Yudhaputra Setiadhi
17014101056
Tren angka kematian akibat penyakit
pernafasan di Amerika Latin sejak tahun
1998 dan dampak dari pandemi influenza di
tahun 2009.
Maria de Fatima Marinho de Souza,a Marc-Alain Widdowson, Airlane P Alencar, Vilma P
Gawryszewski, Eduardo Aziz-Baumgartner, Rakhee Palekar, Joseph Breese, Po-Yung Cheng,
Jarbas Barbosa,Ana M Cabrera, Andrea Olea, Arturo B Flores, David K Shay, Anthony Mountsh &
Otavio P Olivaa
Tujuan
Jumlah kematian yang dikaitkan dengan penyakit pernafasan antara 1998 dan
2009 diambil dari data kematian dari Argentina, Brasil selatan, Chili, Kosta rika,
Ekuador, Meksiko, dan Paraguay. Digunakan model linear yang kuat kemudian
disesuaikan dengan tingkat mortalitas dari penyakit pernafasan yang tercatat
antara tahun 2003 dan 2009.
Hasil
Diantara tahun 1998 dan 2008, tingkat kematian akibat penyakit pernafasan menurun secara
bertahap di semua kelompok umur di sebagian besar wilayah penelitian. Di antara anak-anak
yang berusia lebih muda dari 5 tahun, angka kematian pertahun di semua wilayah studi turun
dari 56.9 kematian per 100.000 pada tahun 1998 menjadi 26.6 kematian per 100.000 pada tahun
2008. Selama periode ini tingkat kematian akibat penyakit pernafasan umumnya tertinggi di
antara orang dewasa yang lebih tua dari 65 tahun dan terendah di individu berusia 5 hingga 49
tahun.
Hasil
Pada tahun 2009, angka kematian akibat penyakit pernafasan sama dengan yang tercatat pada
tahun 2008 atau menunjukan peningkatan – peningkatan yang signifikan dapat dilihat pada
anak – anak berusia kurang dari 5 tahun di paraguay, pada yang berusia 5 – 49 tahun di brazil
selatan, mexico dan paraguay dan pada orang dewasa berumur 50 – 64 tahun di mexiko dan
paraguay.
Kesimpulan