APPENDICITIS
Oleh:
Sri Wahyuni
10542 0536 13
PEMBIMBING:
dr. Asdar, M.Kes, Sp.B
PENDAHULUAN
Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu
tahun jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun,
Etiologi
2) Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli & Streptococcus.
Patofisiologi
Klasifikasinya terbagi menjadi dua yaitu, Appendisitis akut dan
Appendisitis kronik:
1) Apendisitis akut
Gejala apendisitis akut: nyeri samar dan tumpul yang merupakan nyeri
viseral didaerah epigastrium disekitar umbilicus. Keluhan ini sering
disertai mual, muntah dan umumnya nafsu makan menurun.
2) Apendisitis Kronik
2) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Penderita datang dengan membungkuk sambil memegangi
perutnya yang sakit, perut kembung (bila terjadi peforasi), penonjolan
perut bagian kanan bawah
Palpasi :
Defence muscular
Rovsing sign (+)
Interpretasi:
Skor 7-10 = apendisitis akut,
Skor 5-6 = curiga apendisitis
akut,
Skor l-4 = bukan apendisitis
akut
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
USG
CT-Scan
Daignosis Banding
1. Gastroenteritis Akut
3. Kehamilan ektopik
4. Urolitiasis
Penatalaksanaan
Bila sudah tidak ada demam, massa periapendikular hilang, dan leukosit normal,
penderita boleh pulang dan apendiktomi elektif dapat dikerjakan 2-3 bulan
kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan sekecil mungkin.
Penatalaksanaan
Bila terjadi perforasi, akan terbentuk abses apendiks. Hal ini ditandai
dengan kenaikan suhu dan frekuensi nadi, bertambahnya nyeri, dan teraba
pembengkakan massa, serta bertambahnya angka leukosit. Massa apendiks
dengan proses radang yang masih aktif sebaiknya dilakukan
tindakan pembedahan segera setelah pasien dipersiapkan, karena
dikhawatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum.
Penatalaksanaan
Appendektomi mutlak dilakukan setelah penegakan diagnosis apendisitis
akut.
Perforasi
Peritonitis
Infiltrat Periapendikuler
Prognosis