Anda di halaman 1dari 38

SKABIES

INTAN LARASATI KIAH


102117069

PEMBIMBING
dr. Hj. Hervina, Sp.KK

DEPARTEMEN / SMF ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
RSUD DR R.M DJOELHAM BINJAI
2019
Status pasien
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Afif Yulistian
Umur : 10 Tahun
Jenis kelami : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan Terakhir : TK
Alamat : Binjai Kota
Hobi : Main
II. ANAMNESA
 Telaah : Gatal

 O (onset) : ± 2 minggu
 L (Location) : Alat kelamin
 D (Duration) : Hilang timbul
 C (Karakteristik) : Dijumpai bekas garukan dan bintil sebesar
jarum pentul
 A (Aggravating) : Tidak ada faktor yang memperberat
 R (Radiasi) : Kedua tangan, paha bagian dalam dan badan
 T (Time) : malam hari


Keluhan Utama : Gatal dirasakan hilang timbul, tidak ada
faktor yang memperberat. Keluhan dirasakan terutama pada
malam hari. Dijumpai bekas garukan dan bintil sebesar jarum
pentul pada alat kelamin dan menjalar ke kedua tangan, paha
bagian dalam dan badan, hal ini dirasakan ±2 minggu.

Keluhan tambahan : Tidak ada


Riwayat Perjalanan Penyakit
Lokasi Timbul Lesi Pertama Kali : Alat kelamin
Perluasan lesi : Kedua tangan, paha
bagian dalam dan
badan
Pengaruh Makanan / Lingkungan : Tidak ada
Riwayat Pemakaian Obat : Tidak ada
Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat Alergi Obat Makanan : Tidak ada
Status Gizi dan Kebiasaan : Baik
Kebiasaan : Suka bermain
bersama hewan
Keadaan Lingkungan : Kurang baik
III. PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
• TD : - mmHg
• HR : 110 x/menit
• RR : 24 x/menit
• T : 36,5℃
• BB :
• TB :
Inspeksi
Kepala : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal
Dada : Dalam Batas Normal
Perut : Tampak bintil sebesar jarum pentul dan
bekas garukan
Ekstremitas
Superior : Tampak bintil sebesar jarum pentul disertai
perubahan warna kulit menjadi coklat kehitaman
Inferior : Tampak bintil sebesar jarum pentul dan bekas
garukan
Palpasi
• Kepala : Dalam Batas Normal
• Leher : Dalam Batas Normal
• Dada : Dalam Batas Normal
• Perut : Teraba kasar
• Ekstremitas
• Superior : Teraba kasar
• Inferior : Teraba kasar

Perkusi
Dada : Dalam Batas Normal

Auskultasi
Dada : Dalam Batas Normal
Perut : Dalam Batas Normal
IV. STATUS DERMATOLOGI
Inspeksi Kulit
a. Lokasi : Regio Urogenitalia
Femoralis
Abdomen anterior
Dorsum manus
b. Distribusi : Generalisata
c. Bentuk : Tidak teratur
d. Susunan : Tidak khas
e. Batas : Di atas permukaan kulit
f. Ukuran : Miliar
g. Efloresensi

Primer : Papul, dan Vesikular

 Sekunder : Ekskoriasi, dan kanalikuli

h. Ruam Rambut : Dalam Batas Normal

i. Ruam Kuku : Dalam Batas Normal

j. Ruam Genitallia :

o Penis :

o Skrotum :

o KGB inguinal :

Palpasi Kulit : Teraba kasar


RESUME
Pasien laki-laki berumur 7 tahun datang ke RSUD
Djoelham Binjai dengan keluhan gatal yang dirasakan hilang
timbul, tidak ada faktor yang memperberat. Keluhan
dirasakan terutama pada malam hari. Dijumpai bekas
garukan dan bintil sebesar jarum pentul pada alat kelamin
dan menjalar ke kedua tangan, paha bagian dalam dan
badan. Hal ini sudah dirasakan ± 2 minggu.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kerokan Kulit

Papul dan kanalikuli diteteskan dengan KOH 10% lalu


dilakukan kerokan dengan menggunakan scalpel, lalu
diletakkan digelas objek dan ditutup lalu diperiksa dibawah
mikroskop. Ditemukan Sarcoptas Scabies dewasa, larva, telur
atau skibala dari dalam terowongan (kanalikuli).
VII. DIAGNOSIS SEMENTARA
Skabies
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Subjek Efloresensi Lokasi
Gatal - Papul dan vesikel miliar Sela jari,
sampai lentikula, bokong, pusat,
Skabies - Kanalikuli paha bagian
dalam

Gatal - Urtikaria papular Seluruh tubuh


- Likenifikasi yang tidak
Prurigo ditutupi pakaian
Hebra

Gatal - Papul miliar Pinggang,


- Krusta ketiak, inguinal
Pedikulosis
Korporis
IX. PENATALAKSANAAN

Non Farmakologi : Tidak Ada

Farmakologi :

• R/Permetrin cream 5mg tube No. I


S u e 1 dd 1 applic part dol sebelum tidur
• R/Krotamiton cream 10% tube No I
S u e 2 dd 1 applic part dol sesudah mandi pagi dan sore
X. KOMUNIKASI DAN EDUKASI
• Mencuci dan menjemur kasur, bantal, sprei
• Mencuci dan menjemur handuk
• Jangan memakai handuk bersama
• Meningkatkan kebersihan perorangan
XI. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
XII. PROFESIONALISME
• Kontrol dosis obat tepat
• Jika ada keluhan kontrol kedokter spesialis kulit dan
kelamin
SKABIES
(Enter your own creative tag line above)
1. DEFINISI

Skabies (The itch, gudik, budukan, gatal agogo) adalah penyakit

kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi terhadap

terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya.


2. ETIOLOGI
Sarcoptes scabiei pada manusia, tergolong famili
artropoda kelas araknida, orde akarina, famili
sarcoptes.

Secara morfologik merupakan tungau kecil, bentuk


oval, punggungnya cembung, perutnya rata,
tranlusen berwarna putih kotor, tidak bermata.
Tungau betina besarnya 2 kali daripada yang jantan.
3. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi skabies di Indonesia menurut Depkes RI
berdasarkan data dari puskesmas seluruh Indonesia tahun
2008 adalah 5,6%-12,95%. Skabies di Indonesia menduduki
urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Insiden dan
prevalensi skabies masih sangat tinggi di Indonesia terutama
pada lingkungan masyarakat khususnya pesantren.
4. FAKTOR RESIKO
• Lingkungan, populasi yang padat pada suatu
tempat mepermudah penularan penyakit.
• Daerah, kumuh dengan kebersihan dan higiene
yang buruk mempermudah penularan.
5. CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS
o anamnesis
Diagnosis skabies dapat ditegakkan dengan menemukan 2 dari
4 tanda cardinal sebagai berikut:

1. Pruritus Nokturna

2. Menyerang secara kelompok

3. Adanya terowongan (Kanikulus)

4. Menemukan tungau
o Pemeriksaan Fisik
- Papul dan vesikel miliar samoai lentikula,
- Kanalikuli miliar panjang 1 cm berwarna putih abu-abu

o Pemeriksaan Penunjang
 Kerokan kulit : Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi

dengan minyak mineral atau KOH 10% lalu dilakukan

kerokan dengan meggunakan scalpel steril. Bahan ditaruh di

objek glass lalu diperiksa dibawah mikroskop cahaya untuk

menemukan Sarcoptes scabiei.


o Pemeriksaan Penunjang

 Mengambil tungau dengan jarum : Tungau terlihat pada ujung jarum sebagai

parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi

memerlukan keahlian tinggi.

 Dengan cara menyikat dengan sikat : Menyikat dengan sikat dan ditampung

diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar

 Biopsi irisan dengan pewarnaan HE (Hemaktosilin dan eosin) : Untuk

menemukan Sarcoptes scabiei dalam epidemis.


6. PATOGENESIS
Sarcoptes scabiei jantan dan betina masuk ke dalam kulit
kopulasi Sarcoptes jantan mati dan betina hidup  sampai 1 bulan
sarcoptes membuat terowongan di stratum corneum  kemudian
bertelur  Seluruh siklus hidupnya dari jantan sampai dewasa
membutuhkan waktu 8-14harI  Sarcoptes dewasa akan
keluar dari lorong- lorong mencari pasangan biasanya terjadi
pada malam hari → Gatal pada malam hari.
Patogenesis Skabies
7. PATOFISIOLOGI
Melibatkan reaksi hipersensitivitas tipe IV dan tipe I

Reaksi tipe IV ( gejala muncul 10-30 hari


Reaksi tipe I

Jumlah sel
Limfosit T
Merangsang sel mast meningkatkan IgE
meningkat

Gatal Papul, vesikel, urtika,nodul


8. DIAGNOSIS BANDING
Subjek Efloresensi Lokasi
Gatal - Papul dan vesikel miliar Sela jari,
sampai lentikula, bokong, pusat,
Skabies - Kanalikuli paha bagian
dalam

Gatal - Urtikaria papular Seluruh tubuh


- Likenifikasi yang tidak
Prurigo ditutupi pakaian
Hebra

Gatal - Papul miliar Pinggang,


- Krusta ketiak, inguinal
Pedikulosis
Korporis
9. PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI : Tidak ada

Farmakologi :
1. Belerang endap (silfur presipitatum) dengan kadar 4-20%dalam bentuk
salap atau krim.
2. Emulsi-benzil benzoat (20-25%). Diberikan setiap malam selama 3 hari.
3. Gama benzena heksaklorida (gameksan) kadar 1% dalam krim atau
lasio, efektif terhadap semua stadium.
4. Krotamiton 10% dalam krim atau lasio, mempunyai 2 efek sebagai
antiskabies dan antigatal
5. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, efektivitas ama, dipakai sekali,
dibersihkan dengan mandi setelah 8-10 jam, pengobatan diulangi
setelah seminggu, tidak dianjurkan pada bayi dibawah 2 bulan.
10. EDUKASI DAN KOMUNIKASI

 Jaga kebersihan (Mandi, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan)


 Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan
pada malam hari sebelum tidur
 Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan
 Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan
 Jangan ulangi penggunaan skabicid yang berlebihan dalam seminggu
walaupun rasa gatal yang mungkin masih timbul selama beberapa hari
 Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan
yang sama dan ikut menjaga kebersihan
11. KOMPLIKASI

Komplikasi dari skabies paling sering adalah infeksi sekunder


bakteri akibat luka garukan. Akibat gatal maka seseorang akan
terus menggaruk dan menyebabkan luka, pada luka tersebut
dapat masuk bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
12. PROGNOSIS
Keberhasilan pengobatan skabies dan pemberantasan penyakit
tersebut tergantung pada pemilihan efektif, pemakaian obat yang
benar, serta menghilangkan faktor predisposisi antara lain
kebersihan, serta semua orang yang berkontak erat dengan pasien
harus diobati, maka penyakit ini dapat diberantas dan prognosis
baik.
13. PROFESIONALISME
• Kontrol dosis obat tepat
• Jika ada keluhan kontrol kedokter spesialis kulit dan
kelamin
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai