Anda di halaman 1dari 57

Perdarahan Uterus Abnormal

Ghina mardiah afifah 1021108035

Pembimbing : dr. H Muslich perangin angin


DEFINISI

Semua kelainan haid baik dalam hal jumlah


maupun lamanya

Manifestasi klinisnya dapat berupa pendarahan


dalam jumlah yang banyak atau sedikit, dan
haid yang memanjang atau tidak beraturan.
KLASIFIKASI PUA BERDASARKAN
JENIS PERDARAHAN
EPIDEMIOLOGI
Setengah dari wanita dengan
perdarahan uterus abnormal
berada pada usia reproduksi.

Perdarahan uterus abnormal adalah


penyebab anemia defisiensi besi
paling umum di negara maju dan
penyebab paling umum bagi
penyakit kronis di negara
berkembang

Prevalensi perdarahan uterus


abnormal dalam kelompok usia
reproduksi berkisar antara 9%
sampai 30%
KLASIFIKASI PUA BERDASARKAN
PENYEBAB PERDARAHAN
PALM
Polip (PUA-P)

Pertumbuhan lesi lunak pada


lapisan endometrium uterus, baik Perdarahan banyak di luar
bertangkai maupun tidak, berupa siklus atau perdarahan
pertumbuhan berlebih dari stroma bercak ringan pasca
dan kelenjar endometrium dan menopause
dilapisi oleh epitel endometrium

Diagnosis polip ditegakkan


berdasarkan pemeriksaan USG
Terapi : kuret , histerektomi
dan atau histeroskopi, dengan
atau tanpa hasil histopatologi.
PALM
Adenomiosis (PUA-A)

Adenomiosis adalah Dijumpainya jaringan


stroma dan kelenjar endometrium ektopik pada
lapisan miometrium.

Gejala :
Nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri
menjelang atau sesudah haid, nyeri saat buang
air besar, atau atau nyeri pelvik kronik
• nyeri dapat disertai dengan perdarahan uterus abnormal
berupa perdarahan banyak yang terjadi dalam siklus
Adenomiosis (PUA-A)
 Diagnostik:
 Pemeriksaan Fisik:
Fundus uteri membesar
secara difus.
 Kriteria adenomiosis pada
hasil histopatologi
dijumpainya kelenjar dan
stroma endometrium etopik
pada jaringan miometrium.1
 USG menunjukkan jaringan
endometrium heteropik pada
miometrium dan sebagian
berhubungan dengan
adanya hipertrofi
miometrium.2,3
Adenomiosis (PUA-A)

 Terapi:
PALM
Leiomioma uteri (PUA-L)
Pertumbuhan jinak otot polos uterus pada
lapisan miometrium.

Jenis berdasarkan lapisan uterus tempat


tumbuhnya:
 Submukosa
 Intramural
 Subserosa.
Leiomioma uteri (PUA-L)

 Gejala
Perdarahan uterus abnormal berupa
pemanjangan periode, ditandai oleh
perdarahan menstruasi yang banyak
dan/atau menggumpal, dalam dan di luar
siklus.
Pembesaran rahim (bisa simetris ataupun
berbenjol-benjol).
Seringkali membesar saat kehamilan.
Penekanan terhadap organ sekitar uterus,
atau benjolan pada dinding abdomen.
Nyeri dan/atau tekanan di dalam atau sekitar
daerah panggul.
Peningkatan frekuensi berkemih atau
inkontinensia.
Leiomioma uteri (PUA-L)

 Diagnosis Banding:
 Kehamilan.
 Adenomiosis.
 Karsinoma uteri.

 Pemeriksaan Penunjang:
 Darah lengkap dan urine lengkap.
 Tes kehamilan.
 Dilatasi dan kuretase pada penderita yang
disertai perdarahan untuk menyingkirkan
kemungkinan patologi lain pada rahim
(hyperplasia atau adenokarsinoma
endometrium).
USG

Mioma subserosa: tampak gambaran massa hipoekhoik


yang menonjol ke luar dinding uterus
USG

Mioma intramural: tampak gambaran massa hipoekhoik yang berada di


dalam dinding uterus.
USG

Mioma submukosa: tampak gambaran massa hipoekhoik yang menekan


endometrial line
Leiomioma uteri (PUA-L)

Terapi:
Observasi
Ekstirpasi
Laparotomi miomektomi
Laparotomi histerektomi:
PALM
Malignancy and hyperplasia (PUA-M)

 Malignancy dan hiperplasia adalah pertumbuhan


hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan
endometrium.
 Gejala berupa perdarahan uterus abnormal.
 Diagnostik:
 Meskipun jarang ditemukan, namun hyperplasia atipik dan
keganasan merupakan penyebab penting PUA.
 Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
histopatologi.
COEIN

Coagulopathy (PUA-C)
Gangguan
hemostatis sistemik
yang berdampak
terhadap perdarahan
uterus.
COEIN
Ovulatory dysfunction (PUA-O)

Ovulatory dysfunction adalah kegagalan


ovulasi yang menyebabkan terjadinya
perdarahan uterus.

Gejala bervariasi mulai dari amenorea,


perdarahan ringan dan jarang, hingga
perdarahan haid banyak.

Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom


ovarium polikistik (SOPK), hiperprolaktinemia, hipotiroid,
obesitas, penurunan berat badan, anoreksia, atau
olahraga berat yang berlebihan
COEIN
Ovulatory dysfunction (PUA-O)

 Perdarahan uterus abnormal yang


berhubungan dengan intervensi medis seperti
penggunaan estrogen, progestin, AKDR.
 Perdarahan haid diluar jadwal yang terjadi
akibat penggunaan estrogen atau progestin
dimasukkan dalam istilah perdarahan sela
atau breakthrough bleeding.
COEIN
Endometrial (PUA-E)

Endometrial adalah Gangguan hemostatis local


endometrium yang memiliki kaitan erat dengan terjadinya
perdarahan uterus.

Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah


gangguan hemostatis local endometrium.

Adanya penurunan produksi faktor yang terkait


vasokonstriksi seperti endothelin-1 dan prostaglandin
F2α serta peningkatan aktivitas fibrinolisis

Gejala dapat berupa perdarahan dalam siklus haid


teratur atau perdarahan tengah

Diagnosis PUA-E ditegakkan setelah menyingkirkan


gangguan lain pada siklus haid yang berovulasi.
COEIN
Not yet classified (PUA-N)
• Penyebab lain yang jarang atau sulit
dimasukkan dalam klasifikasi (misalnya
adalah endometritis kronik atau malformasi
arteri-vena)
Penulisan Diagnosis

 Kemungkinan penyebab PUA pada individu bisa


lebih dari satu karena itu dibuat sistem penulisan.7
 Angka 0 : tidak ada kelainan pada pasien;
 Angka 1 : terdapat kelainan pada pasien;
 Tanda tanya (?) : belum dilakukan penelitian.
 Sistem penulisan pada pasien yang mengalami PUA
karena gangguan ovulasi dan mioma uteri
submukosum adalah PUA P0 A0 L1(SM) M0 - C0 O1 E0 I0 N0.
Pada praktek sehari-hari gangguan di atas dapat
ditulis PUA L(SM); O.7
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Faktor risiko kelainan tiroid, penambahan
dan penurunan BB yang drastis, serta
riwayat kelainan hemostasis pada pasien
dan keluarganya.
 Perlu ditanyakan siklus haid sebelumnya
serta waktu mulai terjadinya perdarahan
uterus abnormal
 Pada perempuan pengguna pil
kontrasepsi perlu ditanyakan tingkat
kepatuhannya dan obat-obat lain yang
diperkirakan mengganggu koagulasi
Pemeriksaan Umum

Nilai stabilitas keadaan hemodinamik.


Pastikan bahwa perdarahan berasal dari
kanalis servikalis dan tidak berhubungan
dengan kehamilan.
Pemeriksaan indeks massa tubuh, tanda
tanda hiperandrogen, pembesaran kelenjar
tiroid atau manifestasi hipotiroid/hipertiroid,
galaktorea (hiperprolaktinemia), gangguan
lapang pandang (adenoma hipofisis),
purpura dan ekimosis wajib diperiksa.
Pemeriksaan Ginekologi

Pemeriksaan ginekologi yang teliti


perlu dilakukan termasuk
pemeriksaan pap smear.
Harus disingkirkan pula kemungkinan
adanya mioma uteri, polip,
hiperplasia endometrium atau
keganasan
Penilaian Ovulasi

 Siklus haid yang berovulasi berkisar 22-35


hari.
 Jenis perdarahan PUA-O bersifat ireguler
dan sering diselingi amenorea.
 Konfirmasi ovulasi dapat dilakukan
dengan pemeriksaan progesteron serum
fase luteal atau USG transvaginal bila
diperlukan.
Penilaian endometrium

 Pengambilan sampel endometrium


hanya dilakukan pada:
 Perempuan umur > 45 tahun
 Terdapat faktor risiko genetik
 USG transvaginal
 Pengambilan sampel endometrium
perlu dilakukan pada perdarahan
uterus abnormal yang menetap (tidak
respons terhadap pengobatan)
Penilaian Kavum Uteri

 menilai kemungkinan adanya polip


endometrium atau mioma uteri
submukosum.
 USG transvaginal merupakan alat penapis
yang tepat dan harus dilakukan pada
pemeriksaan awal PUA.
 Bila dicurigai terdapat polip endometrium
atau mioma uteri submukosum disarankan
untuk melakukan Saline Infusion
Sonography (SIS) atau histeroskopi.
Penilaian Miometrium

 Bertujuan untuk menilai kemungkinan


adanya mioma uteri atau adenomiosis.
 Miometrium dinilai menggunakan USG
(transvaginal, transrektal dan abdominal),
SIS, histeroskopi atau MRI.
 Pemeriksaan adenomiosis menggunakan
MRI lebih unggul dibandingkan USG
transvaginal.
Pemeriksaan Laboratorium

 Tes β-Human Chorionic Gonadotropin dan


Hematologik
 complete blood count dapat mengidentifikasi
anemia dan derajat kehilangan darah.
 Skrining untuk gangguan koagulasi jika sebab
yang jelas tidak dapat ditemukan.
 Pemeriksaan “Wet Prep” dan Kultur Serviks
Pemeriksaan Sitologi
Kanker serviks dan kanker endometrium dapat
menyebabkan perdarahan yang abnormal dan dapat
sering ditemukan dengan skrining Pap smear.4
Biopsi Endometrium
Pada wanita dengan perdarahan abnormal, evaluasi
histologi endometrium mungkin mengidentifikasikan lesi
infeksi atau neoplastik seperti hiperplasia endometrium
atau kanker.
Histeroskopi
untuk mendeteksi lesi intrakavitas seperti leiomioma
dan polip yang mungkin terlewati jika menggunakan
sonografi atau endometrial sampling. Walaupun akurat
untuk mendeteksi kanker endometrium, namun
histeroskopi kurang akurat untuk mendeteksi hiperplasia
Tatalaksana

Non-hormonal Obat Antiinflamasi Non-Steroid


Antifibrinolitik
Hormonal Kontrasepsi hormonal kombinasi
Levonorgestrel-releasing intrauterine
system
Progestin oral
Depot-medroxyprogesterone acetate
Danazol
GnRH-agonist
Tatalaksana Bedah

Indikasi Pilihan Pembedahan

• Gagal merespon • Dilatasi dan kuretase


tatalaksana non-bedah uterus
• Ketidakmampuan untuk • Hysteroscopic
menggunakan terapi non- Polypectomy
bedah (efek samping, • Ablasi endometrium
kontraindikasi) • Miomektomi
• Anemia yang signifikan • Histerektomi
• Dampak pada kualitas
hidup
• Patologi uterus lainnya
(fibroid uterus yang besar,
hiperplasia endometrium)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Usia : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Perintis, Medan
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Identitas Pasien
Nama : Tn.B
Umur : 62 thn
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Perintis, Medan
ANAMNESIS
Seorang Pasien Perempuan usia 49 tahun, P2A0, Batak,
Islam, SMA, IRT, i/d Tn.B, 52 tahun, Batak, Islam, D3,
Karyawan, datang ke RSU Haji Medan pada tanggal
18 desember 2018 pukul 11.00 WIB dengan keluhan
keluarnya darah dari kemaluan.

Keluhan Utama : Keluar darah dari kemaluan


Telaah : Pasien datang ke RSU haji medan
dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak 11
hari yang lalu, warna darah kehitam-hitaman dan
dalam 1 bulan ini pasien 2x haid ± sudah 3 bulan ini ,
pasien juga mengatakan bahwa ia dapat mengganti
duk ± 3-5 kali perhari. Pasien juga mengeluhkan nyeri
diperut, nyeri perut dirasakan di ari-ari, nyeri saat
berhubungan tidak ada, perut terasa membesar tidak
ada, penurunan nafsu makan tidak ada, penurunan
berat badan tidak ada, keputihan tidak ada, BAK dan
BAB dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya, radang panggul disangkal. Tidak
ada riwayat penyakit jantung, Hipertensi dan DM.

Riwayat penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang memiliki
riwayat DM, hipertensi, penyakit jantung, serta
tidak pernah ada anggota keluarga yang
pernah mengeluhkan penyakit yang sama
dengan pasien.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan


dan Kebiasaan.
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, tinggal
serumah dengan suami, kehidupan ekonomi
cukup, tidak merokok dan tidak mengonsumsi
minuman keras serta obat-obat terlarang.
Riwayat perkawinan
Status perkawinan : kawin
Berapa kali : 1 kali
Umur kawin : 25 tahun
Lama kawin : 14 tahun
Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : tidak teratur
Lama Haid : 7 hari
Banyak darah : 2-3 kali ganti dut/hari
Dysmenorrhea :+
Darah beku :-
Metrorrhagia :-
Menorrhagia :+
Spotting :-
Contact bledding : -
Climacterium :-
Riwayat kehamilan/Abortus/persalinan: P2A0
Riwayat kehamilan, persalinan
Laki-laki, 3100 gr, aterm, PSP, Bidan, sehat, 27 tahun
Perempuan, BBL 3000 gr, aterm, Bidan, sehat, 24 tahun
Riwayat penggunaan kontrasepsi (-)
Gizi dan kebiasaan
Nafsu makan : baik
Merokok :-
Alkohol :-
Kebiasaan makan obat : -

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Sensorium : CM
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 80 kg

STATUS GENERALISATA
Kepala : normochepal, tidak ada kelainan
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-).
Telinga : tidak ditemukan kelainan
Hidung : tidak ditemukan kelainan
Tenggorok : tidak ditemukan kelainan
Gigi dan Mulut: Karies (-)
Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat

Thoraks
Paru
Inspeksi : Normochest, gerakan paru simetris kiri = kanan
Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas
operasi (-)
Palpasi : Teraba massa padat dengan pole 2 jari
dibawah pusat dan pole bawah 1 jari diatas simfisis pubis,
berbatas tegas, padat kenyal, terfiksir, permukaan rata, nyeri
tekan (-).
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal
Ekstremitas
Akral hangat : +
Edema :-

C. STATUS GINEKOLOGI
Portio
- Erosi :-
- Ectropion :-
- Laserasi :-
- Ovula naboti : -
- Darah : tampak darah mengenang di ferniks
posterior, dibersihkan, kesan : tidak aktif
- Polip :-
- Leukoplakia :-
- Schiller test :-

D. PEMERIKSAAN DALAM (VT)

Uterus
- Posisi : Antefleksi
- Besarnya : Sebesar kepalan tangan orang dewasa
- Mobilitas : Mobile
- Konsistensi : padat, permukaan rata
- Nyeri tekan :-

Cavum Douglas
- Menonjol / tidak : tidak menonjol
- Douglas crise :-

Vagina
- Dinding : normal
- Tanda-tanda :-
- Secret :-
- Massa :-
- Darah :+
Pemeriksaan secret vagina
- Kultur : tidak dilakukan
pemeriksaan

Paps Smear
- Di ambil tanggal : -
- Hasil :-
- Anjuran :-

DIAGNOSIS BANDING
1. Mioma uteri
2. Adenomiosis
3. Kista ovarium
4. Hipertrofi uteri idiopatik.
5. Karsinoma endometrium.
6. miosarkoma
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Darah Rutin
Darah Rutin
Hb 11,6 g/dL 12-16
Hitung Eritrosit *4,7/µL 3.8 – 5.2
Leukosit 13.610 /µL 4.000 – 11.000
Hematokrit 35,0% 35 – 47
Trombosit 326.000 /µL 150.000 –
450.000

Index Eritrosit
MCV 79,5 fL 80 – 100
MCH 27,3pg 26 – 34
MCHC 34,3 % 32 – 36
Hitung Jenis
0% 1–3
Leukosit
0% 0–1
Eosinofil

Basofil 0% 2–6
65% 53.– 75
N.Stab
28% 20 – 45
N.Seg 5% 4– 8
Limfosit

Monosit
105
Kimia klinik <140 mg

Glukosa darah
2. USG TAS
- Kandung kemih : Terisi baik
- Uterus :Tampak gambaran hipochac,
intrauterine bentuk kumparan
dan ukuran 10,9 x 7,1 x 7,3 cm.
- Adneksa kanan/kiri : Dalam batas normal
- Cairan bebas :-
- Kesan : Mioma uteri

DIAGNOSA KERJA
- Mioma uteri

TERAPI
- IVFD RL 20 gtt/i makro
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/ 8 jam
RENCANA TINDAKAN
- Operasi tanggal 21 desember pukul 09.00,
jenis operasi : TAH (total abdomen
histerektomi).

PEMERIKSAAN PRE OPERASI


- Informed concern
- Surat izin operasi
- Konsul dokter anestesi dan persiapan
anestesi, IVFD terpasang abocath no 18
- Pasien tidak makan dan minum 8 jam
sebelum jadwal operasi
PERIHAL PERSALINAN
LAPORAN OPERASI LAPARATOMI

Operator : dr. Taufik M , Sp.OG


Tanggal : 21 desember 2018 dr. Taufik M , Sp.OGuari
Jam : 09.00 WIB
Jenis operasi : TAH-BSO (Total abdominal histerektomi –
bilateral salpingo oophorectomy)

Pasien tidur telentang dalam spinal anestesi.


Dilakukan tindakan asepsis dan antisepstik pada daerah
abdomen dan sekitarnya
Daerah operasi diperkecil dengan menutupkan duk steril duk
pertama dipasang mulai setinggi simpisis pubis sampai
kebawah menutupi ujung kaki,duk kedua dipasang mulai
setinggi pusat keatas sampai menutupi kepala, dua buah duk
kecil dipasang dikiri-kanan.
Dibuat insisi 1 cm diatas batas rambut pubis dengan arah
melintang sepanjang 10 cm. Insisi dilanjutkan sampai lapisan
subkutis.
Fascia muskulus rektus abdominis diidentifikasi dan
dipisahkan secara tajam sesuai insisi dari luar.
Muskulus rektus abdominis di identifikasi, dipisahkan
kekiri dan kekanan secara tumpul dengan kedua jari
tangan.

Peritonium parietal dibuka dan dipisahkan secara


tajam sesuai insisi dari luar.

Setelah peritonium dibuka dilakukan eksplorasi,


tampak uterus sebesar tinju dewasa, warna merah
muda permukaan berbenjol, konsistensi kenyal padat,
kemudian dilakukan eksplorasi lebih lanjut tak dijumpai
perlengketan uterus dengan jaringan sekitarnya. Ovarium
kiri dan kanan , tuba kiri dan kanan warna, bentuk, dan
konsistensi dalam batas normal.

Uterus dikeluarkan dari rongga abdomen dan dipasang


dram kas untuk melindungi usus. Ligamentum rotundum
kiri di identifikasikan, diklem pada dua tempat dipotong
dan diikat, dibuat jendela pada ligamentum latum kiri
secara tumpul dengan ujung jari..pangkal tuba dan
ligamentum ovarii proprium kiri diklem dan di potong
dan diikat.dilakukan hal yang sama pada bagian kanan.
Lembaran depan lig. latum kanan dan kiri dibuka
secara tajam dengan gunting sedekat mungkin ke
uterus menyisiri sisi uterus sampai setinggi plika
vesikouterina.

Lembaran belakang lig latum kanan dan kiri


dibuka secara tajam dengan gunting sedekat
mungkin dengan uterus menyisiri sisi uterus sampai
setinggi lig. sakrouterina.

Jaringan parametrium kanan dan kiri di klem


sedekat mungkin dengan uterus dipotong dan diikat
dengan cromic cat gut no 1.

Plikavesikouterina dibuka melintang dengan gunting,


vesika urinaria dibebaskan secara tumpul dari
serviks dan didorong kebawah dengan jari yang
dibungkus kain kasa sekaligus dilepaskan dari
bagian bawah uterus. Jaringan lig.latum yang
terbuka didorong kelateral untuk menjauhi ureter.
Peritonium dilapisan belakang lig. latum digunting pada
pinggir uterus, lalu vasa uterina kanan dan kiri dengan
cabang-cabangnya dijepit dekat uterus, digunting dan
diikat denga catgut yang kuat. Serviks bagian atas
dijepit dengan 2 cunam, lalu dipotong diantara 2
cunam tersebut, luka yang terbentuk dijahit dengan
catgut yang kuat. Tuba dan ovarium kanan diangkat.

Perdarahan dirawat semestinya. Setelah diyakini tidak


ada perdarahan lagi dari bekas operasi, ligamentum
sakrouterina , pangkal tuba, lig. ovarii propium dan lig.
rotundum diikatkan kesudut puncak vagina yang
sepihak dan semua ujung yang ditahan dengan klem
dipotong.

Dilakukan reperitonialisasi dengan lembaran depan lig.


latum, lembaran belakang lig. latum, bagian depan
peritonium yang melapisi cavum Douglas dan plika
vesikouterina .
Setelah diyakini tidak ada perdarahan lagi maka
dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
Operasi selesai

TERAPI DAN RENCANA POST OPERASI


Terapi
• IVFD RL 20 gtt/i
• Inj Cefotaxim 1 gr/ 12 jam
• Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam

INSTRUKSI POST OP
- Observasi TTV dan perdarahan
- Pemeriksaan darah rutin post operasi
- Pemeriksaan histopatology jaringan post operasi
FOLLOW UP POST-OP
( Tanggal 4 januari 2019)
S : nyeri pada bagian operasi (+)
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 110/80 mmHG
HR : 104 x/i
RR : 24 x/i
T : 37,0 °C
SL : Abdomen : soepel (+), peristaltik (+)
L/O : Tertutup perban steril
P/V : (-)
Flatus : (+)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (-)
A : Post OP TAH a/I mioma uteri
P:
• IVFD RL 20 gtt/menit
• Inj Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam
• Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
FOLLOW UP POST-OP ( Tanggal 5 januari 2018)
S : Nyeri pada bagian operasi (+)
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 120/80 mmHG
HR : 90 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 °C
SL : Abdomen : peristaltik (+)
L/O : Tertutup perban steril
P/V : (-)
Flatus : (+)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (+)
A : Post OP TAH a/I mioma uteri
P:
• IVFD RL 20 gtt/menit
• Inj Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam
• Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
• Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam
FOLLOW UP POST-OP ( Tanggal 6 januari 2018)
S : Tidak ada keluhan
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHG
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 °C
SL : Abdomen : peristaltik (+)
L/O : Tertutup perban steril
P/V : (-)
Flatus : (+)
BAK : (+) Via kateter
BAB : (+)
A : Post OP TAH a/I mioma uteri
P:
Cefadroxil tab 500 mg 2x1
Asam mefenamat tab 500 mg 3x1
Vit B kompleks tab 2x1
Ganti perban
R/ pasien berobat jalan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai