slug  100 ft  
2
lbf.sec 2
Daya  0.064  0.00238 3   2 100 ft hp.sec
1   300 ft   
2 2 
ft  sec  sec slug.ft 550 ft.lbf
Daya  41.5 Hp
Company
LOGO

Anda mungkin juga menyukai