Gejala :
Nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri
menjelang atau sesudah haid, nyeri saat buang
air besar, atau atau nyeri pelvik kronik
• nyeri dapat disertai dengan perdarahan uterus abnormal
berupa perdarahan banyak yang terjadi dalam siklus
Adenomiosis (PUA-A)
Diagnostik:
Pemeriksaan Fisik:
Fundus uteri membesar
secara difus.
Kriteria adenomiosis pada
hasil histopatologi
dijumpainya kelenjar dan
stroma endometrium etopik
pada jaringan miometrium.1
USG menunjukkan jaringan
endometrium heteropik pada
miometrium dan sebagian
berhubungan dengan
adanya hipertrofi
miometrium.2,3
Adenomiosis (PUA-A)
Terapi:
PALM
Leiomioma uteri (PUA-L)
Pertumbuhan jinak otot polos uterus pada
lapisan miometrium.
Gejala
Perdarahan uterus abnormal berupa
pemanjangan periode, ditandai oleh
perdarahan menstruasi yang banyak
dan/atau menggumpal, dalam dan di luar
siklus.
Pembesaran rahim (bisa simetris ataupun
berbenjol-benjol).
Seringkali membesar saat kehamilan.
Penekanan terhadap organ sekitar uterus,
atau benjolan pada dinding abdomen.
Nyeri dan/atau tekanan di dalam atau sekitar
daerah panggul.
Peningkatan frekuensi berkemih atau
inkontinensia.
Leiomioma uteri (PUA-L)
Diagnosis Banding:
Kehamilan.
Adenomiosis.
Karsinoma uteri.
Pemeriksaan Penunjang:
Darah lengkap dan urine lengkap.
Tes kehamilan.
Dilatasi dan kuretase pada penderita yang
disertai perdarahan untuk menyingkirkan
kemungkinan patologi lain pada rahim
(hyperplasia atau adenokarsinoma
endometrium).
USG
Terapi:
Observasi
Ekstirpasi
Laparotomi miomektomi
Laparotomi histerektomi:
PALM
Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
Coagulopathy (PUA-C)
Gangguan
hemostatis sistemik
yang berdampak
terhadap perdarahan
uterus.
COEIN
Ovulatory dysfunction (PUA-O)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Sensorium : CM
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 80 kg
STATUS GENERALISATA
Kepala : normochepal, tidak ada kelainan
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-).
Telinga : tidak ditemukan kelainan
Hidung : tidak ditemukan kelainan
Tenggorok : tidak ditemukan kelainan
Gigi dan Mulut: Karies (-)
Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thoraks
Paru
Inspeksi : Normochest, gerakan paru simetris kiri = kanan
Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas
operasi (-)
Palpasi : Teraba massa padat dengan pole 2 jari
dibawah pusat dan pole bawah 1 jari diatas simfisis pubis,
berbatas tegas, padat kenyal, terfiksir, permukaan rata, nyeri
tekan (-).
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal
Ekstremitas
Akral hangat : +
Edema :-
C. STATUS GINEKOLOGI
Portio
- Erosi :-
- Ectropion :-
- Laserasi :-
- Ovula naboti : -
- Darah : tampak darah mengenang di ferniks
posterior, dibersihkan, kesan : tidak aktif
- Polip :-
- Leukoplakia :-
- Schiller test :-
Uterus
- Posisi : Antefleksi
- Besarnya : Sebesar kepalan tangan orang dewasa
- Mobilitas : Mobile
- Konsistensi : padat, permukaan rata
- Nyeri tekan :-
Cavum Douglas
- Menonjol / tidak : tidak menonjol
- Douglas crise :-
Vagina
- Dinding : normal
- Tanda-tanda :-
- Secret :-
- Massa :-
- Darah :+
Pemeriksaan secret vagina
- Kultur : tidak dilakukan
pemeriksaan
Paps Smear
- Di ambil tanggal : -
- Hasil :-
- Anjuran :-
DIAGNOSIS BANDING
1. Mioma uteri
2. Adenomiosis
3. Kista ovarium
4. Hipertrofi uteri idiopatik.
5. Karsinoma endometrium.
6. miosarkoma
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Darah Rutin
Darah Rutin
Hb 11,6 g/dL 12-16
Hitung Eritrosit *4,7/µL 3.8 – 5.2
Leukosit 13.610 /µL 4.000 – 11.000
Hematokrit 35,0% 35 – 47
Trombosit 326.000 /µL 150.000 –
450.000
Index Eritrosit
MCV 79,5 fL 80 – 100
MCH 27,3pg 26 – 34
MCHC 34,3 % 32 – 36
Hitung Jenis
0% 1–3
Leukosit
0% 0–1
Eosinofil
Basofil 0% 2–6
65% 53.– 75
N.Stab
28% 20 – 45
N.Seg 5% 4– 8
Limfosit
Monosit
105
Kimia klinik <140 mg
Glukosa darah
2. USG TAS
- Kandung kemih : Terisi baik
- Uterus :Tampak gambaran hipochac,
intrauterine bentuk kumparan
dan ukuran 10,9 x 7,1 x 7,3 cm.
- Adneksa kanan/kiri : Dalam batas normal
- Cairan bebas :-
- Kesan : Mioma uteri
DIAGNOSA KERJA
- Mioma uteri
TERAPI
- IVFD RL 20 gtt/i makro
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/ 8 jam
RENCANA TINDAKAN
- Operasi tanggal 21 desember pukul 09.00,
jenis operasi : TAH (total abdomen
histerektomi).
INSTRUKSI POST OP
- Observasi TTV dan perdarahan
- Pemeriksaan darah rutin post operasi
- Pemeriksaan histopatology jaringan post operasi
FOLLOW UP POST-OP
( Tanggal 4 januari 2019)
S : nyeri pada bagian operasi (+)
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 110/80 mmHG
HR : 104 x/i
RR : 24 x/i
T : 37,0 °C
SL : Abdomen : soepel (+), peristaltik (+)
L/O : Tertutup perban steril
P/V : (-)
Flatus : (+)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (-)
A : Post OP TAH a/I mioma uteri
P:
• IVFD RL 20 gtt/menit
• Inj Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam
• Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
FOLLOW UP POST-OP ( Tanggal 5 januari 2018)
S : Nyeri pada bagian operasi (+)
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 120/80 mmHG
HR : 90 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 °C
SL : Abdomen : peristaltik (+)
L/O : Tertutup perban steril
P/V : (-)
Flatus : (+)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (+)
A : Post OP TAH a/I mioma uteri
P:
• IVFD RL 20 gtt/menit
• Inj Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam
• Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
FOLLOW UP POST-OP ( Tanggal 6 januari 2018)
S : Tidak ada keluhan
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHG
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 °C
SL : Abdomen : peristaltik (+)
L/O : Tertutup perban steril
P/V : (-)
Flatus : (+)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (+)
A : Post OP TAH a/I mioma uteri
P:
Cefadroxil tab 500 mg 2x1
Asam mefenamat tab 500 mg 3x1
Vit B kompleks tab 2x1
Ganti perban
R/ pasien berobat jalan
TERIMA KASIH